Anda di halaman 1dari 13

UJI ANALISIS KUANTITATIF

Laporan Praktikum
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biokimia
Dosen Pengampu :
Dr. Mimin Nurjhani K, M.Pd.
Dra. Soesi Asiah Soesilawaty, M.Si.
Drs.Suhara, M.Pd.

disusun oleh:
Kelompok IV
Pendidikan Biologi A 2018

Ane Laksana Lintang 1800299


Annisa Primia Rahma 1806662
Della Angelina 1800410
Dhiya Ananda 1800517
Muhamad Wafda Jamil 1806811
Noni Linggasuri 1806953

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
A. Judul

Analisis Kuantitatif
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum dan pengamatan Uji Analisis Kuantitatif Klorofil dan Uji Analisis
Kuantitatif Glukosa dilaksanakan pada:
Hari, tanggal : Kamis, 27 November 2019
Waktu : Pukul 09.30-12.00 WIB
Tempat : Laboratorium Fisiologi, FPMIPA UPI.
C. Tujuan

1. Uji analisis kuantitatif klorofil ini bertujuan untuk mengetahui dan


mengukur kadar klorofil pada daun yang diuji.
2. Uji analisis kuantitatif glukosa ini bertujuan untuk mengetahui dan
mengukur kadar glukosa pada buah yang diuji.
D. Landasan Teori
Biokimia adalah sains eksperimental yang terkarakterisasi dari pendeketan secara
analitik dan kuantitatif. Metode untuk melaksanakan analisis kuantitatif data
merupakan hal yang sangat penting untuk mengolah berbagai data dalam memahami
dan menguji objek dalam biokimia (Jeltsch, Hogget , & Urbanke, 2006). Analisis
kuantitatif merujuk pada determinasi dari seberapa banyak komponen yang ada
dalam sebuah sampel. Kuantitas tersebut dapat di tuliskan dalam bentuk massa,
konsentrasi, atau kelimpahan relatif dari satu atau keseluruhan sampel (Helmenstine,
2019).
Sangat penting untuk memahami kuantitas dari seluruh atau sebagian sampel.
Analisis kuantitatif membantu memprediksi seberapa banyak produk yang akan
dihasilkan. Analisis kuantitatif juga diperlukan dalam menentukan dosis yang tepat
dalam setiap pelaksanaan eksperimen agar selain produk yang dihasilkan aman, juga
proses yang dihasilkan tidak beresiko tinggi.
Pengukuran Kadar Klorofil dengan Spektofotometer
Klorofil, dalam berbagai bentuk, terikat dengan sel hidup dari alga dan berbagai
fitoplankton lain yang dapat ditemukan pada permukaan air. Klorofil merupakan
kunci dari komponen biokimia molekuler yang memiliki andil dalam terjadinya
proses fotosintesis (YSI Environtmental, Retreived 2019).
Terdapat berbagai cara untuk menghitung kadar klorofil yang tersimpan dalam
tumbuhan. Salah satunya adalah spektofotometri. Spektofotometri adalah metode
klasik dalam menentukan kadar klorofil. Prinsipnya spektofotometri bekerja dengan
menggunakan alat spektofotometer. Alat ini bekerja dengan cara menghitung berapa
banyak substansi kimia mengabsorpsi cahaya dengan menghitung intensitas cahaya
yang dipancarkan menembus sampel. Pada sadarnya setiap cahaya yang diserap atau
diteruskan memiliki rentang panjang gelombang (Vo, 2019).
Pengukuran Kadar Glukosa dengan Refraktometer
Refraktometer adalah instrumen untuk menghitung substansi yang terlarut dalam
air atau beberapa jenis minyak. Refraktometer bekerja dengan menggunakan prinsip
refraksi cahaya menembus zar cair. Ketika cahaya melaju dari udara menuju zat cair,
kecepatan tembus tersebut akan berkurang. Fenomena ini yang memberikan efek
“bengkok” atau ada pembelokan cahaya. Refraktometer menggunakan prinsip ini
untuk menentukan banyaknya zat padat yang terlarut pada zat cair dengan
menembuskan cahaya melewati sampel dan menentukan sudut refraksi sebagai
pengukurannya (ProSciTech Pty Ltd, 2014).

E. Alat dan Bahan


E.1. Alat dan Bahan Uji Analisis Kuantitatif Klorofil

Tabel 1. Alat-alat yang digunakan

No Ala Jumlah
. t
1. Lumpang dan alu 1 buah
2. Spektrofotometer 1 buah
3. Pipet tetes 2 buah
4. Tabung centrifuge 1 buah
5. Kuvet 1 buah
6. Centrifuge 1 buah
7. Labu ukur 1 buah
8. Corong 1 buah
9. Kertas label 1 buah
Tabel 2. Bahan-bahan yang digunakan

No. Bahan Jumlah


1. Ekstrak daun bayam hijau 1 gram
2. Ekstrak daun bayam merah 1 gram
3. Ekstrak daun pepaya 1 gram
4. Ekstrak daun singkong 1 gram
5. Ekstrak daun pakcoy 1 gram
6. Ekstrak daun sawi putih 1 gram
7. Ekstrak daun selada 1 gram
8. Eekstrak daun kangkung 1 gram
9. Etanol 10 l

E.2. Alat dan Bahan Uji Analisis Kuantitatif Glukosa


Tabel 3. Alat-alat yang digunakan

No. Alat Jumlah


1. Lumpang dan alu 1 buah
2. Refraktometer 1 buah
3. Pipet tetes 2 buah
4. Tabung centrifuge 1 buah
5. Kuvet 1 buah
6. Centrifuge 1 buah
7. Labu ukur 1 buah
8. Corong 1 buah
9. Kertas label 1 buah

Tabel 4. Bahan-bahan yang digunakan

No. Bahan Jumlah


1. Ekstrak buah semangka 10 ml
2. Ekstrak buah jeruk 10 ml
3. Ekstrak buah papaya 10 ml
4. Ekstrak buah nanas 10 ml
5. Ekstrak buah naga 10 ml
6. Ekstrak buah melon 10 ml
7. Ekstrak buah manga 10 ml
8. Ekstrak buah tomat 10 ml
9. Aquades 2 tetes

F. Langkah Kerja
F.1. Uji Analisis Kuantitatif Klorofil

Gambar 1. Langkah Kerja Uji Analisis Kuantitatif


Klorofil (Kelompok 4, 2019)

a. Alat dan bahan untuk melakukan uji disiapkan.

b. Daun sayuran yang masih segar diambil kemudian timbang berat


daun tersebut sampai 1 gram lalu dirajang kecil-kecil.
c. Daun yang sudah dirajang dimasukan ke dalam lumpang dan alu,
kemudian ditumbuk dengan menggunakan sampai halus, lalu
tambahkan etanol sedikit demi sedikit sampai terendam.
d. Usahakan semua pigmen klorofil keluar dari daun. Hal ini terlihat
dari ampasnya yang berwarna putih.
e. Kemudian larutan dimasukan ke dalam tabung centrifuge sebanyak 7
cm dan centrifuge dengan kecepatan 600 rpm selama 5 menit.
f. Filtrat dipindahkan ke dalam gelas ukur (ambil bagian atas), lalu
tetesi etanol hingga batas 10 ml.
g. Tentukan panjang gelembang spektrofotometer 665 nm untuk
klorofil a dan 649 nm klorofil b.
h. Ukur absorbansi atau “optikal density”. Setelah itu diamati perubahan yang
terjadi kemudian hasilnya dicatat dan didokumentasikan.
F.2. Uji Analisis Kuantitatif Glukosa

Gambar 2. Langkah Kerja Uji Analisis Kuantitatif Glukosa


(Dok. Kelompok 4A, 2019)
a. Alat dan Bahan untuk melakukan uji disiapkan
b. Buah yang masih segar diambil kemudian dijadikan ekstrak, lalu ekstrak
buah dimasukan ke dalam tabung centrifuge sebanyak 7 cm, lalu diputar
menggunakan centrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 600 rpm.
c. Kemudian dua tetes filtrat diteteskan pada refraktor untuk menghitung kadar
glukosa.
d. Setelah itu diamati perubahan yang terjadi kemudian hasilnya dicatat dan
didokumentasikan
G. Hasil Pengamatan
G.1. Dokumentasi Hasil Pengamatan Analisis Uji Kuantitatif

Tabel 5. Hasil Pengamatan Uji Analisis Kuantitatif Klorofil


Klorofil Gambar Hasil
No Sampel OD649 OD665
Total A B Pengamatan

1.
Ekstrak 0,135 0,17 1,73151 0,70901 1,0225
Daun
Bayam
Hijau Gambar 1. Daun Bayam
Hijau
(Dokumentasi kelompok
1, 2019)

2.
Ekstrak 0,135 0,17 2,532 1,1256 1,3
Bayam 98
Merah Gambar 2. Daun Bayam
Merah
(Dokumentasi kelompok
2, 2019)

3.
Ekstrak 0,135 0,17 10,236 4,2393 5,9
Daun 5 655
Pepaya Gambar 3. Ekstrak Daun
Pepaya
(Dokumentasi kelompok
3, 2019)
4.
Ekstrak 0,135 0,17 3,737 1,5784 2,1
Daun 74
Singkong Gambar 4. Ekstrak Daun
Sinkong
(Dokumentasi kelompok
4, 2019)

Ekstrak 5,0
5. Daun 0,45 0,56 12,416 7,928
8
Pakcoy
Gambar 1.5 Ekstrak Daun
Pakcoy
(Dokumentasi kelompok
5A,2019)

Ekstrak
Daun 0,0
6. 0,001 0,001 0,0261 0,00794
Sawi 181
Putih
Gambar 1.6 Ekstrak
Daun Sawi Putih
(Dokumentasi kelompok
6A,2019)

Ekstrak 1,1
7. Daun 0,07 0,09 1,949 0,8438 Gambar 1.7 Ekstrak daun
13
Selada selada (Dokumentasi
kelompok 7A, 2019)
Ekstrak 3,2
8. Daun 0,19 0,22 2,458 2,9196
08
Kangkung
Gambar 1.8 Ekstrak daun
kangkung
(Dokumen kelompok 8,
2019)

Tabel 6. Hasil Pengamatan Uji Analisis Kuantitatif Glukosa


nn Nama Tanaman Ekstrak Buah Dokumentasi Pengukuran Keterangan
Buah Nanas 10,2 g/100g
(Ananas comosus)

Gambar 1.1 Gambar 1.2


Ekstrak Buah Nanas Pengukuran Glukosa Buah Nanas
(Dok. Kelompok 4A. 2019) (Dok. Kelompok 4A. 2019)
Semangka (Citrullus 8g/100g
lanatus)

Gambar 1.3 Gambar 1.4


Ekstrak Semangka Pengukuran Kadar Glukosa
(Dok. Kelompok 1A, 2019) Semangka
(Dok. Kelompok 1A, 2019)
Buah Pepaya 4 g/100g

Gambar 1.5 Gambar 1.6


Ekstrak Buah Pepaya Pengukuran Glukosa Buah Pepaya
(Dok. Kelompok 3A. 2019) (Dok. Kelompok 3A. 2019)
Buah Naga 11,5 g/100g
( Hylocerus undatus)

Gambar 1.7 Gambar 1.8


Ekstrak Buah Naga Pengukuran Glukosa Buah Naga
( Dok. Kelompok 5A, 2019) ( Dok. Kelompok 5A, 2019)
Melon 5 g/100g

Gambar 1.9 Gambar 1.10


Melon Pengukuran Glukosa Melon
(Dok. Kelompok 6A, 2019) (Dok. Kelompok 6A, 2019)
Buah Mangga 13 g/100g
(Mangifera indica)

Gambar 1.11 Gambar 1.12


Ekstrak buah mangga setelah di Pengukuran kadar glukosa buah
centrifuge mangga
(Dok. Kelompok 7A. 2019) (Dok. Kelompok 7A. 2019)
Buah Tomat 4 g/100g
(Solanum copersicum)

Gambar 1.13 Gambar 1.14


Ekstrak buah tomat setelah di Pengukuran kadar glukosa buah
centrifuge tomat
(Dok. Kelompok 8A, 2019) (Dok. Kelompok 8A, 2019)
Buah Jeruk 11,6 g/100g
(Citrus sp.)

Gambar 1.15 Gambar 1.16


Ekstrak buah jeruk (Citrus Ekstrak buah jeruk (Citrus
sp.) sp.) yang diukur dalam
(Dok. Kelompok 2A, 2019) refractometer
(Dok. Kelompok 2A, 2019)

H. Pembahasan
H.1. Uji Analisis Kuantitatif Klorofil
Dari hasil pengukuran dengan menggunakan alat spektrofotometer dapat
diketahui pada ekstrak daun nilai absorbsinya dapat dihitung kadar klorofil total,
klorofil a, dan klorofil b dengan cara dimasukkan rumus Wintermans and de
Mots. Pada daun bayam hijau dapat diperoleh kadar klorofil total sebesar
1,73151 mg/ml, pada daun bayam merah diperoleh kadar klorofil total sebesar
2,532 mg/ml, sedangkan pada daun pepaya diperoleh kadar klorofil total sebesar
10,2365 mg/ml, dan pada daun singkong diperoleh kadar klorofil sebesar 3,737
mg/ml. Pada ekstrak daun pakcoy nilai absorbsinya dapat dihitung kadar klorofil
total, klorofil a, dan klorofil b dengan cara dimasukkan rumus Wintermans and
de Mots. Pada daun pakcoy dapat diperoleh kadar klorofil total sebesar 12,416
mg/ml, pada daun sawi putih diperoleh kadar klorofil total sebesar 0,0261 mg/ml,
sedangkan pada daun selada diperoleh kadar klorofil sebesar 1,949 mg/ml, dan
pada daun kangkung diperoleh kadar klorofil sebesar 2,458 mg/ml. Berdasarkan
kadar klorofil total, nilai absorpsi terkecil pada daun sawi putih dan nilai absorpsi
terbesar pada daun pakcoy.
Kadar klorofil a pada daun bayam hijau adalah 0,70901 mg/ml, pada daun
bayam merah sebesar 1,1256 mg/ml, pada daun pepaya sebesar 4,2393 mg/ml,
dan pada daun singkong sebesar 1,5784 mg/ml. Pada daun pakcoy adalah 7,928
mg/ml, pada daun sawi putih sebesar 0,00794 mg/ml, pada daun selada sebesar
0,8438 mg/ml, dan pada daun kangkung sebesar 2,9196. Maka dapat diketahui
kadar klorofil a terbesar adalah daun pakcoy dan kadar klorofil a terkecil adalah
daun sawi putih.
Kadar klorofil b pada daun bayam hijau sebesar 1,0225 mg/ml, pada daun
bayam merah 1,398 mg/ml, dan pada daun pepaya 5,9655 mg/ml serta pada daun
singkong 2,174 mg/ml. Kadar klorofil b pada daun pakcoy sebesar 5,08 mg/ml,
pada daun sawi putih 0,0181 mg/ml, dan pada daun selada 1,113 mg/ml serta
pada daun kangkung 3,208 mg/ml. Maka dapat diketahui kadar klorofil b terbesar
adalah daun papaya dan kadar klorofil b terkecil adalah daun sawi putih.

H.2. Uji Analisis Kuantitatif Glukosa


Glukosa adalah bahan bakar metabolic utama pada manusia dan bahan
bakar universal bagi janin. Glukosa merupakan karbohidrat terpenting.
Kebanyakan karbohidrat dalam tubuh diserap ke dalam aliran darah sebagai
glukosa dan gula lain diubah menjadi glukosa di hati. Refractometer digunakan
untuk mengukur kadar atau konsentrasi bahan terlarut termasuk glukosa.
Berdasarkan hasil kuantitatif glukosa, buah yang memiliki kadar glukosa
terendah ke tertinggi berturut-turut Tomat dan papaya memiliki kadar glukosa
yang sama yaitu 4g/100g, buah melon 5 g/100g, buah semangka 8 g/100g, buah
nanas 10,2 g/100g, buah naga 11,5 g/100g, buah jeruk 11,6 g/100g dan yang
paling tinggi adalah buah mangga dengan kadar glukosa sebanyak 13 g/100g .

I. Simpulan

I.1. Uji Analisis Kuantitatif Klorofil

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan


bahwa kadar klorofil a total tertinggi terdapat pada daun pakcoy dan kadar
klorofil terkecil terdapat pada daun sawi putih. Kemudian kadar klorofil
b tertinggi terdapat pada daun papaya dan kadar klorofil b terkecil
terdapat pada daun sawi putih.

I.2. Uji Analisis Kuantitatif Glukosa


Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dari semua bahan yang telah
diuji, tomat dan papaya memiliki kadar glukosa terendah yaitu sebanyak 4
g/100g . Sedangkan buah mangga memiliki kadar glukosa yang tertinggi, yaitu
sebanyak 13 g/100g.
DAFTAR PUSTAKA
Helmenstine, A. M. (2019, July 07). Understanding Quantitative Analysis in Chemistry. Retrieved from
ThoughtCo.: https://www.thoughtco.com/definition-of-quantitative-analysis-604627

Jeltsch, A., Hogget , J., & Urbanke, C. (2006). Quantitative Analysis of Biochemical Data. Reviews in Cell
Biology and Molecular Medicine.

Nelson, D. L., & Cox, M. M. (2004). Lehninger Principles of Biochemistry. London: W.H. Freeman.

ProSciTech Pty Ltd. (2014, August 11). Refractometer. Retrieved from Laboratory Resource:
https://laboratoryresource.com/?navaction=getitem&id=174

Rao, R. A. (1994). Textbook of Biochemistry: Seventh Edition. New Delhi: LK & S Publisher.

Vo, K. (2019, September 30). Spectophotometry. Retrieved from Chem LibreTexts:


https://chem.libretexts.org/Bookshelves/Physical_and_Theoretical_Chemistry_Textbook_Maps/
Supplemental_Modules_(Physical_and_Theoretical_Chemistry)/Kinetics/Reaction_Rates/Experi
mental_Determination_of_Kinetcs/Spectrophotometry

YSI Environtmental. (Retreived 2019, Desember 8). The Basics of Chlorophyll Measurement. Retrieved
from YSI : https://www.ysi.com/File%20Library/Documents/Technical%20Notes/T606-The-
Basics-of-Chlorophyll-Measurement.pdf

Anda mungkin juga menyukai