Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MAKALAH

PRAKARYA

NAMA : ADREA RENATA


Kelas : 8.2

“ Budi Daya Satwa Harapan ( Cacing Tanah ) “

SMP NEGERI 2 TEBING


A. Pengertian Cacing Tanah

Cacing merupakan salah satu satwa harapan karena termasuk salah satu bentuk perkembangan
usaha peternakan. Masyarakat sudah mulai mengembangkan ternak satwa alternatif atau satwa
harapan sebagai sumber bahan baku industri, pakan, atau hewan laboratorium. Ternak atau satwa
harapan umumnya memiliki beberapa kelebihan, antara lain: siklus hidup pendek, jarang terkena
penyakit, murah harganya, serta mudah beradaptasi dengan lingkungandanpakanyangdiberikan.

Potensi ekonomi yang dimiliki satwa harapan dapat menjadi alternatif bagi masyarakat untuk
mengisi waktu luang sekaligus sebagai alternatif penghasilan keluarga. Cacing Tanah sebagai Satwa
Harapan Melansir E-Book Prakarya Kelas VIII (Suci Paresti, dkk, 2017), cacing tanah (Lumbricus
terrestris) dapat berukuran panjang 9 hingga 30 cm bergantung pada banyak ruas badan, umur, dan
mutu pakannya. Cacing tidak punya tangan, kaki, ataupun mata. Cacing tanah memiliki berbagai
jenis. Diperkirakan ada sekitar 2.700 jenis cacing tanah di dunia. Cacing dapat hidup jika tersedia
oksigen, air, pakan, dan suhu yang cocok. Cacing akan mencari tempat yang cocok jika keempat
kebutuhan tersebut tidak terpenuhi. Kotoran cacing tanah mengandung nitrogen unsur hara penting
bagi tanaman. Kotoran cacing ini membantu mengikat partikel tanah menjadi agregat-agregat
sehingga struktur tanah menjadi baik. Cacing bisa menumbuhkan ekor baru, tetapi tidak dapat
menumbuhkan kepala baru jika bagian tersebut terpotong. Bayi cacing tidak dilahirkan, mereka
berada dalam kokon berukuran lebih kecil dari sebutir beras. Meskipun tidak punya mata, cacing
dapat menangkap sinar, khususnya pada bagian tubuh terdepan (bagian kepala). Mereka bergerak
menjauhi sinar dan kulit cacing akan menjadi kering jika terekspos sinar dalam waktu lama (sekitar
satu jam). Jika kulit cacing kering, ia akan mati. Cacing tergolong sebagai binatang hermaprodit
(berkelamin ganda). Setiap cacing mempunyai organ jantan maupun betina. Cacing kawin dengan
cara menyatukan bagian clitellum (bagian membengkak di dekat kepala pada cacing dewasa) dan
bertukar sperma. Setiap cacing kemudian membentuk selubung telur dalam clitellum.

B. Proses Budidaya
Cara Budidaya Cacing Tanah Proses budidaya cacing tanah terbagi dalam lima tahap
sebagai berikut:
1. Proses Persiapan Tempat Budidaya Tempat budidaya harus disiapkan terlebih dahulu.
Tempat yang bisa digunakan bebas, tergantung anggaran dan lahan yang dimiliki. Lahan
sempit skala rumahan dapat memanfaatkan tempat berupa bak plastik, besek, karung bekas,
rak kayu, dan box kayu. Pemanfaatan lahan yang cukup luas, seperti kolam ikan dan sistem
kolam jedingan juga bisa dilakukan.

2. Proses Pemberian Media Hidup Cacing Tanah Media hidup cacing tanah berupa bahan-bahan
organik yang sudah dicampur rata. Bahan-bahan organik itu sebagian besar sudah membusuk
dan termasuk limbah, di antaranya log jamur tiram, jerami padi, serbuk gergaji atau grajen,
sampah organik dan kotoran sapi. Cara membuatnya adalah dengan mencampurkan semua
bahan organik itu kecuali kotoran sapi dengan cara memasukkannya ke wadah atau tempat
budidaya mencapai ketinggian 15 cm. Setelah itu diberi air secukupnya. Langkah berikutnya,
aduk hingga merata, lalu biarkan selama 4 minggu supaya proses fermentasi berlangsung.
Baru kemudian tambahkan kotoran sapi yang sudah didiamkan selama 7 hari. Perbandingan
campuran media hidup 70 persen dan kotoran sapi 30 persen. Setelah itu, pastikan terlebih
dahulu pH media dan kelembabannya. pH media yang baik adalah pH netral, bisa diukur
dengan kertas lakmus.

3. Menyiapkan Bibit Cacing Tanah Unggulan Bibit cacing tanah yang terbukti berkualitas
unggul dapat dibeli dari peternak cacing tanah. Cacing tanah dari peternak lebih mudah
beradaptasi dengan media yang sudah dipersiapkan. Banyaknya bibit disesuaikan dengan
daya tampung fasilitas budidaya. Wadah seperti bak plastik, dan rak kayu, setidaknya bisa
menampung sebanyak 100 hingga 150 bibit cacing tanah. Untuk wadah skala besar seperti
bekas kolam atau kolam jedingan, dapat menampung hingga hitungan kilogram bibit cacing
tanah.

4. Memasukkan Bibit Cacing Tanah ke Media Hidup Bibit cacing tanah itu, sebaiknya jangan
dimasukkan sekaligus ke media hidupnya. Masukkan sedikit bibit di permukaan tanah guna
mengecek apakah media hidupnya sudah cocok atau belum. Jika bibit langsung masuk ke
dalam media dan dalam 3 jam tidak ada satu pun yang berkeliaran atau kabur keluar wadah,
itu artinya media hidupnya sudah cocok. Setelah itu, tambahkan bibit cacing secara bertahap
dan cek rutin tiap 3 jam sekali. Jika ternyata menemukan bibit cacing yang berkeliaran
bahkan berusaha kabur keluar dari wadah media hidupnya, maka media hidupnya perlu
diganti. Cara mengganti medianya adalah dengan menyiram media dengan air, peras, buang
airnya, lakukan berulang sampai warna air perasannya menjadi bening. Setelah penaburan
bibit, pastikan untuk mengeceknya setelah 12 jam untuk memastikan apakah bibit sudah
beradaptasi dengan media hidup yang dipersiapkan.
5. Proses Panen Cacing Tanah Cacing tanah bisa dipanen sekitar 2,5 sampai 4 bulan. Pemanenan
dapat pula ditandai dengan banyaknya kotoran cacing atau disebut kascing di media hidup.
Bentuk kotoran cacing (kascing) dapat dilihat di permukaan tanah dengan bentukan padat dan
menggumpal warnanya hampir mirip dengan warna tanah, coklat kehitaman. Pemanenan
dilakukan sebagian, dengan menyisakan sebagian cacing dewasa untuk dijadikan bibit
kembali dan kokon untuk memperbanyak populasi cacing tanah untuk budidaya. Cara panen
dilakukan dengan menggunakan bantuan lampu neon, bohlam, maupun petromaks. Cahaya
berfungsi untuk membuat cacing di dalam media naik ke permukaan dan berkumpul.

Ambil cacing-cacing tersebut dan masukkan ke wadah lain. Untuk cacing dan kokon
yang tidak dipanen, sebaiknya dipindahkan ke media hidup yang baru, dan tempatnya
terpisah.

C. Alat Dan Bahan

Dalam membudidayakan cacing tanah, peralatan yang digunakan juga tidak terlalu rumit.
Bahkan alat dan bahan yang dibutuhkan ada di sekitar kita yang merupakan perlengkapan
sehari-hari. Beberapa peralatan tersebut antara lain:

1. Kotak untuk memelihara cacing, dapat memakai papan kayu atau bahan dari plastik
maupun dari kaca. Jangan lupa untuk melubangi bagian bawah kotak sehingga dapat
menampung ‘pupuk cair’ yang keluar.
2. Kompos sebagai media hidup cacing yang akan dibudidayakan.
3. Sampah sisa makanan atau sampah organik lainnya.
4. Ember dengan penutup.
5. Penutup kotak cacing yang dapat dibuat dari kayu dan kawat jaring.
6. Minyak atau oli untuk menghalau serangga yang tidak diinginkan, misalnya: semut,
kecoa, dll.
7. Sarung tangan karet.
8. Bibit cacing tanah.
9. Lokasi yang terlindung dari hujan dan sinar matahari yang berlebihan.
D. Fungsi Dan Pemanfaatan Budidaya

Berikut beberapa manfaat Cacing tanah :

 Penyembuhan Tifus
 Obat diare
 Melancarkan sirkulasi darah
 Melancarkan pencernaan
 Menenangkan syaraf
 Menambah stamina
 Pakan ternak
 Obat herbal
 Mempercepat penyembuhan luka
 Menegah infeksi

Kondisi Media Budidaya Cacing Tanah

Anda mungkin juga menyukai