Anda di halaman 1dari 24

BUDIDAYA CACING SUSU

A. Pendahuluan
Cacing tanah bermanfaat sebagai :
1. Agen komposter untuk mengurai bahan organik di tanah.
2. Agen penyubur tanah. Menggemburkan struktur tanah dan menetralkan kimia tanah.
3. Agen indikator kontaminasi limbah beracun dan radioaktif.
4. Umpan pemancingan ikan.
5. Bahan pakan konsentrat ternak seperti ikan, ayam, dan burung.
6. Bahan kosmetika dan obat. Cacing tanah dibuat kapsul cacing untuk terapi Tifus Abdominalis.
Melihat ruang lingkup penggunaannya, maka cacing tanah berpotensi menjadi suatu komoditas
usaha yang menguntungkan. Memanfaatkan peluang usaha ini, menyediakan produk, mencari pangsa
pasar yang baik, dan memenejemeni usaha Budidaya Cacing Tanah dengan benar akan mendapatkan
keuntungan besar. Kini banyak orang yang mulai menggeluti komoditas ini sebagai usaha utama ataupun
usaha sampingan. Itu karena tingginya kebutuhan, namun modal usaha yang dibutuhkan sangat sedikit.
Produk cacing tanah dapat dijual ke pedagang ikan hias, pabrik pellet ikan, pengusaha obat
tradisional, perusahaan kosmetik, diekspor pembuatan kosmetik dan obat,.
Harganya berkisar Rp. 25–30 ribu/Kg tergantung musim. Peternak jenis Lumbricus Rubellus di
Depok mampu memanen cacing tanah hingga 200 kg perbulan dengan keuntungan 50an juta perbulan.
Penjualan cacing tanah bisa dilakukan dalam kondisi cacing basah ataupun kering. Peternak yang menjual
hasil panennya secara kering untuk menghindari kerugian karena risiko cacing mati dan membusuk saat
proses pengiriman. Cacing tanah kering juga dikatakan lebih mudah diolah untuk berbagai komoditi.
Harga cacing tanah lebih mahal di musim kemarau karena kehidupannya sangat dipengaruhi suhu dan
kelembaban. Karena iyu, setiap memasuki musim kemarau, maka perlu dilakukan perawatan ekstra pada
tanahnya.
Cacing tanah mempunyai kelebihan seperti tidak berbau, bisa berkembang biak dengan cepat,
tumbuh subur, mudah beradaptasi dengan berbagai media, dan punya ketahanan hidup yang tinggi.
B. Manfaat dan Potensi Komoditas
1. Agen komposter untuk mengurai bahan organik di tanah. Dalam bidang pertanian, cacing tanah
menguraikan bahan organik di dalam tanah, dan membantu meningkatkan populasi mikroba tanah.
Dengan demikian, akar tanaman pertanian akan mudah menyerap zat hara yang telah terurai.
2. Agen penyubur tanah. Cacing tanah membuat lubang-lubang di dalam tanah (agen drainase), dan
meninggalkan kotoran yang gembur. Cacing tanah juga menetralkan kimia tanah. Dengan demikian,
struktur tanah menjadi gembur, kimia tanah menjadi netral, aerasi tanah menjadi lebih baik, dan
populasi mikroba komensal pada akar tanaman meningkat, sehingga kesuburan tanah juga meningkat.
3. Umpan pemancingan ikan.
4. Bahan Pakan Ternak. Berkat kandungan protein, lemak, dan mineralnya yang tinggi sehingga cacing
tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok.
5. Bahan baku pakan konsentrat ternak seperti ikan, ayam, dan burung. Memiliki kandungan protein yang
tinggi sekitar 76% dan karbohidrat sekitar 17%, lemak 45%, asam amino lengkap, asam glutamate
8,9%, Treonin 3,28%, lisin 5,16%, glycine 3,54, abu 1,5%, mineral serta air. Karena memiliki gizi yang
tinggi, cacing tanah banyak digunakan untuk bahan pakan ternak.
6. Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit. Secara tradisional cacing tanah
dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik
sendi, sakit gigi dan tipus.
7. Bahan Baku Kosmetik. Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku
pembuatan lipstik.
8. Makanan Manusia. Cacing merupakan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai
bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau Ayam.
9. Agen indikator kontaminasi limbah beracun dan radioaktif.

C. Klasifikasi Cacing Budidaya


Klasifikasi Taksonomi Cacing Tanah :

Filum : Annelida
Ordo : Opisthopora / Haplotaxida
Spesies : Lumbricus Rubellus

Oligochaeta
Tubuhnya berbentuk tabung dan tersegmentasi. Cacing ini umumnya ditemukan di tanah lembab atau agak
basah.
Cacing tanah merupakan hewan pengurai dengan memakan bahan organik hidup maupun mati.
Hewan invertebrata (tidak bertulang belakang) ini hidup didalam tanah. Tubuhnya tersusun atas segmen-
segmen yang berbentuk annulus (cincin).

Jenis-jenis cacing tanah :


1. Lumbricus rubellus. Cacing yang berasal dari Eropa. Memiliki ekor kuning. Banyak di budidayakan
dalam industri farmasi, pakan hewan, serta bisa juga untuk dikonsumsi manusia. Ciri-ciri jenis cacing
ini memiliki ukuran panjang 8-14 cm. Warna tubuh pada bagian punggung berwarna cokelat cerah
hingga ungu kemerahan.
2. Eisenia fetida. Disebut juga Cacing Tiger / Cacing Merah. Ukurannya sangat kecil, sekitar 7-8 cm.
Memiliki warna coklat kemerahan dan cerah. Biasanya ditemukan pada tumpukan bahan organik,
sampah rumah tangga, atau di bawah batang pisang yang membusuk.
3. Eudrilus eugeniae. Disebut juga Cacing African Nightcrawler. Kebanyakan peternak hanya mengambil
kascingnya saja. Mempunyai ukuran tubuh lebih besar (bisa mencapai panjang 20 cm).
4. Perionyx exavatus. Disebut juga Cacing Kalung. Banyak terdapat di indonesia. Ukuran tubuhnya lebih
besar dibandingkan jenis cacing tanah lainnya. Bentuk tubuhnya membulat, berwarna coklat keunguan,
dan sedikit kelabu.
5. Pheretima sp. Banyak terdapat di indonesia. Cacing ini mempunyai kulit warna kuning kecoklatan.
Cacing ini memiliki ukuran yang relatif kecil dan banyak digunakan sebagai umpan mancing.
Morfologi dan Ciri Fisik Cacing Tanah
Cacing tanah memiliki bentuk tubuh silindris hingga pipih. Kulit tubuhnya berwarna merah kecoklatan.
Cacing tanah jenis Lumbricus tubuhnya berbentuk pipih. Memiliki jumlah segmen sekitar 90 sampai 195 dan
klitelum yang terletak pada segmen 27-32. Biasanya cacing tanah jenis ini kalah bersaing dengan jenis
lainnya sehingga tubuhnya kecil. Namun apabila diternakkan ukuran tubuhnya bisa sama atau melebihi jenis
lain.
Cacing tanah jenis Pheretima tubuhnya berbentuk silindris panjang dan berwarna merah keunguan. Jumlah
segmen antara 95 sampai 150. Klitelumnya terletak pada segmen 14-16. Yang termasuk cacing tanah jenis ini
antara lain ; cacing kalung, cacing merah dan cacing koot.
Segmen-segmen pada tubuh cacing tanah berbentuk cincin (annulus). Setiap segmen memiliki beberapa
pasang seta, yaitu struktur berbentuk rambut yang berguna untuk bergerak dan untuk memegang subtrat.
Peran dan Manfaat Cacing Tanah
Cacing tanah memiliki peran yang sangat penting sebagai penyeimbang keberlangsungan ekosistem yang
sehat, baik untuk biota tanah, hewan maupun untuk manusia. Cacing tanah berevolusi untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungannya.
Dalam dunia pertanian, hewan tanah ini bermanfaat untuk menyuburkan tanah dan sebagai pakan hewan
ternak.
Dalam dunia kesehatan, cacing tanah berpotensi untuk digunakan sebagai obat berbagai penyakit, seperti
penyumbatan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, stroke dan obat diare.
Persebaran Cacing Tanah
Cacing tanah terdapat diseluruh penjuru dunia yang terdiri dari sekitar 1.800 spesies. Beberapa spesies
diantaranya terdapat di Indonesia.
Cacing tanah yang terdapat di Indonesia antara lain dari famili Enchytraeidae, Glassocolicidae,
Lumbricidae, Moniligastridae, Megascolicidae.
Genus yang pernah ditemukan di Indonesia antara lain Enchytraeus, Fridericia, Drawida, Dichogaster,
Eudichaster, Pontoscolex, Pheretima, Megascolex, Perionyx dan Allolobophora.
Habitat Cacing Tanah
Cacing tanah dapat ditemukan pada tanah lahan kering masam sampai alkali yang memiliki kecukupan air.
Jenis-jenis cacing tanah asli biasanya hidup pada tanah yang bertekstur halus, liat, liat berdebu atau lempung
berdebu.
Cacing tanah dapat hidup pada pH 4,5 sampai 6,5, akan tetapi jika kandungan bahan organik tanah tinggi,
cacing juga mampu hidup dan berkembang pada pH 3.
Pada musim kemarau, cacing tanah biasanya berpindah ke tanah-tanah atau tempat-tempat yang lembab atau
basah, seperti dibawah pohon pisang, tumpukan sampah atau dedaunan, tepi parit, dan daerah dekat sumber
air.
Spesies cacing tanah Megacolex sp., Peryonix sp., dan Drawida sp. diketahui hidup dan berkembang pada
tumpukan sampah organik pasar (Sudarmi, 1999). Ukuran panjang cacing tanah spesies ini bervariasi, antara
beberapa mili meter hingga 15 cm atau lebih.
Makanan Cacing Tanah
Cacing tanah umumnya memakan bahan-bahan organik yang ada di dalam tanah, serasah daun, sampah
organik, dan materi tumbuhan yang telah mati.
Kemampuan cacing tanah dalam mengkonsumsi sampah tergantung pada ketersediaan jenis sampah yang
disukainya dan kandungan karbon serta nitrogen pada sampah.
Reproduksi Cacing Tanah
Cacing tanah adalah hewan hermafrodit (hewan dengan alat kelamin ganda), setiap ekor cacing tanah
memiliki alat kelamin jantan dan betina.
Namun mereka tidak bisa membuahi diri sendiri, mereka harus melakukan perkawinan dengan individu lain
untuk bereproduksi. Cacing tanah dewasa melakukan perkawinan kira-kira setiap 10 hari sekali.
Dalam satu kali perkawinan, cacing tanah akan menghasilkan satu sampai dua kepompong. Satu kepompong
dapat menampung hingga 10 butir telur.
Telur cacing tanah akan menetas dalam waktu 21 hari (cuaca hangat), dan bisa mencapai 90 hari apabila
cuaca dingin. Cacing tanah aktif bereproduksi pada kondisi lembab dan hangat.
Ketika telur akan menetas, kepompong berubah warna menjadi kemerahan. Anak cacing tanah baru menetas
berukuran sekitar 1,2 cm dan tidak memiliki organ reproduksi.
Cacing tanah mulai matang secara seksual saat klitelum terbentuk sempurna, yaitu ketika usianya 10 – 55
minggu. Setelah melewati fase ini pertumbuhan berat tubuh cacing tanah akan melambat. Cacing tanah dapat
hidup hingga 5 tahun, bahkan lebih.

Cacing ini tidak memiliki kaki maupun mata, sehingga cacing tanah mengandalkan indra penciumannya
untuk mencari sumber makanan.
Hewan invertebrata atau tidak mempunyai tulang belakang ini memiliki sifat hermaprodit atau berkelamin
ganda. Meski berkelamin ganda, cacing tanah tidak dapat melakukan pembuahan sendiri melainkan harus
dilakukan oleh sepasang cacing tanah.
Pori-pori jantan membuka posterior ke pori-pori betina, meskipun segmen jantan internal anterior ke betina.
Cacing ini mempunyai tubuh berwarna merah kecoklatan dengan panjang kurang lebih 7,5 hingga 10 cm.

Klasifikasi Ilmiah Cacing Tanah

Cacing tanah sebagai hewan invertebrata memiliki keunggulan dan kegunaan luar biasa.
Sebelum memulai usaha ternak cacing tanah, lebih baik kamu mengenal jenis benih dan media tempat ternak.
Benih Cacing Tanah
Enam Jenis cacing tanah yang dapat dibudidayakan secara komersial. yaitu : Lumbricus rubellus, Malaccus
sp., Pheretima asiatica, Perionyx excavatus, Eisenia fetida, Eisenia andrei.
Media Cacing Tanah
Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media adalah komposisi bahan yang digunakan memenuhi syarat
kandungan C/N ratio 25-30. Media yang digunakan adalah bahan organik : limbah ternak ( sisa pakan dan
feses) ternak sapi, kerbau, kuda, kelinci dan domba; limbah rumah tangga; limbah pertanian, penggergajian
dan penggilingan padi.
Bahan yang digunakan sebaiknya difermentasi dahulu dengan cara : kumpulkan bahan organik kemudian
cincang dengan ukuran 5-10 cm, aduk agar merata, tumpuk kurang lebih 1 m2 atau masukkan dalam karung
resap air, pada hari ke 4 diaduk agar proses fermentasi berlangsung menyeluruh lalu tumpuk lagi dan balik
lagi setiap 3 hari sekali, setelah 15 hari fermentasi dibongkar.
Kemudian aduk merata dan biarkan terkena udara bebas selama 5-7 hari; ketinggian media awal
pemeliharaan 5-10 cm dan 10-20 cm mulai hari ke tiga.***

Klasifikasi Cacing Tanah


Cacing tanah termasuk hewan dari Kingdom Animalia, Filum Annelida, kelas Oligochaeta, Ordo Haplotaxida
dan famili Lumbricidae.
Jenis Cacing Tanah
Setidaknya ada 1.300 jenis cacing tanah yang ada saat ini, namun tidak semua cacing tanah dikenal oleh
banyak orang. Salah satu yang paling terkenal adalah cacing tanah darat yang ukurannya besar dan disebut
dengan megadriles.
Alat Pernapasan Cacing Tanah
Pada dasarnya cacing tanah tidak mempunyai alat respirasi khusus, melainkan respirasi dilakukan melalui
membran yang ada di seluruh permukaan tubuh. Atau bernafas melalui kulit.
Bagan Cara Kerja Organ Pernapasan Pada Cacing Tanah
Tepatnya di bawah kutikula terdapat banyak sekali pembuluh kapiler, yang berfungsi untuk menukar gas
CO2 dan juga O2.
Alat Ekskresi Pada Cacing Tanah Adalah
Adapun alat ekskresi pada cacing tanah, namanya nephridia, yang ada di tiap-tiap ruas.terkecuali pada ruas 1,
3 dna ruas terakhir.
Cacing Tanah Berkembang Biak Dengan Cara
Cacing tanah disebut juga dengan hewan hermaprodit, dimana dalam tubuh 1 ekor cacing, terdapat 2 jenis
kelamin, baik jantan maupun betina. Namun proses pembuahannya sendiri tidak dapat dilakukan sendirian,
artinya harus ada 2 ekor cacing untuk melakukan proses pembuahan.
Cara Budidaya Cacing Tanah
Mengingat cacing tanah ini mempunyai cukup banyak manfaat. Maka saat ini banyak orang yang mulai
membudidayakan jenis cacing tersebut. Anda yang berminat untuk membudidayakan cacing tersebut,
Caranya tidak terlalu sulit.
Ternak Cacing Tanah
1. Cara Mencari Cacing Tanah
Cari jenis cacing tanah yang akan dibudidayakan secara tepat. Sesuai d tempat atau habitat yang dimiliki,
baik itu di tanah, atau di pohon.
2. Media Atau Kandang Cacing Tanah
Untuk kandangnya sendiri, harus bebas dari hama atau predator, seperti semut, ayam, atau yang lainnya.
3. Makanan Cacing Tanah
Makanan untuk cacing sendiri biasanya berupa limbah organik rumah tangga, limbah home industri, limbah
peternakan, daun gugur, dan yang lainnya.
4. Cara Membersihkan Kotoran Cacing Tanah
Caranya adalah dengan membuang lapisan tetas, sekitar 1 cm setiap 1 minggu sekali, kemudian setelah 1
bulan balik media tersebut. sedangan setelh 2,5 bulan, ganti dengan yang baru.
5. Masa Panen Cacing Tanah
Panen cacing biasanya dilakukan pada bulan ke 2,5 hingga bulan ke 4.
6. Harga Cacing Tanah Per Kilogram
Harga cacing tanah / kg-nya beragam, mulai dari harga 50 ribuan rupiah, hingga 95 puluh ribuan rupiah.
Baca juga mengenai : Cacing Pipih
Cacing tanah, walaupun termasuk binatang yang menjijikan, namun mempunyai banyak sekali manfaat, dan
bahkan dapat dibuat jadi lahan bisnis yang pastinya menguntungkan!
Jenis-jenis yang paling banyak dikembangkan oleh manusia berasal dari famili Megascolicidae dan
Lumbricidae dengan genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi dan Lidrillus. Beberapa
jenis cacing tanah yang kini banyak diternakan antara lain: Pheretima, Periony dan Lumbricus. Ketiga jenis
cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan. Cacing
tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan
klitelum yang terletak pada segmen 27-32. Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga
tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain. Cacing
tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak pada segmen 14-16.
Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan. Cacing tanah yang termasuk jenis
Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung. Cacing tanah jenis Perionyx berbentuk
gilik berwarna ungu tua sampai merah kecokelatan dengan jumlah segmen 75-165 dan klitelumnya terletak
pada segmen 13 dan 17. Cacing ini biasanya agak manja sehingga dalam pemeliharaannya diperlukan
perhatian yang lebih serius. Cacing jenis Lumbricus Rubellus memiliki keunggulan lebih dibanding kedua
jenis yang lain di atas, karena produktivitasnya tinggi (penambahan berat badan, produksi telur/anakan dan
produksi bekas cacing “kascing”) serta tidak banyak bergerak

Cacing Susu

Cacing Fosfor

Cacing Kompos

Cacing Bayam

Amynthas aspergillum (Cacing Gila)

Pheretima

Perionyx 1 (Cacing Merah)

Perionyx 2 (Cacing Susu / Cacing Fosfor)

Lumbricus Rubellus

Jika medianya sudah sesuai, maka cacing akan masuk ke dalam media. Jika tidak, maka cacing akan naik ke permukaan
serasah dan campuran kotoran sapi

Dalam memulai budidaya cacing tanah, Anda perlu mempersiapkan media ternaknya terlebih dahulu.
Kemudian, setelah mempersiapkan tempat untuk ternak Anda dapat mempersiapkan bibitnya, mengetahui
cara memberi pakan untuk cacing, dan cara panen.
1. Persiapan Media Budidaya Cacing Tanah
1. Sebagai pemula, Anda bisa dengan sangat mudah membudidayakan cacing tanah di rumah. Media
yang dibutuhkan adalah wadah plastik kotak berukuran 90 x 50 x 36 cm yang sudah diberi alas
karung goni atau potongan terpal. Sebaiknya beri alas yang tidak menyerap kelembaban. Persiapkan
juga rak tingkat sebagai tempat untuk meletakan wadah plastik kotak tersebut.
2. Setelah siap dengan wadahnya, Anda dapat memasukan tanah kedalamnya setinggi kurang lebih 5
hingga 10 cm. Pastikan tanah yang Anda gunakan merupakan tanah humus atau tanah yang
mengandung bahan organik dengan jumlah besar. Jika tanah dirasa kekurangan nutrisi Anda dapat
menambahkan pupuk ke dalamnya.
3. Tambahkan Pupuk GDM Granule SAME yang mengandung bakteri premium dan unsur hara makro-
mikro lengkap sehingga dapat meningkatkan kualitas tanah, mencegah terjadinya penularan penyakit
tular tanah, serta menyuburkan kembali tanah yang telah rusak.
4. Untuk meningkatkan hasil panen, Anda bisa menggabungkan Pupuk GDM Granule
SAME dengan GDM Black Bos yang mengandung 4 macam bakteri yang ampuh mengembalikan
kondisi tanah menjadi subur serta gembur dan terbukti dapat menurunkan cemaran logam berat timbal
dan kronium hingga lebih dari 80% dalam waktu 3 bulan.

Penambahan Pupuk GDM Granule SAME dan GDM Black BOS dapat mencegah penyakit tular tanah
seperti:
 Penyakit Bulai (Peronosclerospora maydis).
 Busuk akar (Erwinia chrysntemi, Helminthosporium sigmoideum, Phytophthora palmivora).
 Busuk batang (Rhizoctonia solani, Sclerotium rolfsii).
 Bercak daun (Cercospora capsici).
 Layu tanaman (Ralstonia sp., Fusarium sp.).
 Rebah semai (Phytium sp.).
 Aeromonas dan vibrio dapat dicegah oleh bakteri GDM Black BOS.
Agar cacing tanah dapat hidup dan berkembangbiak dengan baik berikut hal yang perlu diperhatikan:
 Jaga kelembaban yang optimal antara 60 hingga 85%.
 Atur suhu yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan penetasan telur cacing tanah kurang lebih 15-25
derajat celcius.
 Demi pertumbuhan yang baik, cacing tanah perlu hidup di tanah yang sedikit asam hingga netral atau
pH sekitar 6 hingga 7,2.
 Saat pemeliharaan usahakan agar tidak terkena sinar matahari secara langsung.
2. Persiapan Bibit Cacing Tanah
Jika sudah mempersiapkan media untuk ternak cacing tanah, tentukan bibit cacing tanah yang berkualitas.
Terdapat beragam jenis cacing tanah yang merupakan unggulan dan dapat menghasilkan banyak keuntungan
untuk Anda.
Terdapat beragam jenis cacing seperti Megascolicidae, Genus Lumbricus, Lumbricidae, Eisenia, Pheretima,
Diplocardia, Perionyx, dan Lidrillus. Di Indonesia sendiri, ada 3 cacing tanah yang banyak dibudidaya
seperti Perionyx, Pheretima, dan Lumbricus.
Ke-3 cacing tanah yang populer di Indonesia ini menggemari media dengan bahan organik layaknya sampah
dapur ataupun pupuk kandang. Meski ke-3nya populer, untuk pemula Anda disarankan untuk memilih jenis
Lumbricus Rubellus untuk dibudidayakan karena ketahanannya yang baik dan relatif tidak banyak bergerak
sehingga lebih mudah dalam menggemukannnya.
Selain itu, jenis ini juga menghasilkan banyak telur dan kascing atau kotoran yang mengandung bermacam
komponen biologis seperti giberelin, sitokinin, dan auxin. Kemudian juga mengandung komponen lainnya
seperti nitrogen, fosfor, kalium, belerang, magnesium, dan besi yang sangat baik untuk pertumbuhan
tanaman.
Maka dari itu, tanah dari berbudidaya cacing tanah jenis Lumbricus Rubellus ini dapat Anda jual ke petani
karena ada banyak kandungan baik yang bisa membantu tumbuhan atau tanaman untuk tumbuh subur dan
sehat.
Berikut cara mempersiapkan bibit cacing tanah:
 Bibit cacing tanah yang dipilih adalah telur yang sudah menetas dari cacing sebelumnya.
 Masukan bibit cacing Lumbricus Rubellus kurang lebih 50 hingga 100 ke dalam satu wadah plastik
berisi tanah dan pupuk yang sudah dipersiapkan atau menggunakan perbandingan 1 : 1 jika medianya
1 kg maka cacing yang dimasukan seberat 1 kg.
 Jaga kelembaban tanah dengan cara menyemprotkan air, Anda bisa mencampurkan Suplemen
Organik Cair GDM Spesialis Peternakan yang mengandung bakteri baik seperti Bacillus Brevis,
Bacillus Pumillus, Bacillus Mycoides, Pseudomonas Alcaligenes, dan Micrococcus Roseus. Salah
satu bakterinya yakni Bacillus Brevis atau penghasil antibiotik tyrocidine mempunyai manfaat untuk
meningkatkan kekebalan tubuh cacing dari serangan penyakit.
 Pastikan pH tanah normal atau sekitar 5,5-7,5 dan lakukan pemeriksaan secara rutin setiap 3 jam
sekali pada hari pertama pengembangbiakkan. Jika cacing terlihat seakan ingin keluar dari wadah
maka kemungkinan kelembaban, suhu atau pH tidak sesuai.
3. Cara Memberi Pakan Cacing Tanah

Anda bisa memberikan cacing tanah pakan berupa campuran kotoran hewan ternak seperti sapi atau kerbau
dan limbah sayuran layaknya ampas tahu,sawi, kol, atau sayuran lainnya. Pakan dibuat dengan cara
dihancurkan seperti bubur dengan perbandingan 60% : 40%. Pakan diberikan sebanyak 250 ml di setiap
media pengembangbiakan berukuran 60 cm x 15 cm.
Pemberian pakan ini dilakukan 1 -2 kali dalam seminggu dengan pemeliharaan bibit calon induk selama 1
hingga 1,5 bulan. Anda bisa memberinya makan pada waktu pagi dan sore, perlu diingat Anda jangan sampai
telat memberi cacing tanah makan sebab cacing bisa melarikan diri dari wadah budidaya atau terlambat
membesar.
Selain itu, Anda juga bisa memberi makan cacing tanah bahan yang sudah di fermentasi. Bahan yang sudah
difermentasi menghasilkan jenis pakan yang memiliki struktur gembur yang memudahkan cacing tanah
untuk memakannya dan membuat cacing cepat gemuk. Berikut cara melakukan fermentasi:
a. Cara Fermentasi Kotoran Sapi
 Persiapkan pupuk kandang atau kotoran sapi sesuai dengan banyaknya cacing yang harus diberi
makan atau minimal 3 kg.
 Beri tambahan 100 gr GDM Black Bos pada kotoran sapi agar pupuk kandang tersebut bisa lebih
lembut dan bisa meningkatkan kualitas dari pupuk kandang.
 Aduk secara merata GDM Black Bos dan pupuk kandang kemudian masukan campuran tersebut ke
wadah plastik berisi cacing tanah. Pemberian GDM Black Bos untuk cacing tanah ini adalah untuk
memenuhi kebutuhan nutrisinya.
b. Cara Fermentasi Ampas Tahu
 Persiapkan wadah berukuran besar dan masukan 10 kg ampas tahu.
 Larutkan 10 ml Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan ke dalam wadah berisi 250 ml air
bersih kemudian aduk rata. Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan mengandung bakteri
baik yang tepat dalam fermentasi ampas tahu. Bakteri baik tersebut akan memanfaatkan glukosa yang
ada dalam ampas tahu dan menghasilkan bahan organik sebagai pakan yang sangat bernutrisi untuk
cacing tanah.
 Tuang larutan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan tersebut secara bertahap ke dalam
wadah berisi ampas tahu sambil terus diaduk hingga merata.
 Tutup rapat wadah berisi ampas tahu yang sudah diberi campuran Suplemen Organik Cair GDM
Spesialis Perikanan dan diamkan selama 3 hari dan pastikan untuk memberikan jalur untuk gas keluar
dari dalam wadah selama proses fermentasi.
Di dalam Suplemen Organik Cair GDM mengandung beragam bakteri baik seperti:
 Bacillus Brevis
 Bacillus Pumillus
 Bacillus Mycoides
 Pseudomonas Alcaligenes
 Micrococcus Roseus.
4. Perawatan Media Hidup Cacing Tanah
Perawatan dalam perkembangan cacing tanah sangatlah mudah, karena perkembangannya yang cepat Anda
perlu menggemburkan media tanah secara rutin setiap 3-4 hari sekali selama 4 bulan. Tanah pada media
budidaya perlu digemburkan karena tanah apabila didiamkan akan memadat dan untuk memudahkan cacing
tanah untuk bergerak perlu dibantu dengan penggemburan.
 Caranya mudah cukup gunakan sarung tangan, lalu masukan tangan ke dasar tanah yang ada pada
wadah secara perlahan. Kemudian, dorong ke atas secara perlahan agar tanah kembali terpisah.
Gerakan ini dilakukan untuk mencegah dari rusaknya atau putusnya tubuh cacing tanah.
 Apabila cacing sudah masuk masa bertelur, Anda cukup persiapkan jerami, pupuk kandang, dan
kompos kering. Masukan media tersebut ke dalam wadah. Memasukan jerami, pupuk kandang, dan
kompos kering bertujuan agar cacing yang akan bertelur segera menuju media tersebut untuk
meletakan telurnya sehingga dapat memudahkan Anda saat melakukan penggantian tanah.
 Biasanya selama 14-21 hari telur cacing akan menetas dan menghasilkan sekitar 2-20 ekor. Sehingga
dalam waktu 1 tahun, diperkirakan 100 ekor cacing dapat menghasilkan kurang lebih 100.000 cacing
tanah.
5. Cara Mengatasi Hama Cacing Tanah
Cacing tanah biasanya rentan diserang oleh serangga seperti semut, jika dibiarkan Anda bisa mengalami
kerugian bahkan gagal panen. Untuk itu, pencegahan terhadap serangan hama ini harus dilakukan, Anda bisa
memberikan kapur anti serangga pada sekitar wadah plastik pengembangbiakan cacing tanah.
Selain itu, perlu perhatikan juga serangan hama lainnya seperti burung, kumbang, kelabang, lipan, tikus,
lalat, ular, lintah, dan kutu.
Panen Cacing Tanah
 Setelah memasuki usia 3 hingga 6 bulan setelah dilakukan pemeliharaan, cacing tanah bisa Anda
panen. Anda dapat melakukan panen setiap 6 bulan sekali, berikut cara panen yang sangat mudah:
 Persiapkan lampu dan dekatkan pada wadah plastik ternak yang siap untuk dipanen. Cara ini
dilakukan untuk mempermudah panen. Cacing tanah takut akan cahaya sehingga saat didekatkan
dengan cahaya, cacing akan naik kepermukaan dan bisa langsung dipanen.
 Pisahkan cacing dan telur untuk dikembangbiakan kembali. Baiknya jangan panen secara
keseluruhan, ambil 25% – 75% dari satu wadah ternak supaya proses pengembangbiakan bisa terus
berlanjut.
Berikut merupakan cara budidaya cacing tanah untuk pemula yang bisa Anda coba. Harapannya dengan turut
menjadi peternak cacing tanah, Anda bisa menjadi penyedia cacing tanah di tengah tingginya kebutuhan
cacing berikut di masyarakat.
1.Cacing Tanah Eisenia Fetida Ukuran tubuh cacing ini berkisar antara 7-8 cm dan berwarna cokelat
kemerahan, dengan segmen berwarna cerah sehingga biasa disebut cacing Tiger atau cacing merah. Cacing
ini tubuhnya berbentuk silindris dan gerakannya lamban. Cacing ini biasanya ditemukan pada tumpukan
bahan organik, sampah rumah tangga, atau di bawah batang pisang yang membusuk. Cacing ini juga
termasuk dalam cacing budidaya dari Eropa yang cukup terkenal, karena ketahanannya hidup di temperatur
18 – 27°C. 2. Cacing Tanah Lumbricus rubellus Lumbricus rubellus atau cacing ekor kuning merupakan jenis
cacing asal Eropa yang paling banyak dibudidayakan dan biasa digunakan dalam industri farmasi, kosmetik,
pakan hewan, serta konsumsi bagi manusia. Cacing yang biasa hidup di atas permukaan tanah ini memiliki
ukuran tubuh yang kecil dengan panjang 8 – 14 cm. Warna tubuh cacing pada bagian punggung berwarna
cokelat cerah hingga ungu kemerahan, perut berwarna krem, serta ekor kekuningan. Bentuk tubuh membulat
dengan panjang agak memipih. Gerakannya lamban dan memiliki kadar air dalam tubuh sekitar 70-78%. 3.
Cacing Eudrilus Eugeniae Cacing yang disebut African Nightcrawler ini biasa dibudidayakan. Cacing
berwarna merah keunguan ini hanya dapat hidup di temperatur 24-30°C, namun mempunyai kemampuan
reproduksi yang tinggi. Cacing African Nightcrawler mempunyai ukuran tubuh lebih besar dari cacing ekor
kuning dan bisa mencapai panjang 20 cm. 4. Cacing Tanah Perionyx Exavatus Cacing ini merupakan cacing
lokal yang bentuknya seperti kalung sehingga biasa disebut cacing kalung. Ukuran tubuhnya relatif lebih
besar dibandingkan dengan jenis cacing-cacing lainnya. Bentuk tubuhnya membulat, berwarna coklat
keunguan, dan sedikit kelabu. Cacing jenis ini biasa hidup di sekitar kotoran ternak dan di bawah batang
pisang yang membusuk. 5. Cacing Tanah Pheretima sp Cacing lokal yang memiliki warna tubuh kuning
kecokelatan, gerakannya lamban dan melingkar jika tubuhnya disentuh ini biasa disebut cacing koot. Ukuran
tubuh cacing pheretima sp ini sedikit lebih pendek dari cacing kalung. Cacing ini biasanya digunakan sebagai
umpan pancing. 6. Metaphire Longa Cacing ini memiliki warna tubuh berwarna hitam dan memiliki segmen
nyata seperti sisik. Ukuran tubuhnya lebih besar, jika dibandingkan dengan jenis cacing lokal lainnya dan
bisa mencapai panjang 1,5 meter. Cacing yang biasa disebut cacing sondari ini seringkali terlihat menaiki
batang pohon pada malam hari dan mengeluarkan suara lengkingan. 7. Cacing Tubifex sp Cacing sutra
memiliki tubuh yang kecil, lunak dan lembut seperti sutra. Cacing ini berukuran sekitar 1-2cm dan senang
hidup berkelompok. Cacing sutra dapat ditemukan pada saluran air atau kubangan air berlumpur yang
bergerak perlahan. Cacing sutra biasa digunakan untuk pakan ikan hias atau bibit ikan, karena kandungan
proteinnya yang tinggi.

Struktur Tubuh Cacing Tanah


Untuk struktur tubuh pada cacing tanah ini adalah :
Bentuk tubuh cacing tanah sendiri gilig, memanjang dan juga bersegmen jelas.
Panjang tubuhnya sekitar lebih dari 100 meter.
Bentuk mulutnya seperti celah, tepat pada ujung anterior, dibawah penjuluran dorsal, yang disebut dengan
prostomium. Sedangkan anusnya ada di ujung posterior.
Pada cacing yang telah dewasa, akan mengalami pembengkakan lunak yang disebut dengan klitelum.
Setiap segmen, terkecuali segmen pertama dan terakhir, ada 4 pasang setae pendek atau yang disebut dengan
bulu sikat. Ada juga sekat transversal tepat di bawah lipatan kulit.
Adapun sistem pencernaannya terdiri atas traktus digestivus.
Siklus Hidup Cacing Tanah
Untuk siklus hidup dari cacing tanah ini, juga terbilang singkat.
1. Mulai Dari Kokon
Biasanya kokon ini keluar dari tubuh cacing, yang umumnya berwarna kuning kehijauan, dan kemudian akan
berubah jadi kemerahan, ketika akan menetas.
2. Juvenil
Kemudian cacing muda atau juga juvenil.
3. Cacing Produktif
Kemudian cacing produktif
4. Cacing Tua
Dan terakhir adalah cacing tua. Tentu saja panjang hidup dari cacing ini sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang ada, lalu ada juga cadangan makanan, dan jenis cacing tanah itu sendiri. Bisa juga disebut
sebagai cacing dewasa yang siap untuk kawin, dan berkembang biak.
Cara Hidup Cacing Tanah
Cacing tanah umumnya hidup di dalam tanah. Cacing memakan bahan organik, baik yang masih hidup atau
yang sudah mati.
Cacing Tanah Termasuk Kelompok
Cacing tanah tersebut, termasuk jenis hewan tingkat rendah. Karena tidak mempunyai tulang belakang /
invertebrata. Digolongkan ke dalam filum Annelida dan juga kelas Clitellata, dari Ordo Oligochaeta.
Habitat Cacing Tanah
Ada 2 tipe habitat cacing tanah, yaitu :
Tipe Pertama

Disebut Earthmovers, yang habitatnya, ada di dalam tanah. Cacing jenis ini termasuk ke dalam spesies soliter
/ penyendiri, dengan membuat terowongan di dalam tanah. Cara bertahan hidupnya dengan memakan bakteri,
fungi dan algae yang ada di tanah.
Tipe Kedua
Disebut composter, yang habitatnya ada di bawah tumpukan bahan organik, seperti kayu lapuk dan yang
lainnya. Untuk pakannya tidak jauh berbeda dengan tipe sebelumnya.
Cacing Tanah Memiliki Kemampuan Berupa
Kemampuan yang dimiliki oleh cacing tanah adalah makrofauna. Yang berperan penting sebagai penyelaras
untuk keberlangsungan ekosistem sehat.
Baik untuk biota tanah, hewan yang ada di atasnya dan juga kehidupan manusia itu sendiri. Hewan yang satu
ini mampu berevolusi dan menyesuaikan dirinya, dengan lingkungan dengan baik.

D. Anatomi Fisiologi Cacing Susu

Cacing tanah adalah cacing berbentuk tabung dan tersegmentasi dalam filum Annelida. Mereka umumnya
ditemukan hidup di tanah, memakan bahan organik hidup dan mati. Sistem pencernaan berjalan melalui
panjang tubuhnya. Cacing tanah melakukan respirasi melalui kulitnya. Cacing tanah memiliki sistem
transportasi ganda terdiri dari cairan selom yang bergerak dalam selom yang berisi cairan dan sistem
peredaran darah tertutup sederhana. Memiliki sistem saraf pusat dan perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari
dua ganglia atas mulut, satu di kedua sisi, terhubung ke tali saraf berlari kembali sepanjang panjangnya ke
neuron motor dan sel-sel sensorik di setiap segmen. Sejumlah besar kemoreseptor terkonsentrasi di dekat
mulutnya. Otot melingkar dan longitudinal di pinggiran setiap segmen memungkinkan cacing untuk
bergerak. Set yang sama otot garis usus, dan tindakan mereka memindahkan makanan mencerna menuju anus
cacing.[2]
Cacing tanah adalah hermafrodit - masing-masing individu membawa kedua organ seks pria dan wanita.
Mereka tidak memiliki kerangka internal atau eksoskeleton, tetapi mempertahankan struktur mereka dengan
ruang coelom cairan yang berfungsi sebagai rangka hidrostatik.
Cacing tanah darat yang lebih besar juga disebut megadriles (atau cacing besar), yang bertentangan dengan
microdriles (atau cacing kecil) di familia semiakuatik Tubificidae, Lumbriculidae, dan Enchytraeidae, antara
lain. Megadriles ditandai dengan memiliki klitelum yang berbeda (yang lebih luas daripada microdriles) dan
sistem vaskular dengan kapiler benar.
Cacing tanah jauh lebih melimpah di lingkungan terganggu dan biasanya aktif hanya jika air hadir. [3]
Morfologi[sunting | sunting sumber]
Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih.[4] Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195
dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32.[5] Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain
sehingga tubuhnya lebih kecil.[butuh rujukan] Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi
jenis lain.[butuh rujukan]
Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen.[butuh rujukan][6] Klitelumnya terletak pada
segmen 14-16.[butuh rujukan][7] Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan. Cacing
tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung. [butuh rujukan][8]
Aktivitas antimikroba[sunting | sunting sumber]
Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase
awal evolusi, oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi mikroorganisme patogen di lingkungan
mereka.[9]Penelitian yang telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa cacing tanah
memiliki kekebalan humoral dan seluler mekanisme.[10] Selain itu telah ditemukan bahwa cairan selom cacing
tanah mengandung lebih dari 40 protein dan pameran beberapa aktivitas biologis sebagai
berikut: cytolytic, proteolitik, antimikroba, hemolitik, hemagglutinating, tumorolytic, dan kegiatan
mitogenic.[11]
Cairan dari selom foetida Eisenia Andrei telah diteliti memiliki sebuah
aktivitas antimikroba terhadap Aeromonas hydrophila dan Bacillus megaterium yang dikenal
[12]
sebagai patogen cacing tanah. Setelah itu diperoleh dua protein, bernama Fetidins, dari cairan selom cacing
tanah dan menegaskan bahwa aktivitas antibakteri ini disebabkan karena fetidins. [12] Lumbricus rubellus juga
memiliki dua agen antibakteri bernama Lumbricin 1 dan Lumbricin 2. Baru-baru ini, dua jenis faktor
antibakteri yang mempunyai aktivitas seperti lisozim dengan aktivitas hemolitik serta pengenalan pola
protein bernama selom cytolytic faktor (CCF) telah diidentifikasi dalam foetida Eisenia cacing tanah.
[12]
Lysenin protein yang berbeda dan Eisenia foetida lysenin-seperti protein memiliki beberapa kegiatan yang
diberikan cytolytic hemolitik, antibakteri dan membran-permeabilizing properti. [12]
Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki mekanisme antimikroba yang berbeda dengan mekanisme
antibiotik.[13] Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak jaringan tubuh.[14] Antibiotik membunuh
mikroganisme biasanya dengan dua cara, yaitu dengan menghentikan jalur metabolik yang dapat
menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang
dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri. [14] Sedangkan, mekanisme yang dilakukan oleh
protein yang dimiliki oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel bakteri. Hal ini
menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu
aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian. [13] Dengan cara ini, bakteri menjadi lebih susah untuk
menjadi resisten karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri.[13]

E. Persyaratan Lokasi

1. Tanah sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan organik dalam jumlah yang besar.
2. Bahan-bahan organik tanah dapat berasal dari serasah (daun yang gugur), kotoran ternak atau
tanaman dan hewan yang mati. Cacing tanah menyukai bahan-bahan yang mudah membusuk karena
lebih mudah dicerna oleh tubuhnya.
3. Untuk pertumbuhan yang baik, cacing tanah memerlukan tanah yang sedikit asam sampai netral atau
ph sekitar 6-7,2. Dengan kondisi ini, bakteri dalam tubuh cacing tanah dapat bekerja optimal untuk
mengadakan pembusukan atau fermentasi.
4. Kelembaban yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah adalah antara 15-
30 %.
5. Suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan cacing tanah dan penetasan kokon adalah sekitar 15–25
derajat C atau suam-suam kuku. Suhu yang lebih tinggi dari 25 derajat C masih baik asal ada naungan
yang cukup dan kelembaban optimal.
6. Lokasi pemeliharaan cacing tanah diusahakan agar mudah penanganan dan pengawasannya serta
tidak terkena sinar matahari secara langsung, misalnya di bawah pohon rindang, di tepi rumah atau di
ruangan khusus (permanen) yang atapnya terbuat dari bahan-bahan yang tidak meneruskan sinar dan
tidak menyimpan panas.

F. Pedoman Teknis Budidaya

Langkah mudah beternak cacing susu


Untuk memulai ternak cacing susu, anda harus menyiapkan kandang terlebih dahulu. Jangan bayangkan
kandang cacing susu seperti kandang ternak lainnya, siapkan papan atau kaca yang dibuat kotak. Jangan
biarkan ada lubang dalam kandang tersebut. Lanjutkan dengan menyiapkan media hidup cacing susu.
Caranya siapkan lumpur beserta limbah yang mudah membusuk seperti dedaunan dan sejenisnya.Selanjutnya
dalam ternak cacing susu ini anda perlu memperhatikan makanan yang pas untuk cacing-cacing anda agar
tumbuh dengan cepat. Siapkan makanan berupa kotoran hewan. Selain kotoran hewan, anda dapat
memberikan makanan tambahan untuk cacing berupa ampas tahu atau ampas kelapa. Kedua pakan ini sangat
bagus untuk tumbuh kembang cacing susu.
Pemberian makan dapat dilakukan setiap hari agar nutrisi cacing tetap terjaga dan cacing selalu sehat. Dalam
waktu normal, cacing akan bertelur setelah berusia dua minggu. Jangan bayangkan telur cacing berbentuk
bulat dan kasat mata. Sebab telur cacing akan bercampur dengan kotoran cacing atau yang dikenal dengan
kokon. Pisahkan telur ini ke kandang lain agar pertumbuhan cacing lainnya dapat tetap berjalan
normal.Demikian pembahasan singkat kami terkait cara ternak cacing susu yang mudah sekali untuk anda
praktekkan di rumah. Konsumen cacing susu ini selain dari pemancing, biasanya peternak ayam dan ikan pun
juga memburu pakan ternak ini. Selamat mencoba beternak cacing susu.
Membuat Media Untuk Ternak Cacing Lumbricus Rubellus
Bagi anda yang ingin sukses dalam membudidayakan cacing lumbricus rubellus maka ada beberapa hal
penting yang harus anda perhatikan, salah satunya adalah media tempat untuk membudidayakan cacing
tanah. Media sebagai sara hidup untuk cacing tanah biasanya terbuat dari beragam jenis bahan,
misalnya dari sampah organik seperti jerami padi, debog pisang, grajen maupun sisa limbah dari budidaya
jamur tiram dan lain sebagainya. Untuk membuat media ternak cacing lumbricus ini sangat mudah, bagi
anda yang penasaran ingin tahu cara membuat media yang bagus untuk ternak cacing lumbricus ini, simak
panduan cara membuatnya berikut ini.

Langkah membuat media ternak cacing lumbricus


Untuk membuat media ternak cacing lumbricus sangat mudah, pertama siapkan bahan untuk
membuat media, bisa dengan menggunakan limbah kandang seperti kotoran
sapi maupun sampah organik misalnya grajen, sisa pada jamur tiram, jerami padi, dan yang lainnya. Langkah
selanjutnya busukkan media dengan bantuan bakteri misalnya menggunakan tetes tebu ke media
tersebut. Langkah selanjutnya tutup menggunakan terpal supaya mempercepat proses penguraian
terhadap bakteri pada media dengan kandungan senyawa yang bagus untuk pertumbuhan cacing lumbricus.
Untuk membuat media ternak cacing lumbricus prosesnya memerlukan waktu 1 sampai 7
hari tergantung pada kwalitas media yang diolah menggunakan proses fermentasi. Dan untuk media kotoran
sapi akan memerlukan waktu 3 sampai 7 hari. Sedangkan jika menggunakan media grajen akan
membutuhkan waktu 3 hari. Jika ingin prosesnya cepat sebaiknya gunakan saja limbah jamur
tiram, cukup didiamkan lalu ditutup selama 1 hingga 2 hari, dan sebenarnya tanpa melalui proses
fermentasi juga sudah bisa dan sangat layak untuk media hidup cacing lumbricus yang dibudidayakan.
Dalam membuat media ternak cacing lumbricus pastikan juga media hidup cacing lumbricus yang
akan digunakan untuk membudidayakan cacing lumbricus tersebut mempunyai PH sejuk. Jika belum terlalu
mengetahui ukuran sebaiknya menggunakan alat pengukur PH. Demikian sedikit informasi yang bisa kami
berikan mengenai cara pembuatan media untuk budidaya cacing lumbricus ini, semoga berkenan dan bisa
bermanfaat, terimakasih.
Kini ternak cacing tanah sudah banyak digeluti oleh segelintir orang. Cara ternak cacing yang mudah dan
hasil yang melimpah mampu mencetak pundi-pundi rupiah yang sangat fantastis. Untuk anda yang ingin
memulai usaha ternak cacing alangkah baiknya mencermati cara ternak cacing yang akan kami sajikan di
bawah ini.

Pilih cara budidaya cacing susu paling mudah


Cara ternak cacing yang pertama adalah menyiapkan media atau kandang untuk cacing. Buatlah kandang dari
papan atau bahan lainnya yang dapat dibentuk selayaknya rak. Untuk kandang yang sederhana lagi, anda
dapat membentuk kayu, papan, atau kaca menjadi kotak. Usahakan jangan sampai bocor agar nanti cacing
tidak kabur. Gunakan media berupa tanah lumpur yang sudah dicampur dengan berbagai limbah cepat busuk.
Media ini perlu mengalami fermentasi selama sebulan, kemudian anda dapat menambahkan kotoran hewan
serta kapur selanjutnya mulailah memilih bibit berkualitas untuk cacing ternakkan anda. Sebenarnya bibit
cacing dapat anda peroleh dari lingkungan sekitar, namun jika anda tidak menemukan saat ini bibit-bibit
cacing sudah banyak diperjualbelikan secara bebas.
Cara ternak cacing yang mudah
Cara ternak cacing yang paling penting adalah proses perawatan. Pada masa ini, anda harus rutin
memberikan makan untuk cacing-cacing anda. Pakan cacing dapat berupa kotoran hewan. Pemberian pakan
ini tidak bisa sembarangan, misalnya jika media pembudidayaan cacing beserta cacing anda memiliki berat
total 2 kg, maka pakan yang diberikan juga harus seberat itu. Ada dua pilihan bentuk pakan yang dapat anda
pilih, yang pertama berbentuk bubur dan yang kedua berbentuk bubuk. Media pembudidayaan cacing ini juga
perlu sering diganti agar pertumbuhan cacing semakin cepat. Waktu penggantian biasanya dua minggu sekali.
Cacing-cacing dapat dipanen setelah 3 bulan masa perawatan. Untuk memanen cacing, gunakan lampu atau
sumber cahaya lain agar cacing dapat berkumpul di satu sis kemudian anda dapat mengambil cacing tersebut.
And juga dapat membalik kandang agar cacing-cacing keluar dengan sendirinya.Itu tadi beberapa cara ternak
cacing yang mudah untuk anda praktekkan langsung di rumah. Tidak butuh keahlian khusus untuk
membudidayakan cacing ini, hanya butuh sedikit modal dan kesungguhan hati untuk merawat cacing-cacing
ini.
Pemasaran Budidaya Cacing Susu
Seperti kita ketahui cacing susu yang kita hasilkan harus kita pasarkan agar kita dapat mengambil
keuntungan dari budidaya ini, yang memiliki nilai ekonomi adalah kotoran cacing susu sangat bagus untuk
pupuk organik terutama sayur karena unsur N sangat tinggi, sedangkan produk cacingnya bisa di jual ke
komunitas burung, komunitas ikan dan peternak ikan lele. bisa juga di keringkan dan dibuat serbuk cacing
untuk campuran konsentrat pakan ternak.

 e g a s c o l i c i d a e d a n /umbricidae dengan genus /umbricus, Eiseinia, heretima, eriony3,


4iplocardi dan /idrillus. Beberapa jeniscacing tanah yang kini banyak diternakan antara lain5
 heretima,  eriony dan /umbricus.

Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata). Cacing
tanah termasuk kelas Oligochaeta. Famili terpenting dari kelas ini Megascilicidae dan Lumbricidae.
Tips Budidaya Cacing Susu
Persiapan Wadah
Langkah pertama dalam budidaya cacing susu adalah menyiapkan wadah terlebih dahulu. Wadah menjadi
media utama ternak cacing. Wadah yang di maksud tidak selalu ember besar, namun daerah yang akan anda
bangun sebagai lokasi ternak cacing.
Jadi, bisa berupa halaman yang tidak besar tetapi cukup untuk habitat cacing. Pastikan lokasi yang anda buat
juga sangat lembab dan dingin. Perlu anda ketahui bahwa cacing susu menyukai suhu udara 19 derajat
celcius.
Pemilihan Bibit
Selanjutnya untuk tips adalah dengan menentukan bibit terbaik. Lantaran cacing bukan suatu hewan langka
yang hanya bisa di beli, jadi anda bisa mencarinya sendiri. Lokasi yang banyak mengandung cacing pita
adalah permukaan tanah yang lembab, mungkin anda bisa mencari di sawah atau lokasi dekat dengan
pembuangan air. Namun jika anda membeli bibit, pastikan semua cacing susu sehat dan tidak ada yang mati.
Dalam pemilihan induk cacing, biasanya yang matang untuk berbudidaya adalah berusia ± 3-4 bulan dengan
ciri indukan yang sehat. Sebagai ciri bahwa cacing susu tampak sehat yakni untuk yang usia dewasa
mempunyai gelang atau klitelum pada tubuh di bagian depan.
Pembuatan Kandang Cacing
Pertama-tama adalah menentukan lokasi seperti yang sudah di jelaskan pada poin pertama. Tetapi anda tetap
harus membuatkan kandang untuk cacing. Usahakan media yang digunakan mudah di dapatkan di sekitar
peternakan, hal ini bertujuan supaya tidak menambah kost pengeluaran.
Bahan yang di perlukan dalam pembuatan kandang adalah triplex/ papan, bisa juga dari bambu, rumbia,
papan bekas, ijuk serta genteng tanah liat. Kandang cacing susu umumnya mempunyai ukuran 120 x 120 x
20 cm yang didalamnya dibuat serta rak-rak bertingkat.
Berikan Kotoran Sapi
Anda harus tahu bahwa kotoran sapi tidak sepenuhnya jorok. Biar seperti itu, faktanya kotoran sapi banyak di
gunakan sebagai pupuk untuk kesuburan tanaman. Nah, selain itu kotoran sapi sangat berguna untuk
perkembangan cacing. Salah satunya dalam perkembangan berat badan dan serta populasi cacing susu.
Anda bisa memasukkan 1½ kg cacing pada satu bak yang telah dicampur dengan 1½ kg serbuk gergaji dan
direndam dalam air untuk menghilangkan getah dan bau bibit cacing serta 4 kg kotoran sapi yang telah
diendapkan.
Pemberian Pakan
Sama seperti hewan pada umumnya, cacing juga memerlukan pakan sebagai asupan pokok setiap hari.
Sehingga anda harus memberikan pakan cacing setiap hari yang berupa ampas kelapa, ampas tahu atau
ampas aren. Kurang lebih dalam jangka waktu dua minggu cacing akan bertelur. Selanjutnya para cacing
susu akan menghasilkan satu buah kotoran dalam waktu 7-10 hari. Kotoran ini merupakan calon anak yang
biasa mereka taruh di tempat yang lembab.
Pengolahan Tanah yang Benar
Untuk menjadikan hasil budidaya anda makin berkualitas, tentu saja di perlukan waktu untuk fokus bekerja
dan memberikan perhatian lebih pada usaha anda. Salah satunya memang memerlukan tenaga dan usaha
untuk menciptakan hasil lebih memuaskan.
Anda bisa melakukannya dengan pengolahan tanah yang di jadikan sebagai habitat cacing tersebut. Tanah
tersebut harus benar-benar dari kompos, yakni pupuk organik yang terdiri dari sisa tanaman atau pakan
ternak. Cacing susu tidak suka dengan keadaan tanah yang terlalu kering, sehingga anda harus rajin membuat
atau mengolah tanah agar senantiasa lembab.
Perawatan Cacing
Perawatan cacing yakni dengan memberikan perhatian dan selalu melihat kondisi habitat cacing susu.
Minimal adalah empat hari sekali anda mengolah tanahnya lagi, menaburi beberapa makanan kesukaan
cacing seperti ampas tahu dan beberapa lainnya seperti yang sudah di sebutkan di atas. (Baca Juga: Cara
Ternak Cacing Sutra)
Tahap Pemanenan
Sebelum jatuh di tangan konsumen, cacing harus mengalami pembersihan. Biar bagaimanapun konsumen
tetap menyukai cacing yang bersih untuk di gunakan kepada semua ternakannya atau umpan saat
memancing. Pada saat di panen, cuci bersih cacing sebelum di masukkan ke dalam gelas aqua.
Itulah 8 tips budidaya Cacing Susu yang mudah dan menguntungkan, lakukan dengan semangat dan rasa
penuh percaya diri untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Selamat mencoba!

Tempat mencari cacing susu. Untuk biasanya lokasi yang tepat adalah di bagian yang berada di sekitar
tumpukan sampah. Saat menggali tanah mencari cacing kemungkinan pakaian menjadi kotor. Mencari cacing
susu seru bnget dapet banyak gak sangka dapet setengah ember.
Karena banyaknya manfaat dan kandungan yang baik dari cacing sutra ini akhirnya banyak yang mencari
sendiri cacing sutra ini di sungai sungai. Cacing tanah juga termasuk salah satu makanan atau umpan yang
paling disukai ikan mas. Jika ingin tahu dimana anda bisa mendapatkan cacing yg banyak untuk mancing
dengan mudah tanpa harus keluar uang untuk membelivideo ini adalah jalan keluarn.
Setelah tempat dan media pertumbuhan cacing disiapkan maka langkah selanjutnya adalah mempersiapkan
bibit cacing merah. Takarannya bisa gunakan 1 kuning telur kemudian masukkan susu dencow aduk dan jika
masih keenceran bisa tambahkan susu perlahan-lahan sampai kekentalannya bagus pas. Cacing tanah juga
merupakan umpan terbaik untuk digunakan mancing ikan mas di segala tempat.
Minimal adalah empat hari sekali anda mengolah tanahnya lagi menaburi beberapa makanan kesukaan cacing
seperti ampas tahu. Menambah Sampingan Dari Kesibukan Menambah Sampingan Dari Kesibukan About
Press Copyright Contact us Creators Advertise Developers Terms Privacy. Hama yang merupakan musuh
cacing tanah antara lain.
Mencari cacing alam hasil melimpah cacing fosfor kalung dan susu bonus magot. Perawatan cacing yakni
dengan memberikan perhatian dan selalu melihat kondisi habitat cacing susu. Misalnya di tempat
pemancingan kolam bersih danau buatan atau danau alami hingga di sungai.
Karena dalam menggunakan umpan cacing. Dalam waktu 15-25 hari kokon akan menetas. Cara ternak
cacing tanah Lumbricus Rubellus.
Waktu yang ideal untuk mencari cacing adalah saat Anda menggali tanah misalnya saat berkebun memasang
pagar atau menggali fondasi. Budidaya cacing tanah lumbricus rubellus sebenarnya sangatlah mudah namun
untuk mendapatkan hasil yang optimal tentu harus paham dan mengetahui caranya dengan baik dan benar
agar nantinya usaha budidaya cacing tanah ini bisa berjalan lancar dan berikut langkah-langkahnya. Jika
menggali lebih dalam Anda akan menemukan berbagai jenis cacing tanah termasuk nightcrawler.
Setiap kokon mengandung 2-20 telur. Cacing susu tidak suka dengan keadaan tanah yang terlalu kering
sehingga anda harus rajin membuat atau mengolah tanah agar senantiasa lembab. Namun tidak sembarangan
dalam memilih umpan yang satu ini.
Kenakan pakaian khusus untuk berkebun. Menentukan lokasi yang mudah dijangkau maka dari itu lakukan
survey terlebih dahulu. Musuh lain yang tidak kalah mengganggu yaitu semut merah yang memakan.
Cacing kalung gunakan umpan bawal cacing jenis ini jika masih ada yang belum tahu jenis cacing ini ciri-
cirinya. Pengendalian terhadap hama perlu dilakukan karena hal itu akan menentukan keberhasilan beternak
Cacing tanah. Oleh kerana cacing sangat biasa terjadi pada kucing penting untuk dapat mengenal pasti tanda-
tanda cacing pada kucing anda sehingga dia dapat menerima rawatan.
Anak kucing dapat mengambil telur cacing melalui susu ibu mereka kucing muda dapat dijangkiti cacing
cacing melalui sentuhan kulit dan cacing pita dapat memasuki tubuh haiwan dengan memakan kutu tikus dan
arnab yang dijangkiti. Hallo sahabatku semua bahagia selalu untuk hari iniJadi untuk video kali ini saya
belum bisa mancing teman-teman tetapi saya mau berbagi cara gimana menca. Dalam jangka waktu dua
minggu cacing tersebut akan bertelur.
Selanjutnya 7-10 hari masing-masing cacing menghasilkan 1 buah kotoran kotoran berbentuk lonjong dan
berukuran sekitar ¼ besar kepala korek api. Kali ini saya akan memberitahu buat temen temen yang belut
tahu gimana cara mudah mencari sarang tempat cacing kalung berada buat mancing. Sebaiknya kenakan
pakaian lama.
Hama Dan Penyakit Cacing Tanah. Ada dua opsi untuk bibit cacing merah tersebut yakni dengan cara
membeli bibit pada peternak yang memang menjualnya atau mencari cacing sendiri di lingkungan sekitar.
Calon AnakanKokon ini diletakan di tempat yang lembab.
Kuning telur bebek ditambah susu dancow aduk dan haluskan secara merata kuedua bahan tersebut. Ayam
itik ular angsa burung kelabang lipan semut kumbang lalat tikus katak tupai lintah kutu dan banyak lagi. Cara
Mencari Cacing Sutra.
1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
Pembuatan kandang sebaiknya menggunakan bahan-bahan yang murah dan mudah didapat seperti
bambu, rumbia, papan bekas, ijuk dan genteng tanah liat. Salah satu contoh kandang permanen untuk
peternakan skala besar adalah yang berukuran 1,5 x 18 m dengan tinggi 0,45 m. Didalamnya dibuat
rak-rak bertingkat sebagai tempat wadah-wadah pemeliharaan. Bangunan kandang dapat pula tanpa
dinding (bangunan terbuka). Model-model sistem budidaya, antara lain rak berbaki, kotak bertumpuk,
pancing bertingkat atau pancing berjajar..
2. Pembibitan
Persiapan yang diperlukan dalam pembudidayaan cacing tanah adalah meramu media tumbuh,
menyediakan bibit unggul, mempersiapkan kandang cacing dan kandang pelindung.
1. Pemilihan Bibit Calon Induk
Sebaiknya dalam beternak cacing tanah secara komersial digunakan bibit yang sudah ada
karena diperlukan dalam jumlah yang besar. Namun bila akan dimulai dari skala kecil dapat
pula dipakai bibit cacing tanah dari alam, yaitu dari tumpukan sampah yang membusuk atau
dari tempat pembuangan kotoran hewan.
2. Pemeliharaan Bibit Calon Induk
Pemeliharaan dapat dibagi menjadi beberapa cara:
1. pemeliharaan cacing tanah sebanyak-banyaknya sesuai tempat yang digunakan. Cacing
tanah dapat dipilih yang muda atau dewasa. Jika sarang berukuran tinggi sekitar 0,3 m,
panjang 2,5 m dan lebar kurang lebih 1 m, dapat ditampung sekitar 10.000 ekor cacing
tanah dewasa.
2. pemeliharaan dimulai dengan jumlah kecil. Jika jumlahnya telah bertambah, sebagian
cacing tanah dipindahkan ke bak lain.
3. pemeliharaan kombinasi cara a dan b.
4. pemeliharaan khusus kokon sampai anak, setelah dewasa di pindah ke bak lain.
5. Pemeliharaan khusus cacing dewasa sebagai bibit.
3. Sistem Pemuliabiakan
Apabila media pemeliharaan telah siap dan bibit cacing tanah sudah ada, maka penanaman
dapat segera dilaksanakan dalam wadah pemeliharaan. Bibit cacing tanah yang ada tidaklah
sekaligus dimasukan ke dalam media, tetapi harus dicoba sedikit demi sedikit. Beberapa bibit
cacing tanah diletakan di atas media, kemudian diamati apakah bibit cacing itu masuk ke
dalam media atau tidak. Jika terlihat masuk, baru bibit cacing yang lain dimasukkan. Setiap 3
jam sekali diamati, mungkin ada yang berkeliaran di atas media atau ada yang meninggalkan
media (wadah). Apabila dalam waktu 12 jam tidak ada yang meninggalkan wadah berarti
cacing tanah itu betah dan media sudah cocok. Sebaliknya bila media tidak cocok, cacing akan
berkeliaran di permukaan media. Untuk mengatasinya, media harus segera diganti dengan
yang baru. Perbaikan dapat dilakukan dengan cara disiram dengan air, kemudian diperas
hingga air perasannya terlihat berwarna bening (tidak berwarna hitam atau cokelat tua).
4. Reproduksi, Perkawinan
Cacing tanah termasuk hewan hermaprodit, yaitu memiliki alat kelamin jantan dan betina
dalam satu tubuh. Namun demikian, untuk pembuahan, tidak dapat dilakukannya sendiri. Dari
perkawinan sepasang cacing tanah, masing-masing akan dihasilkan satu kokon yang berisi
telur-telur. Kokon berbentuk lonjong dan berukuran sekitar 1/3 besar kepala korek api. Kokon
ini diletakkan di tempat yang lembab. Dalam waktu 14-21 hari kokon akan menetas. Setiap
kokon akan menghasilkan 2-20 ekor, rata-rata 4 ekor. Diperkirakan 100 ekor cacing dapat
menghasilkan 100.000 cacing dalam waktu 1 tahun. Cacing tanah mulai dewasa setelah
berumur 2-3 bulan yang ditandai dengan adanya gelang (klitelum) pada tubuh bagian depan.
Selama 7-10 hari setelah perkawinan cacing dewasa akan dihasilkan 1 kokon.
3. Pemeliharaan
1. Pemberian Pakan
Cacing tanah diberi pakan sekali dalam sehari semalam sebanyak berat cacing tanah yang
ditanam. Apabila yang ditanam 1 Kg, maka pakan yang harus diberikan juga harus 1 Kg.
Secara umum pakan cacing tanah adalah berupa semua kotoran hewan, kecuali kotoran yang
hanya dipakai sebagai media. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan pada
cacing tanah, antara lain :

1. pakan yang diberikan harus dijadikan bubuk atau bubur dengan cara diblender.
2. bubur pakan ditaburkan rata di atas media, tetapi tidak menutupi seluruh permukaan
media, sekitar 2-3 dari peti wadah tidak ditaburi pakan.
3. pakan ditutup dengan plastik, karung , atau bahan lain yang tidak tembus cahaya.
4. pemberian pakan berikutnya, apabila masih tersisa pakan terdahulu, harus diaduk dan
jumlah pakan yang diberikan dikurangi.
5. bubur pakan yang akan diberikan pada cacing tanah mempunyai perbandingan air 1:1.
2. Penggantian Media
Media yang sudah menjadi tanah/kascing atau yang telah banyak telur (kokon) harus diganti.
Supaya cacing cepat berkembang, maka telur, anak dan induk dipisahkan dan ditumbuhkan
pada media baru. Rata rata penggantian media dilakukan dalam jangka waktu 2 Minggu.
3. Proses Kelahiran
Bahan untuk media pembuatan sarang adalah: kotoran hewan, dedaunan/Buah-buahan, batang
pisang, limbah rumah tangga, limbah pasar, kertas koran/kardus/kayu lapuk/bubur kayu.
Bahan yang tersedia terlebih dahulu dipotong sepanjang 2,5 Cm. Berbagai bahan, kecuali
kotoran ternak, diaduk dan ditambah air kemudian diaduk kembali. Bahan campuran dan
kotaran ternak dijadikan satu dengan persentase perbandingan 70:30 ditambah air secukupnya
supaya tetap basah.

G. Hama dan Penyakit


Keberhasilan beternak cacing tanah tidak terlepas dari pengendalian terhadap hama dan musuh cacing
tanah. Beberapa hama dan musuh cacing tanah antara lain: semut, kumbang, burung, kelabang, lipan,
lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah, kutu dan lain-lain. Musuh yang juga ditakuti adalah
semut merah yang memakan pakan cacing tanah yang mengandung karbohidrat dan lemak. Padahal kedua
zat ini diperlukan untuk penggemukan cacing tanah. Pencegahan serangan semut merah dilakukan dengan
cara disekitar wadah pemeliharaan (dirambang) diberi air cukup.
H. Panen
Dalam beternak cacing tanah ada dua hasil terpenting (utama) yang dapat diharapkan, yaitu biomas
(cacing tanah itu sendiri) dan kascing (bekas cacing). Panen cacing dapat dilakukan dengan berbagai cara
salah satunya adalah dengan mengunakan alat penerangan seperti lampu petromaks, lampu neon atau
bohlam. Cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya sehingga mereka akan berkumpul di bagian atas
media. Kemudian kita tinggal memisahkan cacing tanah itu dengan medianya. Ada cara panen yang lebih
ekonomis dengan membalikan sarang. Dibalik sarang yang gelap ini cacing biasanya berkumpul dan
cacing mudah terkumpul, kemudian sarang dibalik kembali dan pisahkan cacing yang tertinggal. Jika pada
saat panen sudah terlihat adanya kokon (kumpulan telur), maka sarang dikembalikan pada wadah semula
dan diberi pakan hingga sekitar 30 hari. Dalam jangka waktu itu, telur akan menetas. Dan cacing tanah
dapat diambil untuk dipindahkan ke wadah pemeliharaan yang baru dan kascingnya siap di panen.
I.

Tanah sawah
Pasir
Arang
Serbuk Gergajian
Abu Gosok
Pupuk Kandang
Pupuk Urea
Pupuk TSP
Pupuk KCl
Garam
Kapur pertanian
Dedak
Ampas tahu
Batang pisang
Jerami padi
Grajen
Kertas karton
Buah-buahan bonyok
Sayur-sayuran bonyok
Fosfor
Kalium
Belerang
Magnesium
kertas koran

pH Optimal : 5-7
Suhu Optimal : 15 – 25 0C
Kadar air Optimal : 30 %

https://www.youtube.com/watch?v=9JsSJnjT8lE

https://www.youtube.com/watch?v=ED6GzeD5Psk

Artikel ini sudah tayang di VIVA.co.id pada hari Selasa, 9 Juli 2019 - 11:35 WIB
Judul Artikel : Ternyata, Usaha Budidaya Cacing Sangat Menggiurkan di Tahun Ini
Link Artikel : https://www.viva.co.id/vstory/lainnya-vstory/1163970-ternyata-usaha-budidaya-cacing-sangat-
menggiurkan-di-tahun-ini?page=all
Oleh : K-Tin News

Anda mungkin juga menyukai