METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan metode eksperimen pembuatan gel ekstrak daun
jambu biji (Psidium guajava), yaitu dengan cara mengumpulkan bahan yang akan dibuat
Sidoarjo.
Pada dasarnya, variabel penelitian adalah sesuatu yang ditentukan oleh penelitian
yang diteliti dengan cara tertentu, dari mana kesimpulan dapat ditarik berdasarkan dengan
Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas
yaitu ekstrak daun jambu biji yang diformulasikan dalam sediaan gel.
4.3.2 Variabel Terikat
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013). Variabel terikat pada
penelitian ini antara lain uji mutu fisik dan uji stabilitas sediaan gel.
Tabel 1. DefinisiOperasionalvariabel
Variabel
biji ekstrak
dengan pelarut
etanol 70%,
diuapkan untuk
mendapatkan ekstrak
kental dengan
menggunakan
penangas air
(waterbath).
Gel ekstrak Konsentrasi Formulasi gel Uji mutu Rasio Hasil
b. pH
c. homogenitas
d. stabilitas
4.5.1 Populasi
Populasi adalah domain umum yang terdiri dari: objek yang menarik dengan
sifat dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk memeriksanya dan
menarik kesimpulan. Selanjutnya, suatu populasi tidak hanya mencakup jumlah objek
atau subjek yang diteliti, tetapi semua karakteristik objek atau subjek tersebut
(Sugiyono, 2013). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun jambu biji
(Psidium guajava).
4.5.2 Sampel
Pada sampel kesimpulannya wajib bisa diterapkan dalam populasi. Sampel yang
diambil wajib benar – benar representatif (Sugiyono, 2013). Sampel yang digunakan
sampel dan teknik mini digunakan untuk menentukan sampel mana yang akan digunakan
untuk penelitian. Metode pengambilan sampel pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua
(Sugiyono, 2013). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
purposive sampling, yang artinya dilakukan dengan cara memilah daun jambu biji yang
4.6 InstrumenPenelitian
4.6.1 Alat
porselen
4.6.2 Bahan Uji
Bahan – bahan yang diperlukan dalam penelitian yang akan dilakukan adalah:
1. Ekstrakdaun jambu
biji
2. Na-CMC 4%
3. Etanol 96%
4. Aquadest
5. Propilenglikol
6. Gliserin
7. Hcl
8. FeCl3
9. Mg
11. Kloroform
12. H2SO4
13. N-heksan
14. Dragendraff
4.7 Prosedur Penelitian
1. Sortasi basah dilakukan dengan tujuan memisahkan buah dari cemaran tanah dan
proses berlangsung.
Pengeringan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air agar tidak ditumbuhi fungi
dan bakteri.
sortasi basah untuk menghilangkan kotoran atau debu yang menempel pada daun
jambu biji. Selain itu, dilakukan sortasi basah untuk memisahkan daun jambu biji
yang asih segar dan sudah layu atau rusak. Setelah sortasi basah, barang
Proses selanjutnya adalah perajangan saat mengiris daun jambu biji, potong
menjadi kering dan renyah saat dipatahkan. Proses pengeringan bertujuan untuk
mendapatkan simplisia yang benar benar kering agar pada saat penyimpanan
simplisia dapat bertahan lama dan tidak ditumbuhi jamur. Selanjutnya dilakukan
proses sortasi kering, proses ini dilakukan untuk membersihkan simplisia daun
70%, dibungkus dengan alumunium foil, ditutup rapat dan dibiarkan pada suhu
kamar selama 1 x 24 jam dengan sesekali diaduk. Setelah maserasi, saring dengan
kain bersih dan kumpulkan filtratnya. Maserasi kembali dalam 100 ml etanol
70%, bungkus dengan aluminium foil, tutup rapat, biarkan pada suhu ruang
selama 1 x 24 jam sambil sesekali diaduk, saring dengan kain bersih, dan
100 ml etanol 70%, bungkus dengan alumunium foil dan tutup rapat. Kemudian
biarkan pada suhu ruang selama 1 x 24 jam dengan sesekali diaduk. Kemudian
saring dengan kain bersih dan ambil filtratnya. Catat jumlah larutan maserasi.
Hasil maserasi kemudian dipekatkan dalam penangas air dengan suhu 60°C
ditambahkan 7 tetes HCl pekat, selanjutnya kocok dengan kuat. Hasil positif
ditunjukkan dengan perubahan larutan menjadi warna merah, kuning atau jingga
(Wijayadkk, 2014).
ditambah dengan 1 ml amoniak, selanjutnya panaskan lalu aduk dan saring. Hasil
filtrate dibagi menjadi tiga bagian dan masukkan ke dalam tabung reaksi dan
tambahkan masing – masing tetes asam sulfat 2N, aduk dan diamkan beberapa
menit hingga terpisah. Uji hasil dari msing – masing filtrate dengan pereaksi
menunjukkanadanya alkaloid.
reaksi, tambahkan air sebanyak 10 ml. Kocok kuat hingga membentuk busa
(Widyasari, 2008).
diperoleh kemudian ditambahkan 2-3 tetes FeCl3 1%. Jika terbentuk warna coklat
Ekstrak Daun
Jambu Biji
0% 5% 15% 30% -
(Psidium guajava)
CMC-Na 4 4 4 4 3-6%
Gliserin 10 10 10 10 <20%
Propilenglikol 5 5 5 5 5-80%
4.7.7 Evaluasi Uji Mutu Fisik Sediaan Gel Ekstrak Daun Jambu Biji
A. Uji Organoleptis
terjadi pada perubahan bentuk, warna dan bau dari sediaan gel yang mengandung
B. Uji Ph
agar mengetahui apakah sediaan gel sebagai gel luka memiliki pH normal kulit
C. Uji Homogenitas
Masing-masing gel yang akan diuji dioleskan pada 3 buah gelas objek
ketiga gelas objek tersebut maka gel yang diuji homogen. Pengujian homogenitas
ini dilakukan sebanyak 5 kali. Pengujian pertama dilakukan pada hari sediaan gel
selama satu minggu dan diuji lagi homogenitasnya lagi, begitu seterusnya setiap
Pengujian daya sebar gel dilakukan dengan memodifikasi alat uji daya
sebar gel yaitu mengggunakan sepasang lempeng kaca berbentuk bujur sangkar
dan salah satunya berskala. Kurang lebih 500 mg gel yang akan diuji diletakkan di
bagian tengah lempeng uji yang tidak berskala. Kemudian lempeng uji yang
berskala diletakkan simetris diatas gel dan dibiarkan selama lima menit.
Selanjutnya diameter dari gel arah membujur, melintang, menyilang ke kiri dan
kanan diukur dengan penggaris atau dengan membaca skala pada lempeng uji
daya sebar. Kemudian dipasang beban dengan bobot 50 gram, dibiarkan selama
satu menit, beban diangkat dan secara bersamaan dilakukan pengukuran diameter
gel yang diuji. Pengujian daya sebar gel selanjutnya dilakukan sama dengan yang
tadi dengan memberi beban hingga 1000 gram. Dalam pengujian daya sebar gel
ini, masing-masing gel yang akan diuji dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali,
kiri) dari 3 kali pengujian dihitung baik pada pengujian tanpa beban (beban akibat
bobot lempeng berskala dianggap = 0) dengan beban 50 gram hingga 1000 gram.
Luas penyebaran gel mula-mula (tanpa beban), setelah diberi beban 50 gram
hingga 1000 gram dan diperoleh diameter rata-ratanya. Pengujian daya sebar ini
dilakukan sebanyak 5 kali. Pengujian pertama dilakukan pada hari sediaan gel
dibuat, setelah jadi gel langsung diuji daya sebarnya. Kemudian disimpan selama
satu minggu dan diuji daya sebarnya lagi, begitu seterusnya setiap satu minggu
Pengujian daya lekat gel dilakukan dengan memodifikasi alat uji daya
lekat yaitu dengan menggunakan seperangkat alat. Sejumlah 250 mg gel diratakan
pada salah satu gelas objek kemudian ditutup dengan gelas objek yang lain.
Setelah itu, di tindih dengan beban 1 kg selama 5 menit. Pasangan gelas objek ini
kemudian dipasang pada alat uji daya lekat, dan bersamaan dengan pemberian
beban pada alat uji daya lekat gel (80 g) stopwatch dinyalakan. Waktu dihitung
mulai dari pemberian beban dan dihentikan pada saat gelas objek tersebut
terlepas. Pengujian pertama dilakukan pada hari sediaan gel dibuat, setelah jadi
gel langsung diuji daya lekatnya. Kemudian disimpan selama satu minggu dan
F. Uji Viskositas
viskositas ini dilakukan 5 kali yaitu pengujian pertama dilakukan pada hari
sediaan gel dibuat, setelah jadi gel langsung diuji. Kemudian disimpan selama 25
satu minggu dan diuji viskositasnya lagi, begitu seterusnya setiap satu minggu
Ekstraksi Menggunakan
Metode Maserasi
Skrinning Fitokimia
Formulasi Ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidium guajava)
Flavonoid, Tanin,
Alkaloid, Saponin
Uji Mutu Fisik sediaan Gel Ekstrak
Etanol Jambu Biji (Psidium guajava)
Uji Organoleptis Uji Homogenitas Uji pH Uji Daya Lekat Uji Daya Sebar
Analisis Data
Gambar.4.Kerangka Konsep
Data yang diperoleh pada pengamatan uji stabilitas, uji organoleptis, uji nilai
pH, dan uji panelis dianalisi ssecara deskriptif dari hasil uji mutu fisik sediaan gel ekstrak