Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

BERBAGAI JENIS SATWA HARAPAN


A. Satwa harapan adalah hewan yang dipelihara atau diternakkan dan diusahakan untuk
menghasilkan bahan dan jasa seperti ternak.

B. Beberapa hewan yang termasuk kelompok satwa harapan adalah sebagai berikut.
1. Kelompok pisces
Contohnya ikan arwana.
2. Kelompok reptilia
Contohnya ular dan buaya.
3. Kelompok aves
Contohnya burung puyuh, cucak rawa, dll.
4. Kelompok mamalia
Contohnya rusa dan gajah.
5. Kelompok insekta
Contohnya kupu-kupu dan lebah.

Syarat Budidaya Satwa Harapan


Budidaya satwa harapan berkaitan dengan jumlah satwa liar pada jumlah tertentu yang diambil
dari alam. Kemudian, periset atau orang yang akan membudidayakan harus mengembangkan
satwa tersebut dari keturunan-keturunan yang berhasil ditangkarkan. Berikut syarat untuk
mengembangkan satwa harapan untuk komoditas domestik melalui penangkaran.

Untuk ketepatan pemasaran produk diperlukan masyarakat dengan sosial budaya yang sesuai
dengan komoditi yang akan dikembangkan.
Harus menguasai ilmu dan teknologi yang meliputi ilmu ekologi satwa liar dan teknologi sesuai
perkembangan zaman.
Memperhatikan keadaan satwa liar yang akan dibudidayakan, apakah populasinya di ala
mencukupi atau tidaak, proses pemeliharaan dan pemanfaatannya, serta memperhatikan
kondisi spesies seperti ukuran tubuh dan perilaku.
Perlu adanya tenaga terampil untuk menerapkan konsep ekologi sekaligus pengelolaan
penangkaran.
Manfaat Satwa Harapan
Budidaya satwa harapan memiliki beberapa manfaat di antaranya.

Manfaat biologis yakni sebagai sumber energi berupa makanan dengan sumber protein hewani
(daging, telur, susu) dan aneka obat-oabatan untuk berbagai jenis penyakit.
Manfaat ilmu pengetahuan, filosofi, dan pendidikan, tidak jarang satwa harapan dijadikan
sebagai bahan percobaan atau objek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sekaligus sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat.
Manfaat ekonomi, sebagai alat angkut, sumber pendapatan masyarakat atau devisa negara,
tenaga kerja, bahan baku industri, dan laik-lain.
Manfaat estetika sebagai objek rekreasi dan wisata atau sebagai hewan hias atau peliharaan
bagi penggemarnya. Manfaat estetika juga memberikan dampak komoditas ekonomi yang
bernilai tinggi.
Manfaat ekologis (lingkungan) sebagai salah satu komponen ekosistem yang mengatur dan
menjaga stabilitas ekosistem. Misalnya penyubur biji serta penyerbukan tumbuhan dan lain
sebagainya.
Manfaat rohaniah (kepercayaan) sebagai bahan sesajian, peribadatan, hewan qurban, dan lain
sebagainya.

Satwa Harapan yang Dapat Dibudidayakan


Berikut beberapa jenis satwa harapan yang dapat dibudidayakan oleh manusia.

1. Lebah
Lebah merupakan sekelompok besar serangga yang hidupnya berkelompok meskipun
sebenarnya sifat lebah tidak semuanya seperti itu. Semua lebah masuk dalam suku atau
familia Apoidae (ordo Hymenopetra: serangga bersayap selaput). Di dunia terdapat kurang
lebih 20.000 spesies lebah yang ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika.

Lebah memiliki sepasang kaki dan dua pasang sayap. Ia membuat serangan di atas bulkit,
atap rumah, dan pohon kayu. Propolis (perekat dari getah pohon) dan malam yang diproduksi
dari kelenjar lebah betina muda menjadi bahan baku pembangunan sarang lebah. Makanan
dari lebah adalah nektar bunga dan serbuk sari.

Pemegang peran penting dalam kehidupan lebah ialah lebah betina. Ia menentukan perilaku
lebah. Beberapa spesies lebah tertentu bertahan hidup dengan dirinya sendiri (soliter) dan
sebagian lainnya memiliki perilaku sosial atau hidup berkelompok. Lebah soliter mandiri
dalam membangun sarang dan mencari makan untuk dirinya dan keturunannya.

Biasanya ia akan meninggalkan sarang atau mati ketika keturunannya belum menjadi dewasa.
Tidak jarang, lebah soliter merawat dan memberi makan anaknya tanpa menyiapkan
cadangan makanannya. Bentuk hubungan semacam itu disebut dengan subsosial.

Tidak jarang juga ditemukan lebah yang hidup dengan cara berkelompok, biasanya saling
berbagi tugas. Tugas dibebankan sesuai dengan bentuk fisik masing-masing.

2. Jangkrik
Jangkrik merupakan serangga yang berkerabat dekat dengan belalang. Jangkrik memiliki
tubuh kecil silindris, kepalanya hampir bulat dan sungut panjang seperti benang. Ia
termasuk dalam omnivore dengan suara khas yang dihasilkan oleh cengkering jantan.
Tujuannya untuk manrik perhatian betina dan menghalau kedatangan jangkrik jantan
lainnya.

Suara cengkering akan semakin keras ketika suhu udara turun. Di dunia, ada kurang lebih
900 spesies cengkering jangkrik termasuk di dalamnya gangsir. Jangkrik telah lama
dipelihara manusia. Bahkan di Asia dianggap sebagai pembawa keberuntungan.

Jangkrik termasuk serangga layak santap (edible insects). Kelayakan tersebut diamini oleh
banyak negara di dunia dengan berbagai macam santapan yang dibuat. Misalnya di
pedesaan Jawa, jangkrik bakar atau sangrai telah sejak lama menjadi kudapan tradisional.

3. Cacing Tanah

Cacing tanah meru[akan cacing


dengan bentuk tubuh tabung dan
tersegmentasi dalam filum Annelida.
Pada umumnya, hidup dalam tanah.
Makanan yang mereka santap adalah
organik hidup dan mati. Sistem
pencernaan berjalan melalui panjang
tubuhnya.

Cacing tanah melakukan respirasi


melalui kulit. Ia memiliki sistem transportasi ganda, yakni sistem transportasi yang terdiri
dari cairan selom dengan pergerakan dalam selom yang berisi cairan dan sistem peredaran
darahnya tertutup.

Cacning memiliki sistem saraf pusat dan perifer. Cacing memiliki sistem saraf pussat mulai
dari dua ganglia atas mulut, satu di kedua sisi, terhubung ke tali saraf berlari kembali
sepanjang-panjangnya ke neuron motor dan sel-sel sensorik di setiap segmen.
Cacing tanag adalah hermafrodit, yakni setiap individu membawa organ seks pria dan
wanita. Mereka tidak punya kerangka internal atau eksoskeleton. Untuk mempertahankan
struktur caranya dengan memanfaatkan rangka hidrostatik dengan cairan ruang coelom.

Cacing tanah memiliki manfaat bagi kesehatan. Di antaranya mengobati penyakit tifus,
mengatasi peradangan, mengatasi diare, mengatasi gangguan pembuluh darah,
memebrikan energi, antitumor, dan mengatasi konstipasi.

4. Ulat Sutra

Ulat sutra (Bombyx Mori


L.) merupakan jenis
serangga atau ngengat
yang menghasilkan
benang berkualitas. Pada
umumnya, masyarakat
memanfaatkan ulat sutra
untuk membuat kain
sutra yang bernilai
ekonomis tinggi.

Secara morfologi, tampilan ulat sutra mirip dengan ulat sagu. Keduanya memiliki warna
kulit putih, meskipun ukuran tubuhnya terlihat lebih panjang dan ramping daripada jenis
ulat lainnya.

Permukaan kulit terdapat bulu-bulu serta memiliki tanduk anal pendek pada bagian tubuh
belakangnya. Ia berganti kulit ketika memasuki instar baru. Tubuhnya terbagi menjadi tiga
bagian utama, yakni kepala, dada, dan perut.

Siklus hidup sutra dimulai dari fase telur, fase larva, fase pupa, dan berakhir di fase imago.
Ulat sutra memiliki beberapa manfaat untuk manusia. Di antaranya sebagai olahan obat
tradisional untuk mengobati masuk angina, meringankan kejang-kejang, mencairkan dahak,
dan manfaat lainnya.

Tidak hanya itu, ulat sutra juga dapat dimanfaatkan sebagai makanan ringan dengan cara
dibakar. Kemudia disantap atau dijadikan makanan ringan. Ulat sutra dapat menjadi salah
satu alternatif untuk merawat kulit wajah. Kepompong sutra memiliki komposisi jaringan
mirip dengan struktur kulit manusia.

Kepompong sutra juga kaya dengan asam amino dan pH yang baik bagi perawatan kulit
wajah. Perawatan dengan kepompong ulat sutra banyak dipraktikkan di Thailand dan
Jepang.

5. Puyuh
Puyuh adalah nama
untuk beberapa jenis
burung dalam
Superfamili
Phasianoidea.
Burung ini berukuran
menengah. Burung
puyuh dari Dunia
Baru dan puyuh
kancing tidak
berkerabat dekat
namun nama mereka
memiliki perilaku dan
karakteristik fisik yang mirip. Burung puyuh adalah unggas daratan yang kecil namun
gemuk. Keunggulan burung puyuh ini adalah budidayanya hanya membutuhkan waktu
yang cepat, dagingnya merupakan sumber protein hewani, dan harganya yang relatif
murah. Namun, daging burung puyuh yang alot dan tipis, menyebabkan sumber protein
hewani ini kurang begitu diminati masyarakat.Burung puyuh lebih banyak hidup di
permukaan tanah, berkemampuan untuk lari, dan terbang dengan kecepatan tinggi
meskipun dengan jarak tempuh yang pendek.Masa produksi puyuh petelur adalah umur 7-
9 bulan dengan presentase produksi 80 persen, jadi dari 1.000 ekor puyuh dapat
memproduksi 800 butir/hari untuk dipasarkan. Masa afkir puyuh berumur 1-1,5 tahun dan
untuk puyuh afkir akan dijual dirumah makan atau penggepul puyuh dengan harga Rp
3.000-4.500/
MAKALAH
PRAKARYA
JENIS SATWA HARAPAN

DISUSUN OLEH :
AULIA LABIYA CAHYARANI

MTsN 2 MAKASSAR

Anda mungkin juga menyukai