Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI BUDIDAYA PERIKANAN


POLITEKNIK PERIKANAN NEGERI TUAL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroalga Tetraselmis sp. merupakan salah satu mikroalga yang mudah
dibudidayakan dan memiliki nilai gizi tinggi yaitu, kandungan protein 74%, lemak 4%,
dan karbohidrat sebanyak 21%. Tingginya kandungan protein tersebut menjadikan
Tetraselmis sp. sebagai pakan alami yang potensial bagi larva ikan dan udang.
Tetraselmis sp. memiliki dinding sel yang tipis dan enzim autolysis sehingga mudah
dicerna oleh larva ikan dan udang (Costa et al, 2004). Penyediaan Tetraselmis sp. secara
terus menerus sangat sukar jika hanya mengumpulkan dari alam sehingga, memproduksi
masal pakan alami ini harus dilakukan secara baik tanpa mengesampingkan faktor
pendukung seperti nutrient dan cahaya (Pujiono, 2013).
Ketersediaan kultur Tetraselmis Sp. Sebagai pakan hidup bagi biota dapat di
perbanyak menggunakan teknik kultur. Kultur mikroalga membutuhkan optimasi
berbagai faktor pendukung hidup untuk memperoleh biomassa yang tinggi.
Pemberian pakan yang berkualitas dan memperkecil presentase kematian larva,
pakan alami juga harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan berkesinambungan
sehingga untuk memenuhi jumlah yang di izinkan, akan lebih mudah tercapai dengan
melakukan kultur fitoplankton. Salah satu jenis Zooplankton yang sering di gunakan
pada kegiatan pembenihan tiram mutiara yaitu jenis Tetraselmis Sp. Mikroalga
Tetraselmis Sp. Merupakan salah satu mikroalga yang mudah di budidayakan dan
memiliki nilai gizi
RINGKASAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

tinggi yaitu, kandungan protein 74%, Lemak 4%, dan karbohidrat sebanyak 21%
Redjeki dan Asmin (1993) dalam dauri (2004).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktek kerja lapangan ini adalah :
- Mengetahui alat dan bahan apa saja yang di gunakan pada saat kultur Tetraselmis
Sp.
- Mengetahui dan mampu melakukan teknik kultur plankton.

1.3Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan praktek Kerja Lapangan ini adalah agar menambah
pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan kultur plankton jenis Tetraselmis Sp
dengan skala Laboratorium.

1.4 Waktu Dan Tempat


Praktek Kerja Lapangan ini di lakukan mulai pada tanggal 19 Maret s/d 19 Juni
2020 bertempat di Laboratorium Pakan Alami PT. Davin Mutiara Ohoiwa.
BAB III
HASIL DAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 Alat Dan Bahan


3.1.1 Alat
Adapun alat dan yang di gunakan dalam Praktek Kerja Lapangan Kultur Pakan
Alami Mickro Algae Tetrasselmis Sp. dapat di lihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Alat yang di gunakan selama Praktek Kerja Lapangan.
No NAMA ALAT FUNGSI
1 Botol kaca
2 Erlenmeyer Wadah kultur
3 Stoples
4 Pipa kaca
5 Selang Aerasi Untuk menyuplai oksigen
6 Hiblow
7 AC Untuk mengondisikan udara di ruangan kultur
agar tetap sejuk
8 Blong Sebagai tempat penampung pakan
9 Net Untuk menyaring pakan
10 Pipet ukur Untuk mengambil Sampel/larutan
11 Petri dish Sebagai wadah sampel plankton
12 Mikroskop Untuk melihat plankton
13 Spidol Untuk menulis seta memberi penamaan plankton
14 Hp Android Untuk dokumentasi
15 Alat Tulis Untuk menulis
16 Beker Ukur Plastik Untuk mengambil pakan
17 Element Untuk Memanaskan air
18 Filter Fisik Untuk menyaring kotoran kotoran
19 Filter Back Untuk menyaring air laut
20 Bak Penampung Untuk menampung air Laut
21 Labu Ukur Untuk mengencerkan larutan
22 Lampu Untuk memberi cahaya
23 Rak Kultur Sebagai tempat untuk meletakan wadah

3.1.2 Bahan
Tabel 2. Bahan yang di gunakan selama Praktek Kerja Lapangan
No NAMA BAHAN FUNGSI
1 Pakan Alami Tetraselmis Sebagai pakan
Sp
2 Air Laut Sebagai media
3 Air tawar Untuk mencuci peralatan
4 HCl Untuk membunuh bakteri yang menempel
pada peralatan
5 Aluminium Foil Untuk menutup peralatan
6 Pupuk Untuk memberi nutrisi
7 Vitamin B12 Sebagai suplemen

3.3 Prosedur Kegiatan dan Uraian Kerja


3.3.1 Sterelisasi Wadah Kultur
Sterelisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini
adalah mikroorganisme (Protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang terdapat dalam
suatu benda, dan sterelisasi bertujuan untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme (pratiwi,2008).
Cara kerja sterelisasi alat :
1. Wadah yang sudah di gunakan di bilas dengan air tawar kemudian di bilas kembali
dengan HCL non murni hingga bersih kemudian di bilas menggunakan air tawar dan
wadah di cuci menggunakan detergen (Sunlight).
2. Untuk pipa kaca dengan petri disk di rendam di dalam HCl murni kemudian di bilas
dengan air tawar dan di cuci menggunakan detergen (sunlight) setelah di cuci Alat di
bilas dengan air laut kemudian di bilas kembali menggunakan air tawar.
3. Peralatan di letakan di tempat yang sudah di sediakan hingga kering, kemudian
disterilkan dengan air tawar yang sudah di masak setelah itu di keringkan kembali dan
di letakan pada tempat yang sudah di sediakan di dalam laboratorium.

3.3.2 Sterelisasi Media Kultur


1. Air laut di ambil dari laut dengan bantuan mesin air kemudian melalui dan di
tampung di dalam Bak fiber berukuran besar, air di alirkan menggunkan penyaring (Filter
fisik) dan di masukan ke dalam bak element dan element yang di gunakan terdiri dari 3
element,yakni :
- 2 air laut yang di gunakan untuk kultur.
- 1 air tawar untu ksterilisasi alat.
2. Element di panaskan hingga 3 jam sampai suhu air mencapai 90 oC, setelah
mencapai suhu air kemudian di saring dengan menggunakan net penyaring air ke dalam
wadah yang bervolume 60 liter di dinginkan di dalam ruang kultur dan siap untuk di
gunakan.
3.3.3 Kultur Skala Laboratorium
3.3.3.1 Kultur Botol/Erlenmeyer 500 ml
Air yang sudah di dinginkan di dalam ember yang bervolume 60 liter kemudian
siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan untuk kultur, air yang sudah di saring
kemudian di tuang ke dalam labu ukur 2 liter dengan volume air yang di gunakan pada
labu ukur adalah 2 liter dan di beri pupuk 3 ml dan vitamin 3 ml dengan menggunakan
pipet ukur kemudian di encerkan atau di campurkan dengan cara menggoyangkan labu
ukur setelah itu biarkan hingga 2-3 menit agar campuran vitamin, pupuk dan air tercampur
rata, tuang larutan ke dalam erlenmeyer atau botol kaca 500 ml sebanyak 300 ml,
kemudian di beri bibit fitoplankton (Tetraselmis sp) sebanyak 100 ml dengan
menggunakan erlenmeyer 500 ml setelah itu di beri aerasi dan di tutup menggunakan
aluminium foil, setelah itu di beri lebel keterangan (tanggal tebar dan nama spesies), dan di
biarkan hingga kurang lebih 3 hari untuk dapat di panen.

3.3.3.2 Kultur 3 liter dalam Stoples atau labu ukur volume 5 Liter
Air yang sudah di dinginkan di dalam ember yang bervolume 60 liter kemudian
siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan untuk kultur Air yang sudah
di saring kemudian di tuang ke dalam labu ukur 5 liter dengan volume air adalah 3 liter
dan di beri pupuk 4 ml dan vitamin 4 ml menggunakan pipet ukur, bibit yang di gunakan
adalah 500 ml dan setelah itu beri aerasi dengan menutup dengan penutup kaca bening
berbentuk bulat, setelah itu di beri lebel keterangan (tanggal tebar dan nama spesies), dan
biarkan kurang lebih 3 hari untuk dapat di panen.

3.3.3.3 Kultur 8 Liter Skala tabung kaca volume 15 liter


Air yang sudah di dinginkan di dalam ember yang bervolume 60 liter kemudian
siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk kultur, air yang sudah di saring
kemudian di tuang ke dalam tabung kaca 15 liter dengan volume air adalah 8 liter dan di
beri pupuk 9 ml dan vitamin 9 ml menggunakan pipet ukur, bibit yang di gunakan adalah 3
liter dan setelah itu beri aerasi dengan menutup kaca bening berbentuk bulat, setelah itu di
beri lebel keterangan (tanggal tebar dan nama spesies), dan biarkan kurang lebih 3 hari
untuk dapat di panen.

3.3.3.4 Kultur 20 Liter Pada Stoples 25 Liter


Air yang sudah di dinginkan di dalam ember yang bervolume 60 liter kemudian
siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan untuk kultur. Air yang sudah di saring
kemudian di tuang ke dalam tabung kaca 25 liter dengan volume air adalah 20 liter dan di
beri pupuk 21 ml dan vitamin 21 ml menggunakan pipet ukur, bibit yang digunakan adalah
5 liter dan setelah itu beri aerasi dengan penutup kaca bening berbentuk bulat, setelah itu
di beri lebel keterangan (tanggal tebar dan nama spesies), dan biarkan kurang lebih 3 hari
untuk dapat di panen.

3.3.4 Pengontrolan
Pengontrolan dilakukan setiap hari agar fitoplankton atau mickro alga (Tetraselmis
Sp) tidak terjadi pengendapan di dasar wadah kultur sehingga proses pertumbuhan tidak
terhambat dan baik pertumbuhannya.

3.3.5 Panen
Panen dilakukan pada umur 1-5 hari, sebelum melakukan panen dilakukan persiapan
alat yang di perlukan pada saat panen di antaranya, blong plastik 200 liter yang berwarna
biru, Beaker glass 5 liter atau 10 liter, dan net 15. Saat melakukan pemanenan pertama
pakan di ambil dari wadah menggunakan beaker glass dan pada bagian atas blong di
pasang net 15 untuk menyaring pakan fitoplankton sambil di goyangkan net 15 tersebut
agar cepat tersaring masuk ke dalam blong dan setelah itu pasang oksigen pada blong yang
berisikan fitoplankton tersebut agar tidak terjadi pengendapan di dasar blong, dan siap
untuk di berikan untuk larva tiram mutiara.

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari Laporan Praktek Kerja Lapangan di atas maka dapat di simpulkan bahwa :
1. Alat dan bahan yang di gunakan dalam melakukan kultur plankton adalah
Erlenmeyer 500 ml dan botol kaca 500 ml, 15 liter, stoples 5 liter, 25 liter dan 15
liter, rak kultur, blower, batu aerasi, pipa kaca, selang aerasi, AC, Blong 60 liter,
Net 15, pipet ukur, petri disk, beaker ukur plastik, filter fisik, filter back, bibit
plankton, pupuk, vitamin, media kultur (air laut yang suah steril) dan label.
2. Tahapan yang di lakukan adalah sterilisasi alat, sterilisasi media kultur, proses
pengkulturan fitoplankton, pengontrolan dan panen.

4.2 Saran
Sebaiknya pada saat melakukan kultur pakan alami alat-alat yang di gunakan harus
lengkap dan media yang di gunakan harus benar benar steril agar tidak
menghambat pengkulturan.

Anda mungkin juga menyukai