Abstrak
Penelitian ini merupakan studi pendahuluan fermentasi dedak dan onggok yang menggunakan
kapang Rhizopus orizae sebagai media budidaya cacing sutera (Tubifex sp.). Cacing sutera sangatlah
penting dalam budidaya perikanan sebagai pakan alami yang biasanya sangat disukai oleh larva dan
benih ikan. Ada 3 jenis air yang digunakan sebagai habitat cacing sutera ini, yaitu air hitam, air
hijau, dan air bersih. Metode yang digunakan adalah perhitungan cawan petri dengan pengenceran
secara berseri dan metode cawan sebar yang dilakukan dengan 3 perlakuan dan 3 kali pengenceran
tanpa ada pengulangan. Perhitungan ini dilakukan agar dapat mengetahui jumlah koloni Rhizopus
oryzae yang terdapat pada inokulum dedak dan onggok yang telah dibuat untuk dijadikan pakan
fermentasi untuk cacing sutera (Tubifex sp.).
Kata kunci: cacing sutera, Rhizopus orizae, Tubifex sp., fermentasi
Abstract
This research is preliminary study about fermentation of bran and tapioca pulp applied Rhizopus
orizae mold as cultivation media of silk worms (Tubifex sp.). Silk worms is very important in
aquaculture as natural feed is usually preferred by larvae and fish seeds. There were 3 kinds of
water used as habitat of the silk worm, such as black water, green water, and clean water. The
method applied is total plate count with serial dilution and spread plate method in 3 treatments and
3 times of dilution without repetition. The calculation to understand the amount of Rhizopus orizae’s
colony in bran and tapioca pulp’s inoculum had been made being fermentation feeds for silk worms
(Tubifex sp.).
Keywords: silk worms, Rhizopus orizae, Tubifex sp., fermentation
tentunya dapat menjadi prospek di masa petri, tabung, rak tabung, alumunium foil,
depan. Kebutuhan cacing sutera sebagai sill, parafilm, pipet, pipet tip, autoclap, dan
salah satu pakan alami untuk budidaya batang L, baki (nampan), sendok, baskom
perikanan dari waktu ke waktu terus kecil, timbangan, timbangan analitik, gelas
memperlihatkan peningkatan. Kenaikan itu ukur, wadah, plastik, binder clip, saringan,
bisa terjadi, karena cacing sutera menjadi dan oven.
salah satu pakan alami yang digunakan para Sedangkan, bahan yang digunakan
pembudidaya di seluruh Indonesia dalam penelitian ini adalah Rhizopus
(Wahyuningsih. 2001). Tubifex sp. saat ini oryzae, air, media agar, aquades, dedak,
belum banyak dibudidayakan, sehingga onggok, black water, green water, dan air
bergantung pada hasil tangkapan dari bersih.
perairan umum. Sedangkan, keberadaan
Tubifex sp. dialam tidak menentu, karena Cara Kerja
dipengaruhi oleh faktor musim dan keadaan Pembuatan Inokulum
lingkungan (Muria, 2011). 1. Skala Cawan Petri
Selama ini budidaya cacing sutera Dedak ditimbang sebanyak 75g dan
hanya dilakukan dengan cara membuat onggok sebanyak 40g, dicampurkan dengan
media tempat hidupnya dari limbah organik kapang sebanyak 2% (0,8g) hingga merata.
kotoran burung puyuh yang dikombinasi- Kemudian, ditambahkan air pada dedak
kan dengan kotoran ayam dan sebanyak 60ml dan onggok sebanyak 30ml,
menggunakan tiga pakan tambahan, yaitu lalu diaduk hingga tercampur rata. Setelah
ampas tahu, tepung limbah udang, dan semua bahan telah tercampur rata,
dedak menggunakan efektif mikro- kemudian dimasukkan ke dalam cawan
organisme-4 (EM-4). Efektif mikro- petri masing-masing dibagi 3 buah cawan
organisme-4 (EM-4) merupakan hasil petri. Setelah itu, dimasukkan ke dalam
fermentasi dari bahan-bahan organik yang inkubator untuk diinkubasi dengan suhu
berwarna cokelat kekuning-kuningan 31°C selama 48 jam.
berwujud cair dan beraroma manis asam Setelah 48 jam, inokulum
(segar) yang di dalamnya terkandung dikeluarkan dari cawan petri dan diletakkan
campuran dari beberapa mikroorganisme pada nampan. Kemudian, dikeringkan di
hidup yang bermanfaat dan menguntungkan dalam oven dengan suhu 40°C selama 24
(Wididana, 1994). jam untuk dikeringkan. Inokulum yang
sudah kering kemudian dihaluskan
METODE DAN PELAKSANAAN menggunakan blender dan dimasukkan
Alat dan Bahan dalam plastik.
Alat yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu erlenmayer, cawan
Membuat Tempat Hidup Cacing Sutera air hitam (black water), air hijau (green
Wadah plastik yang berukuran water), dan air bersih (clean water) masing-
30x20x10cm diisi dengan 3 jenis air, yaitu masing 1,5L kemudian nyalakan aerator.
12
Agroteknosains/Vol. 4/No. 02/Oktober 2020/p-ISSN: 2598-6228/e-ISSN: 2598-009
Perhitungan cawan petri (total plate dibuat untuk dijadikan pakan fermentasi
count) dengan pengenceran secara berseri untuk cacing sutera (Tubifex sp.).
(serial dilution) dengan metode sebar
(spread plate) ini dilakukan dengan 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
perlakuan dan 3 kali pengenceran tanpa ada Pengamatan Cacing Sutra (Tubifex sp,)
pengulangan. Perhitungan ini dilakukan Hasil pengamatan cacing sutera
agar dapat mengetahui jumlah koloni sebagaimana yang disajikan pada Tabel 1.
Rhizopus oryzae yang terdapat pada
inokulum dedak dan onggok yang telah
14
Agroteknosains/Vol. 4/No. 02/Oktober 2020/p-ISSN: 2598-6228/e-ISSN: 2598-009
15
Agroteknosains/Vol. 4/No. 02/Oktober 2020/p-ISSN: 2598-6228/e-ISSN: 2598-009
pada Tabel 4.
Tabel 4 Perhitungan Koloni Sampel Onggok
24 48 72 144
2 0 ∞ ∞ ∞
3 2 13 101 198
4 0 17 31 46
24 48 72 144
2 2 13 40 54
3 0 1 1 2
4 0 0 0 0
17
Agroteknosains/Vol. 4/No. 02/Oktober 2020/p-ISSN: 2598-6228/e-ISSN: 2598-009
steril 9 ml. Dilakukan 3 kali pengenceran, perhitungan koloni pada cawan petri
yaitu 2, 3, dan 4. didapatkan rata-rata koloni Rhizopus
Pada saat pemindahan sampel, dengan sampel dedak adalah 470 koloni/ml.
dilakukan di dekat api supaya steril dari Dari hasil di atas, sesuai dengan
kontaminasi. Sterilisasi adalah proses penelitian yang dikerjakan, yaitu semakin
mematikan semua mikroorganisme dengan tinggi pengenceran, maka semakin banyak
pemanasan yang bertujuan untuk koloni yang terdapat. Lalu, semakin rendah
membebaskan bahan dari semua mikroba pengenceran, maka semakin sedikit koloni
perusak. Kemudian, sampel yang sudah yang muncul.
diencerkan dimasukkan ke dalam cawan
petri sesuai dengan pengencerannya, yaitu KESIMPULAN DAN SARAN
2, 3, dan 4 sebanyak 0,1 ml. Setelah larutan Kesimpulan
sampel sudah berada pada cawan petri, Berdasarkan penelitian dan
selanjutnya homogenkan supaya bakteri pengamatan yang dilakukan, dapat ditarik
tersebar secara merata. kesimpulan bahwa kualitas pakan
Dari hasil inkubasi diperoleh fermentasi yang dijadikan pakan untuk
koloni Rhizopus orizae pada setiap cawan cacing sutera dipengaruhi oleh
petri ada sampel onggok pengenceran2 pengurangan berat yang terjadi belum
dengan waktu inkubasi selama 24 jam diketahui penyebabnya. Namun, kombinasi
masih belum terlihat, kemudian inkubasi air yang digunakan pada percobaan ini
48, 72, dan 144 jam jumlah koloni sudah sangat cocok untuk budidaya atau
tidak bisa untuk di hitung pengenceran³ pertumbuhan cacing sutra. Hal ini
dengan waktu inkubasi selama 24 jam dikarenakan oleh tempat hidup cacing
didapatkan 2 koloni, inkubasi 48 jam sutera, yaitu pH air 6-8. Sedangkan, pH
didapatkan sebanyak 13 koloni, inkubasi kombinasi air yang digunakan pada
selama 72 jam didapatkan koloni sebanyak percobaan ini adalah 7,9.
101 dan inkubasi selama 144 jam Dapat dilakukan pengenceran serial
didapatkan koloni sebanyak 198 koloni. dengan menggunakan dua sampel, yaitu
Pengenceran4 dengan waktu inkubasi onggok dan dedak dengan pengenceran 2,
selama 24 jam masih belum terlihat, 3, 4 , dan ditambahkan aquades 9 ml
inkubasi selama 48 jam didapatkan koloni dengan metode hitungan cawan petri
sebanyak 17, inkubasi selama 72 jam dengan metode sebar yang didapatkan
didapatkan koloni sebanyak 31, dan perhitungan koloni pada pengenceran³
inkubasi selama 144 jam didapatkan koloni sampel onggok dengan inkubasi selama 72
sebanyak 46 koloni. Sehingga, perhitungan dan 144 jam, lalu pada pengenceran dengan
koloni pada cawan petri didapatkan rata- inkubasi selama 72 dan 144 jam.
rata koloni Rhizopus dengan sampel onggok Didapatkan rata-rata koloni Rhizopus pada
adalah 26.725 koloni/ml. sampel onggok adalah 26.725 koloni/ml,
Sedangkan, pada sampel dedak sedangkan pada pengenceran sampel dedak
pengenceran² dengan waktu inkubasi koloni terdapat hanya pada pengenceran²
selama 24 jam didapatkan koloni sebanyak dengan lama inkubasi 72 dan 144 jam.
2 koloni, inkubasi selama 48 jam didapatkan Rata-rata koloni Rhizopus pada sampel
koloni sebanyak 3, inkubasi selama 72 jam dedak adalah 470 koloni/ml.
didapatkan koloni sebanyak 4, dan inkubasi Dari penelitian perhitungan cawan
selama 144 jam didapatkan koloni sebanyak petri (total plate count) dengan konsentrasi
54 koloni. Pada pengenceran³dengan waktu Rhizopus masing-masing sampel yang
inkubasi selama 24 jam koloni belum bisa digunakan adalah 2% dapat dihitung atau
dilihat, inkubasi selama 48 jam didapatkan dilihat tumbuhnya koloni Rhizopus pada
koloni sebanyak 1, inkubasi selama 72 jam media agar adalah pada inkubasi 3 hari ( 72
didapatkan koloni sebanyak 1, dan inkubasi jam).
selama 144 jam didapatkan koloni sebanyak
2 koloni. Pengenceran4 dengan waktu Saran
inkubasi selama 24, 48, 72, dan 144 jam Perlu dilakukan penelitian lebih
koloni Rhizopus tidak terlihat. Sehingga, lanjut mengenai pakan fermentasi untuk
18
Agroteknosains/Vol. 4/No. 02/Oktober 2020/p-ISSN: 2598-6228/e-ISSN: 2598-009
dijadikan pakan untuk cacing sutera (Tubifex Aspergillus oryzae dalam Pakan
sp.) dengan mengoptimasikan komposisi dan Komersial terhadap Pertumbuhan Ikan
nutrisi bahan yang digunakan, sehingga Nila (Oreochronis Niloticus Lim.).
pakan fermentasi dapat menyaingi pakan Skripsi. Universitas Sebelas Maret.
biasa untuk budidaya cacing sutera. Fardiaz, S. 1992. Departemen Pendidikan
Kemudian, tempat percobaannya lebih dan Kebudayaan Direktorat Jendral
dikondisikan supaya tidak terjadi hal yang Pendidikan Tinggi Pusat Antar
tidak diinginkan pada percobaan ataupun Universitas Pangan dan Gizi.
pengamatan yang sedang dilakukan. Mikrobiologi Pangan. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
DAFTAR PUSTAKA Hadiroseyani, Y. 2003. Potensi Oligochaeta
Amanta, R., Usman, Syammaun., Lubis, sebagai Inang antara Parasit
M., Kurnia, R. 2015. Pengaruh Myxosporea pada Ikan Mas (Cyprinus
Kombinasi Pakan Alami dengan Pakan carpio Linnaeus).Jurnal Akuakultur
Buatan Terhadap Pertumbuhan Benih Indonesia Institut pertanian Bogor.
Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus). Bogor. 2 (1): 37-39.
Sumatera Utara. Hamdat, Hasniah, N. 2010. Pengaruh Lama
Amir, K., dan Khairuman. 2003. Membuat Fermentasi Menggunakan Rhizopus
Pakan Ikan Konsumsi. Agromedia Oryzae Protein Kasar dan Serat Kasar
pustaka.Tanggerang. 45 hal. Ampas Sagu (Metroxilon Rumphii).
Anggorodi, R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi
Unggas. Cetakan kedua.Penerbit Pakan.Skripsi. Institut Pertanian Bogor,
PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Bogor.
Antika, R., Hudaidah, S., dan Limin, S. Lingga, P., dan Susanto, H.(1989). Pakan
2014 Penggunaan Tepung Onggok Ikan.Jakarta : Penebar Swadaya.
Singkong yang Difermentasi Rhizopus Meilisza, N. 2003. Efisiensi Pemberian
sp sebagai Bahan Baku Pakan Ikan Nila Pakan pada benih Ikan Patin (Pangasius
Merah (Oreochronis Niloticus).E-Jurnal pangasius) dalam Sistem Keramba
Rekayasa dan Teknologi Budidaya Saluran Cibalok, Bogor. [Skripsi].
Perairan. Vol 2, No. 2, ISSN:2303-3600. Departemen Budidaya Perairan,
Bidura, I.G.N.G. 2007.Aplikasi Produk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Bioteknologi Pakan ternak.Penerbit Institut Pertanian Bogor.
Udayana University Press.Denpasar. Mujiman, A. 1991.Makan Ikan. Penebar
Dani, N.P, Budiharja, A., Listiawati, S. Swadaya : Jakarta.,
2005. Kombinasi Pakan Buatan Untuk Muria, E. S., Masithah, E.D., dan Mubarak,
Meningkatkan Pertumbuhan dan S.. 2011. Pengaruh Penggunaan Media
Kandungan Protein Ikan Tawes (Puntius dengan Rasio C:N yang Berbeda
javanicus Blks).Biosmart. ISSN: 1411- terhadap Pertumbuhan Tubifex. Jurnal
32IX. Vol 7 No 2. Hal 83-90: Surakarta. Kelautan dan Perikanan Universitas
Pengkajian Teknologi Pertanian Airlangga. Universitas Airlangga.
Bengkulu. Semarang.
Darmawiyanti, V. 2005.Formulasi dan Nugroho, Bangun, S. 2016. Kajian Limbah
Proses Pembuatan Pakan Buatan.Bahan Padat Pengolahan Tepung Tapioka
Presentasi Pada Pelatihan Teknis (Onggok) Sebagai Bahan Apung Pada
Teknologi Produksi Pakan Alami dan Komposisi Pakan Ikan Lele
Buatan Skala Rumah Tangga, BBAP (Pelet).Agronomika. ISSN: 1693-0142.
Situbondo. Situbondo. Vol 11, No 01.
Dharmawan, B. (2010). Usaha Pembuatan Oz, M., Bahtiyar, M., Sahin, D., Karsli, Z.,
Pakan Ikan Konsumsi. Yogyakarta : Oz, U. 2015. Using White Worm
Pustaka Baru Press. (Enchytraeus spp.) as a Life Feed in
Djarijah, A. S. 1995. Pakan Ikan Alami. Aquarium Fish Culture. Journal of
Kanisius.Yogyakarta.87 Hal. Academic Documents for Fisheries and
Eliyana, P. 2011. Pengaruh Penambahan Aquaculture, Vol. 1: 165-168.
Ampas Kelapa Hasil Fermentasi
19
Agroteknosains/Vol. 4/No. 01/Mei 2020/p-ISSN: 2598-6228/e-ISSN: 2598-009
20