Anda di halaman 1dari 10

Jenis Jangkrik dan Cara Budidaya Jangkrik

dengan Baik dan Benar

Kalau mau melihat data dunia sebenarnya ada banyak sekali jenis
jangkrik yang ada di alam semesta ini. Sekitar 2000 an lebih
spesies jangkrik, dan di Indonesia sendiri terdapat ratusan jenis
jangkrik. Namun yang paling terkenal dan umum dibudidayakan
oleh masyarakat hanya ada beberapa jenis saja. Seperti yang
hobinatang.com sebutkan di bawah ini:

1. Jangkrik Alam (Acheta Domesticus)

Jenis jangkrik pertama adalah jangkrik alam/madu. Sesuai


namanya jangkrik ini banyak dijumpai di alam atau lebih tepatnya di
tanah luas yang agak lembab seperti ladang, sawah, samping rawa
dan lain sebagainya. Di Indonesia sendiri jangkrik alam termasuk
yang banyak dibudidayakan.

Entah apa alasannya namun menurut data dari peternak, jangkrik


alam sangat produktif karena hanya butuh waktu kurang lebih 28
hari saja bisa dipanen. Di samping postur tubuhnya yang agak
besar dan panjang sangat cocok bagi pembudidaya burung dan
ikan.

Ciri-ciri jangkrik alam umumnya berwarna kekuningan dan sedikit


abu abu. Menurut klasifikasi ilmiah dia disebut Acheta Domesticus.
Tapi kalau di negara kita malah ada yang menyebut jangkrik karet,
jangkrik alas dan lain sebagainya. Jika sudah pertengahan musim
hijan biasanya jantan akan mengeluarkan suara khas untuk
menarik jangkrik betina. Nah di musim inilah banyak terjadi
perkawinan (musim kawin), satu ekor induk saja bisa menghasilkan
100 an butir telur.

2. Jenis Jangkrik Kalung (Gryllus Bimaculatus)

Jangkrik kalung juga termasuk yang banyak diternak dan


diperjualbelikan, jenis ini memiliki nama latin Gryllus Bimaculatus, ia
memiliki ciri ciri paling menonjol di antara jenis jangkrik lainnya.
Yaitu saat masih kecil terdapat garis putih melingkar di tubuhnya
dan penamaan jangkrik kalung juga merujuk pada ciri-ciri tersebut.
Tapi kadang dipanggil jangkrik genggong.

Kemudian saat sudah dewasa leher dan kaki mulai mengeras dan
warna putih pada tubuhnya mulai memudar diganti warna hitam.
Sedangkan saat malam hari jangkrik dewasa sering mengeluarkan
suara dan sangat brisik.

Sampai saat ini sudah banyak peternak yang membudidayakan


jangkrik kalung, hal itu disebabkan jangkrik kalung memiliki masa
panen yang cukup cepat, kira-kira umur 25-30 hari sudah bisa
dipanen (dihitung dari penetasan telur). Selain itu jangkrik kalung ini
memiliki banyak kelebihan di antaranya bisa dijadikan sebagai
pengusir tikus karena suaranya nyaring yang dihasilkan dari
gesekan gesekan sayapnya, jangkrik kalung juga bisa diadu
sehingga tak jarang orang menyebutnya sebagai jangkrik aduan.

Kekurangan yang dimiliki jangkrik kalung adalah tidak terlalu


disukai burung kicau karena kandungan air yang ada pada
tubuhnya terlalu banyak dan jangkrik kalung juga memiliki imun
tubuh yang lemah sehingga mudah mati serta mudah stres,
terutama saat pergantian cuaca dan saat dibawa atau dikirim dalam
jarak jauh.

3. Jenis Jangkrik Seliring Teleogryllus Mitratus

Teleogryllus Mitratus merupakan nama ilmiah dari jangkrik seliring,


tapi entah kenapa di Indonesia seliring dianggap sama dengan
jangkrik alam alias sejenis, padahal mereka memiliki nama ilmiah
yang berbeda. Mungkin kalian bisa menjawabnya di komentar.
hehe

Terlepas dari itu semua jangkrik satu ini juga sudah banyak
dibudidayakan di Indonesia terutama di daerah Jawa Timur. Tapi
jangan tertipu, jenis seliring agak mirip sama kalung. Hanya saja di
sana ada ciri khas yang dimiliki seliring.

Jangkrik seliring warnanya tak sehitam jangkrik kalung, dia


berwarna hitam kecoklatan. Lehernya lebih lunak (tidak seperti
leher jangkrik kalung yang keras), begitu juga tubuhnya lebih kecil
daripada jangkrik kalung, memiliki suara nyaring namun tak
senyaring jangkrik kalung, sama sama mempunyai garis putih yang
melingkar di tubuhnya saat masih kecil, tapi akan memudar ketika
ia sudah berusia 20 harian.

Jika agan mau membudidayakan jenis seliring maka harus benar


benar sabar, karena untuk memanennya butuh waktu yang cukup
lama yakni satu bulan lebih. Akan tetapi keuntungan yang
didapatkan juga cukup lumayan. Terlebih lagi jangkrik seliring ini
disukai sekali oleh burung kicau karena ia tidak terlalu banyak
mengandung air, tidak mengandung zat yang memabukkan,
mengandung banyak protein serta ukuran tubuhnya tidak besar
alias sedang sehingga mudah untuk dicerna.

4. Jenis Jangkrik Jaliteng


Menurut klasifikasi ilmiah ia disebut Gryllus bimaculatus (koq sama
kaya jangkrik kalung ya? apa masih sejenis?), habitatnya adalah
tempat tempat lembab seperti sawah dan ladang. Ciri ciri jaliteng
memiliki warna tubuh hitam legam mengkilat dengan sedikit warna
kuning di bagian ujung sayap atas, pada betina terdapat sedikit
kuning kecoklatan di bagian ujung kakinya. Karakter jeliteng ini
sangat pemberani, tidak mudah stres, mudah dipelihara, suaranya
nyaring sehingga tak jarang yang memanfaatkannya sebagai
jangkrik aduan.

Saat musim kawin (pertengahan musim hujan) si jantan akan sering


mengeluarkan suara untuk menarik perhatian betina. Terkadang
memiliki kebiasaan terbang mendekati cahaya lampu saat malam
hari. Jangkrik ini lumayan banyak dibudidayakan, memeliharanya
tidak terlalu sulit karena jaliteng mudah menyesuaikan lingkungan.
Kalau sudah bertelur dalam satu ekor jeliteng menghasilkan telur
sebanyak 60-100.

5. Jenis Jangkrik Jerabang (Gryllus domesticus)


Jangkrik jerabang berlawanan dengan jeliteng, jerabang lebih
didominasi warna abang(merah). Ia bertubuh kokoh namun tidak
pemberani, suaranya nyaring agak ampang, kurang gesit tetapi
mudah dipelihara. Jangkrik dengan nama ilmiah Gryllus
domesticusini berwarna merah bata sedikit mengkilap. Ukuran
tubuhnya sedang dan bisa dibilang lebih kecil dari ukuran tubuh
jangkrik jeliteng. Jerabang juga banyak diminati karena cocok
dijadikan sebagai pakan burung dan ikan hias.

6. Jenis Jangkrik Gangsir (Brachytrypes


portentosus)
Gangsir bernama latin Brachytrypes portentosus kurang diminati
banyak orang terutama peternak burung kicau. Jangkrik gangsir
bertubuh besar dan berwarna hitam. Gerakannya sangat lambat,
tidak gesit, mudah stres, mudah mati, suaranya nyaring tetapi
kurang bagus (tidak ada iramanya). Dahulu jangkrik ini sering dicari
oleh anak-anak di kampung karena mudah dijumpai di halaman
rumah sambil mengerik.

Namun karena ukurannya yang jumbo jangkrik jenis gangsir ini


kurang cocok dibudidayakan apalagi dijadikan pakan burung atau
ikan. Bahkan di dalamnya terdapat kandungan zat yang
memabukkan sehingga bisa membahayakan tubuh burung atau
hewan peliharaan lainnya. Cocoknya dipelihara di depan rumah
biar menambah irama saat malam hari.

7. Jenis Jangkrik Kidang

Jangkrik kidang dulunya sangat langka karena sering diburu


manusia. Namun sekarang sudah mulai dibudidayakan kembali.
Jangkrik kidang inilah yang menjadi primadona karena ia
mengandung protein yang sangat banyak dan dibutuhkan burung
kicau atau hewan peliharaan lainnya. Habitat aslinya berada di
persawahan atau ladang luas yang lembab.

Jangkrik kidang juga bisa mengeluarkan suara nyaring apalagi saat


musim kawin, mereka akan saling bersahutan untuk menarik
perhatian lawan jenisnya. Selain itu jangkrik kidang juga tidak
membutuhkan masa panen yang lama, cukup satu bulan sudah
bisa dipanen. Sebagian orang memelihara jangkrik kidang ini untuk
diadu. Namun tidak kami sarankan, karena masih ada manfaat lain
dari jangkrik kidang ini yaitu sebagai pakan dan alternatif obat.

8. Jangkrik Jenis Upa

Yang terakhir adalah salah satu spesies jangkrik yang cukup


populer, ia bernama upa. Dibilang upa karena postur tubuhnya
sangat kecil seperti upa (bahasa jawa: butiran nasi). Apalagi
makanan dia juga sisa sisa nasi alias upo. Jangkrik upa biasa hidup
bebas di dalam rumah rumah, biasanya mereka ada di sela sela
batu bata.

Bentuknya pipih, kecil, warna putih pucat dan terlihat tidak kokoh.
Sehingga peminatnya sangat sedikit. Di sisi lain, jangkrik upa juga
kurang disukai burung kicau karena bau tubuhnya cukup
menyengat. Saat malam hari, jangkrik upa juga suka berbunyi
dengan suara khasnya. Namun bunyi itu tidak nyaring, agak
terpatah patah dan sedikit berisik. Musim kawin jangkrik upa ada
ketika musim hujan. Mereka akan bersahutan untuk saling menarik
perhatian dengan suara yang halus.

Itulah 8 jenis jangkrik yang banyak dibudidayakan dan cukup


populer di Indonesia. Adapun cara membudidayakan jangkrik yang
benar adalah berikut ini.
Cara Membudidayakan Jangkrik untuk
Pemula yang Benar

Mengingat banyak yang memelihara burung dan ikan hias, tidak


sedikit masyarakat yang beternak jangkrik dan telah mendapatkan
hasil puluhan juta rupiah. Hal ini menjadi pemicu semangatnya para
pemula untuk tidak takut berbisnis. Untuk panduan budidaya sendiri
sebenarnya sudah pernah dibahas di artikel khusus, yaitu: Cara
Beternak Jangkrik untuk Pemula Lengkap sampai Sukses

Jadi silahkan langsung menuju link di atas. Yang ternak jangkrik


tidaklah sulit, yang pertama harus menyediakan kandang,
kemudian memilih bibit, lalu mengawinkan sepasang jangkrik,
pemberian pakan dan perawatan, yang terakhir tinggal panen dan
pemasarannya.

Hal Penting dalam Budidaya Jangkrik


Kalau soal kandang Anda bisa menggunakan triplek atau kayu
sebagai kandangnya. Atau bisa juga dari kardus besar. Saya
sarankan buatlah kandang dengan luas yang cukup besar agar
tumbuh kembang jangkrik lebih efektif. Jikalau anda malas
membuat kandang sendiri, bisa bel di petshop atau minta dibuatkan
oleh pengrajin kayu.

Letakkan kandang jangkrik pada tempat yang sejuk, tidak terpapar


sinar matahari langsung dan terhindar dari kebisingan lalu lalang
manusia. Sebab jangkrik akan merasa terganggu apabila
mendengar suara keributan, hal itu juga akan mengganggu
perkembangannya.

Selain itu salah satu poin yang paling penting adalah pembibitan,
bibit jangkrik merupakan hal yang harus diusahakan sempurna.
Ada beberapa jenis jangkrik yang lambat diternak dan ada juga
yang cepat. Kalau kalian ingin lebih cepat panen maka carilah bibit
jangkrik yang ideal dan jenis yang mudah dibudidayakan. Adapun
ciri ciri bibir jangkrik yang bagus adalah

 Memiliki sungut atau antena yang masih panjang


 Warna tubuh masih mengkilat
 Gerakannya masih lincah dan gesit, bisa loncat dengan
sempurna
 Anggota tubuh masih lengkap alias tidak cacat
 Saat dipegang tidak mengeluarkan cairan apapun entah dari
dubur atau lainnya
 Untuk bibit jangkrik jantan permukaan sayap dan punggung
agak bergelombang

Demikianlah ulasan mengenai macam-macam jangkrik yang sudah


dilengkapi gambar dan panduan cara membudidayakannya bagi
pemula. Semoga bisa menambah wawasan dan membantu Anda
dalam usaha ternak jangkrik.

Anda mungkin juga menyukai