Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PRAKARYA

SATWA HARAPAN

GURU MAPEL: DENNY SOVINA S.Ag

NESA JELDIA SYAKIROH


IX F
SATWA HARAPAN

 Pengertian: Satwa Harapan merupakan semua jenis hewan yang bisa menghasilkan bahan
baku atau jasa, dan bermanfaat dari segi ekonomis maupun nonekonomis ketika dipelihara.
Adapun jenis hewan yang termasuk ke dalam golongan satwa harapan yaitu, burung, reptil (ular
dan buaya), kupu-kupu, ikan konsumsi, gajah, jangkrik, cacing, lebah, dan masih banyak lagi.
Umumnya, salah satu alasan manusia melakukan budidaya satwa harapan adalah sebagai ladang usaha
untuk menciptakan berbagai produk. Mulai dari daging, kulit, pemanfaatan bulu, minyak, dan nilai
kekhasan lain. Salah satu cara mengemabngkan bisnis ini yaitu dengan penangkaran atau domestikasi.
Domestikasi adalah proses pengadopsian tumbuhan atau hewan dari kehidupan liar ke dalam lingkungan
kehidupan manusia. Dalam arti lain, ini adalah proses penjinakan yang dilakukan terhadap hewan liar.
Sedangkan penangkaran merupakan proses pemeliharaan atau perkembangbiakan sejumlah satwa liar
yang berada di batas-batas tertentu. Misalnya diambil dari alam, namun selanjutnya pengembangannya
hanya diperbolehkan diambil dari keturunan yang telah berhasil didapatkan dari penangkaran tersebut .

 Jenis-jenis Satwa Harapan:


1.Cacing Tanah

Satwa harapan pertama yang bisa Anda budidayakan adalah cacing tanah. Hewan ini bisa berukuran dari
9 cm hingga 30 cm. Hal tersebut bergantung pada banyaknya ruas badan, umur, dan mutu pakannya.
Seperti yang kita ketahui bahwa hewan cacing tidak memiliki tangan, kaki, bahkan mata. Jadi, satwa
harapan yang satu ini lebih mudah untuk dibudidayakan dibandingkan dengan hewan lainnya.
Untuk habitat satwa harapan yang satu ini, mereka hanya bisa hidup di tempat yang memiliki oksigen, air,
pakan, serta suhu yang cocok. Apabila tempat tinggal cacing tidak memiliki keempat unsur tersebut.
Maka cacing akan berpindah ketempat lain yang bisa memenuhi kebutuhannya. Menurut penelitian,
dalam satu hektar tanah, kita dapat menemukan satu juta cacing tanah yang tinggal di dalamnya.
Cacing tanah biasanya akan membuat lubang da menembus ke dalam tanah serta mencampur bagian
bawah dengan bagian permukaan tanah. Kotoran yang dihasilkan cacing tanah mengandung unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman.
Selain itu, kotoran cacing juga bisa membantu dalam mengikat partikel tanah yang menjadi agregat.
Sehingga hal tersebut bisa membuat struktur tanah menjadi lebih baik.
Cacing tanah masuk kedalam golongan hewan berdarah dingin. Satwa harapan ini dapat menumbuhkan
ekor baru, akan tetapi cacing tidak bisa menumbuhkan kepala baru apabila bagian tersebut terpotong.
Bayi cacing tidak dilahirkan, namun berada di dalam kokon yang berukuran sangat kecil.
Walaupun tidak memiliki mata, cacing bisa menangkap sinar, khususnya di bagian tubuh paling depan.
Namun, cacing cenderung menghindari sinar matahari. Sebab, kulit cacing akan menjadi kering apabila
terekspos sinar dalam waktu yang lama. Jika kulit cacing sudah kering, maka cacing akan mati.
Jika Anda ingin budidaya cacing tanah. Maka Anda harus memastikan lahan yang digunakan
mengandung empat unsur yang telah dijelaskan sebelumnya. Cacing sendiri merupakan salah satu satwa
harapan yang mudah dikembangbiakkan. Sebab, hewan ini memiliki kelamin ganda. Jadi Anda tidak
perlu bingung mencampurkan antara cacing jantan atau betina.
2. Jangkrik

Jangkrik merupakan serangga yang memiliki bentuk tubuh yang rata dan mempunyai antena yang
panjang. Jangkrik sendiri masih tergolong kedalam kerabat dekat hewan belalang. Bagi Anda yang masih
tinggal di perkampungan.
Tentu sering mendengar suara jangkrik pada malam hari. Suara khas tersebut dikeluarkan oleh jangkrik
jantan untuk menarik perhatian jangkrik betina. Suara jangkrik akan semakin mengeras bergantung pada
kenaikan suhu di sekitar.
Di Indonesia, ada sekitar 123 jenis jangkrik yang tersebar di daerah-daerah asalnya. Hewan ini biasanya
dibudidayakan untuk keperluan pakan burung ataupun ikan. Sebagian masyarakat Indonesia menganggap
bahwa burung yang memakan jangkrik akan lebih rajin berkicau. Sedangkan ikan yang memakan
jangkrik akan memiliki tubuh yang berkilau.
Di habitat aslinya, jangkrik biasanya aktif di malam hari. Hal ini berarti bahwa jangkrik melakukan
kegiatan mengerik, mencari makan, dan kawin di malam hari. Oleh sebab itu, tempat budidaya jangkrik
harus dibuat remang-remang atau gelap. Supaya jangkrik bisa terus melakukan aktivitas.
Karena jangkrik biasa hidup di malam hari saat hari sudah gelap. Maka pada siang hari, biasanya jangkrik
akan mencari perlindungan di lubang tanah, di bawah batu, atau di bawah tumpukan material seperti kayu
dan genteng.
Makanan yang dibutuhkan jangkrik tergolong mudah dicari. Biasanya jangkrik memakan berbagai jenis
tumbuhan seperti krokot atau tanaman lain seperti sayuran dan palawija. Jangkrik umumnya lebih
menyukai bagian tanaman yang paling muda, seperti pucuk daun atau pucuk tanaman.
Siklus hidup jangkrik sangat bervariasi bergantung pada jenisnya. Namun untuk semua jenis, jangkrik
jantan memiliki umur yang lebih pendek dibandingkan dengan jangkrik betina. Ukuran jangkrik betina
juga lebih panjang dibandingkan tubuh jangkrik jantan.
Budidaya satwa harapan yang satu ini biasanya ditujukan untuk diambil telurnya, kemudian dijual ke
peternak lain. Selain itu, hasil jangkrik yang sudah dewasa dijual sebagai pakan burung. Bagi Anda yang
tertarik menekuni budidaya jangkrik. Anda bisa mempelajari tata caranya melalui buku “Panduan
Beternak Jangkrik”.

3.Lebah Madu

Lebah madu merupakan salah satu satwa harapan yang termasuk ke dalam serangga sosial yang hidup
secara berkelompok. Setiap lebah memiliki tugas masing-masing yang sangat penting bagi kelangsungan
hidup kelompoknya.
Di dalam sistem koloni lebah, terdapat tiga anggota lebah, yaitu lebah ratu, lebah jantan, dan lebah
pekerja. Setiap anggota lebah mempunyai tugas dan ciri fisik yang berbeda-beda.
Lebah pekerja biasanya memiliki bentuk pantat yang runcing dan bersengat. Tugas mereka bergantung
pada tingkatan umurnya. Mulai dari bertugas sebagai perawat, penghubung di sarang, penjaga sarang,
pencari tempat yang menghasilkan pakan, dan bertugas sebagai perintis.
Sedangkan lebah ratu memiliki bentuk badan yang panjang dan berpantat runcing serta bersengat. Setelah
kawin satu kali, lebah ratu akan masuk ke dalam sarang dan bertelur seumur hidup. Selama tidak ada
yang mengganggu dan belum ada ratu baru yang harus menggantikannya, maka lebah ratu akan terus
berada di sarang.
Yang terakhir adalah lebah jantan, biasanya lebah ini memiliki bentuk pantat yang tumpul dan tidak
bersengat. Lebah jenis ini bertugas untuk membuahi ratu dan menjaganya. Selain itu, lebah jantan tidak
mempunyai tugas lain.
Selain menghasilkan madu, lebah jenis ini juga bisa menghasilkan lilin. Di habitatnya, lebah madu
membangun sarang di dahan ataupun di dahan pohon besar. Sarang di bagian atas akan digunakan untuk
menyimpan maud, sedangkan bagian bawah akan digunakan untuk mengerami telur.
Lebah madu banyak dibudidayakan oleh masyarakat menggunakan glodok atau sarang dari kayu.
Biasanya satu sisir sarang bisa menyimpan sekitar 15 sampai 20 kg madu dan 3 sampai 4 kg lilin.

4.Ulat Sutera

Ulat sutera merupakan salah satu golongan serangga yang memiliki ukuran cukup besar dan banyak
ditemukan di hutan tropis dan subtropis. Satwa harapan jenis ini termasuk ke dalam golongan hewan
polivoltin. Artinya, hewan tersebut bisa hidup sepanjang tahun. Ulat sutera masuk ke dalam golongan
hewan yang mengalami metamorfosis secara sempurna.
Biasanya, ulat sutera dibudidayakan dengan tujuan untuk dijadikan bahan baku benang sutera. Dimana
nantinya kepompong yang dihasilkan akan dipintal menjadi benang. Setelah itu, benang yang dihasilkan
akan digunakan untuk membuat kain sutera.
BUBIDAYA CACING TANAH

Cacing mungkin merupakan hewan yang dinilai menjijikan oleh sebagian orang. Namun, siapa sangka
ternyata cacing tanah dapat dibudidayakan dan tentunya memiliki nilai jual serta memberikan keuntungan
berlimpah.
Cacing merupakan hewan invertebrata atau tidak memiliki tulang belakang dan dicari-cari oleh beberapa
orang maupun perusahaan dengan tujuan tertentu dalam jumlah yang cukup banyak seperti untuk pakan
ternak atau sebagai bahan obat-obatan.
Cacing tanah memiliki beragam manfaat serta memiliki kandungan protein yang tinggi yaitu sebanyak
76%. Kandungan protein pada cacing tanah lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein pada
daging sapi yang hanya mencapai 65% saja.
Selain kandungan protein yang tinggi, cacing tanah atau Lumbricus Rubellus juga memiliki kandungan
asam amino sebanyak 17% dan dapat membantu pembentukan sel otot serta memperkuat sistem
kekebalan tubuh.
Manfaat serta kandungan pada cacing tanah membuat harganya menjadi cukup tinggi untuk dijual di
pasaran yaitu berkisar Rp75.000 hingga Rp85.000 per kilogramnya.
Cacing memiliki manfaat sebagai dekomposer atau pengurai. Dekomposer ini merupakan organisme yang
memiliki fungsi untuk menguraikan bahan organik dari organisme mati. Dekomposer dapat membantu
siklus nutrisi kembali lagi ke ekosistem lainnya.
Cacing tanah juga dapat membantu menyuburkan tanah.
Selain sebagai dekomposer, cacing tanah juga bermanfaat apabila digunakan sebagai obat-obatan
sekaligus sebagai pakan ternak karena memiliki gizi yang tinggi. Apabila digunakan untuk pakan ternak,
cacing dapat diberikan pada ternak seperti unggas.
Cacing tanah juga bermanfaat sebagai obat untuk mengatasi demam serta typhus untuk manusia. Cacing
juga mulai digunakan untuk bahan-bahan kosmetik karena dipercaya ampuh untuk melembabkan serta
meremajakan kulit. Berbagai manfaat da potensi lainnya dari hewan satu ini juga dapat kamu baca pada
buku Potensi dan Manfaat Budidaya Cacing Tanah.
Berbagai manfaat yang dapat dituai dari cacing tanah tersebut membuat harganya melejit di pasaran dan
menjadi salah satu budidaya yang menguntungkan.
Cara Budidaya Cacing Tanah
Seperti halnya budidaya hewan ternak lain, untuk membudidayakan cacing tanah, perlu memulai dari
persiapan paling awal dan dasar yaitu menyiapkan media ternak untuk cacing tanah.Ada beberapa tahapan
yang perlu dilakukan apabila ingin memulai membudidayakan cacing tanah. Tahapan-tahapan tersebut
adalah persiapan wadah budidaya atau media ternak cacing tanah, pemilihan bibit, menebarkan bibit
cacing, mengelola pakan untuk cacing, memberi pakan untuk cacing serta penggantian media serta
langkah terakhir yaitu panen yang secara lengkap dibahas pada buku Budi Daya Cacing Tanah Super Di
Lahan Sempit.Setelah mempersiapkan tahapan awal, maka dapat melangkah lebih lanjut dan
menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

1. Menyiapkan Media Ternak Cacing Tanah


budidaya cacing tanahMenyiapkan media ternak merupakan langkah awal serta hal utama yang tak boleh
dilewatkan dan dilupakan. Untuk media perkembangbiakan cacing tanah, dapat menggunakan kotak boks
bekas yang telah diisi dengan tanah lembab. Pastikan kotak boks tersebut berukuran 90 x 50 x 36
cm.Setelah menyiapkan kotak sebagai media ternak cacing, langkah selanjutnya adalah memasukan
tanah. Agar berhasil, perlu memerhatikan bahwa tanah yang digunakan sebagai media ternak cacing
adalah tanah humus. Karena cacing membutuhkan tanah yang memiliki banyak nutrisi. Apabila tanah
kekurangan nutrisi, maka dapat menambahkan pupuk kompos maupun pupuk kendang secukupnya
saja.perlu memastikan bahwa telah mengisi kotak boks tersebut dengan tanah subur mencapai tinggi
sekitar 5 cm atau hingga 10 cm. Kemudian, letakan wadah berisi tanah tersebut di tempat yang tak dekat
dengan paparan sinar matahari secara langsung agar media tanah tidak rusak serta kering. juga dapat
meletakan media ternak cacing tanah di tempat teduh.Selain memastikan untuk memberi media tanah
yang subur, sebaiknya uga memberikan alas pada kotak boks media ternak cacing tanah dengan alas yang
berbahan dan tak mudah menyerap kelembaban seperti karung dan lainnya.dapat menggunakan kotak
boks berbahan kayu atau triplek dengan memberikan alas tambahan. Selain itu juga dapat memilih
menggunakan kotak boks berbahan styrofoam seperti pada gambar di samping.

Jangan lupa, agar cacing tanah dapat tumbuh dengan baik maka perlu mengganti media cacing tanah
sebulan sekali. Selain memuluskan pertumbuhan cacing tanah, mengganti media tanah juga dilakukan
untuk memisahkan antara induk cacing dengan anakan cacing serta memberikan kesempatan pada telur
cacing untuk menetas lebih tinggi.
2. Menyiapkan Bibit Cacing Tanah Berkualitas
Setelah selesai menyiapkan media ternak untuk cacing tanah serta memastikan bahwa tanah untuk ternak
cacing merupakan tanah yang subur, maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan bibit cacing tanah
yang berkualitas.Hasil panen yang baik akan sangat bergantung pada kualitas bibit yang baik pula,
apabila sedari awal bibit cacing tanah tidak bagus maka kemungkinan besar akan memanen cacing tanah
dengan kualitas buruk pula.dapat mengambil bibit cacing langsung melalui tempat maupun habitat asli
dari cacing tanah yaitu tanah lembab dan sampah organic
.Sebagai pemula yang akan membudidayakan cacing tanah, perlu mengetahui jenis-jenis cacing tanah dan
mana jenis cacing tanah yang termasuk jenis unggulan dan dapat menghasilkan banyak
keuntungan.Sebenarnya ada banyak jenis cacing tanah yang dapat ditemukan,seperti Megascolicidae,
Lumbricidae, Genus Lumbricus, Eisenia, Pheretima, Perionyx, Diplocardia serta Lidrillus. Namun
umumnya hanya ada tiga jenis cacing tanah yang dipilih oleh pembudidaya cacing tanah di Indonesia.
Ketiga jenis tersebut adalah Pheretima, Perionyx, serta Lumbricus.Ketiga jenis cacing tanah populer di
Indonesia tersebut dikenal karena lebih menyukai media dari bahan organik dan berasal dari sampah
dapur maupun pupuk kandang.
Oleh karena itu, pembudidaya merasa bahwa lebih mudah untuk menyediakan media sebagai tempat
budidaya dari ketiga jenis cacing tanah tersebut.
Namun, dari ketiga jenis cacing tanah yang populer, jenis cacing tanah Lumbricus Rubellus merupakan
jenis cacing tanah yang disarankan untuk dibudidayakan oleh pemula. Karena cacing tanah jenis
Lumbricus Rubellus memiliki vitalitas yang baik apabila dibudidayakan dengan cara yang benar.

Selain itu, jenis cacing tanah Lumbricus Rubellus merupakan cacing yang dapat menghasilkan banyak
telur dan kascing. Cacing jenis ini juga memiliki sifat yang relatif diam dan tidak banyak bergerak,
sehingga lebih mudah untuk menggemukan cacing Lumbricus Rubellus dibandingkan jenis cacing
lainnya.
Lakukan langkah berikut ini untuk memperbanyak bibit cacing tanah.

Siapkan kotak boks sebagai media untuk perkembangbiakan cacing tanah jenis Lumbricus Rubellus dan
isi dengan bibit cacing tanah yang telah dipilih.Rutinlah memberikan cacing makan berupa sayur maupun
daun-daun kering.
Setelah dua bulan merawat cacing tanah, maka cacing akan berkembangbiak dan dapat dipindahkan ke
media yang lebih besar.Umumnya, agar tidak terlalu padat, dalam satu kotak boks dapat menaruh bibit
cacing sebanyak 50 hingga 100 bibit cacing. Jumlah perkiraan penyebaran bibit cacing tersebut sangat
cocok untuk pemula karena tidak terlalu banyak.

3. Memindahkan Bibit Cacing Tanah


budidaya cacing tanahSetelah memperbanyak jumlah bibit cacing melalui perkembangbiakan, maka telah
siap untuk memindahkan bibit cacing tersebut ke media budidaya. Apabila belum mendapatkan bibit
melalui hasil perkembangbiakan, maka hanya perlu membeli atau memilih bibit cacing dengan kualitas
terbaik seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Lakukan beberapa langkah berikut ini untuk memindahkan bibit cacing ke media ternak.

Jagalah kelembaban tanah dengan cara membasahi tanah yang telah diletakan ke dalam media ternak.
Selain itu untuk menjaga kelembaban tanah dapat memilih bahan kotak boks sebagai tempat ternak yang
tidak mudah menyerap kelembapan atau dengan cara memberi alas.Ukur pH tanah dan memastikan
bahwa pH tanah normal. pH yang sesuai untuk mengembangbiakan cacing adalah 5,5 hingga 7,5. Setelah
memastikan pH tanah maka dapat langsung menyebarkan bibit cacing pada wadah ternak.
Melakukan pemeriksaan rutin setiap tiga jam sekali pada hari pertama perkembangbiakan. Perhatikan
gerak-gerik cacing, apabila ada cacing yang keluar dari tanah dan ingin pergi dari wadah ternak maka
kemungkinan pH tanah tidak sesuai atau kondisi tanah tidak membuat cacing merasa nyaman. Cek pula
suhu tanah dan pastikan tanah tetap lembab.
Itulah ketiga hal yang perlu diperhatikan oleh pemula untuk memindahkan bibit cacing tanah selama
proses pembudidayaan cacing tanah.

Cara Merawat serta Memelihara Cacing Tanah


Tahap selanjutnya merupakan tahapan terpenting untuk memastikan bahwa bibit cacing berkualitas yang
telah dibudidayakan dapat dipanen dengan hasil yang memuaskan. Merawat serta memelihara cacing
tanah tidaklah susah, tetapi perlu dilakukan dengan rutin dan baik yang secara lengkap dibahas pada buku
Mendulang Emas Hitam Melalui Budi Daya Cacing Tanah, Disertai Direktori Usaha Cacing Tanah.
Berikut beberapa cara untuk merawat serta memelihara cacing tanah.
1. Memberi Pakan Cacing Tanah
budidaya cacing tanahPemberian pakan harus dilakukan secara rutin agar cacing dapat tumbuh dengan
baik dan sehat. Untuk pakan cacing tanah, yang paling disarankan adalah memberi kotoran hewan ternak
seperti kotoran sapi dan kerbau.
Selain kotoran hewan, juga dapat memberikan pakan berupa sayuran kering atau kompos dari bahan-
bahan organik. Ampas tahu, pupuk kandang, limbah pertanian, tetes, probiotik juga merupakan pakan
cacing yang dapat membuat cacing cepat gemuk dan sehat.
Gunakan metode fermentasi serta memastikan bahwa jenis pakan memiliki struktur gembur agar cacing
lebih mudah untuk memakannya.
Caranya adalah dengan mengumpulkan sisa sayuran dan buah-buahan dan diberi larutan fermentasi yaitu
air yang dicampur dengan EM4 serta tetes tebu. Setelah 1 hingga 2 hari maka kompos pun dapat
digunakan untuk pakan cacing.
2. Mengganti Media Tanah
Jika masih ingat, sebelumnya telah dijelaskan bahwa pembudidaya cacing tanah perlu rutin mengganti
media tanah sebulan sekali. Hal ini dikarenakan cacing berkembang dengan pesat, sehingga mengganti
media tanah merupakan hal yang penting.
Caranya adalah dengan memindahkan serta mengeluarkan semua cacing yang berada dalam media,
kemudian masukan tanah baru yang subur lalu pindahkan kembali cacing tanah ke dalam media yang
telah siap usai proses penggantian tanah.
tidak perlu membuang tanah bekas cacing sebelumnya, diamkan tanah tersebut ke wadah boks dan
cermati apabila kokon atau telur cacing yang berada di dalam menetas.

3. Membuat Media untuk Cacing Bertelur


Proses perawatan ini untuk menjamin bahwa budidaya yang dilakukan tidak hanya berhenti pada satu kali
masa panen. Oleh karena itu, perlu memastikan bahwa telur-telur cacing dapat menetas dan memutar
kembali proses budidaya sehingga dapat memberikan keuntungan kepada Ketika cacing mulai bertelur,
maka perlu mempersiapkan media yang sesuai bagi cacing tersebut.
Ada beberapa media yang disarankan untuk digunakan pada cacing yang tengah bertelur. Campuran
jerami, pupuk kandang serta kompos kering merupakan media favorit dan disarankan untuk digunakan
pada cacing yang tengah bertelur.dapat menanamkam media tersebut ke dalam kotak boks
perkembangbiakan yang telah dipersiapkan. Ketika telah menyiapkan media bertelur, maka cacing yang
akan bertelur akan secara otomatis menuju media bertelur yang telah disiapkan dan akan meletakan
telurnya pada media tersebut.Media bertelur juga bertujuan untuk mempermudah pembudidaya agar dapat
mengumpulkan telur-telur cacing ketika akan melakukan proses pergantian tanah.
4. Mengendalikan Hama serta Penyakit Pada Cacing Tanah
Sama hal nya dengan budidaya hewan, proses pengendalian hama serta penyakit perlu diperhatikan agar
cacing tumbuh dan berkembang biak dengan baik. Selain itu pengendalian hama dan penyakit bertujuan
agar cacing yang sakit tidak menularkan pada cacing lainnya sehingga menyebabkan gagal panen.Hama
yang umumnya menyerang cacing adalah sejenis serangga, seperti semut. Semut dan serangga lain akan
memakan cacing tanah dan menyebabkan kegagalan panen. Oleh karena itu, dapat menghindari serangan
semut dengan memberikan kapur anti serangga pada wadah boks untuk mengembangbiakan cacing
tanah.Itulah keempat cara mudah untuk melakukan perawatan pada cacing tanah, walaupun mudah tidak
boleh lalai dan lupa memerhatikan cacing tanah. Rutin dan rajin merupakan kunci utama agar
pembudidayaan cacing tanah dapat berhasil.
Memanen Cacing Tanah
Usai melakukan perawatan dan pemeliharaan ,cacing dapat dipanen setelah memasuki usia tiga hingga
enam bulan. Proses memanen cacing tanah cukup lah mudah. Caranya adalah dengan mendekatkan lampu
pada wadah ternak yang siap panen ke lampu, hal ini dikarenakan cacing takut pada cahaya. Sehingga
ketika didekatkan pada lampu, cacing akan keluar dari tempat tinggalnya dengan sendirinya dan bisa
langsung dipanen.
Setelah mengambil cacing yang siap panen perlu memisahkan cacing dan kokon untuk kemudian
dikembangbiakan lagi. Tanah bekas cacing usai panen pun tetap dapat digunakan sebagai pupuk organik
dan dapat ditambahkan pada media ternak untuk selanjutnya.

~SELESAI~

Anda mungkin juga menyukai