Disusun Oleh :
2022
LAMPIRAN 1
Keterangan:
Ø = sudut diam
h = tinggi tumpahan serbuk
D = diameter tumpahan serbuk
c. Kriteria penerimaan : Granul akan mudah mengalir jika sudut diam antara 20-40
derajat
d. Literatur : Jurnal Pharmascience Vol.6 2019, hal.58
c. Kriteria penerimaan : Granul mempunyai sifat alir yang baik dengan indeks
pengetapan kurang dari 20%
d. Literatur : Jurnal Pharmascience Vol.6 2019, hal.58
1.3 Uji Waktu Alir
a. Tujuan : Untuk mengetahui apakah granul tersebut memenuhi
persyaratan sehingga diharapkan akan menghasilkan granul yang baik.
b. Prosedur : Timbang granul sebanyak 100 gram dimasukkan dalam corong
yang ujung tangkainya diberi tutup, tutup dibuka dan granul dibiarkan mengalir. Waktu
alir yang dibutuhkan untuk mengalirkan semua granul dalam corong dicatat sebagai
waktu alir.
c. Kriteria penerimaan : Untuk 100 gram granul atau serbuk dengan waktu alir lebih dari
10 detik akan mengalami kesulitan pada waktu pentabletan.
d. Literatur : Jurnal Pharmascience Vol.6 2019, hal.58
c. Kriteria penerimaan : % LOD dan berat air dalam sampel dihitung dengan cara
mencari selisih antara berat setelah pengeringan dikurangi berat granul konstan untuk
menghitung % MC.
d. Literatur : Ardiani, W. P. (2012). Perbandingan Variasi Suhu Pengeringan
Granul Terhadap Kadar Air dan Sifat Fisis Tablet Parasetamol. Jurnal Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.
BAB II. PENGUJIAN MUTU SEDIAAN
2.1 Uji Keseragaman Bobot
a. Tujuan : Untuk mengetahui keragaman sediaan dan memastikan bahwa
setiap tablet mengandung sejumlah obat atau bahan aktif dengan takaran yang tepat dan
merata.
b. Prosedur : Sebanyak dua puluh tablet ditimbang satu persatu, dihitung
bobot rata-rata tiap tablet. Jika tidak mencukupi dua puluh tablet, dapat digunakan 10
tablet yang tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot
rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A dan B pada Tabel I.
c. Kriteria penerimaan : Tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing masing bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam
kolom A dan tidak satupun tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya
lebih dari yang ditetapkan dalam kolom B.
d. Literatur : Jurnal Pharmascience, Vol. 06 , No.02, Oktober 2019, hal: 58-
59
LAMPIRAN 2
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa pahit.
Karakteristik Fisika
1) Data kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian
etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol p dan dalam 9
bagian propilenglikol P; larut dalam larutan alkali hidroksida.
2) Titik leleh : 169°C
3) Keasaman/kebasaan : Parasetamol adalah asam lemah, larutan
jenuhnya dalam air mempunyai pH 5,3 - 6,5 pada suhu ruang
4) Kadar lembab dan higroskopis : Parasetamol adalah asam lemah, larutan
jenuhnya dalam air mempunyai pH 5,3 - 6,5 pada suhu ruang
5) Konstanta disosiasi : pKa: 9,5 (25°C)
6) Bentuk kristal : serbuk kristal
7) Bentuk aktif : bentuk aktif sediaan solid yang mengandung
satu atau lebih zat aktif.
8) Sifat air : Parasetamol tergolong obat yang agak sukar
larut dalam air, kelarutannya dalam air 1:70
9) Kompresibilitas : Parasetamol merupakan zat aktif yang memiliki
sifat alir dan daya kompresibilitas yang buruk, nilai indeks kompresibilitas lebih dari
38% menunjukkan aliran yang sangat buruk
Struktur kimia :
BM : 151,16
Rumus molekul : C8H9NO2
Kelarutan : Larut 1:70 bagian air
pH : 5,3-6,5
Titik didih : 169°C
Titik leleh : 168-172ºC
Fungsi : Zat aktif
Konsentrasi yang dibutuhkan stabilitas : Tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
110,0%
Inkompatibilitas : Inkompatibilitas terhadap permukaan nilon dan rayon (codek hal
988)
Wadah dan penyimpanan : Tertutup dan rapat dan tidak tembus cahaya.
• Laktosa (Depertmen Kesehatan, 1995)
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis.
Nama kimia : Galactopyranosyl glucose
Sinonim : Laktosa, saccharum lactis
Struktur kimia :
BM : 342, 30
Rumus molekul : C12H22O11
Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut
dalam etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter
pH : 6,6
Titik didih : 668.9°C
Titik leleh : 202,8°C
Fungsi : Sebagai bahan pengisi
Konsentrasi yang di butuhkan stabilitas : 65-85 %
Inkompatibilitas : Laktosa dapat berubah warna menjadi coklat jika bereaksi dengan
senyawa yang mengandung gugus amin primer (rekasi maillard)
Wadah dan penyimpanan : Wadah tertutup baik.
● Gelatin
Pemerian : Lembaran, kepingan, serbuk, dan butiran tidak berwarna atau kekuningan
pucat; bau dan rasa lemah.
Nama kimia : Gelatinum
Sinonim : Gelatin, Golfoam, Puragol, Lom
Struktur kimia :
● Amilum manihot
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih, tidak berasa, tidak berbau.
Nama kimia : Amilum manihot
Sinonim : Pati singkong/amprotab
Struktur kimia :
BM : 176,13
Rumus molekul : C6H10O5
Kelarutan : Praktis tidak larut dalan air dingin dan dalam etanol.
pH : 4,5-7,0
Titik didih/Titik leleh : 190°C
Fungsi : Zat tambahan atau penghancur
Konsentrasi yang di butuhkan stabilitas : 25-75%
Inkomptabilitas : Jika bercampur dengan air maka sifat penghancurnya akan berkurang.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
● Mg stearate
Pemerian : Serbuk halus berwarna putih, bau samar rasa khas.
Nama kimia : Octadecanoic acid magnesium salt [557-04-0]
Sinonim : Stearic acid, magnesii stearas
Struktur kimia :
BM : 591,29
Rumus molekul : C36H70MgO4
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter dan air; sedikit larut
dalam benzene hangat dan etanol hangat (95%)
pH : 6,5 – 10
Titik didih/Titik leleh : 117-150oC
Fungsi : Lubricant,0,25 % - 5,0 %
Konsentrasi yang di butuhkan stabilitas : 0,25-5,0% w/w.
Inkomptabilitas :Inkompatibel dengan asam kuat, basa dan garam besi. Tidak
tercampur dengan bahan oksidator. Tidak bisa digunakan dalam produk yang
mengandung aspirin, beberapa vitamin, dan kebanyakan garam alkaloidal.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, pada tempat yang sejuk dan
kering.
Dimasukkan
Disiapkan alat dan Kemudian diaduk
paracetamol, laktosa,
bahan yang akan semua bahan tersebut
dan amilum manihot
digunakan hingga tercampur rata
kedalam lumpang
Selanjutnya dibuat
Setelah diuapkan dan
mucilago gelatin yang Setelah dingin, pipet
terbentuk mucilago
akan berfungsi sebagai menggunakan pipet tetes
gelatin yang kental dan
pengikat kemudian lalu teteskan kedalam
jernih, diamkan
larutkan menggunakan campuran bahan pada
beberapa saat hingga
aquadest di water bath lumpang secara menyebar
dingin
sambil diaduk terus
Setelah ditambahkan
Setelah terbentuk
pengikat, aduk Ditambahkan pengikat
massa basah, ayak
menggunakan alu secara hingga terbentuk
menggunakan ayakan
melayang atau tidak massa basah
ukuran 40 & 60 mesh
boleh ditekan
• In Process Control
1. Uji waktu alir
2. Uji pengetapan
Keterangan:
Ø = sudut diam
h = tinggi tumpahan serbuk
D = diameter tumpahan serbuk
c. Kriteria penerimaan : Granul akan mudah mengalir jika sudut diam antara 20-
40 derajat
d. Literatur : Jurnal Pharmascience Vol.6 2019, hal.58
e.
2. Uji Pengetapan
a. Tujuan : Untuk menentukan jumlah volume granul atau serbuk
akibatnya adanya hentakan atau tap. Bentuk, ukuran dan kerapatan dari suatu
granul akan berpengaruh terhadap uji pengetapan.
b. Prosedur : Sejumlah granul dimasukkan ke dalam gelas ukur 100
ml hingga volume 100 ml (V1) kemudian gelas ukur dipasang pada
volumenometer dan dihentakkan hingga volume granul konstan (V2). Indeks
tablet (T) dihitung dengan rumus:
𝑉1 − 𝑉2
T% = x 100
𝑉1
c. Kriteria penerimaan : Granul mempunyai sifat alir yang baik dengan indeks
pengetapan kurang dari 20%
d. Literatur : Jurnal Pharmascience Vol.6 2019, hal.58
e.
3. Uji Waktu Alir
a. Tujuan : Untuk mengetahui apakah granul tersebut memenuhi
persyaratan sehingga diharapkan akan menghasilkan granul yang baik.
b. Prosedur : Timbang granul sebanyak 100 gram dimasukkan dalam
corong yang ujung tangkainya diberi tutup, tutup dibuka dan granul dibiarkan
mengalir. Waktu alir yang dibutuhkan untuk mengalirkan semua granul dalam
corong dicatat sebagai waktu alir.
c. Kriteria penerimaan : Untuk 100 gram granul atau serbuk dengan waktu alir
lebih dari 10 detik akan mengalami kesulitan pada waktu pentabletan.
d. Literatur : Jurnal Pharmascience Vol.6 2019, hal.58
3.3 Perhitungan dan Penimbangan
3.3.1 Perhitungan jumlah tablet yang dibutuhkan untuk evaluasi sediaan
a. Keseragaman bobot membutuhkan 20 tablet
b. Kekerasan tablet membutuhkan 5 tablet
c. Kerapuhan tablet membutuhkan 10 tablet
d. Waktu hancur tablet membutuhkan 6 tablet
Total tablet yang dibutuhkan 41 tablet
1. Paracetamol 77 % 77 % x 64, 35 g
= 49, 55 g
2. Laktosa 1,8 % 1,8 % x 64, 35 g
= 1,16 g
4. Amilum 5% 5 % x 64, 35 g
manihot = 3,22 g
5. Mg Streate 1% 6 mg
PARACETAMOL
Komposisi :
Tiap tablet mengandung
Paracetamol ………….. 500 mg
Indikasi :
Untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, dan
meredakan demam.
Kontraindikasi :
Penderita hipersensitif/alergi Paracetamol dan penderita gangguan fungsi hati berat.
Dosis :
6 – 12 tahun : ½ - 1 tablet, 3 – 4 kali sehari
Dewasa : 1 – 2 tablet, 3 – 4 kali sehari
Aturan Pakai :
Obat dapat diminum sebelum atau sesudah makan.
Efek samping :
Penggunaan jangka panjang dan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati dan reaksi
alergi.
Perhatian :
Hati-hati penggunaan pada pasien dengan gagal ginjal, gangguan fungsi hati, dan alergi atau
mengalami hipersensitivitas terhadap paracetamol.
500 mg Tablet
langsung.
PARACETAMOL®
Simpan ditempat sejuk dan terhindar dari sinar matahari
Penyimpanan :
PARACETAMOL®
PARACETAMOL®
500 mg Tablet
Komposisi :
Tiap Tablet mengandung :
Paracetamol……………….500mg
500 mg Tablet
Indikasi :
Untuk meredakan nyeri ringan sampai sedang dan meredakan demam.
Diproduksi Oleh :
LAMPIRAN 3
PT. HARFA No Reg. DBL 2212305610A1
FORMAT LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
Parasetamol Parasetamol
Laktosa Laktosa
Mucilago pati gembili Mucilago pati gembili
Primogel Primogel
Mg stearate Mg stearate
Parasetamol Acetaminofen
Laktosa Polivinilpirolidon
Gelatin Laktosa
Amilum manihot Alkohol
Mg streate Asam Asetrat
Talk
Starch jagung
1. Paracetamol 77 % 77 % x 64, 35 g
= 49, 55 g
4. Amilum 5% 5 % x 64, 35 g
manihot = 3,22 g
5. Mg Streate 1% 6 mg
PROSEDUR PEMBUATAN
1. Campurkan Tercampur
paracetamol, laktosa, homogen
dan amilum manihot
kedalam lumpang
2. Tambahkan gelatin Terbentuk
dengan aquadest dan mucilago
diuapkan
7. Campuran granul
dilakukan uji waktu
alir, dan indeks
pengetapan
HASIL PENGUJIAN MUTU SEDIAAN
Evaluasi Sediaan
B. FORMULA ALTERNATIF
R/
Acetaminofen 300 mg
Polivinilpirolidon 22,5 mg
Laktosa 61,75 mg
Alkohol 14,5 mg
Asam Asetrat 9 mg
Talk 13,5 mg
Starch jagung 43,25 mg
= 64,35 g
• Penimbangan
1. Paracetamol 77 % 77 % x 64, 35 g
= 49, 55 g
5. Mg Streate 1% 6 mg
E. PROSEDUR KERJA
1. Campurkan Tercampur
paracetamol, laktosa, homogen
dan amilum manihot
kedalam lumpang
7. Campuran granul
dilakukan uji waktu
alir, dan indeks
pengetapan
Dimasukkan
Disiapkan alat dan Kemudian diaduk
paracetamol, laktosa,
bahan yang akan semua bahan tersebut
dan amilum manihot
digunakan hingga tercampur rata
kedalam lumpang
Selanjutnya dibuat
mucilago gelatin yang Setelah diuapkan dan Setelah dingin, pipet
akan berfungsi sebagai terbentuk mucilago menggunakan pipet tetes lalu
pengikat kemudian gelatin yang kental dan teteskan kedalam campuran
larutkan menggunakan jernih, diamkan beberapa bahan pada lumpang secara
aquadest di water bath saat hingga dingin menyebar
sambil diaduk terus
Setelah ditambahkan
Setelah terbentuk massa
pengikat, aduk Ditambahkan pengikat
basah, ayak
menggunakan alu secara hingga terbentuk massa
menggunakan ayakan
melayang atau tidak boleh basah
ukuran 40 & 60 mesh
ditekan
G. PEMBAHASAN
Pembuatan tablet parasetamol dilakukan menggunakan metode granulasi basah
karena parasetamol memiliki sifat alir dan kompaktibilitas yang buruk dengan
bentuknya yang kristal. Dengan menggunakan metode granulasi basah ini dapat
meningkatkan fluiditas dan kompresibilitas yang baik (Voight, 1984).
Granulasi basah adalah metode yang dilakukan dengan cara membasahi massa
tablet menggunakan larutan pengikat sampai diperoleh tingkat kebasahan tertentu, lalu
digranulasi.
Dalam proses pembuatan tablet biasanya dibutuhkan bahan tambahan untuk
membantu agar tablet yang terbentuk memenuhi persyaratan yang diinginkan. Bahan
tambahan tersebut meliputi bahan pengisi, bahan pengikat, bahan pelicin dan bahan
penghancur (Depkes RI, 1995: 5).
Bahan pengisi diperlukan pada sediaan padat khususnya tablet yang berfungsi
untuk meningkatkan atau memperoleh massa agar mencukupi jumlah massa campuran
sehingga mudah untuk dikompresi (Anwar, 2012). Pada formula kali ini, yang
digunakan untuk bahan pengisi yaitu laktosa.
Bahan pengikat memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu granulasi
dan pada tablet kempa serta menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi.
Zat pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering, tetapi lebih efektif jika
ditambahkan dalam larutan. Bahan pengikat yang digunakan yaitu Gelatin.
Lubrikan atau bahan pelicin mengurangi gesekan selama proses pengempaan
tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan. Pada
umumnya lubrikan bersifat hidrofobik, sehingga cenderung menurunkan kecepatan
disintegrasi dan disolusi tablet. Lubrikan yang digunakan kali ini adalah Mg stearate.
Disintegran atau disebut juga sebagai bahan penghancur merupakan suatu
bahan yang membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Kandungan disintegran, cara
penambahan dan derajat kepadatan berperan dalam efektifitas dayan hancur tablet
(DepKes RI, 2014). Bahan penghancur yang dipilih untuk formula kali ini adalah
Amilum Manihot.
Metode pembuatan tablet kali ini menggunakan metode granulasi basah karena
paracetamol merupakan bahan aktif yang sukar larut dalam air dan tahan akan
pemanasan dan lembap. Sehingga metode ini sangat cocok digunakan dalam proses
pembuatan tablet paracetamol kali ini.
Dalam proses pembuatan tablet, perlu dilakukan uji sifat fisik granul. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kualitas granul yang dihasilkan, sehingga
diharapkan akan menghasilkan mutu tablet yang baik. Pemeriksaan sifat fisik granul
yang dilakukan yaitu uji pengetapan dan uji waktu alir.
Granul yang dibutuhkan untuk uji sifat fisik adalah sebesar 20 gr. Pada uji
pengetapan didapatkan hasil sebesar 12%. Hasil ini memenuhi persyaratan yang
ditetapkan yaitu tidak melebihi dari 20%. Kemudian pada uji waktu alir, hasil yang
didapatkan tidak memenuhi persyaratan yaitu sebesar 2,22 g/detik, sedangkan
persyaratan yang ditetapkan adalah untuk 100 gram waktu alirnya tidak melebihi dari
10 detik.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Evaluasi yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah uji pengetapan dan uji waktu
alir
2. Hasil evaluasi uji pengetapan sebesar 12 % dan uji waktu alir yaitu 2,22 g/detik
3. Produk ditolak karena waktu alir nya tidak sesuai dengan syarat yang ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Allen L.V. and Luner P.E., 2009, Magnesium Stearat, in Rowe, R, C. Handbook of
Pharmaceutical Excipient, 6th (eds), Royal Pharmaceutical Society of Great
Britain London, UK, London UK.
Ardiani, W. P. (2012). Perbandingan Variasi Suhu Pengeringan Granul Terhadap Kadar
Air dan Sifat Fisis Tablet Parasetamol. Jurnal Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta. 448, 515, 771, 1000.
Astuti, T. W. (2017). Granulasi Ekstrka Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia
(L.)Merr). Thesis, (1), 4–17.
Depkes RI., 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta, 107-108, 784-786, 999-1000, 1043, 1086.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 32-33.
Rowe, R.C. et Al. (2009). Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed, The
Pharmaceutical Press, London.
Soedirman iskandar, siswanto agus, handayani akhir riana. (2009). Pengaruh kombinasi
avicel PH 101 dan amylum manihot sebagai bahan penghancur tablet
terhadap sifat fisis tablet paracetamol. Pharmacy, 06(01), 36–44.
Zulfa, E., & Prihantini, M. (2019). Formulasi Tablet Paracetamol dengan Bahan
Pengikat Pati Umbi Gembili (Dioscorea esculenta L). Jurnal Pharmascience,
6(2), 55. https://doi.org/10.20527/jps.v6i2.7351