Anda di halaman 1dari 11

AKUMULASI HARA MINERAL PADA SEL TUMBUHAN

LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan
Dosen pengampu:
Dr. H. Taufik Rahman, M.Pd
Dr. Wahyu Surakusumah, M.T.
Dr. Hj. Sariwulan Diana, M.Si
Tri Suwandi, S.Pd., M.Sc

oleh:
Kelompok 6
Pendidikan Biologi A 2018

Kelompok
Adrianus Kimkurin Netep 6 1805834
Adrianus
Annisa Kimkurin Netep 1805834
Primia Rahma 1806662
SaniaAnnisa Primia Rahma
Herawati 1806662
1802083
SastriSania Herawati
Azizah 1802083
1802396
UlyaSastri Azizah
Nurafifah 1802396
1807576
Ulya Nurafifah 1807576

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
1. Judul
Akumulasi Hara Mineral dalam Sel Tumbuhan
2. Dasar Teori
2.1 Hara dan mineral
Nutrient esensial yang dibutuhkan tanaman tingkat tinggi secara inklusif
secara inorganic, sebuah fitur pembeda organisme ini dari manusia, binatang dan
banyak spesies mikroorganisme yang mana membutuhkan bahan makanan
organic untuk menghasilkan energi (Campbell et all. 2012).
Zat-zat mineral punya peranan penting. Zat itu adalah mikronutrien
namun penting. Mineral tersebut terdapat dalam bentuk garam logam atau dalam
ikatan dengan senyawa organic seperti fosfoprotein dan enzim dan mengandung
logam. Hasil penelitian tentang kandungan zat organic sebagai penyusun
tanaman misalnya pada nutrisi pengobatan ,baik langsung atau tidak langsung,
merupakansumber mineral yang dibutuhkan hewan maupun manusia (Dahlia,
2001).
Sebagian dari nutrient esensial adalah makronutrien, yang mana
dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah besar, dan yang lain mikronutrien, yang
mana dibutuhkan dalam jumlah kecil. Tujuh unsure mikronutrien :besi, klorin,
tembaga, mangan, seng, molybdenum, dan boron kurang dari 1 sampai beberapa
ribu bagian persejuta pada kebanyakan tumbuhan (Raven et al., 2001).
Fungsi utama mikronutrien yang terdapat didalam tumbuhan adalah
sebagai kofaktor, yaitu pembantu non protein dalam reaksi enzimatik. Di bawah
ini terdapat gambar mengenai nutrien esensial dan nonesensial.
Gambar tabel nutrient esensial pada tumbuhan

2.2 Hubungan tumbuhan dan air

Hubungan antara tumbuhan dan air, termasuk hidrasi tumbuhan dan


pengankutan air di dalam tumbuhan. Air adalah konsituen yang paling melimpah
dari semua sel tumbuhan yang aktif secara fisiologis. Kandungan air paling kecil
pada bagian tumbuhan hidup kebanyakan terjadi pada struktur dorman, seperti
biji dan spora yang matang (Bernard, 2016)

2.3 . Genjer

Genjer (Limnocharisflava) merupakan tumbuhan darat liar sama seperti


kangkung, semanggi dan bopong yang termasuk pada jenis yang sama, tapi
genjer hanya akan tumbuh subur di lahan yang banyak tergenang air. Tumbuh di
daerah lembah sungai, genjer juga mudah ditemukan pada lapisan tanah gembur
dan lapisan lumpur yang tergenang air dangkal. Selain itu juga dapat ditemukan
pada lahan persawahan yang digenangi air setelah masa panen atau disela
tanaman padi yang masih muda.
Genjer (L. flava) merupakan tanaman yang hidup di rawa atau kolam
berlumpur yang banyak airnya.

3. Tujuan

Tujuan pada praktikum percobaan akumulasi hara mineral dalam sel tumbuhan
yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan ratio akumulasi ion Clˉ dalam sel dengan Clˉ dalam air kolam
yang terdapat tanaman yang akan diuji
2. Menentukan tanaman yang memiliki ratio akumulasi ion Clˉ tertinggi dari
Sembilan tanaman yang diuji
3. Menentukan berapa banyak tanaman yang mampu mengakumulasi ion Clˉ
pada selnya lebih banyak dibandingkan dengan ion Clˉ pada lingkungan

4. Metode Penelitian

4.1. Pelaksanaan Praktikum

Hari, Tanggal : Senin, 10 Februari 2020

Waktu : Pukul 13.00 – 15.30 WIB

Tempat : Laboratorium Fisiologi FPMIPA UPI

4.2. Alat dan Bahan


Tabel 4.2.1. Alat yang Digunakan untuk Praktikum Akumulasi Hara Mineral dalam Sel
Tumbuhan

No Nama Alat Jumlah


1. Gelas Erlenmeyer 250mL 2 buah
2. Buret dan statif 1 set
3. Mortar dan pestel 1 set
4. Beaker glass 2 buah
5. Pipet tetes 2 buah
6. Spatula 1 buah
7. Gelas ukur 2 buah
8. Kain kassa Secukupnya
9. Kertas label secukupnya
Tabel 4.2.2. Bahan yang Digunakan untuk Praktikum Akumulasi Hara Mineral dalam Sel
Tumbuhan

No Nama Bahan Jumlah


1. Ekstrak tanaman air Ipomea aquatic 1 ml
2. Ekstrak tanaman air Echinodorus palaefolius 1 ml
3. Ekstrak tanaman air Eichornia crassipes 1 ml
4. Ekstrak tanaman air Portulaca sp. 1 ml
5. Ekstrak tanaman air Hydrilla sp. 1 ml
6. Ekstrak tanaman air Limnocharis flava 1 ml
7. Ekstrak tanaman air Vallisneria sp. 1 ml
8. Ekstrak tanaman air Pistia stratiotes 1 ml
9. Ekstrak tanaman air Nymphaea sp. 1 ml
10. Media hidup tanaman air Ipomea aquatica 1 ml
11. Media hidup tanaman air Echinodorus palaefolius 1 ml
12. Media hidup tanaman air Eichornia crassipes 1 ml
13. Media hidup tanaman air Portulaca sp. 1 ml
14. Media hidup tanaman air Hydrilla sp. 1 ml
15. Media hidup tanaman air Limnocharis flava 1 ml
16.. Media hidup tanaman air Vallisneria sp. 1 ml
17. Media hidup tanaman air Pistia stratiotes 1 ml
18. Media hidup tanaman air Nymphaea sp. 1 ml
19. NaCl 0,05N 10 ml
20. Indikator K2CrO4 5% 2 ml
21. Larutan AgNO3 0,02N secukupnya
22. Aquades secukupnya
23. CaCO3 secukupnya
4.3 Cara Kerja

Berikut merupakan bagan cara kerja Praktikum Akumulasi Hara Mineral


dalam Sel Tumbuhan

a. Mencari konsentrasi (Cl-) dalam jaringan/sel tanaman air

1 2 3

1 ml ekstrak tanaman Larutan dibagi 2


air yang berbeda Larutan kemudian masing-masing 25
diencerkan dengan diberi 1 ml K2CrO4 ml, dan masukan ke
aquades hingga volume 5% dalam gelas
50 ml erlenmeyer

5
4
Catat volume AgNO3
yang digunakan dan Larutan dititrasi
hitung kosentrasi (Cl-) dengan AgNO3
pada ekstrak 0,02N sampai
berubah warna
menjadi coklat

Bagan 1.Langkah kerja Mencari konsentrasi (Cl-) dalam jaringan/sel daun tanaman air
b. Mencari konsentrasi (Cl-) dalam media hidup tanaman air

1 2 3

1 ml air media hidup Larutan dititrasi


tanaman yang berbeda Larutan kemudian dengan AgNO3 0,02N
diencerkan dengan diberi 1 ml K2CrO4 sampai berubah warna
aquades hingga volume 5% menjadi coklat
50 ml

5 4
Hitung ratio
perbandingan Catat volume AgNO3
kosentrasi (Cl-) pada yang digunakan dan
ekstrak dengan hitung kosentrasi (Cl-)
kosentrasi (Cl-) pada pada media hidup
air tempat hidup tanaman air
tanaman

Bagan 2.Langkah kerja Mencari konsentrasi (Cl-) dalam media hidup tanaman air

5. Hasil dan Pembahasan

Berikut ditampilkan tabel hasil pengamatan akumulasi hara mineral dalam sel
tumbuhan Limnocharis flava

Tabel 5.1. Pengamatan Akumasi Hara Mineral dalam sel Limnocharis flava

Gambar Pengamatan
No. Bahan Keterangan
Sebelum Titrasi Sesudah Titrasi

Setelah proses
titrasi, terjadi
Ekstrak perubahan
1. daun dan warna pada
batang ekstrak daun
dan batang yang
Gambar 1.1 ekstrak daun Gambar 1.2 ekstrak daun
diuji.
dan batang sebelum dan batang setelah titrasi
titrasi (Dok. Kelompok 6A,
(Dok. Kelompok 6A, 2020)
2020)

Setelah proses
titrasi, terjadi
perubahan
2. Air Kolam warna pada air
Gambar 1.3 air kolam Gambar 1.4 air kolam kolamLimnocha
Limnocharis flava Limnocharis flava setelah ris flava yang
sebelum titrasi titrasi diuji.
(Dok. Kelompok 6A, (Dok. Kelompok 6A,
2020) 2020)

Berikut merupakan tabel hasil perhitungan konsentrasi Clˉ dalam sel Limnocharis
flava dan konsentrasi Clˉ dalam air kolam

Tabel 5.2. Data perhitungan konsentrasi Clˉ dalam sel tumbuhan dan air kolam

Volume Ratio
No. Sampel NormalitasSampel Ratio
AgNO₃ (ml) akumulasi
V₁N₁ = V₂N₂
1,2 ml 25xN₁ = 1,2x0,2
Ekstrak 96x10ˉ₃ :
N₁ = 96x10ˉ₃
1 daun dan 8x10ˉ₃ =
V₁N₁ = V₂N₂
batang 88x10ˉ3
1 ml 25xN₁ = 1x0,2
N₁= 8x10ˉ₃
2,75
V₁N₁ = V₂N₂
0,5 ml 25xN₁ = 0,5x0,2
4x10ˉ₃ :
N₁= 4x10ˉ₃
2 Air Kolam 24x10ˉ₃ =
V₁N₁=V₂N₂
32x10ˉ₃
0,3 ml 25xN₁ = 0,3x0,2
N₁= 24x10ˉ₃

Berikut merupakan tabel data hasil pengamatan ratio akumulasi ion Clˉ kelas
Pendidikan Biologi A 2018
Tabel 5.3. Tabel Data ratio akumulasi ion Clˉ kelas Pendidikan Biologi A 2018

Ekstrak Air
Nama
Kelompok Sumber V V Ratio
Tanaman [Cl-] (N) [Cl-] (N)
AgNO3 AgNO3
Ipomea Kolam
1 0,5ml 4 x 10-4 0,3 ml 2,4 x 10-4 1,6
aquatic botani
Echinodoru
Kolam
2 s 1,0ml 8 x 10-4 0,3ml 24 x 10-5 3,33
botani
palaefolius
Eichornia Kolam
3 0,9ml 7,2 x 10-4 0,15ml 1,2 x 10-4 6
crassipes botani
Portulaca
4 Depan isola 0,55ml 4,4 x 10-4 0,2ml 1,6 x 10-4 2,75
sp.
Kolam 1,5686 x 7,843 x
5 Hydrilla sp. 0,2ml 0,1ml 0,2
botani 10-7 10-7
Limnochari Kolam
6 1,1ml 8,8 x 10-4 0,4ml 3,2 x 10-4 2,75
s flava botani
Vallisneria
7 Aquarium 0,9ml 2 x 10-2 0,4ml 8 x 10-3 2,5
sp.
Pistia
8 Depan isola 1,0ml 1,9 x 10-4 0,25ml 1,9 x 10-4 4,105
stratiotes
Nymphaea
9 Depan isola 1,1ml 9,4 x 10-4 0,2ml 1,7 x 10-4 5,53
sp.

Dari sembilan tanaman yang telah diamati, akumulasi ion pada ekstrak
daun dan medium tempat tinggalnya menunjukkan hasil yang berbeda. Dimana
akumulasi Cl- pada delapan jenis ekstrak daun lebih banyak dibandingkan
mediumnya. Sedangkan pada satu spesies yaitu Pistia stratiotes memiliki
akumulasi Cl- yang sama dengan habitatnya Pada tabel tersebut, tanaman yang
memiliki ratio akumulasi paling tinggi terdapat pada Eichorniacrassipes dengan
ratio 6. Sedangkan ratio yang paling rendah terdapat pada tanaman Hydrilla
dengan ratio 0,2. Hal ini di akibatkan oleh beberapa faktor, yaitu tempat tumbuh
tanaman yang berbeda, kebutuhan masing-masing tanaman terhadap ion Cl-,
organ dan usia tanaman, serta ada tidaknya tumbuhan kompetitif pada
habitatnya. Habitat mempengaruhi akumulasi ion Cl- pada suatu tumbuhan
karena pada masing-masing habitat memiliki kandungan ion Cl- yang berbeda
pula. Jika suatu habitat memiliki ion Cl- yang tinggi maka akumulasi ion Cl-
pada tanaman yang hidup pada habitat tersebut juga tinggi. Namun, habitat
bukanlah satu-satunya faktor yang dapat memengaruhi akumulasi ion Cl- pada
suatu tanaman.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan hasil


akumulasi hara yang berbeda-beda dari tiap spesies. Dari data diatas terdapat
delapan spesies yang didalam selnya terdapat banyak mengandung ion Cl- yang
kemudian terjadi akumulasi ion klorida dalam tumbuhan, sehingga ion Cl- di
dalam sel lebih banyak daripada di air kolam. Melalui pengamatan pada daun
dan batang tumbuhan yang berbeda terdapat ion Cl- yang banyak pada daun,
karena pada daun mengandung kloroplas yang berperan dalam fotosintesis,
sehingga akumulasi ion Cl- pada organ daun lebih tinggi.

6. Simpulan

1. Akumulasi unsur hara Clˉ terbanyak terdapat pada ekstrak tanaman


dibandingkan dengan air tempat hidupnya suatu tanaman. Akumulasi unsur
hara Clˉ pada ekstrak tanaman lebih tinggi mengindikasikan bahwa kadar hara
di lingkungannya juga tinggi, semakin banyak unsur hara di lingkungannya,
semakin banyak pula unsur hara yang diakumulasi oleh tumbuhan tersebut.
Unsurmikro Clˉ yang berfungsi sebagai pertumbuhan akar dan akan terhambat
jika tidak adanya kandungan Clˉ pada tanaman.
2. Tanaman yang memiliki ratio akumulasi ion Clˉ yang tertinggi dari Sembilan
tanaman, ditunjukkan oleh tanaman Eichorniacrassipes dengan jumlah ratio
yaitu enam.
3. Tanaman yang mampu mengakumulasi ion Clˉ lebih banyak pada selnya
dibandingkan dengan lingkunnya sebanyak delapan spesies tanaman yang
diuji, hanya ada satu tanaman yang memiliki konsentrasi Cl- sama dengan
lingkungannya.
Daftar Pustaka

Bernard S, Meyer. (2016). Plant Water Relations. [Online].

Campbell et al., (2012). Biologi. Jakarta: Erlangga

Dahlia. (2001). Individual Textbook Fisiologi Tumbuhan. Malang : Universitas


Negeri Malang.

Raven et al., 2001. BIOLOGY (six ed.). [Online].

Anda mungkin juga menyukai