Anda di halaman 1dari 17

Entomologi Laba-Laba

Kelompok 1
Daniel C.S.
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Latar belakang
1. Laba-laba merupakan salah satu musuh alami hama (predator), terutama terhadap
serangga sehingga dapat berperan dalam mengontrol populasi serangga.
2. predator serangga hama yang paling tinggi populasinya pada tanaman sorgum dan
kacang tanah di Burkinafaso, Afrika
3. Di Indonesia sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian secara intensif
tentang fauna laba-laba pada tanaman padi
4. laba-laba tersebut memencar secara pasif melalui udara dalam jarak dekat sampai
jauh.
5. faktor penting, seperti ketersediaan air pada musim kemarau dan letak persawahan
khsusnya dari aspek jarak dari saluran irigasi
6. Keragaman lingkungan sekitar persawahan dan pengelolaan sawah yang berbeda
diduga turut mempengaruhi keberagaman dan keragaman artropoda seperti laba-
laba yang hidup dan berkembang biak pada ekosistem tersebut.
Deskripsi Umum Laba-laba

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom :Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnida
Ordo : Araneae

Laba-laba atau labah-labah adalah sejenis hewan berkuku-kuku


(arthropoda) dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak
bersayap dan tidak memiliki mulut pengunyah
Morfologi Laba-laba
1. memiliki dua. Segmen bagian depan disebut cephalothorax
atau prosoma
2. tidak memiliki mulut atau gigi untuk mengunyah. Tetapi
sebagai alat pengisap untuk menyedot cairan tubuh
mangsanya.
3. mata tunggal (mata berlensa tunggal)
4. mengandalkan getaran, baik pada jaring-jaring suteranya
maupun pada tanah, air, atau tempat yang dihinggapinya
Struktur anatomi dan fisiologi Laba-laba
Anatomi laba-laba, meliputi:
1. esophagus, lambung
penghisap, sekum, rectum,
kelenjar-kelenjar hepatic, saku
kloaka dorsal dan anus
sebagai sistem digesti.
2. Paru-paru yang terdiri dari
lamel-lamel yang berlipat
dalam ruang pernafasan
3. Tabung Malphigi sebagai
sistem eksresi
4. Ganglion ventral dan ganglion
dorsal sebagai sistem saraf
dan perasa
5. Gonad pada bagian ventral
abdomen
Beberapa jenis laba-laba mempunyai kelenjar yang berbeda-beda untuk menghasilkan
sutera, misalnya untuk konstruksi sarang, pertahanan terhadap predator, menangkap
mangsa, atau mobilitas.

Contohnya : Argiope argentata


Tujuan :
1. Dragline sutera, digunakan untuk komunikasi antar sarang.
Memiliki ciri sekuat baja dan tahan lama.
2. Capture spiral sutera, yang digunakan untuk menangkap
mangsa, memiliki ciri lengket, sangat kuat dan elastis.
3. Tubiliform sutera, digunakan dalam pembuatan kantung telur.
Bersifat melindungi, terdiri dari sutera paling kaku.
4. Aciniform sutera, digunakan untuk menangkap dan
membungkus mangsa. Memiliki ciri 3 kali lebih kuat daripada
sutera yang lain.
5. Minor ampullate sutera, digunakan untuk perancah selama
pembuatan konstruksi jaring.
Daur Hidup dan perkembangbiakan Laba-laba

1. Telur menetas di dalam kantung, dan labah labah muda berganti


kulit sekali sebulum muncul. Labah-labah muda ini disebut spiderling
atau nimfa, dan sudah mencari makanan sendiri.
2. Nimfa ini adalah bentuk miniatur labah-labah dewasa, yang
mempunyai spineret dan kelenjar racun yang sudah berfungsi. Nimfa
mengalami molting 2-12 kali
3. Laba-laba biasanya berganti kulit dari 4 sampai 12 kali selama
pertumbuhan mereka sampai dewasa
4. Organ reproduksi pada yang jantan terletak di pedipalpi
sedangkan betina lebih suka membawa kokon berisi telur seperti
ransel.
Ekologi Laba-laba
1. Laba-laba mampu beradaptasi di berbagai habitat namun laba-laba sangat
sensitif terhadap gangguan yang terjadi di lingkungannya
2. Berubahnya komposisi spesies laba-laba di ekosistem pertanian sangat
dipengaruhi oleh berubahnya komposisi tanaman di lahan budidaya tanam
an.
3. laba-laba rentan terhadap sejumlah pestisida
4. Seringkali hewan araknid berukuran sangat kecil, tetapi memiliki peran utama
untuk membatasi populasi hama serangga serta dalam aneka proses biologis
untuk meningkatkan kesuburan tanah.
5. Hutan hujan tropis memiliki keanekaragaman spesies laba-laba yang tinggi.
Hal ini dikarenakan laba-laba menyukai habitat yang terlindung dari suhu
dapat menempelkan jaringnya, aman terhadap kerusakan sarang dan
jaringnya serta dapat memaksimalkan waktu mencari mangsanya.
Faktor lingkungan Laba-laba
1. Suhu udara
 tidak dapat hidup pada suhu di bawah titik beku air.
 Suhu optimum bagi hewan antara kira-10°C-40°C
2. Kelembaban Udara
Beberapa hal penting yang berkaitan dengan kelembaban adalah :
Kelembaban dapat mempengaruhi efek temperatur terhadap organisme.
Kelembaban dapat berfluktuasi horizontal (malam hari kelembaban tinggi,
sedangkan siang hari kelembaban rendah)
Kelembaban juga berfluktuasi vertikal (pada suatu tempat dengan
ketinggian tertentu mempunyai kelembaban tertentu)
Kelembaban, temperatur dan cahaya berperan sangat besar dalam
mengatur aktivitas organisme dan sering menjadi faktor pembatas terhadap
penyebaran organisme
3. Intensitas cahaya
intensitas cahaya mempengaruhi kecepatan gerak dan arah gerak hewan-
hewan tertentu.cth Tanaman jambu
Struktur jaring-jaring pada Laba-laba
1. Jaring laba-laba terbuat dari benang-benang kerangka
penahan-beban dan
benang spiral penangkap berlapiskan zat perekat,
serta benang pengikat yang menyatukan benang
kerangka penahan beban, benang-benang spiral
penangkap, dan benang pengikat.
2. Jaring sutera laba-laba adalah material yang sangat
kuat, 20 kali lebih kuat
daripada baja dan dua kali lebih
lentur dari pada serat poliamide

Ada banyak jenis jaring laba-laba yang dapat kita temukan di dunia ini:
berdasarkan cara laba-laba menenunnya, yaitu :
1. Jaring bola spiral, yang dihasilkan oleh laba-
laba famili Araneidae,Tetragnathidae dan Uloboridae.
2. Sarang laba-laba, berhubungan dengan famili Theridiidae.
3. Corong, dibagi menjadi primitive dan modern.
4. Pipa, Lembaran, dan Kubah
Klasifikasi Laba-laba
a.Famili Atypidae (Laba-laba pembuat sarang-kantung)
• Laba-laba ini membuat buluh-buluh sutera di dasar batang
pohon, buluh-buluh
• menjulur dari tempat sedikit di dalam tanah
• Laba-laba ini panjangnya 10-30 mm.

b.Famili Araneidae (Pemintal sarang berbentuk lingkaran)


•Anggotanya membuat sebuah sarang laba-
laba yang berbentuk lingkaran.
•Terdapat cukup keragaman dalam ukuran, warna dan bentuk
dalam famili ini.
c.Famili Tetragnathidae (Pemintal sarang bentuk lingkaran
yang bergeraham panjang)
•Laba-laba ini memiliki kelisera-kelisera yang
sangat panjang dan menjulur, terutama pada yang jantan.
•Kebanyakan jenis berwarna kecoklat-coklatan.
• Laba-laba ini biasanya didapatkan didaerah yang berawa-rawa

d. Famili Agelenidae (Laba-laba pembuat sarang berbentuk


corong)
•Laba-laba ini jenisnya ada d Amerika Utara
•membuat sarang laba-laba seperti lembaran di rumput-
rumputan, di bawah karang atau papan-papan dan di
reruntuhan.
•Sarang dari jenis yang lebih besar agak berbentuk corong dengan
satu
tempat persembunyian yang berbentuk buluh mengarah ke bawah
masuk dalam
e. Famili Hahniidae (Laba-laba pembuat sarang-lembaran Hahniid)
•Hahniid-hahniid adalah laba-laba yang kecil, panjangnya 1,5-3,2 mm
•serupa dengan Agelenidae, tanpa tempat persembunyian seperti
corong.
•Sarang laba-laba tersebut sangat halus dan jarang terlihat kecuali tertutup
oleh embun (Borror, 1996)

Ordo laba-laba ini selanjutnya terbagi atas tiga golongan besar pada aras
subordo, yakni:
1. Mesothelae, yang merupakan laba-laba primitif tak berbisa, dengan ruas-
ruas tubuh yang nampak jelas.
2. Mygalomorphae atau Orthognatha, yalah kelompok laba-laba yang
membuat liang persembunyian, dan juga yang membuat lubang jebakan di
tanah.
3. Araneomorphae adalah kelompok laba-laba ‘modern’.
Laba-laba beracun
Australian Funnel-Web
The Tarantullas Brazilian Wandering Spider Spider

Mouse Spider Black Widow Spider Brown Recluse spider


Reproduksi Laba-laba

• Secara umum dapat dikatakan Arachnida


bereproduksi secara seksual dengan fertilisasi
bersifat internal, sama seperti pada manusia.
• Telur laba-laba disimpan dalam kantong, yang
memiliki fungsi utama untuk melindungi telur
dan menjaga kelembaban agar tetap stabil.
Pengendalian Laba-laba pada hama
1. Pengendalian hama secara kimia : pemberantasan hama dan
penyakit menggunakan obat-obatan kimia. Obat-obatan yang
digunakan disebut pestisida. Penggunaan pestisida harus
disesuaikan dengan jenis, dosis, dan waktu yang tepat agar tidak
merusak lingkungan.
2. Pengendalian hama secara mekanik : pemberantasan hama
dengan alat-alat atau dengan tangan secara langsung
3. Pengendalian hama secara biologis :pemberantasan atau
penyakit dengan mendatangkan musuh alaminya(predator)

Anda mungkin juga menyukai