PENDAHULUAN
Trematoda adalah cacing yang secara morfologi berbentuk pipih seperti daun. Pada umumnya
cacing ini bersifat hermaprodit, kecuali genus Schistosoma. Pada dasarnya daur hidup trematoda ini
melampui beberapa beberapa fase kehidupan dimana dalam fase tersebut memerlukan hospes
intermedier untuk perkembangannya. Fase daur hidup tersebut adalah sebagai berikut:
Telur—meracidium—sporocyst—redia—cercaria—metacercaria—cacing dewasa.
Dimana fase daur hidup tersebut sedikit berbeda untuk setiap spesies cacing trematoda.
Lebih lanjut, dalam makalah ini akan dibahas mengenai jenis Trematoda Hati.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Parasitologi. Selain
itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca mengenai Trematoda, khususnya
Trematoa Hati.
BAB II
PEMBAHASAN
Setelah masuk dari otot ikan, cercaria yang membuat kista metacercarial pelindung yang dapat
digunakan untuk mengenkapsulasi tubuh mereka. Kista pelindung ini terbukti bermanfaat ketika
otot ikan dikonsumsi oleh manusia.
Morfologi
Telur :
1. Bentuk seperti botol ukuran 25–30µm
2. warna kuning kecoklatan
3. Kulit halus tetapi sangat tebal
4. Pd bagian ujung yg meluas terdapat tonjolan
5. Berisi embrio yg bersilia (miracidium)
6. Operculum mudah terlihat
7. infektif untuk siput air
Cacing Dewasa :
1. Ukuran 12 – 20 mm x 3 – 5 mm
2. Ventral sucker < oral sucker
3. Usus (sekum) panjang dan mencapai bag. Posterior tubuh
4. Testis terletak diposterior tubuh & keduanya mempunyai lobus
5. Ovarium kecil terletak ditengah (anterior dari testis)
2.1.2. Patologi dan Gejala Klinis
Perubahan patologi terutama terjadi pada sel epitel saluran empedu. Pengaruhnya terutama
bergantung pada jumlah cacing dan lamanya menginfeksi, untungnya jumlah cacing yang
menginfeksi biasanya sedikit. Pada daerah endemik jumlah cacing yang pernah ditemukan sekitar
20-200 ekor cacing. Infeksi kronis pada saluran empedu menyebabkan terjadinya penebalan epithel
empedu sehingga dapat menyumbat saluran empedu. Pembentukan kantong-kantong pada saluran
empedu dalam hati dan jaringan parenchym hati dapat merusak sel sekitarnya. Adanya infiltrasi
telur cacing yang kemudian dikelilingi jaringan ikat menyebabkan penurunan fungsi hati.
Gejala asites sering ditemukan pada kasus yang berat, tetapi apakah ada hubungannya antara
infeksi C. sinensis dengan asites ini masih belum dapat dipastikan. Gejala joundice (penyakit kuning)
dapat terjadi, tetapi persentasinya masih rendah, hal ini mungkin disebabkan oleh obstruksi saluran
empedu oleh telur cacing. Kejadian kanker hati sering dilaporkan di Jepang, hal ini perlu penelitioan
lebih jauh apakah ada hubungannya dengan penyakit Clonorchiasis.
Cacing ini menyebabkan iritasi pd saluran empedu dan penebalan dinding saluran dan Perubahan
jaringan hati yang berupa radang sel hati
Gejala dibagi 3 stadium:
Phylum : Platyhelminthes
Kelas : Trematoda
Ordo : Echinostomida
Genus : Fasciola
Spesies : Fasciola Hepatica
2.2.1. Siklus Hidup
Hospes Definitif : Manusia, kambing dansapi
Heksakloretan
Heksaklorofan
Rafoxamide
Niklofolan
Bromsalan yang disuntikkan di bawah kulit
Cara-cara pencegahan
Famili : Opistorchoidae
Genus : Opistorchis
2.3.1. Penyebaran
Ditemukan di Eropa Tengah, Siberia dan Jepang. Parasit ini ditemukan pada manusia di Prusia,
Polandia dan Siberia ditemukan di Jepang yang bukan daerah endemik Clonorchiasis.
Cacing dewasa panjangnya kira-kira 1 cm hidup dalam saluran empedu dan hati manusia serta
kucing. Telur besarnya kira-kira 30 mikron.
Siklus hidup patologi dan klinik diagnose dan pengobatannya hamper sama dengan C. sinensis.
Hospes definitifnya manusia dan hosper reservoarnya adalah kucing, anjing, babi dan serigala.
Daur hidup
Telur bermirasidium dalam proses à hospes perantaran I (menetas keluar mirasidiumnya) à redia
(serkaria) à hospes perantara II (metaserkaria) à Manusia (terjadi eksistasio di dalam usus) à terus
kesaluran empedu à hati à dewasa.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ada 4 jenis Trematoda Hati, yaitu:
1. Clonorchis sinensis (Opisthorchis sinensis)
2. Fasciola hepatica
3. Opistorchis felineus
4. Opisthorchus viverrini
Trematoda hati memiliki daur hidup, morfologi, patologi, gejala klinis, diagnosis, pengobatan dan
pencegahan yang sedikit berbeda untuk setiap spesies cacing trematoda hati, tetapi ada pula yang
sama.
3.2. Saran
Disarankan agar para pembaca boleh mengenal cacing-cacing hati ini agar bisa waspada sehingga
terhindar dari parasit yang membahayakan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Þ Safar Rosdiana. 2009. Parasitologi Kedokteran: Protozoologi Helmintologi
Entomologi. Bandung : Yrama Widya
Þ Irianto Koes. 2009. Panduan Praktikum Parasitologi Dasar. Bandung : YramaWidya
Þ http://en.wikipedia.org/wiki/Clonorchis_sinensis
Þ http://www.felipedia.org/~felipedi/wiki/index.php/Clonorchis_sinensis
Þ http://crocodilusdaratensis.wordpress.com/2010/08/18/clonorchis-sinensis-opisthorchis-sinensis/
Þ http://crocodilusdaratensis.wordpress.com/2010/10/16/fasciola-hepatica/