Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI BAHAN ALAM

FORMULASI SIRUP EKSTRAK RIMPANG JAHE (Zingiberis


Officinalis Rhizoma)

Disusun Oleh :

HARITSA FASICHUN NISSA


4313420022
F-4B

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2022
A. TUJUAN
Mahasiswa mampu memilih dan merancang prosedur standarisasi herbal
Indonesia.

B. DASAR TEORI
Standarisasi obat tradisional perlu dilakukan dari hulu sampai hilir yang dapat
dilakukan melalui penerapan teknologi yang tervalidasi pada proses menyeluruh yang
meliputi : penyediaan bibit unggul (pre-farm), budidaya tanaman obat (on-farm),
pemanenan dan pasca panen (off-farm), ekstraksi, formulasi, uji preklinik dan uji klinik
(Mahmud, 2004).
Salah satu cara untuk mengendalikan mutu simplisia adalah dengan melakukan
standarisasi simplisia dan ekstrak (sediaan galenik), karena khasiat suatu tanaman
tergantung pada kandungan kimianya, dimana kandungan kimia ini dipengaruhi oleh
banyak faktor antara lain tempat tumbuh, iklim, curah hujan, panen. Standarisasi
diperlukan agar dapat diperoleh bahan baku yang seragam yang akhirnya dapat menjamin
efek farmakologi tanaman tersebut. Masalah yang dihadapi adalah bagaimana dapat
menentukan keseragaman mutu simplisia dan ekstrak suatu tanaman yang tumbuh dari
beberapa daerah yang mempunyai ketinggian, keadaan tanah dan cuaca yang berbeda
(Wahyuono, 2005).
Jahe (Zingiber officinale Roscoe) merupakan tanaman tropis yang mudah
tumbuh di Indonesia. Jahe dapat diolah menjadi berbagai jenis produk olahan yang sangat
bermanfaat seperti obat tradisional, farmasi kosmetik dan makanan/minuman. Salah satu
khasiat jahe yang paling sering dibicarakan adalah meningkatkan kekebalan tubuh atau
penangkal masuk angin, sehingga jahe sering dimasukkan ke dalam ramuan jamu atau
obat-obatan tradisional
Jahe merupakan salah satu obat tradisional yang umum dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Rimpang jahe dikonsumsi dengan cara meminum air rebusannya
dan digunakan untuk mengatasi penyakit flu dan batuk. berdasarkan penelitian jahe
dilaporkan terbukti memiliki beberapa aktifitas farmakologi antara lain sebagai
imunomodulator, antitumor, antiinflamasi dan analgetik, antiapoptosis, antihiperglikemia,
antilipidemia, antiemetik, antiobesitas, antioksidan dan antihipertensi (Ali, Blunden,
Tanira, & Nemmar, 2008).
C. ALAT DAN BAHAN
Alat :
• timbangan analitik
• pipet tetes
• hot plate
• penangas air
• kertas perkamen
• spatula
• batang pengaduk
• beaker glass
• bejana maserasi
• stamper
• corong pisah

Bahan :
• serbuk rimpang jahe
• ethanol 70%
• auqadest

D. CARA KERJA
1. Standarisasi Bahan Mentah
• karakteristik bahan mentah
Karakterisasi bahan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ciri makoskropis,
ciri mikroskopis, kadar abu total, kadar air, kadar sari larut etanol, dan skrining
fitokimia
a. Ciri makroskopis
1. Organoleptik
• Bentuk : Serbuk
• Warna : Kuning Muda
• Bau : Bau Khas
• Rasa : Pedas
2. Makroskopik
• Bentuk : Rimpang agak pipih, bagian ujung bercabang pendek
• Warna : Bagian luar berwarna coklat kekuningan, bagian dalam berwana
putih kekuningan
b. Kadar abu total
→ dengan cara menimbang bahan uji ke dalam kurs yang sudah dipijar dan
ditara kemudian dipijarkan perlahan lahan hingga arang habis. setelah itu
dinginkan dan ditimbang.
c. Kadar air (destilasi)
→ Siapkan toluen jenuh air dengan cara mengocok sejumlah toluen dengan
sedikit air, biarkan memisah dan buang lapisan air. Kemudian timbang serbuk
bahan uji masukkan ke dalam labu. Pasang rangkaian alat dan masukkan toluen
jenuh air ke dalam tabung penerima melalui pendingin sampai leher alat
penampung. Panaskan labu hinnga menghasilkan volume yang tetap.
d. Kadar sari etanol
→ ditimbang 5 gram serbuk jahe dan masukkan ke dalam botol. Tambahkan
100 mL Air jenuh kloroform sambil berkali-kali dikocok. Kemudian saring
dengan cepat dan uapkan 20 mL filtrat hingga kering dalam cawan yang sudah
ditara. Hitung kadar dalam persen sari yang larut dalam etanol.
e. Skrining fitokimia
→ skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa yang ada
dalam serbuk jahe.
• Pembuatan simplisia
➔ Rimpang jahe yang telah dipanen kemudian dibersihkan dari kotoran yang
melekat dengan cara dicuci dengan air mengalir. Kemudian rimpang jahe
dipotong tipis tipis untuk memudahkan proses pengeringan. Setelah dipotong,
jahe kemudian dikeringkan dengan cara diletakkan di bawah sinar matahari.
Setelah kering, lakukan proses sortasi kering untuk memisahkan rimpang jahe
dari kotoran saat proses pengeringan. Setelah dilakukan sortasi kering, simplisia
jahe diserbukkan dengan menggunakan blender. Hasil serbuk jahe siap
digunakan untuk proses ekstraksi.
2. Standarisasi Proses
• Pembuatan ekstrak
➔ Metode yang digunakan ialah maserasi karena cara pengerjaan dan peralatannya
sederhana, prosesnya relatif hemat, serta tanpa pemanasan. jumlah simplisia
1000 g dengan Proses maserasi ini menggunakan pelarut etanol 70% sebanyak
500 ml dikarenakan senyawa fenol memiliki gugus hidroksil yang bersifat polar
(pelarut polar yang baik). Metode maserasi juga dapat digunakan untuk jenis
senyawa tahan panas ataupun tidak tahan panas. Proses ekstraksi dilakukan
selama 1 jam dengan menggunakan pemanasan suhu 100 °C. Ekstrak yang
diperoleh kemudian disaring dengan menggunakan corong pisah dan kertas
saring. Filtrat yang diperoleh kemudian dievaporasi pada suhu 75 °C dalam
oven untuk menghilangkan pelarut hingga diperoleh maserat kental (Pendit,
dkk., 2016).
• Identifikasi zat
• Formulasi sediaan

3. Standarisasi Proses
• Pembuatan produk
• Evaluasi produk
DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, A., & Budi, A. S. (2017). Ekstraksi Jahe (Zingiber officinale Rosc) dan Serai
Dapur (Cymbopogon citratus) dengan metode Maserasi Sebagai Bahan Dasar untuk
pembuatan Produk effervescent. Skripsi, 12–16.

Pendit, P. A. C.D., Zubaidah, E., and Sriherfyna, F.H. (2016). Karekteristik fisik-kimia
dan aktivitas antibakteri ekstrak daun belimibing wuluh (Averrhoa blimbi L.), Jurnal
Pangan dan Agroindustri. 4 (1) : 400-409.

Santos, R. C. G. R. D. (2017). Karakteristik Sirup Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe


Var.Rubrum) Yang Dihasilkan Dari Tiga Jenis Proses Pengolahan. Jurnal Ilmiah
UNTAG Semarang, 6, 69–80.

Anda mungkin juga menyukai