Anda di halaman 1dari 12

CHIROPTERA

Disusun oleh :

Yiyin Syafika

Putri Ulandari

Siti Aisyah Hasibuan

Siti Safrida

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNUVERSITAS RIAU

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Animalia merupakan hewan organisme eukariotik dan berbeda dengan


tumbuhan karena tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosistesis
untuk membuat makanannya sendiri. Oleh karena itu hewan harus mencari
makanannya sendiri 8untuk mendapatkan energy. Hewan juga dapat dibedakan atas
hewan vertebrata dan hewan invertebrata, yang kemudian terbagi lagi kedalam
ordo-ordo kecil salah satunya ordo Chiroptera dari vertebrata. Chiroptera adalah ordo
mamalia bersayap yang berada dibawah super-ordo Scrotifera, memiliki ciri antara
lain menyusui, memiliki sayap dengan selaput terbang (​patagium​), Chiroptera
memiliki organ ekolokasi, pola hidup nokturnal dan memiliki perilaku tidur secara
terbalikHewan yang termasuk ke dalam golongan ini adalah kelelawar yang memiliki
dua subordo, dua grup, delapan belas suku dan 1200 spesies, menjadi ordo terbesar
kedua di dunia setelah ordo Rodentia, mamalia pengerat.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang dimiliki oleh penulis adalah, sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan ordo Chiroptera?
2. Hewan apa yang termasuk ke dalam ordo Chiroptera?
3. Bagaimana subordo dari Chiroptera?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang dimiliki oleh penulis adalah, sebagai berikut :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan ordo Chiroptera
2. Mengetahui hewan yang termasuk ke dalam ordo Chiroptera
3. Mengetahui subordo dari Chiroptera
BAB II
PEMBAHASAN

Hewan vertebrata adalah jenis hewan yang memiliki tulang belakang pada
tubuhnya. Fungsi dari tulang belakang tersebut adalah untuk menopang tubuh hewan
tersebut dan melindungi sumsum tulang belakang serta menghubungkannya pada
sistem saraf. Selain itu, hewan vertebrata juga memiliki tengkorak untuk melindungi
otak mereka.

Susunan hewan vertebrata terbagi menjadi kepala, batang/tubuh, anggota


tubuh, dan ekor untuk beberapa spesies. Kulit hewan vertebrata tersusun atas lapisan
epidermis dan endodermis. Hewan vertebrata memiliki sistem peredaran darah yang
tertutup, yaitu melalui pembuluh darah. Alat ekskresi hewan vertebrata adalah ginjal
yang berfungsi untuk mengeluarkan zat sisa metabolism.

Sistem pencernaan memanjang dari mulut hingga anus. Sementara itu, sistem
endokrin hewan vertebrata akan menghasilkan hormon. Hewan vertebrata memiliki
alat pernapasan yang berbeda, yaitu melalui paru-paru, kulit, atau insang.
Hewan vertebrata dapat dikelompokkan menjadi lima jenis. Pengelompokan ini
dibagi berdasarkan penutup tubuh, alat gerak, dan cara berkembangbiak. Berikut
klasifikasi hewan vertebrata selengkapnya.
1. Hewan Menyusui​ (​Mamalia​)
Pada kulit mamalia, terdapat kelenjar keringat dan kelenjar minyak.
Mamalia bernapas dengan paru-paru dan mempunyai diafragma untuk
membantunya bernapas. Perkembangan otak mamalia merupakan yang paling
sempurna dibandingkan dengan jenis hewan lainnya. Bayi mamalia mendapatkan
nutrisi dari susu yang dihasilkan oleh induknya.
2. Ikan​ (​Pisces​)
Tempat hidup ikan dapat dibedakan antara di air tawar, payau, dan air
laut. Ikan bernapas dengan insang dan bergerak dengan menggunakan sirip serta
ekor. Ikan memiliki sisik yang berlendir untuk memudahkan pergerakan serta
memiliki gurat sisik yang berfungsi untuk mengetahui tekanan air.

3. Burung ​(​Aves​)
Burung memiliki darah panas. Pembuahan terjadi di dalam tubuh sang
induk dan berkembangbiak dengan bertelur. Burung bernapas menggunakan
paru-paru dan memiliki alat tambahan berupa pundi-pundi udara sebagai tempat
cadangan udara pernapasan di saat terbang jauh.
4. Hewan Melata (​Reptilia​)
Reptil bergerak menggunakan perut atau kaki serta bernafas
menggunakan paru-paru. Reptil memiliki kulit keras, kering, dan bersisik yang
terbuat dari zat keratin. Pembuahan terjadi di dalam tubuh induknya yang
menghasilkan telur bercangkang.
5. Katak​ (​Amphibia​)
Katak bergerak menggunakan dua pasang kaki yang memiliki selaput
lendir untuk berenang. Kulit katak selalu dalam keadaan basah karena
mengandung pembuluh darah yang dapat membantu berdifusi melalui kulit.

Chiroptera adalah ordo mamalia bersayap yang berada dibawah


super-ordo Scrotifera, memiliki ciri antara lain menyusui, memiliki sayap dengan
selaput terbang (​patagium)​ , memiliki organ ekolokasi, pola hidup nokturnal dan
memiliki perilaku tidur secara terbalik. Penamaan ordo Chiroptera berasal dari bahasa
Yunani Kuno yaitu cheir, artinya “tangan” dan ptreton artinya “sayap”.

gambar kolase ordo Chiroptera, mamalia bersayap


(Batworld)

Berdasarkan catatan fosil, ordo Chiroptera muncul sejak 55.000.000 tahun


yang lalu di masa Eosen, berbagi nenek moyang yang sama dengan ordo Scandentiia,
yaitu ​Zhangheotherium quinquecuspidens,​ yang muncul pada
145.000.000-125.000.000 tahun yang lalu di masa Jurassik. Kelelawar pertama
muncul pada 55.000.000 tahun yang lalu, yaitu ​Hassianycteris kumari​.
Subordo Megachiroptera berpisah dengan subordo Microchiroptera pada
48.000.000-31.000.000 tahun yang lalu. Pertama kali dideskripsikan secara ilmiah
oleh Johann Friedrich Blumenbach pada tahun 1779. Merupakan satu-satunya ordo
mamalia terbang yang ada di Bumi.
Hewan ordo Chiroptera adalah kelelawar. Kelelawar merupakan salah satu
hewan yang dianggap sebagai hewan perusak dan jarang dimanfaatkan oleh
masyarakat Kalimantan. Namun beberapa kajian yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa kelelawar memiliki peranan penting bagi ekosistem didalam gua maupun di
luar gua. Di dalam gua kelelawar menghasilkan guano yang merupakan sumber
energi bagi organisme yang ada di dalamnya, sedangkan diluar gua, kelelawar
berperan sebagai pemencar biji tanaman, penyerbuk berbagai jenis tumbuhan bunga
dan pengendali populasi serangga.

Indonesia memiliki 21% dari jumlak kelelawar yang sudah diketahui di dunia.
Setidaknya ada 92 spesies kelelawar tersebar di Kalimantan, 91 spesises kelelawar
tersebar di Papua dengan 19 spesies endemik, dan 21 spesies tersebar di Sulawesi
dengan 3 spesies endemik.

Secara umum, kelelawar hidup secara berkelompok namun ada juga yang
hidup sendiri. Kelelawar menghabiskan setengah hidupnya di tempat bertenggernya.
Kelelawar lebih banyak hidup di dalam gua karena di dalam gua memiliki iklim
mikro yang stabil, kondisi cahaya yang stabil dan dapat membuat koloni yang besar.

Ordo Chiroptera memiliki dua subordo, dua grup, delapan belas suku dan
1200 spesies, menjadi ordo terbesar kedua di dunia setelah ordo Rodentia, mamalia
pengerat. Spesies kelelawar yang terkecil adalah ​Kelelawar hidung babi
Kitti​ (​Craseonycteris thonglongyai​) yang memiliki ukuran panjang tubuh sekitar
29–34 milimeter (1.14–1.34 in), rentang sayap mencapai 15 centimeter (5.91 in) dan
berbobot sekitar 2–2,6 gram (0,07–0.09 ons). Sementara spesies kelelawar terbesar
adalah ​Kalong​ (​Acerodon jubatus​) yang memiliki rentang sayap hingga 170
centimeter (5 kaki 7 inchi) dengan bobot mencapai 1,6 kilogram (4 pon). Sementara
spesies tercepat adalah ​Kelelawar Tak Berekor Meksiko ​(​Tadarida brasiliensis)​
yang mampu mencapai kecepatan 160 kilometer per jam (99 mil per jam).

​Berdasarkan jenis makanannya, kelelawar dapat dibagi menjadi dua kelompok besar
yakni kelelawar pemakan buah (Megachiroptera) dan kelelawar pemakan serangga
(Microchiroptera). Menurut Suyanto (2001) Indonesia kurang lebih memiliki 205 jenis
kelelawar dari sembilan suku yang terdiri atas 72 jenis kelelawar pemakan buah
(Megachiroptera) dan 133 jenis kelelawar pemakan serangga (Microchiroptera).

Ragam bentuk dan ukuran ordo Chiroptera, mamalia bersayap


(Wikimedia Commons)

Megachiroptera​ adalah subordo kelelawar yang pertama kali dideskripsikan


oleh John Edward Gray, ahli biologi Inggris Raya pada tahun 1821, memiliki ciri
antara lain tubuh yang besar dengan bentangan sayap yang panjang, tidak memiliki
organ ekolokasi, jari jempol dan telunjuk menjadi sisi sayap & jari kelingking dan jari
manis menjadi tepi kemudi dan tidak memiliki ekor. Merupakan hewan pemakan
buah (fugivora) yang mengandalkan mata dengan diameter sekitar 5-12 milimeter
dengan ketebalan mencapai 350.000–800.000 sel per milimeter persegi. Dalam
memakan buah menggunakan 24-34 gigi. Kawin pada bulan Juni-November dengan
masa mengandung mencapai 11 bulan, dan mampu melahirkan hingga dua ekor
anakan yang menyusui hingga mencapai bobot 71% dari bobot tubuh induknya.
Hanya memiliki satu suku yaitu Pteropodidae berisi enam subsuku, dan 47 genus.
Kawanan Kalong Merah (​Pteropus scapulatus)​
(Mdk572/Wikimedia Commons)

Microchiroptera​ adalah subordo kelelawar yang pertama kali dicetuskan


oleh George Edward Dobson, ilmuwan Irlandia pada tahun 1875, memiliki ciri antara
lain tubuh relatif kecil, memiliki telinga yang panjang sebagai penjaga suhu tubuh
saat terbang, memiliki organ ekolokasi, mata yang kecil dengan penglihatan buruk,
cakar pada jari telunjuk pada sayap dan memiliki ekor pendek. Memiliki ragam
makanan yaitu pemakan daging (karnivora), pemakan serangga (insektivora),
pemakan darah (sanguinivora), pemakan nektar (nektarivora) dan pemakan buah
(fugivora). Saat mencari makanan menggunakan pantulan gema yang dipancarkan
dan ditangkap kembali oleh organ ekolokasi yang berada didalam hidung. Masa
kawin berada di bulan Mei-Juni di belahan utara, dan November-Desember di
belahan selatan Bumi, dengan masa mengandung 6 bulan, dan hanya melahirkan
seekor anakan berbobot 40% dari bobot induknya, yang menyusui induknya sambil
terbang hingga matang seksual. Terdiri dari dua grup yang berisi tujuhbelas suku.

Kelelawar Telinga Besar Townsend (​Corynorhinus townsendii​)


(Wikimedia Commons)
Ordo Chiroptera tersebar di seluruh wilayah Bumi, kecuali Greenland, Kutub
Utara dan Kutub Selatan. Berdasarkan data IUCN, terdapat 756 spesies kelelawar
berada dalam status Resiko Rendah (Least Concern), 234 spesies kelelawar berada
dalam status Kekurangan Data (Data Deficient), 107 spesies kelelawar berada dalam
status Rentan Punah (Vulnerable), 80 spesies kelelawar berada dalam status Dekat
Terancam Punah (Near Threatened), 56 spesies kelelawar berada dalam status
Terancam Punah (Endangered), 23 spesies kelelawar berada dalam status Kritis
(Critically Endangered), dan lima spesies kelelawar sudah dinyatakan Punah
(Extinct), yaitu Kelelawar Pulau Natal (Pipistrellus murayi), Kalong Palau Besar
(Pteropus pilosus), Kalong Pulau Percy (Pteropus brunneus), Kalong Guam (Pteropus
tokudae) dan Kalong Mascarena Kecil (Pteropus subniger). Dimana ancaman
terbesar ordo Chiroptera adalah eksploitasi hutan dataran tinggi dan hutan bakau yang
membuat kawanan kelelawar tersingkir dari ekosistem.

Pete persebaran ordo Chiroptera, mamalia bersayap


(Wikimedia Commons)

Dalam ekosistem, ordo Chiroptera memiliki peran sebagai penyerbuk alami,


pengendali populasi serangga atau hama pertanian, dan penyebar biji-bijian, karena
dalam mencari makan mampu menempuh radius 38 kilometer persegi dan membawa
3-14 gram, hingga 50 gram biji-bijain dalam semalam. Walau ada beberapa jenis
kelelawar yang menyebarkan penyakit zoonosis seperti virus Nipah. Dalam
peradaban manusia, ordo Chiroptera dianggap sebagai simbol kehadiran makhluk
gaib, pembawa bencana dan menjadi obyek fiksi horror dalam budaya pop, bahkan
menjadi nama panggilan bagi kubu pendukung politik di Indonesia. Menjadi simbol
dan corak pahlawan super katya DC Comics yaitu Batman.

Menurut Suyanto(2001), beberapa karakter yang dipakai untuk identifikasi


jenis-jenis kelelawar yaitu :

1. Cakar jari kedua


Ada beberapa jenis kelelawar yang memiliki cakar pada jari kedua,
terutama family Pteropodidae, tetapi kebanyakan kelelawar tidak memiliki ciri
ini.

2. Rambut
Pada jenis-jenis kelelawar tertentu rambut sangat jarang atau bbahkan
gundul, namun ada juga yang rambutnya sangat lebat. Warna rambutnya juga
dapat membantu dalam identifikasi, meskipun tidak berlaku untuk semua jenis
kelelawar.

3. Selaput kulit
Selaput kulit yang diperhatikan terutama selaput kulit antara paha.
Selaput kulit pada Microchiroptera (kecuali famili Rhinopomatidae) sangat
berkembang, sedangkan selaput kulit pada Megachiroptera kurang
berkembang. Selaput kulit antar paha ini berlekatan dengan ekor atau tulang
ekor. Pelekatan dapat terjadi seluruhnya atau sebagian kecil saja. Kelelawar
yang memiliki selaput kulit antar paha umumnya memiliki ekor yang relatif
pendek, sedangkan kelelawar yang tidak memiliki selaput kulit antar paha
ataupun selaput kulit antar pahanya belum berkembang dengan baik, memiliki
ekor yang relatif panjang.

4. Ekor
Ada atau tidaknya ekor juga dapat membantu identifikasi

5. Telinga
Selain ukuran dan bentuk daun telinga, bagian telinga yang perlu
diperhatikan tragus dan antitragus. Tragus adalah suatu bagian yang menonjol
dari dalam daun telinga, berbentuk seperti tongkat. Antitragus adalah suatu
bagian yang menonjol dari luar daun telinga, bentuknya bundar atau tumpul.

6. Bentuk hidung
Beberapa kelelawar mempunyai hidung yang berbentuk tabung.

7. Lipatan kulit sekitar lubang hidung(​Neseleaf)


Jenis kelelawar tertentu, terutama family Rhinolophidae dan
Hipposideridae memiliki bagian khusus pada wajah, terutama di sekita lubang
hidung, yang disebut daun hidung. Pada jenis kelelawar lain, daun hidungnya
sangat sederhana, berupa lipatan kulit yang kecil tunggal dan tumbuh di ujung
moncong saja.
8. Gigi
Seperti halnya mamalia lain, gigi kelelawar terdiri dari dua set gigi
sepanjang hidupnya, yaitu gigi susu dan gigi permanen. Pada Megachiroptera
biasanya memiliki tonjolan geraham yang tumpul, sedangkan Microchiroptera
memiliki tonjolan yang runcing dan pola permukaan kunyah yang menyerupai
huruf w.

9. Rigi palatum
Rigi palatum adalah tonjolan kulit pada langit-langit. Ada 3 tipe, yang
depan berupa garis-garis yang tidak terputus, yang tengah merupakan
garis-garis yang tidak terputus dan yang belakang berupa garis-garis yang
tidak terputus menyerupai busur.

10. Penebalan kulit


Pada beberapa jenis kelelawar ada penebalan kulit pada pangkai ibu jari
sayap dan telapak kaki yang selanjutnya disebut bantalan kulit.

11. Tengkorak
Ciri pada tengkorak juga penting dalam menentukan jenis kelelawar.
Ciri ini terutama berupa ada atau tidak adanya ​processuss postorbitalis, d​ an
lekukan garis wajah dan dahi. Ukuran tengkorak juga dapat membantu dalam
identifikasi.

12. Panjang ruas jari akhir


Pada anggota genus ​Miniopterus panjang ruas akhir (kedua) jari sayap
nomor 3 hampir tiga kali panjang ruas jari pertama.

13. Ukursn tubuh luar


Ukursn tubuh luar dapat membantu dalam identifikasi. Ukuran ini
biasanya dalam millimeter.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Chiroptera adalah ordo mamalia bersayap yang berada dibawah
super-ordo Scrotifera, memiliki ciri antara lain menyusui, memiliki sayap dengan
selaput terbang (​patagium​), memiliki organ ekolokasi, pola hidup nokturnal dan
memiliki perilaku tidur secara terbalik. Hewan dari ordo Chiroptera ini adalah
​ erdasarkan jenis makanannya, kelelawar dapat dibagi menjadi dua kelompok
kelelawar. B
besar yakni kelelawar pemakan buah (Megachiroptera) dan kelelawar pemakan serangga
(Microchiroptera).

3.2 Saran
Penulis tentunya masih meyadari jia makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis menyarankan untuk pembaca kiranya
dapat menambahkan dan memperbaiki kesalahan dari makalah ini pada
makalah-makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Riano, D., Setyawati, T.R., Yanti, A.H. 2015. ​Jenis-Jenis Kelelawar
(Chiroptera) di Kawasan Hutan Tanjung Datok Kecamatan
Paloh Kabupaten Sambas. J​ urnal Protobiont. Vol 5(3)

​ uslitbang Biologi. LIPI.


Suyanto, A. 2001. ​Kelelawar di Indonesia. P
Bogor

Trecyana, L.,Dewantara, I., Erianto. 2019. ​Keanekaragaman Jenis


Kelelawar (Chiroptera) di Hutan Kota Teluk Akar Bergantung
Kabupaten Ketapang. J​ urnal Hutan Lestari. Vol 7(1)

Anda mungkin juga menyukai