Disusun oleh :
Yiyin Syafika
Putri Ulandari
Siti Safrida
UNUVERSITAS RIAU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang dimiliki oleh penulis adalah, sebagai berikut :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan ordo Chiroptera
2. Mengetahui hewan yang termasuk ke dalam ordo Chiroptera
3. Mengetahui subordo dari Chiroptera
BAB II
PEMBAHASAN
Hewan vertebrata adalah jenis hewan yang memiliki tulang belakang pada
tubuhnya. Fungsi dari tulang belakang tersebut adalah untuk menopang tubuh hewan
tersebut dan melindungi sumsum tulang belakang serta menghubungkannya pada
sistem saraf. Selain itu, hewan vertebrata juga memiliki tengkorak untuk melindungi
otak mereka.
Sistem pencernaan memanjang dari mulut hingga anus. Sementara itu, sistem
endokrin hewan vertebrata akan menghasilkan hormon. Hewan vertebrata memiliki
alat pernapasan yang berbeda, yaitu melalui paru-paru, kulit, atau insang.
Hewan vertebrata dapat dikelompokkan menjadi lima jenis. Pengelompokan ini
dibagi berdasarkan penutup tubuh, alat gerak, dan cara berkembangbiak. Berikut
klasifikasi hewan vertebrata selengkapnya.
1. Hewan Menyusui (Mamalia)
Pada kulit mamalia, terdapat kelenjar keringat dan kelenjar minyak.
Mamalia bernapas dengan paru-paru dan mempunyai diafragma untuk
membantunya bernapas. Perkembangan otak mamalia merupakan yang paling
sempurna dibandingkan dengan jenis hewan lainnya. Bayi mamalia mendapatkan
nutrisi dari susu yang dihasilkan oleh induknya.
2. Ikan (Pisces)
Tempat hidup ikan dapat dibedakan antara di air tawar, payau, dan air
laut. Ikan bernapas dengan insang dan bergerak dengan menggunakan sirip serta
ekor. Ikan memiliki sisik yang berlendir untuk memudahkan pergerakan serta
memiliki gurat sisik yang berfungsi untuk mengetahui tekanan air.
3. Burung (Aves)
Burung memiliki darah panas. Pembuahan terjadi di dalam tubuh sang
induk dan berkembangbiak dengan bertelur. Burung bernapas menggunakan
paru-paru dan memiliki alat tambahan berupa pundi-pundi udara sebagai tempat
cadangan udara pernapasan di saat terbang jauh.
4. Hewan Melata (Reptilia)
Reptil bergerak menggunakan perut atau kaki serta bernafas
menggunakan paru-paru. Reptil memiliki kulit keras, kering, dan bersisik yang
terbuat dari zat keratin. Pembuahan terjadi di dalam tubuh induknya yang
menghasilkan telur bercangkang.
5. Katak (Amphibia)
Katak bergerak menggunakan dua pasang kaki yang memiliki selaput
lendir untuk berenang. Kulit katak selalu dalam keadaan basah karena
mengandung pembuluh darah yang dapat membantu berdifusi melalui kulit.
Indonesia memiliki 21% dari jumlak kelelawar yang sudah diketahui di dunia.
Setidaknya ada 92 spesies kelelawar tersebar di Kalimantan, 91 spesises kelelawar
tersebar di Papua dengan 19 spesies endemik, dan 21 spesies tersebar di Sulawesi
dengan 3 spesies endemik.
Secara umum, kelelawar hidup secara berkelompok namun ada juga yang
hidup sendiri. Kelelawar menghabiskan setengah hidupnya di tempat bertenggernya.
Kelelawar lebih banyak hidup di dalam gua karena di dalam gua memiliki iklim
mikro yang stabil, kondisi cahaya yang stabil dan dapat membuat koloni yang besar.
Ordo Chiroptera memiliki dua subordo, dua grup, delapan belas suku dan
1200 spesies, menjadi ordo terbesar kedua di dunia setelah ordo Rodentia, mamalia
pengerat. Spesies kelelawar yang terkecil adalah Kelelawar hidung babi
Kitti (Craseonycteris thonglongyai) yang memiliki ukuran panjang tubuh sekitar
29–34 milimeter (1.14–1.34 in), rentang sayap mencapai 15 centimeter (5.91 in) dan
berbobot sekitar 2–2,6 gram (0,07–0.09 ons). Sementara spesies kelelawar terbesar
adalah Kalong (Acerodon jubatus) yang memiliki rentang sayap hingga 170
centimeter (5 kaki 7 inchi) dengan bobot mencapai 1,6 kilogram (4 pon). Sementara
spesies tercepat adalah Kelelawar Tak Berekor Meksiko (Tadarida brasiliensis)
yang mampu mencapai kecepatan 160 kilometer per jam (99 mil per jam).
Berdasarkan jenis makanannya, kelelawar dapat dibagi menjadi dua kelompok besar
yakni kelelawar pemakan buah (Megachiroptera) dan kelelawar pemakan serangga
(Microchiroptera). Menurut Suyanto (2001) Indonesia kurang lebih memiliki 205 jenis
kelelawar dari sembilan suku yang terdiri atas 72 jenis kelelawar pemakan buah
(Megachiroptera) dan 133 jenis kelelawar pemakan serangga (Microchiroptera).
2. Rambut
Pada jenis-jenis kelelawar tertentu rambut sangat jarang atau bbahkan
gundul, namun ada juga yang rambutnya sangat lebat. Warna rambutnya juga
dapat membantu dalam identifikasi, meskipun tidak berlaku untuk semua jenis
kelelawar.
3. Selaput kulit
Selaput kulit yang diperhatikan terutama selaput kulit antara paha.
Selaput kulit pada Microchiroptera (kecuali famili Rhinopomatidae) sangat
berkembang, sedangkan selaput kulit pada Megachiroptera kurang
berkembang. Selaput kulit antar paha ini berlekatan dengan ekor atau tulang
ekor. Pelekatan dapat terjadi seluruhnya atau sebagian kecil saja. Kelelawar
yang memiliki selaput kulit antar paha umumnya memiliki ekor yang relatif
pendek, sedangkan kelelawar yang tidak memiliki selaput kulit antar paha
ataupun selaput kulit antar pahanya belum berkembang dengan baik, memiliki
ekor yang relatif panjang.
4. Ekor
Ada atau tidaknya ekor juga dapat membantu identifikasi
5. Telinga
Selain ukuran dan bentuk daun telinga, bagian telinga yang perlu
diperhatikan tragus dan antitragus. Tragus adalah suatu bagian yang menonjol
dari dalam daun telinga, berbentuk seperti tongkat. Antitragus adalah suatu
bagian yang menonjol dari luar daun telinga, bentuknya bundar atau tumpul.
6. Bentuk hidung
Beberapa kelelawar mempunyai hidung yang berbentuk tabung.
9. Rigi palatum
Rigi palatum adalah tonjolan kulit pada langit-langit. Ada 3 tipe, yang
depan berupa garis-garis yang tidak terputus, yang tengah merupakan
garis-garis yang tidak terputus dan yang belakang berupa garis-garis yang
tidak terputus menyerupai busur.
11. Tengkorak
Ciri pada tengkorak juga penting dalam menentukan jenis kelelawar.
Ciri ini terutama berupa ada atau tidak adanya processuss postorbitalis, d an
lekukan garis wajah dan dahi. Ukuran tengkorak juga dapat membantu dalam
identifikasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Chiroptera adalah ordo mamalia bersayap yang berada dibawah
super-ordo Scrotifera, memiliki ciri antara lain menyusui, memiliki sayap dengan
selaput terbang (patagium), memiliki organ ekolokasi, pola hidup nokturnal dan
memiliki perilaku tidur secara terbalik. Hewan dari ordo Chiroptera ini adalah
erdasarkan jenis makanannya, kelelawar dapat dibagi menjadi dua kelompok
kelelawar. B
besar yakni kelelawar pemakan buah (Megachiroptera) dan kelelawar pemakan serangga
(Microchiroptera).
3.2 Saran
Penulis tentunya masih meyadari jia makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis menyarankan untuk pembaca kiranya
dapat menambahkan dan memperbaiki kesalahan dari makalah ini pada
makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Riano, D., Setyawati, T.R., Yanti, A.H. 2015. Jenis-Jenis Kelelawar
(Chiroptera) di Kawasan Hutan Tanjung Datok Kecamatan
Paloh Kabupaten Sambas. J urnal Protobiont. Vol 5(3)