BAB I
PENDAHULUAN
tinggi yaitu, kandungan protein 74%, Lemak 4%, dan karbohidrat sebanyak 21%
Redjeki dan Asmin (1993) dalam dauri (2004).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktek kerja lapangan ini adalah :
- Mengetahui alat dan bahan apa saja yang di gunakan pada saat kultur Tetraselmis
Sp.
- Mengetahui dan mampu melakukan teknik kultur plankton.
1.3Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan praktek Kerja Lapangan ini adalah agar menambah
pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan kultur plankton jenis Tetraselmis Sp
dengan skala Laboratorium.
3.1.2 Bahan
Tabel 2. Bahan yang di gunakan selama Praktek Kerja Lapangan
No NAMA BAHAN FUNGSI
1 Pakan Alami Tetraselmis Sebagai pakan
Sp
2 Air Laut Sebagai media
3 Air tawar Untuk mencuci peralatan
4 HCl Untuk membunuh bakteri yang menempel
pada peralatan
5 Aluminium Foil Untuk menutup peralatan
6 Pupuk Untuk memberi nutrisi
7 Vitamin B12 Sebagai suplemen
3.3.3.2 Kultur 3 liter dalam Stoples atau labu ukur volume 5 Liter
Air yang sudah di dinginkan di dalam ember yang bervolume 60 liter kemudian
siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan untuk kultur Air yang sudah
di saring kemudian di tuang ke dalam labu ukur 5 liter dengan volume air adalah 3 liter
dan di beri pupuk 4 ml dan vitamin 4 ml menggunakan pipet ukur, bibit yang di gunakan
adalah 500 ml dan setelah itu beri aerasi dengan menutup dengan penutup kaca bening
berbentuk bulat, setelah itu di beri lebel keterangan (tanggal tebar dan nama spesies), dan
biarkan kurang lebih 3 hari untuk dapat di panen.
3.3.4 Pengontrolan
Pengontrolan dilakukan setiap hari agar fitoplankton atau mickro alga (Tetraselmis
Sp) tidak terjadi pengendapan di dasar wadah kultur sehingga proses pertumbuhan tidak
terhambat dan baik pertumbuhannya.
3.3.5 Panen
Panen dilakukan pada umur 1-5 hari, sebelum melakukan panen dilakukan persiapan
alat yang di perlukan pada saat panen di antaranya, blong plastik 200 liter yang berwarna
biru, Beaker glass 5 liter atau 10 liter, dan net 15. Saat melakukan pemanenan pertama
pakan di ambil dari wadah menggunakan beaker glass dan pada bagian atas blong di
pasang net 15 untuk menyaring pakan fitoplankton sambil di goyangkan net 15 tersebut
agar cepat tersaring masuk ke dalam blong dan setelah itu pasang oksigen pada blong yang
berisikan fitoplankton tersebut agar tidak terjadi pengendapan di dasar blong, dan siap
untuk di berikan untuk larva tiram mutiara.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari Laporan Praktek Kerja Lapangan di atas maka dapat di simpulkan bahwa :
1. Alat dan bahan yang di gunakan dalam melakukan kultur plankton adalah
Erlenmeyer 500 ml dan botol kaca 500 ml, 15 liter, stoples 5 liter, 25 liter dan 15
liter, rak kultur, blower, batu aerasi, pipa kaca, selang aerasi, AC, Blong 60 liter,
Net 15, pipet ukur, petri disk, beaker ukur plastik, filter fisik, filter back, bibit
plankton, pupuk, vitamin, media kultur (air laut yang suah steril) dan label.
2. Tahapan yang di lakukan adalah sterilisasi alat, sterilisasi media kultur, proses
pengkulturan fitoplankton, pengontrolan dan panen.
4.2 Saran
Sebaiknya pada saat melakukan kultur pakan alami alat-alat yang di gunakan harus
lengkap dan media yang di gunakan harus benar benar steril agar tidak
menghambat pengkulturan.