Anda di halaman 1dari 5

1.

Meganthropus paleojavanicus
Meganthropus paleojavanicus merupakan manusia purba tertua yang pernah menghuni Indonesia.
Negara ini memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah, sangat cocok untuk berkembang segala
kehidupan (manusia, hewan dan tumbuhan). Manusia purba paling tua menghuni di wilayah Jawa ini
berukuran sangat besar.

Indonesia merupakan salah satu negara yang banyak ditemukan berbagai macam struktur fosil
manusia purba yang meliputi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa bahkan Flores..

2. Pithecanthropus

 
Fosil Pithecanthropus merupakan fosil manusia purba yang paling banyak ditemukan di
Indonesia. Fosil Pithecanthropus berasal dari Pleistosen lapisan bawah dan tengah. Mereka
hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan Mereka sudah memakan segala,
tetapi makanannya belum dimasak. Pithecanthropus terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai
berikut

A. Pithecanthropus soloensis

Pithecanthropus soloensis merupakan manusia purba yang fosilnya ditemukan di pesisir


sungai Bengawan Solo. Penemu Pithecanthropus soloensis yaitu G. H. R Von Koenigswald,
Oppenoorth dan Ter Haar didaerah Ngandong Kabupaten Blora (Jawa Tengah) pada tahun 1931
sampai 1934. Manusia purba ini hidup pada zaman purba sekitar 900.000 tahun lalu.

Menurut istilah dalam pembacaan penamaan secara etimologis mengenai pithecanthropus soloensis
berasal dari bahasa Latin, yaitu phithecos merupakan arti kata kera, anthropus berarti manusia, dan
soloensis merupakan daerah atau kawasan ditemukannya fosil tersebut dan dahulunya pernah
mendiami kawasan Solo. Jadi Pithecanthropus soloensis artinya manusia kera yang berasal dari Solo.
b) Pithecanthropus Robustus
 

Fosil jenis ini ditemukan oleh Weidenreich dan Von Koenigswald pada tahun 1939 di Trinil,
Lembah Bengawan Solo. Fosil ini berasal dari lapisan Pleistosen Bawah. Von Koenigswald
menganggap fosil ini sejenis dengan Pithecanthropus Mojokertensis.

c) Pithecanthropus Erectüs

Fosil jenis ini ditemukan oleh Eugene Dubois di desa Trinil, Ngawi, Jawa Timur, pada tahun
1890 berasal dari lapisan Plestosen Tengah. Mereka hidup sekitar satu juta sampai satu
setengah juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Erectus berjalan tegak dengan badan yang
tegap dan alat pengunyah yang kuat. Volume otak Pithecanthropus mencapai 900 cc. Volume
otak manusia modern lebih dari 1000 cc, sedangkan volume otak kera hanya 600 cc.

HomoSapiens
 
Jenis kaum homo yang ini telah memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang
dan juga memiliki sifat seperti manusia sekarang tetapi masih memiliki Kehidupan yang
sangat sederhana, dan tentunya hidup mengembara(nomaden). Jenis Kaum Homo sapiens
yang ditemukan di Indonesia ada 2 yaitu:homo Soloensis- homo sapiens wajakensis

Homo soloensis

Fosil Homo soloensis ditemukan di Ngandong, Blora, di Sangiran dan Sambung Macan,
Sragen, oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Von Koenigswald pada tahun 1931—1933 dari
lapisan Pleistosen Atas. Homo Soloensis diperkirakan hidup sekitar 900.000 sampai 300.000
tahun yang

Menurut Von Koenigswald makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan
Pithecanthropus Erectus. Diperkirakan makhluk ini merupakan evolusi dan Pithecanthropus
Mojokertensis. Oleh sebagian ahli, Homo Soloensis digolongkan dengan Homo
Neanderthalensis yang merupakan manusia purba jenis Homo Sapiens dari Asia, Eropa, dan
Afrika berasal dari lapisan Pleistosen Atas.
 Homo Wajakensis

 
Fosil Homo wajakensis ditemukan oleh Van Riestchoten pada tahun 1889 di desa Wajak,
Tulungagung. Fosil ini kemudian diteliti oleh Eugene Dubois. Temuan fosil ini merupakan
temuan fosil manusia purba pertama yang dilaporkan berasal dari Indonesia.

Makanannya sudah dimasak walaupun masih sangat sederhana. Tengkorak Homo Wajakensis
memiliki banyak persamaan dengan tengkorak penduduk asli Australia, Aborigin. Oleh
karena itu, Eugene Dubois menduga bahwa Homo WajakensIs termasuk dalam ras
Australoide, bernenek moyang Homo Soloensis dan menurunkan bangsa Aborigin. Fosil
Homo Wajakensis juga memiliki kesamaan dengan fosil manusia Niah di Serawak Malaysia,
manusia Tabon di Palawan, Filipina, dan fosil-fosil Australoid dari Cina Selatan, dan
Australia Selatan.

Anda mungkin juga menyukai