Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MANDIRI

PRAKTIKUM ILMU HAMA TANAMAN

Oleh:

Nama : Adilla Haqi

NIM : 185040201111034

Kelas : B/B2

Asisten:.

Rusdi Ali Sabar Simatupang

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
Uraian Tugas
1. Mencari metode perbanyakan serangga hama
2. Resume jurnal artificial diet dan natural diet (jurnal internasional) ordo
Lepidoptera, Diptera, hama gudang, predator hama, dan parasitoid.
1. Metode perbanyakan (rearing) serangga hama

Rearing atau proses pembiakan masal serangga adalah sebuah proses


yang termasuk kedalam rangkaian penelitian yang bertujuan untuk
menghasilkan serangga dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang
relative singkat dengan perlatan yang sederhana, mudah didapat dan bernilai
murah secara ekonomis. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembiakan masal
bagi serangga adalah pengetahuan tentang serangga yang akan dibiakan,
kebutuhan serangga seperti halnya nutrisi dan tempat hidup, perilaku
serangga, sarana pembiakan yang memadai, penyediaan inang yang harus
sesuai dengan pola hidup dari serangga.
Salah satu contoh dari metode pembiakan (rearing) hama gudang
Sitophilus zeamais dilakukan dengan menginfestasikan terlebih dahulu hama
gudang tersebut. Sebanyak 100 ekor hama gudang S. zeamais dimasukkan ke
dalam toples yang sudah diisi 250 g jagung. Jagung berfungsi sebagai pakan
dan media berkembang biak, kemudian toples disimpan selama ±6 minggu
dengan suhu ruangan. Pada minggu kedua dilakukan pemisahan imago
indukan pada media lain. Serangga yang dipakai pada pengujian adalah
serangga turunan pertama (Alifa Wulansari et al., 2019). Adapun contoh lain
dari pembiakan serangga adalah dilakukannya rearing dari serangga Chilo
suppressalis yang dilakukan dengan runtutan proses sebagai berikut :
- Menyiapkan pakan buatan dan diiris tipis lalu diletakkan kedalam tabung
kaca steril dengan ukuran 2,4 cm x 7 cm.
- Memasukkan 10-15 telur ke setiap tabung menggunakan sikat rambut
halus kemudian ditutup dengan kapas yang disterilkan untuk pertukuran
udara.
- Ketika larva sudah memasuki instar ketiga, potongan pakan yang berada
di dalam tabung diganti dengan pakan alami. Dalam setiap tabung hanya
diperbolehkan terdapat 2 larva.
- Ketika pupa muncul, pupa akan diekstraksi dari tabung, diberi jenis
kelamin dan disimpan terpisah dalam kotak plastik.
- Imago dewasa yang baru muncul dikawinkan dan disimpan dalam
kendang berisi tanaman padi untuk proses oviposisi. Selain tanaman padi,
untuk memasok nutrisi lainnya diberikan larutan sukrosa 10%.
- Daun padi yang penuh dengan telur dikumpulkan, dan mengganti pakan
alami setiap hari.
- Mensterikan permukaan daun padi dengan telur yang penuh dengan
merendam menggunakan formaldehida 10% selama 20 menit, lalu dibilas
dengan air suling selama 5 menit.
- Setelah proses sterilisasi, daun dipindah ke cawan petri yang dilapisi
dengan kapas penyerap lembab.
- Bagian daun dimasukkan ke dalam kertas saring basah untuk menjaga
kelembaban. Daun tersebut disimpan dalam kondisi yang stabil hingga
telur tersebut berkembang menjadi pupa dan menetas kembali.
Tiga generasi pertama dibesarkan dengan kombinasi antara pakan
buatan dan pakan alami (bamboo air tawar dan batang padi segar). Pada
generasi keempat, populasi hanya dibesarkan dengan pakan buatan Han et al.
(2012).
2. Resume jurnal artificial diet dan natural diet (internasional) ordo lepidoptera,
diptera, hama gudang, predator hama dan parasitoid!
a. Natural diet
Resume : Damselflies Rearing: a Method to Obtain a Large Amount of
Specimens (Ischnura elegans, Coenagrionide) In Laboratory Throughout The
Year.
Oleh : Silvana Piersanti, Manuela Rebora, Gianandrea Salerno, Adolfo Cordero-
Rivera, Francesca Frat

Penangkaran serangga untuk tujuan penelitian merupakan praktek yang terus


berkembang, karena cara ini terbilang relatif mudah dan murah untuk
diaplikasikan dan berguna untuk berbagai bidang penelitian. Adapun peran
rearing serangga dalam pengembangan ilmu entomologi dan terkait sangatlah
penting. Spesies Ischnura elegans termasuk kelompok damselfly (capung berekor
jarum) yang paling umum ditemukan di Eropa. Memperluas diri dari Irlandia ke
Jepang, dan terutama melimpah di situs eutrofik, spesies ini lebih suka genangan
air di daerah dataran rendah dan toleran terhadap beberapa salinitas. Sepesies
jantan dan betina dari Ischnura elegans dikumpulkan menggunakan jaring kupu-
kupu di akhir musim panas di sepanjang vegetasi garis pantai di kolam buatan
kecil untuk budidaya ikan, dekat dengan Danau Trasimeno.
Peneliti mengumpulkan jantan dan betina pada tengah hari (11.00-15.00),
lebih memilih serangga dalam kopula. Spesimen keduanya jenis kelamin
ditempatkan di "serangga dewasa" (kandang kayu berukuran 50 × 50 × 50 cm
tertutup) dengan beberapa ranting untuk bertengger. Setiap serangga digunakan
untuk sekitar 20 jantan dan 20 betina. Selama pengumpulan, kami menempatkan
serangga di area bayangan dan menghindari sinar matahari langsung selama
pengangkutan ke laboratorium. Di laboratorium, serangga dipertahankan pada 25
± 2 ° C dan fotoperiode LD 16 selama 8 jam. Damselflies diberi makan dengan
menggunakan Drosophila melanogaster sebagai natural dietnya (masing-masing
ratusan lalat dilepaskan dari botol kultur). Serangga di kandang pun bebas kawin.
Dua hari setelahnya koleks dipisahkan semua betina untuk mengumpulkan telur.
Mengingat betina damselflies dapat menggunakan kertas saring basah sebagai
pendukung oviposisi endofit.
b. Artificial diet
Resume : Artificial Diet for Continous Rearing of Chilo suppressalis
(Lepidoptera: Crambidae)
Oleh : Han, L., Li, S., Liu, P., Peng, Y., dan Hou, M
Penggerek batang padi Chilo suppressalis merupakan hama penting
pada tanaman padi khususnya di China. C. supperssalis diperbanyak dengan
tujuan penelitian untuk mengembangkan dan mengoptimalkan strategi
pengelolaan hama terpadu dengan proses perbanyakan (rearing) dan diberi
pakan buatan. Adapun langkah langkah dalam menyiapkan pakan buatan ini
adalah :
a. Mempersiapkan alat serta bahan
b. Menimbang bahan yang akan digunakan
c. Memotong kecil-kecil bambu air tawar kemudian dihomogenkan dengan
375 ml air menggunakan blender
d. Mencampur campuran homogen tersebut dengan bubuk kedelai, bubuk
ragi, kasein dan sukrosa didalam panci stainless steel dan dimasukkan
kedalam autoclave selama 30 menit pada suhu 125⁰C
e. Melarutkan agar dengan 300 ml aquades dan dipanaskan sampai mendidih
f. Setelah larutan agar mendidih, larutan dimasukkan ke campuran homogen
diatas dan diblender selama 2 menit, kemudian didinginkang.
g. Melarutkan asam askorbat, kolin klorida, garam Wesson, vitamin B, asam
sorbat dan metil parahydroxybenzoate dengan 50 ml air suling. Larutan
tersebut dimasukkan kedalam campuran homogen diatas dan diblender
selama 2 menit.
h. Memasukkan 1 ml formaldehida 40% kedalam blender dan diblender
kembali selama 3 menit sampai semua bahan homogen
i. Campuran larutan yang sudah homogen, dipindahkan ke kotak plastik (25
cm x 17 cm x 9 cm) kemudian ditutup dengan plastik pembungkus
j. Pakan tersebut dibiarkan sampai mengeras dan mencapai suhu ruangan
k. Pakan siap digunakan.

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa C. supperssalis dapat


beradaptasi baik dengan pakan buatan dan kondisi pemeliharaan pada proses
rearing. Pakan ini dapat berfungsi sebagai alternatif yang layak untuk tanaman
inang alami untuk proses rearing. Selain itu, pakan buatan ini mudah dibuat
dan bahan-bahan yang digunakan mudah ditemukan. Pakan buatan ini
memiliki kemampuan lebih baik karena tahan lama sehingga hanya
membutuhkan satu makanan pengganti selama proses rearing.
Daftar Pustaka

Alfia Wulansari, Nur Rochman dan Setyono. 2019. Daya Insektisida dan Daya
Repellent Ekstrak Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C) Terhadap Hama
Gudang Sitophilus zeamais Motschulsky. Jurnal Agronida Vol.5 (1) : 36-44.
Han, L., Li, S., Liu, P., Peng, Y., dan Hou, M. 2012. New Artificial Diet for
Continous
Rearing of Chilo suppressalis (Lepidoptera: Crambidae). Annals of The
Entomological Society of America. 105 (2): 253-258.
Silvana Piersanti, Manuela Rebora, Gianandrea Salerno, Adolfo Cordero-Rivera and
Francesca Frat. 2013. Damselflies Rearing: a Method to Obtain a Large
Amount of Specimens (Ischnura elegans, Coenagrionide) In Laboratory
Throughout The Year. International Journal of Odonatology.

Anda mungkin juga menyukai