Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

“AVES”

NAMA : ANINDITA FAHALANDRIA


NIM : 08041282126059
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : AHMAD HARIS

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA HEWAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA

Universitas Sriwijaya
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Untuk mencapai keefektifan tersebut diperlukan proses
pembelajaran yang tepat dengan metode pembelajaran yang tepat. Karena proses
pembelajaran yang tepat dapat membuahkan hasil yang memuaskan.
Biologi merupakan  ilmu tentang keadaan dan sifat makhluk hidup (manusia,
binatang, tumbuh-tumbuhan).Pengertian tersebut menunjukan bahwa Biologi
merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan alam semesta dan isinya.
Makhluk hidup multiselular memiliki organisasi kehidupan yang dimulai dari tingkat
yang sederhana sampai ke tingkat yang sangat kompleks. Tingkat sederhana yang
dimaksud adalah sel. Sel adalah unit fungsional terkecil yang menyusun tubuh
makhluk hidup. Sel terdiri dari dinding sel,sitoplasma,dan inti (Nukleus dilapisi oleh
nukleoplasma dan berisi material genetic. Seluruh bagian yang hidup dari sel disebut
protoplasma (Asmaningsih, Endang., Soemantri, Bambang, dan Fidya.,2016).
Hewan merupakan mahluk hidup yang mampu beradaptasi di berbagai
lingkungan. Hewan dapat hidup di laut, air tawar, kutub, dan padang pasir
(gurun).Hewan yang ada hanya memakan hewan lainnya, ada yang memakan
tumbuhan dan ada juga hewan yang memakan keduanya. Selain itu hewan
berkembang biak dengan 3 cara yaitu ovipar (bertelur), viviar (melahirkan), dan
ovovivipar (Tresnawati,Dewi dan Ridwan Arif Rahman.,2016).
Bagi organisme uniseluler yang hanya memiliki sebuah sel, maka sebuah sel
itulah yang mengendalikan seluruh aktivitas hidupnya. Tingkat selanjutnya setelah sel
adalah jaringan. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang sejenis. Tubuh manusia
terdiri dari beberapa sistem, tiap sistem terdiri dari beberapa organ dan setiap organ
terdiri dari 4 jaringan dasar yaitu jaringan epitel, jaringan ikat,jaringan otot, dan
jaringan saraf (Asmaningsih, Endang., Soemantri, Bambang, dan Fidya.,2016).
Universitas Sriwijaya
Mata kuliah Struktur Hewan ini merupakan salah satu mata kuliah wajib di
Jurusan Biologi. Mata kuliah ini membahas mengenai antomi makro dan mikro
Strukur organ dari hewan vertebrata . Hewan Vertebrata merupakan subfilum dari
Chordata, mencakup semua hewan yang memiliki tulang belakang dan hewan
vertebrata memiliki jenis-jenis jaringan, sel-sel penyusun jaringan ikat, jaringan otot,
jaringan saraf. Jenis hewan yang memiliki tulang belakang pada tubuhnya. Selain itu,
hewan vertebrata juga memiliki tengkorak untuk melindungi otak mereka (Singa,
Sitty Ramliaty et all.,2021).
Dalam bidang sains, salah satunya biologi melakukan penelitian ilmiah melalui
kegiatan praktikum di laboratorium. Penelitian ilmiah biologi dilakukan melalui dua
cara utama yaitu melalui praktikum di laboratorium dan praktikum di luar
laboratorium seperti kuliah lapangan (field trip). Kuliah lapangan (field trip)
merupakan cara mengajar dengan mengajak mahasiswa ke alam atau objek tertentu di
luar ruangan belajar untuk menyelidiki sesuatu hal yang berkaitan dengan materi
perkuliahan (Syafriyeti et al.,2019)
Jaringan adalah kumpulan dari sel-sel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik
antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Meskipun sangat
komplek tubuh hewan hanya tersusun oleh 4 jenis jaringan yaitu jaringan : epitel,
penyambung/pengikat, otot dan saraf. Dalam tubuh jaringan ini tidak terdapat dalam
satuan-satuan yang tersendiri tetapi saling bersambungan satu dengan yang lain
dalam perbandingan yang berbeda-beda menyusun suatu organ dan sistem tubuh.
Jaringan penyambung ditandai banyaknya bahan intersel yang dihasilkan oleh sel-
selnya; jaringan otot terdiri dari sel-sel panjang yang mempunyai fungsi khusus yaitu
kontraksi dan jaringan saraf terdiri dari sel-sel.
Di dalam setiap sel, keteraturan kehidupan diatur pada tingkat molekuler. Pada
organisme multiseluler seperti tumbuhan dan hewan, terjadi kerja sama berbagai jenis
sel yang terspesialisasikan dan bergabung membentuk tingkatan struktural kehidupan
yang lebih tinggi, yaitu jaringan, organ, dan sistem organ. Sel-sel itu membentuk
jaringan yang menyusun tubuh. Jaringan adalah tingkat hirarki organisasi kehidupan
di antara sel dan organ. Sebagai organisme bersel banyak (multiseluler), tubuh hewan

Universitas Sriwijaya
disusun oleh banyak sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda. Sel-sel yang
berkelompok dan memiliki bentuk dan fungsi yang sama dalam tubuh hewan disebut
sebagai jaringan hewan (Adrianto,2018).
Mata kuliah Struktur Hewan ini menggunakan metode pembelajaran melalui
praktikum yang dilaksanakan sebanyak 1 sks per minggu. Mata Kuliah ini
mempelajari tentang struktur,fungsi,ciri jaringan penyusun hewan yang berupa
Jaringan epitel,jaringan otot,jaringan kulit,jaringan saraf, jaringan ikat,system
respirasi dan juga system reproduksi pada hewan. Adapula mempelajari beberapa
kelas dari hewan vertebrata diantaranya pisces, Amphibi, Reptil, Aves,dan juga
mamalia.
Indonesia memiliki keanekaragaman jenis aves atau burung yang cukup tinggi.
Indonesia tercatat memiliki sejumlah 1.771 spesies burung dengan 513 jenis
diantaranya merupakan jenis endemik di Indonesia. Meski begitu, dari total seluruh
jenis burung Indonesia, 163 jenis diantaranya (9,20%) merupakan spesies dengan
status konservasi rentan sampai kritis dalam IUCN Red List. Status keanekaragaman
jenis burung di Indonesia sering dihubungkan dengan baik dan kurang baiknya
lingkungan di tempat kajian burung tersebut, sehingga burung dapat dijadikan
indikator keseimbangan ekosistem. Selain itu, tumbuhnya sejumlah tumbuhan
sebagai penopang ekosistem hutan beserta segala macam hewan yang hidup di
dalamnya pun cukup bergantung pada burung (Dewi, 2015)
Kelas Aves adalah kelas hewan vertebrata yang berdarah panas dengan memiliki
bulu dan sayap. Tulang dada tumbuh membesar dan memipih, anggota gerak
belakang beradaptasi untuk berjalan, berenang dan bertengger. Mulut sudah
termodifikasi menjadi paruh, punya kantong hawa, jantung terdiri dari empat ruang,
rahang bawah tidak mempunyai gigi karena gigi-giginya telah menghilang yang
digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk dan berkembang biak dengan bertelur.
Kelas ini dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber makanan, hewan ternak, hobi
dalam peliharaan. Dalam bidang industri bulunya dapat dimanfaatkan contohnya
baju, hiasan dinding, dan lainnya (Gill, 2017).

Universitas Sriwijaya
Indonesia memiliki keanekaragaman jenis aves atau burung yang cukup tinggi.
Indonesia tercatat memiliki sejumlah 1.771 spesies burung dengan 513 jenis
diantaranya merupakan jenis endemik di Indonesia. Meski begitu, dari total seluruh
jenis burung Indonesia, 163 jenis diantaranya (9,20%) merupakan spesies dengan
status konservasi rentan sampai kritis dalam IUCN Red List.
Aves adalah hewan paling dikenal orang karena dapat dilihat dimana-mana, aktif
pada siang hari, dan unik dalam hal memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Dengan
bulu itu tubuh dapat mengatur suhunya dan berfungsi juga untuk terbang. Dengan
kemampuan terbang itu aves mendiami semua tempat. Warna dan suara dari beberapa
aves merupakan daya tarik dan mempunyai nilai ekonomi. Beberapa jenis aves
merupakan bahan makanan sebagai sumber protein. Ilmu yang mempelajari burung
disebut Ornithologi (Scott, 2014).
Populasi manusia yang cukup besar, dan meningkatnya eksploitasi, membuat
alam berada dalam kondisi yang terancam. Pulau Jawa dan Bali merupakan dua pulau
yang terkena dampak paling serius dari kondisi tersebut. Hanya 10% saja dari Pulau
Jawa dan Pulau Bali yang tertutup oleh hutan, di mana sebagian besar berada di
wilayah pegunungan. Sehingga pada masa yang akan datang beberapa burung akan
punah, sementara yang lainnya akan sulit untuk teramati dan lebih banyak lagi yang
akan langka keberadaannya. Oleh karena burung dan hewan lainnya berkontribusi
terhadap keseimbangan alam. Sehingga ada suatu alasan yang kuat bagi manusia
untuk menghargai alam, dan untuk melindungi tidak hanya burung, tetapi juga
seluruh kehidupan

1.2 Tujuan praktikum


Praktikum Struktur Hewan kali ini bertujuan untuk mempelajari struktur
morfologi dan anatomi dari kelas aves.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Aves
Aves (burung) ialah nama lain dari burung dan juga sekelompok hewan yang
bertulang belakang (vertebrata) yang unik. Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai
dari burung kolibra yang kecildan dapat mengepakkan sayap dengan sangat cepat
penguin yang menyelam dengan sayapnya. Pada sebagian besar aves adalah binatang
yang beradaptasi dengan kehidupan yang secara sempurna. Aves ialah hewan
berdarah panas sama saja seperti mamalia, aves ini berkembnag biak dengan oviper
(bertelur). sebagian besar hidup menetap, dan ada juga yang hidup berpindah-pindah
tempat (Samsul.,2013).
Burung termasuk dalam kelas Aves, sub Phylum Vertebrata dan masuk ke dalam
Phylum Chordata, yang diturunkan dari hewan berkaki dua. Burung dibagi dalam 29
ordo yang terdiri dari 158 famili, merupakan salah satu diantara kelas hewan
bertulang belakang. Burung berdarah panas dan berkembangbiak melalui telur.
Tubuhnya tertutup bulu dan memiliki bermacam-macam adaptasi untuk terbang.
Burung memiliki pertukaran zat yang cepat kerena terbang memerlukan banyak
energi. Suhu tubuhnya tinggi dan tetap sehingga kebutuhan makanannya banyak,
(Darmawan, 2006).
Tiap jenis burung dideskripsikan berdasarkan ciri-ciri morfologi eksternal yang
relatif mudah diamati. Ciri-ciri tersebut antara lain panjang total tubuh burung yang di
ukur dari paru sampai ekor untuk menentukan besar atau kecilnya tubuh burung.
Warna burung pada bagian-bagian tubuh utama seperti kepala, sayap, ekor, tubuh
bagian depan dan belakang. Selain warna bulu, warna bagian tubuh lain seperti kaki
dan mata juga sering kali dapat menjadi ciri pembeda jenis
Aves berasal dari bahasa latin yaitu avis yang berarti burung, nama aves lebih
dikenali oleh orang karena dapat dilihat dimana-mana. Burung aktif pada siang hari
dan termasuk kedalam hewan yang berada pada kategori unik karena memiliki bulu
yang bermacam corak warna sebagai penutup tubuh. Bulu pada aves berfungsi
sebagai mengatur suhu dan manjaga keseimbangan tubuh pada saat terbang. Nama

Universitas Sriwijaya
lain dari aves adalah muncul dari kelas aves itu sendiri, selain itu dinamakan ornis
berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ornithology” yang berarti ilmu yang mempelajari
tentang burung (Kurniawan.,2017).
Aves atau burung, bersama dengan mamalia, amfibi, reptil, dan pisces,
merupakan kelompok hewan yang tergolong vertebrata yang memiliki tulang
belakang. Burung termasuk hewan bipedal, artinya hewan yang memiliki dua kaki.
Burung memiliki karakteristik yang berbeda dari kelompok hewan lainnya dengan
adanya bulu yang merupakan modifikasi dari kulit terluarnya. Bulu pada dasarnya
berfungsi untuk pengaturan suhu dan untuk terbang. Karakteristik morfologi lainnya
yang membedakan burung dengan kelompok hewan lainnya adalah dengan adanya
paruh. Paruh burung memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi yang disesuaikan
dengan jenis makanannya. Keberagaman bentuk paruh burung membuatnya mampu
hidup dengan burung jenis lainnya tanpa adanya persaingan yang ketat terhadap suatu
sumber makanan (Scott.,2014).
Bulu merupakan karekteristik khas yang dimiliki oleh burung dan tidak dimiliki
oleh vertebrata yang lain. Sedikit dari bagian tubuh burung yang tidak ditutupi oleh
bulu, secara filogenik bulu berasal dari epidermal tubuh yang pada reptil serupa
dengan sisisk. Secara embriologis bulu pada aves bermula dari papila dermal yang
selanjutnya mencuat menutupi epidermis yang termodifikasi menjadi bulu (plumae).
Bulu yang menutupi seluruh bagian luar dari burung disebut bulu contour. Bulu
tersebut termasuk bulu ekor. Bulu kontur, terdiri shaft atau batang yang berada di
tengah dan berukuran panjang, dan pada kedua sisinya terdapat vane atau helaian
bulu yang datar dan meluas. Burung tidak memiliki gigi, tetapi membentuk suatu
struktur berupa paruh yang berbeda-beda bentuk selama proses evolusinya, sehingga
sesuai dengan jenis makanannya.
Selain karakteristik morfologi, karakter lainnya seperti vokalisasi atau suara juga
memiliki peranan penting, khususnya dalam berkomunikasi diantara burung. burung
memiliki vokalisasi yang terbaik diantara kelompok hewan lainnya karena dapat
menggunakan beragam lantunan suara. Suara tersebut dihasilkan oleh organ khusus
yang hanya dimiliki oleh burung, yakni siring. Suara atau kicauan burung memiliki

Universitas Sriwijaya
dua fungsi, yakni untuk mempertahankan wilayah dan untuk menarik pasangan
(Lovette & Fitzpatrick.,2016).
Klasifikasi aves dalam tatanama ilmiah berada pada tingkatan kelas. Kelas aves di
Indonesia diklasifikasikan menjadi 20 ordo atau bangsa yang terbagi lagi menjadi 96
famili atau suku. Sedangkan dari tingkat spesies atau jenis, Indonesia memiliki 1.771
jenis burung. Namun demikian, 163 jenis diantaranya (9,20%) merupakan spesies
dengan status konservasi rentan sampai kritis yang dikategorikan oleh organisasi
International Union for the Conservation of Nature (IUCN). Organisasi IUCN
sebagai lembaga konservasi internasional, memiliki kewenangan dalam
mengklasifikasikan keterancaman suatu spesies. terhadap kepunahan dalam suatu
daftar yang disebut dengan IUCN Red List.
Selain itu IUCN juga membentuk suatu perjanjian terhadap 175 negara peserta
untuk mengawasi, mengatur, dan melarang setiap perdagangan spesies tertentu yang
membutuhkan perlindungan dalam perjanjian yang disebut dengan Convention on
International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) di mana
spesies dikategorikan dalam tiga tingkatan Apendiks berdasarkan tingkat dibatasinya
perdagangan spesies tersebut (Lovette & Fitzpatrick.,2016).
2.2 Morfologi Aves
Aves atau burung merupakan satu-satunya hewan vertebrata berbulu. Bulu
merupakan modifikasi dari kulit terluar pada burung. Kemudian bulu pada burung
diantaranya berfungsi memberikan isolasi untuk pengendalian panas tubuh, daya
aerodinamis untuk terbang, dan memberikan warna sebagai alat komunikasi dan
kamuflase.
Bulu yang termodifikasi juga memiliki fungsi lain, yakni dalam berenang,
menghasilkan suara, pendengaran, kebersihan, ketahanan terhadap air, transpor air,
sensasi sentuhan, dan dukungan. Bulu tersusun secara utama oleh beta-keratin.
Keratin merupakan jaringan ikat berprotein yang dihasilkan di dalam sel khusus yang
disebut keratinosit. Terdapat dua jenis keratin, yakni alfa-keratin yang terdapat pada
kulit, rambut, dan kuku dari mamalia. Sementara beta-keratin terdapat khusus pada

Universitas Sriwijaya
burung dan reptil, struktrunya lebih kasar yang terdapat pada bulu serta pada sisik dan
cakar (Lovette & Fitzpatrick.,2016).
Bulu yang menutupi seluruh bagian luar dari burung disebut bulu contour. Bulu
tersebut termasuk bulu ekor. Bulu kontur, terdiri shaft atau batang yang berada di
tengah dan berukuran panjang, dan pada kedua sisinya terdapat vane atau helaian
bulu yang datar dan meluas. Ujung berlubang dari shaft, yakni calamus atau quill,
tertanam pada folikel yang berada di bawah permukaan kulit burung. Kemudian, shaft
yang menopang vane, disebut rachis.
Percabangan lateral dari rachis, disebut barb atau cabang yang merupakan elemen
utama dari struktur vane. Kemudian dari cabang atau barb memiliki percabangan
kembali dari kedua sisinya, yakni barbula yang sebagian memiliki kait. Selain
memiliki bulu kontur yang kokoh yang berperan bagi aerodinamika dari sayap
burung, terdapat pula bulu halus dengan barbula yang tidak memiliki kait, sehingga
bentuk bulu tidak beraturan dan cocok untuk menjebak udara dalam fungsi
pertahanan suhu tubuh burung (Urry.,2017).
Jenis bulu lain, yakni bulu bawah merupakan bulu dengan barb yang halus dan
lembut, tetapi tidak memiliki rachis. Bulu bawah cenderung tidak memiliki bentuk
yang pasti karena bentuknya akan berubah drastis apabila terkena angin. Bulu bawah
yang lebih mudah kusut berfungsi untuk memperangkap udara, sehingga berfungsi
sebagai insulasi suhu setelah kulit. Warna pada bulu dikendalikan oleh pigmen
karoten dan melanin yang tersimpan di bagian barb dan barbula, serta dengan adanya
interaksi cahaya dengan nanostruktur pada bulu. Pewarnaan dan pola pada bulu
memegang peranan yang penting dalam perilaku ekologi burung. Semua hewan
termasuk burung harus memiliki keseimbangan antara mampu bersembunyi dari
predator dan mampu terlihat mencolok agar memiliki daya tarik bagi lawan jenisnya
(Lovette & Fitzpatrick, 2016).
Burung tidak memiliki gigi, tetapi membentuk suatu struktur berupa paruh yang
berbeda-beda bentuk selama proses evolusinya, sehingga sesuai dengan jenis
makanannya). Paruh burung terdiri dari rahang atas dan bawah (mandibula) yang
diselubungi oleh lapisan kulit yang mengeras. Pada sebagian besar burung, mandibula

Universitas Sriwijaya
atas memiliki nostril Bentuk paruh burung merupakan karakteristik dari kehidupan
spesies burung. Fungsi utamanya adalah untuk makan, untuk membangun sarang, dan
untuk mempertahankan diri. Bentuk paruh burung yang beragam membuat burung
dapat hidup berdampingan tanpa adanya persaingan yang besar terhadap makanan
(Urry.,2017).
Burung tidak memiliki gigi untuk mengunyah makanan, sehingga memiliki
pencernaan khusus untuk mencerna makanannya. Burung memiliki empedal yang
merupakan organ yang digunakan untuk mencerna makanan yang keras. Empedal
dari burung pemakan biji, seperti ayam kalkun, burung merpati, dan burung finch
lebih besar dan memiliki lapisan kokoh yang tersusun atas otot lurik.
2.3 Vokalisasi Aves
Burung memiliki suara yang paling baik diantara vertebrata lainnya karena dapat
menghasilkan lantunan suara yang kaya dan beragam. Produksi suara yangberagam
tersebut tidak berkembang merata di seluruh anggota kelas aves. Contohnya pada
kelompok burung laut, hanya memiliki lantunan suara yang sederhana, sementara
pada kelompok burung pengicau atau ordo passeriformes yang memiliki kemampuan
vokal yang paling tinggi. Organ yang digunakan burung untuk menghasilkan suara
disebut siring. Organ tersebut serupa dengan kotak suara pada mamalia. Siring berada
pada dada burung, tepatnya terletak pada hubungan antara trakea dengan bronkus
yang mengarah pada paru-paru (Lovette & Fitzpatrick.,2016).
Organ tersebut mengalami perkembangan yang berbeda-beda diantara kelompok
burung. Kelompok seperti burung unta, bangau, nasar, dan kormoran misalnya, pada
kelompok burung tersebut siring hanya terdiri dari modifikasi beberapa cincin
bronkus atau trakea saja, tidak ada atau sedikit sekali otot-otot yang berkembang.
Kelompok burung lainnya memiliki siring yang jauh lebih kompleks, seperti yang
dimiliki oleh kelompok burung pengicau. Sementara, suara yang dihasilkan oleh
burung disebabkan oleh getaran dari udara yang melewati jalur yang ada pada siring.
Jalur tersebut terbentuk dari adanya proyeksi yang disebut dengan labium internal dan
labium eksternal. Kemudian getaran pada labia tersebut menentukan karakteristik
dasar darii suara burung yang dihasilkan oleh siring (Urry.,2017).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 25 Februari 2022 pukul
13.30 WIB sampai dengan selesai. Bertempat di Laboratorium Biosistematika Hewan
Jurusan Biologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan didalam praktikum ini yaitu buku tulis, alat tulis,
baki bedah, gunting, Adapun bahan yang digunakan adalah Gallus gallus.
3.3 Cara Kerja
Bahan dan alat pratikum terlebih dahulu disiapkan. Amati morfologi dan
anatomi yang menjadi ciri khas dari masing-masing bahan, seperti jenisn Selanjutnya
gambarkan hasil pengamatan serta diberikan keterangan.

Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan bahwa Aves
merupakan hewan yang mimiliki karakteristik yang khas yaitu berbulu dan berparuh,
Menurut Jacob (2013), Bila dari bahan yang diamati yaitu Gallus gallus didapatkan
paruh dari Gallus gallus bertipe pemakan serangga berbentuk meruncing pendek, dan
bentuk bulunya adalah bulu lengkap.Jengger tunggal merupakan bentuk jengger yang
dominan untuk ayam kampung jantan dan jengger pea pada ayam kampung betina.
Tingginya bentuk jengger tunggal pada ayam kampung jantan dikarenakan
ayam kampung memiliki jarak genetik yang dekat dengan ayam hutan. Menurut
Subekti dan Arlina (2014), Bahwa ayam kampung masih mempunyai jarak genetic
yang dekat dengan ayam hutan merah yang ada di Indonesia. Lebih lanjut dikatakan
bahwa perbedaan bentuk jengger ayam kampung jantan dan betina yang dominan
disebabkan karena pengaruh gen pea kuat terhadap gen tunggal, dimana ayam
kampung telah menerima aliran gen yang berasal dari bangsa ayam unggul yaitu
ayam brahma yang memiliki bentuk jengger pea.
Warna bulu ayam kampung dalam hasil penelitian ini masih sangat bervariasi.
Hal ini menunjukan bahwa ayam kampong belum memiliki ciri-ciri khusus
karenamemiliki penampilan fenotipe yang masih beragam. Menurut Tantu (2017),
Bahwa ayam kampong didefinisikan sebagai ayam yang tidak mempunyai ciri-ciri
khas, dengan kata lain penampilan fenotipenya masih sangat beragam. Sifat-sifat
kualitatif seperti warna bulu sangat bervariasi, ada yang berwarna hitam (EE, Ee+,
Ee), warna bulu tipe liar (e+e+, e+e), tipe columbian (ee), bulu putih (I-cc) serta
warna lurik (B-, Bb) masih bercampur baur.
Sistem respirasi pada unggas (ayam) terdiri dari nasal cavities, larynx, trachea
(windpipe), syrinx (voice box), bronchi, bronchiale dan bermuara di alveoli. Menurut
Sembiring (2009), Oleh karena unggas memerlukan energi yang sangat banyak untuk
terbang, maka unggas memiliki sistem respirasi yang memungkinkan untuk
berlangsungnya pertukaran oksigen yang sangat besar per unit hewan.Untuk
melengkapi kebutuhan oksigen yang tinggi tersebut maka anatomi dan fisiologi
sistem respirasi unggas sangat berbeda dengan mammalia. Perbedaan utama adalah

Universitas Sriwijaya
fungsi paru-paru. Unggas tidak memiliki diafragma sehingga paru-paru tidak
mengembang selama ekspirasi dan inspirasi.
Sistem respirasi burung terdiri dari trakea, bronkus, paru-paru, dan juga kantung
udara yang disebut sebagai saccus pneumaticus. Menurut Lutfian (2015), Udara yang
dihirup oleh burung masuk ke dalam trakea (tabung memanjang dari hidung ke
tenggorokan. Trakea biasanya sepanjang leher burung, namun beberapa burung
memiliki trakea yang sangat panjang. Sehingga trakea burung dapat menampung
udara dalam jumlah besar. Aliran udara dari trakea kemudian mengalir ke bronkus
primer yang kemudian dibagi menjadi dua jalur.
Perbedaan sistem respirasi dari ayam dan burung. Burung bernafas dengan
kantung udara ayam bernafas dengan paru paru. Menurut Laksono (2020), Organ
pernafasan ayam cukup sederhana yang terdiri dari hidung, sinus, trakea, paru-paru,
dan kantong udara. Paru-paru ayam dapat dikatakan kurang elastis dibandingkan
paru-paru mamalia sehingga pertukaran udara dibantu dengan adanya kantung udara
Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-paru. Paru-
paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh
tulang rusuk.
Burung memiliki sistem rangka tulang yang beradaptasi untuk terbang.
Kerangka adalah suatu kesatuan sistem yang tersusun dari banyak tulang yang
berfungsi menunjang terbentuknya tubuh sebagai tempat melekatnya otot. Juga
berfungsi melindungi beberapa organ vital. Karakteristik kerangka umggas bersifat
khas yaitu ringan dan berisa udara.
Hal ini disesuaikan dengan kepentingan untuk bergerak cepat, berjalan dan
terbang. Menurut Anbielica (2019), Burung memiliki paruh yang lebih ringan
dibandingkan rahang dan gigi pada hewan mamalia, burung memiliki sternum (tulang
dada) yang pipih dan luas,berguna sebagai tempat pelekatan otot terbang yang luas ,
tulang-tulang burung berongga dan ringan .Tulang-tulang tersebut sangat kuat karena
memiliki struktur bersilang, sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit
dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia.

Universitas Sriwijaya
Sistem Kerangka dari unggas atau ayam yaitu kompak ini beratnya ringan serta
paling kuat. Menurut Zainudin (2014), Susunan dalam tulang mempunyai partikel
padat berbobot ringan dan kuat. Jadi, sejumlah unggas dapat terbang/ berenang mirip
unggas air. Tulang punggung dalam ekor dan leher bisa digerakkan serta bagian
badannya memanjang serta hhanya satu ruas yang bisa digerakkan. Tulang punggung
ini memberikan kekuatan dalam susunan tubuh guna menopang kekuatan gerakan
serta peristiwa sayap.
Sistem pencernaan bekerja dalam menyerap nutrisi dalam pakan sehingga
mampu memenuhi kebutuhan ayam, Menurut (Zainudin et al.,2014), System
pencernaan pada ayam terdiri atas saluran cerna utama, yaitu mulut, esofagus,
ingluvies, proventrikulus, ventrikulus, intestinum tenue (duodenum, jejunum, illeum),
coecum, intestinum crassum, dan cloaca, dilengkapi dengan kelenjar tambahan, yaitu
hati, pankreas dan kantung empedu.
Secara anatomis dan fisiologis, sistem pencernaan pada bangsa unggas
merupakan sistem pencernaan yang sederhana, oleh karena itu unggas sangat
bergantung pada enzim yang dikeluarkan oleh organ pencernaannya untuk
mencerna pakan agar mudah diserap oleh tubuh. Organ pencernaan unggas terdiri
atas mulut, faring, oesofagus, tembolok, proventrikulus, ventrikulus, usus halus,
usus besar dan kloaka Oesofagus merupakan saluran memanjang berbentuk
seperti tabung yang merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan
tembolok dan perbatasan faring pada bagian kranial dan proventrikulus bagian
kaudal.
Panjang oesofagus antara 20 sampai 25 cm dan berat antara 5 sampai 7,5
gram, faktor yang mempengaruhi perbedaan dari ukuran oesofagus ayam adalah
jumlah pakan yang dikonsumsi, jenis pakan, umur dan jenis kelamin.
Proventrikulus merupakan lambung kelenjar tempat terjadinya pencernaan
secara enzimatis. Bagian kranial proventrikulus berbatasan dengan oesofagus
dan kaudal berbatasan dengan ventrikulus. Sel kelenjar akan mengeluarkan cairan
kelenjar pada saat makanan melewati proventrikulus dengan gerakan peristaltik.
Proventrikulus memiliki panjang 6 cm dengan berat 7,5 sampai 10 gram. Faktor

Universitas Sriwijaya
yang mempengaruhi bobotproventrikulusadalah umur, bangsa, dan genetik ternak.
Dinding proventrikulus mensekresikan asam klorida, enzim, dan getah lambung
yang berfungsi mencerna protein dan lemak.
Anatomi pada ayam terdiri dari hidung,trakea, oesophagus, lungs, pancreas, hati,
ampela, jantung, usus, tembolok. Oviduk(Pada ayam betina), kloaka, kaki, jari kaki,
kuku kaki. Menurut (Zainudin et al.,2014), Ampela adalah bagian dari sistem
pencernaan ayam yang berfungsi untuk menggiling makanan yang masuk ke dalam
tubuh sehingga lebih mudah dicerna. Tembolok merupakan pelebaran esofagus yang
dilapisi oleh epithelium squamosa berlapis.Kelenjar tembolok ditemukan di bagian
yang berdekatan dengan esofagus.
Ayam memiliki pancreas yang berfungsi untuk mengeluarkan enzim, Selain itu
pankreas berfungsi juga sebagai kelenjar endokrin dengan mensekresikan hormon
insulin dan glukagon. Oesofagus merupakan saluran memanjang berbentuk seperti
tabung yang merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok dan
perbatasan faring pada bagian kranial dan proventrikulus bagian kaudal.
Perbedaan anatomi aves dan ayam adalah aves memiliki pundi-pundi udara atau
kantong udara yang digunakan sebagai system pernapasan Ketika sedang terbang,
sedangkan ayam tidak memiliki pundi-pundi udara karena ayam tidak bisa terbang
dalam jarak jauh seperti burung.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN

1. Ayam dan burung merupakan satu kelas yaitu aves namun ayam berbeda
dengan burung yang dimana ayam tidak bisa terbang sedangkan burung bisa.
2. Organ pencernaan pada ayam terdiri atas esophagus, lambung, usus, usus
bessar,anus, dll.
3. Sistem respirasi pada ayam terdiri dari nasal cavities, larynx, trachea
(windpipe), syrinx (voice box), bronchi, bronchiale dan bermuara di alveoli.
4. Perbedaan sistem respirasi dari ayam dan burung. Burung bernafas dengan
kantung udara ayam bernafas dengan paru paru.
5. Bulu pada ayam memiliki tipe bulu lengkap yang dimana memiliki tulang
bulu dan bulu yang lengkap.
6. Paru paru pada ayam melekat pada bagian rongga dada hal ini dikarenakan
untuk mengantisipasi udara saat ayam terbang.
7. Karakteristik system kerangka umggas bersifat khas yaitu ringan dan berisi
udara.
8. Kantong udara atau pundi-pundi udara alat pernapasan yang hanya bisa
ditemukan pada kelas aves saja.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Nama: Sistem Pernapasan Gallus gallus Nama: SIstem Pencernaan Gallus gallus

Nama: Morfologi Gallus gallus Nama: Anatomi Gallus gallus

Universitas Sriwijaya
Nama: Sistem Rangka Gallus gallus

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, H. 2018. Biologi Sel dan Molekuler. Yogyakarta: Deepublish.

Anbielica, L. 2019. Pasar Burung dan Pasar Inpren di Bratang Surabaya. Edimensi
Arsitektur Petra. 7(1), 401-408.

Asmaningsih, Endang., Soemantri, Bambang, dan Fidya. 2016. Buku Petunjuk


Praktikum Histologi. Malang:Universitas Brawijaya.

Gill, Frank B. 2017. Ornithology. New York: W.H. Freeman.

Jacob, J., and T. Pescatore. 2013. Avian Female Reproductive System. Frankfort
(US) : University of Kentucky Cooperative Extension.

Kurniawan, Nia. & Arifianto, Adityas. 2017. Ornitologi: Sejarah, Biologi, dan
Konservasi. Malang: UB Press.

Koesoemah,H.A.dan Sagung, A.P.D. 2017. Histologi dan Anatomi Fisiologi


Manusia. Jakarta: Badan PPSDM Kemenkes RI.

Laksono, A. Rahmawati, I. Reffiane, F. 2020. Pengembangan Media Sirebung


(Sistem Respirasi Burung) Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan
dan Pembelajaran 4(2), 338-344.

Lovette, Irby. & Fitzpatrick, John W. 2016. Handbook of Bird Biology Third Edition.
United Kingdom: Cornell University.

Lutfian, K. Kurtini, T. Hartono. 2015. Pengaruh Pemberian Probiotik Dari Mikroba


Lokal Terhadap Gambaran Darah Ayam Petelur. Jurnal Ilmiah Terpadu.
3(3), 151-156.

Scott, Graham. 2014. Essential Ornithology. New York: Oxford University Press.

Singa, Sitty Ramliaty et all. 2021. Animasi Interaktif Pembelajaran Jenis Jaringan
pada Hewan Vertebrata. Jurnal Teknik Informatika. 16(4) : 527-534.

Subekti, K., dan F. Arlina. 2011. Karakteristik genetik eksternal ayamkampung di


Kecamatan Sungai PaguKabupaten Solok Selatan. JurnalIlmiah Ilmu-Ilmu
Peternakan,14(2):74-86.

Syafriyeti et al. 2019. Persepsi Mahasiswa Biologi Terhadap Kuliah Lapangan (Field
Trip) Entomologi. Jurnal Edu-Bio: Education and Biology. 1(1): 1-6.
Universitas Sriwijaya
Tantu, R.Y. 2007. Fenotipe dangenotipe ayam hutan merah(Gallus gallus) dan
ayamkampung (Gallus domesticus) diWatutela dan Ngatabaru Sulawesi
Tengah. Tesis.Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Teme. 2019. Gambaran anatomi dan histologi oesofagus dan proventrikulus pada
ayam hutan merah (Gallus gallus) asal Pulau Timor. Jurnal Veteriner
Nusantara. 2(2): 2540-7643.

Tresnawati,Dewi dan Ridwan Arif Rahman. 2016. Pengembangan Game Edukasi


Pengenalan Nama Hewan dan Habitatnya dalam 3 Bahasa Sebagai Media
Pembelajaran Berbasis Multimedia. Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi
Teknologi Garut. 13(1):184-190.

Urry, Lisa A. 2017. Campbell Biology Eleventh Edition. New York: Pearson
Education.

Zainuddin., Masyitha., Fitriani, D., dan Panjaitan, N. 2014, Struktur Histologi


Proventrikulus Ayam Kampung (Gallus domesticus), Bebek (Anser anser
domesticus) Dan Merpati (Columba domesticus), Jurnal Ilmiah Peternakan,
2(1) : 5-10.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai