Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NI LUH PUTU RAHMAWATI

KELAS: X MIPA 2

Jangkrik
Cengkerik atau jangkrik (Gryllidae) adalah serangga yang berkerabat dekat dengan belalang,
memiliki tubuh rata dan antena panjang. Jangkrik adalah omnivora, dikenal dengan suaranya
yang hanya dihasilkan oleh cengkerik jantan. Suara ini digunakan untuk menarik betina dan
menolak jantan lainnya. Suara cengkerik ini semakin keras dengan naiknya suhu sekitar. Di
dunia dikenal sekitar 900 spesies cengkerik, termasuk di dalamnya adalah gangsir.

Cengkerik telah dipelihara manusia sejak lama, dan di Asia dianggap sebagai pembawa
keberuntungan. Laga cengkerik adalah sejenis permainan yang populer dan kerap kali
melibatkan taruhan. Di Caraguatatuba, Brazil, cengkerik hitam di dalam ruangan dipercaya
sebagai tanda datangnya penyakit, cengkerik hijau harapan, dan cengkerik kelabu uang. Dalam
komedi, suara cengkerik biasanya digunakan untuk menandakan lawakan yang tidak lucu dan
tidak membuat orang tertawa.

SIKLUS HIDUP

Jangkrik termasuk serangga dengan metamorfosis tidak sempurna. Fase metamorfosis jangkrik
meliputi fase telur, nimfa (pradewasa; "telendho" = bahasa Jawa), dan imago (dewasa). Siklus
hidup jangkrik betina adalah > 3 bulan, sedangkan jangkrik jantan kurang < 3 bulan. Telur
jangkrik akan menetas pada umur ± 13 hari, umur nimfa adalah ± 1,5 bulan, dan umur jangkrik
dewasa adalah ± 1,5 bulan. Nimfa jangkrik akan berganti kulit sebanyak 6-8 kali selama masa
pertumbuhannya. Setelah nimfa ganti kulit yang terakhir akan menjadi jangkrik dewasa, jangkrik
dewasa akan mulai kawin setelah umur 3-4 hari. Peternak jangkrik telur membutuhkan waktu ± 2
- 4 minggu untuk produksi telur, sedangkan untuk produksi jangkrik muda (telendho) dibutuhkan
waktu ± 2 bulan. Perilaku 1. Pacaran Jangkrik jantan dapat menghasilkan suara dalam berbagai
ritme dan tinggi-rendah nada. Perbedaan ritme dan tinggi-rendahnya nada pada suara jangkrik
jantan didasarkan pada tujuan yang diinginkan. Jangkrik jantan akan mengeluarkan suara dengan
ritme panjang dan nada tinggi bila digunakan untuk menarik betina yang berada di kejauhan,
setelah betina mendekat maka jangkrik jantan akan mengeluarkan suara yang lebih kuat dengan
interval antar suara lebih pendek. Jangkrik betina akan lebih tertarik pada jantan yang agresif dan
mengeluarkan suara paling keras. 2. Kawin Jangkrik jantan akan segera mendekati betina yang
mendekat dan antenanya akan menyentuh kepala betina untuk merayu. Kombinasi antara suara
dan sentuhan antena jangkrik jantan membuat jangkrik betina naik ke atas tubuh jantan.
Agresivitas ini terjadi sangat kuat dan terjadilah proses kawin. Saat kawin jangkrik betina berada
di atas jangkrik jantan, perilaku ini berbeda dengan kebanyakan serangga pada umumnya. Proses
kawin terjadi bila penis (aedeagus) jangkrik jantan masuk ke dalam vagina jangkrik betina dan
terjadi transfer sperma dari jantan ke betina yang ditampung di dalam kantung sperma
(spermatheca). Jangkrik betina mampu menyimpan sperma pada tubuhnya selama dua minggu
saja, oleh karena itu betina perlu kawin lagi dengan sang jantan setiap dua minggu sekali guna
menghasilkan telur. 3. Peletakan telur Jangkrik betina menyimpan ratusan telur di dalam
tubuhnya dan tidak akan dikeluarkan sebelum seminal receptaclenya terisi sperma dari kantung
sperma. Setelah seminal receptaclenya terisi sperma maka masing-masing telur yang ada di
dalam tubuh betina akan segera terfertilisasi pada saat yang bersamaan dan terpacu bergerak
menuju ovipositor yang berupa tabung panjang seperti tombak. Ovipositor ini akan ditusukkan
ke dalam pasir yang lembap sembari mengeluarkan telur pada ujungnya. Telur-telur yang
diletakkan di dalam pasir posisinya berkelompok dan berjajar

Mengenal Kehidupan Jangkrik

Jangkrik termasuk bangsa Orthoptera, suku Gryllidae. Di Indonesia tercatat lebih kurang ada 123
jenis. Dari hasil identifikasi pada jangkrik yang dibudidayakan untuk pakan burung dan ikan
ditemukan jenis Gryllus testaceus Walk dan Gryllus mitratus. Sosok keduanya mirip.
Perbedaanya, G. mitratus lebih kecil dibandingkan G testaceus. Pada pinggir sayap punggung G.
mitratus terdapat garis putih. Sementara punggung G testaceus polos. Selain itu, ovipositor G
mitratus lebih pendek disbanding G testaceus. Prilaku G testaceus lebih agresif. Kesehariannya
umumnya hidup di luar rumah, walau kadang-kadang juga masuk ke dalam rumah. Di alam
aslinya jangkrik hidup aktif di malam hari. Kegiatan makan, mengerik dan kawinh dilakukan
malam hari. Oleh Karen itu lingkungan budidaya jangkrik dibuat gelap agar jangkrik terus bias
melakukan aktivitas. Pada siang hari jangkrik mencari perlindungan di lorong/lobang di tanah
atau lorong di bawah batu, dibawah tumpukan material, seperti genteng, kayu, dan lain-lain.
Selain itu dapat hidup pada tumpukan sampah sayuran, tumbuhan dan serasah. Makanan jangkrik
di alam bermacam-macam. Umumnya sebagai pemakan tumbuhan, seperti krokot dan tanaman
pertanian seperti, sayuran dan palawija. Jangkrik lebih menyukai bagian tanaman yang muda
seperti daun dan pucuk. Lama siklus hidup jangkrik bervariasi menurut jenisnya. Untuk semua
jenis, umur jantan lebih pendek disbanding betinyanya. Sebagai gambaran umur dewasa jenis
Gryllus mitratus hanya 78 hari, sedangkan betinyanya bisa mencapai 105 hari. Ukuran tubuhnya
juga berdasarkan jenis kelamin. Jenis betina lebih panjang disbanding jantan. Perbedaan jantan
dengan betinya mulai terlihat saat Nimfa IV, yaitu saat ovipositor betina keluar. Bentuknya
seperti lidi yang keluar dari bagian belakang tubuh betinya dengan panjang 15-25 mm,
tergantung jenisnya.

Mengembangbiakan Jangkrik

Dalam mengawali beternak jangkrik ada dua alternative yang bisa dipilih. Pertama dengan cara
menetaskan telur. Yang kedua dengan mengembangbiakkan yaitu mengawinkan induk jantan
dan betina untuk mendapatkan telur. Ada peternak yang menyebut pengembangbiakkan dengan
istilah pemijahan. Banyak keuntungan jika peternak mengembangbiakkan jangkrik sendiri. Salah
satunya tidak tergantung pada peternak lain. Dipasaran harga sesendok makan telur jangkrik
mencapai Rp. 15.000,-. Padahal peternak maksimal hanya membutuhkan 6 ekor betina dan 2-3
ekor jantan untuk mendapatkan 1 sendok telur. Harga induk betina hanya Rp. 750,-.
NAMA: NI LUH PUTU RAHMAWATI

KELAS: X MIPA 2

Pura Tanah Lot


Objek wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik
agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Objek wisata dapat berupa wisata
alam seperti gunung, danau, sungai, pantai, laut, atau berupa objek bangunan seperti museum,
benteng, situs peninggalan sejarah, dan lain-lain.

Di Indonesia, terutama di pulau Dewata, Bali, terdapat banyak sekali objek wisata yang sangat
indah, baik itu alami maupun buatan. Salah satu objek wisata terindah di Bali adalah Tanah Lot.
Tanah lot merupakan salah satu objek wisata berupa pura.

Seperti objek-objek wisata di Bali lainnya, tanah lot juga menyimpan sejuta keindahan. Di sana
ada dua pura yang terletak di atas batu besar. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat
pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Salah satu pura terletak di atas bongkahan batu, dan yang
satunya lagi terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura ini telah dibangun sejak
abad ke-16.

Di sebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok
ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan. Ketika
air laut surut, maka akan nampak batu-batu karang yang amat indah.

Selain itu, di Tanah Lot juga terdapat ular suci penjaga pura, yang masih ada sampai sekarang
dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti
ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra.

Ternyata, tidak hanya pantai kuta yang indah sunsetnya, Tanah Lot juga terkenal sebagai tempat
yang indah untuk melihat matahari terbenam, turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk
melihat keindahan sunset di sini.

Selain sebagai tempat wisata, tentunya Tanah Lot juga memiliki manfaat dan kegunaan bagi
masyarakat di sekitarnya. Antara lain untuk menambah devisa negara, karena masyarakat bisa
memanfaatkan area di pinggir jalan menuju Tanah Lot untuk tempat berjualan. Atau bisa juga
menyediakan tempat penginapan untuk turis-turis yang ingin melihat keindahan sunset di sana.
Selain itu, keberadaan Tanah Lot juga dapat membuat Bali semakin terkenal, sehingga akan
lebih banyak turis yang datang ke Bali. Dan yang terakhir, Pura Tanah Lot dapat digunakan
untuk tempat bersembahyang umat agama Hindu di sekitarnya. Oleh karena itu, kita sebagai
generasi penerus bangsa harus bisa menjaga keindahan pantai dan pura peninggalan nenek
moyang kita.
Nama : Farah amalia arnaz

Kelas : X MIPA 2

Burung Merpati

Burung merpati adalah salah satu hewan tersukses di dunia, karena burung jenis ini ditemui di
seluruh belahan dunia kecuali Antartika. Di daerah Boja, burung merpati hidup berdampingan
dengan manusia sebagai hewan peliharaan.

Burung merpati termasuk burung berukuran sedang. Ukuran panjang burung ini antara 20 cm
hingga 30 cm dan berat antara 700 gram hingga 900 gram. Bahkan di Desa Puguh pernah di
jumpai burung merpati dengan berat hingga hampir mencapai 1 kg.

Burung merpati memiliki beragam jenis warna, antara lain coklat, putih, hitam, atau perpaduan
dari beberapa warna tersebut. Merpati memiliki semacam sensor dalam hidungnya yang di
gunakan untuk mengenali bau rumahnya, inilah penyebab burung merpati dapat pulang
kerumahnya setelah terbang jauh. Makanan burung ini adalah biji-bijian seprti, jagung, beras,
kacang hijau, dan lain sebagainya. Bahkan di daerah Boja burung merpati biasa memakan gabah
yang sedang di jemur oleh petani.

Di Boja burung merpati tinggal di dalam sarang berbetuk balok dengan lubang persegi sebagai
pintunya. Sarang burung merpati sering di sebut pagupon. Pagupon biasanya ditempel di dinding
rumah pemilik burung merpati. Burung ini adalah burung yang mudah dipelihara, tak heran di
Boja sangat mudah di temui burung merpati.

Burung merpati juga dapat digunakan dalam perlombaan, misalnya balapan atau kontes
kecantikan burung merpati. Namun yang sering dijumpai di Boja adalah belapan. Balapan
biasanya dilakukan pada lintasan yang lurus atau diterbangkan dari jarak jauh. Dalam hal ini
yang digunakan untuk balapan adalah merpati jantan, sedangkan merpati betina hanya untuk
pancingan saja. Burung merpati dapat mengenali pasanganya masing-masing, karena burung
merpati termasuk burung yang setia terhadap satu pasanganya.

Populasi burung merpati di Indonesia sangatlah besar, namun kebanyakan burung merpati di
Indonesia adalah peliharaan. Keberadaan burung merpati liar sangatlah sedikit, mungkin hal ini
karena berkurangnya habitat merpati karena pesatnya pembangunan. Burung merpati patut di
lestarikan, agar anak cucu kita dapat melihat burung merpati secara langsung, bukan hanya cerita
dari orang tuanya.

Anda mungkin juga menyukai