SISTEMATIKA HEWAN
REPTILIA
OLEH :
LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
Universitas Sriwijaya
hayati tersebut ditunjukkan oleh sebagian besar proporsi jumlah jenis flora dan
fauna yang hidup di wilayah Indonesia dibandingkan dengan jumlah total jenis
yang ada di dunia. Hal tersebut juga termasuk untuk jenis-jenis amfibi dan reptil
yang biasa dikenal sebagai kelompok herpetofauna (Explotasia et al., 2019).
Herpetofauna kelompok merupakan hewan melata, anggota dari kelompok
ini adalah Amfibi dan Reptil. Amfibi dan Reptil merupakan hewan yang disebut
berdarah dingin. Istilah ini kurang tepat karena bagian suhu yang diatur dalam
perilaku mereka diatur lebih panas dari burung dan mamalia, terutama pada saat
mereka aktif. Amfibi dan Reptil bersifat ektoterm dan poikiloterm yang berarti
mereka menggunakan sumber panas dari lingkungan untuk memperoleh energi
dalam pertahanan diri (Djarubito, 2000).
Reptilia merupakan salah satu hewan vertebrata dalam kelompok hewan
melata. Seluruh hidupnya sudah menyesuaikan diri dengan kehidupan darat,
tidak membutuhkan air lagi untuk pertumbuhan embrionya karena tidak ada fase
larva dalam proses perkembangannya. Kulitnya diselimuti sisik keras dan
kepingan dari bahan tanduk. Pada yang bertubuh besar dibawah sisik dapat
ditemukan kepingan tulang untuk memperkuat daya perlindungan dilengkapi
dengan eksoskeleton, ekor panjang, jari-jari bercakar, poikiloterm, bernafas
dengan paru-paru, pembuahan di dalam tubuh atau ovipar, kulit tidakk berlendir,
anggota berjari lima, dan memiliki kloaka (Iskandar, 2000).
Secara umum habibat amfibi dan reptil terbagi menjadi 5 yakni terrestrial,
arboreal, akuatik, semi akuatik, dan phosphorial. Reptil dan amfibi menghuni
hampir seluruh permukaan bumi, kecuali di antartika. . Reptilia adalah kelompok
vertebrata yang beradaptasi pada tempat kering di daratan.Keratinisasi atau
keratinisasi kulit dan sisik atau rambut menahan sebagian besar cairan tubuh
yang hilang di tempat kering atau panas. Nama kategori ini berasal dari cara
hewan berjalan (secara serpentis atau merayap dalam bahasa latin reptum) dan
ilmu yang mempelajari reptilia disebut herpetologi (merangkak atau merayap)
dan ilmu yang mempelajari tentang reptilia disebut herpetologi. (Jasin, 2002).
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Reptilia
Reptil dapat digambarkan sebagai vertebrata berdarah dingin
(poikilothermic) yang dapat menyesuaikan suhu tubuhnya dengan
lingkungan. Kelas reptilia tidak dapat mengatur suhu internal layaknya hewan
mamalia yang berdarah panas (homoiothermic) sehingga mereka bergantung
pada lingkungan sekitar untuk dapat mengatur suhu tubuh mereka. Berjemur di
bawah sinar matahari merupakan upaya reptilia dalam menghangatkan diri dan
meningkatkan metabolisme tubuh, sedangkan jika kelompok hewan ini ingin
mendinginkan suhu tubuh, reptilia biasanya berpindah ke tempat yang teduh atau
berpindah ke kawasan perairan (Ari et al., 2016).
Reptilia memiliki kepala, hidung, badan, ekor, dan 4 kaki. Tiap kaki
terdapat 5 jari cakar dan memiliki indera penglihatan dan pendengaran yang
baik. Telinga terdiri dari membrane timpani dan pada telinga tengah terdapat
tulang kolumela. Reptile mempunyai 3 kelopak mata yang dapat bergerak dan
lidak yang tidak bercabang. Badan reptile pada umumnya terdiri atas caput,
cervix, truncus, dan cauda (Petrus, 2015).
Universitas Sriwijaya
ruangan yaitu dua atrium dan satu ventriculus, pasangan archus aorticus,
bererytrosit bentuk dengan oval biconvex dan pernafasan selalu dengan paru-
paru. Secara umum, reptil adalah hewan bertelur yang anak-anaknya tumbuh di
dalam cangkang telur. Ada yang perlu diinkubasi dan ada yang tidak. Namun,
reptil ular laut bersifat vivipar, dalam hal ini anak mereka segera menetas
sebagai anak ular (Mistar et al., 2017).
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PENELITIAN
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan hasilnya
sebagai berikut :
4.1.1 Hemydactilus frenatus
Gambar Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Gekkonidae
Genus :Hemidactylus
Spesies :H. frenatus
Keterangan :
1. Head 6. Tail width
2. Caudal 7. Jaw
width
3. Occulus 8. Body legth
4. Passive
5. Falanges
Deskripsi :
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
Hemydactilus frenatus memiliki warna tubuh abu-abu, tetapi ada pula yang
berwarna coklat kehitam-hitaman. Hemiydactylus frenatus jenis cecak yang
bertubuh langsing, berwarna agak gelap dan memiliki ekor silindris serta relatif
pendek. Panjang badan dewasa rataannya 42,6 mm (41 - 45 mm) dan panjang
ekor 29,9 mm (26 - 38,5 mm). Menurut Sandriliana (2020), Cicak (Cosymbotus
platyurus) termasuk kedalam suku Gekkonidae. Hewan ini biasanya memakan
serangga terutama nyamuk di alam dan berhabitat pada tempat-tempat teduh
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan menunjukkan bahwa.
Hemydactilus Frenatus bentuk badan pipih ke arah lateral, terdiri atas kepala,
Universitas Sriwijaya
badan dan ekor. Ukuran mata besar dengan pupil vertical, tanpa kelopak mata
atau kelopak mata tidak bisa digerakkan dengan sisik halus dengan tipe granular
atau tuberkel, sisik ventral sikloid atau heksagonal. Fauziah et al. (2017),
berpendapat cicak memiliki panjang total tubuh 43 mm, tubuh berwarna coklat
keputihan, seluruh tubuh bagian punggung memiliki corak warna coklat yang
sejajar dari kepala sampai ke ekor, bagian ventral dan dorsal tubuh dilengkapi
sisik-sisik halus dan memiliki bantalan kaki (Lamela), dengan kepala besar,
mata besar, punggung permukaan kepala halus, tubuh dilengkapi sisik, warna
punggung abuabu, dengan sedikit bintik gelap berbentuk baris melintang .
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilaksanakan, maka didapatkan
beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Hewan ectothermic seperti reptil, suhu tubuhnya sangat tergantung pada
suhu lingkungan di sekitarnya
2. Telinga reptil terdiri dari membrane timpani dan pada telinga tengah terdapat
tulang kolumela.
3. Reptilia tidak memiliki telinga eksternal dan rambut maupun bulu.
4. Centrochelys sulcata memiliki pelindung berupa tempurung yang terdiri dari
karapas (bagian punggung) dan plastron (bagian perut).
5. Besarnya tubuh betina dibandingkan jantan dikarenakan proses adaptasi
untuk menyimpan telur.
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
Widiya, M., Reny, D. R dan Yuli, F. 2020. Bioteknologi, Morfometrik, dan
Persepsi Pengetahuan Masyarakat Terhadap Kura-Kuradi Danau Aur.
Semarang : Ahlimedia Book.
LAMPIRAN
Hemydactilus frenatus
Universitas Sriwijaya
Cek Plagiarisme
Jurnal Internasional
Universitas Sriwijaya