Anda di halaman 1dari 6

IDENTIFIKASI KARAKTER TAKSONOMI VERTEBRATA

Oleh:
Nama : Alya Kusuma
NIIM : B1A018074
Rombongan : VII
Kelompok :2
Asisten : Pradina Damayanti

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN I

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Chordata adalah hewan bilateria (bersimetri bilateral) dan berada di dalam


Bilateria. Mereka tergolong ke dalam kelas hewan yang dikenal sebagai Deuterostomia.
Filum Chordata memiliki simetri bilateral, tubuh pada dasarnya bersegmen-segmen,
saluran pencernaan sempurna, dan selom berkembang dengan baik. Ada empat
karakteristik dari Chordata, yaitu tali saraf tunggal, dorsal dan berbentuk pipa, sebuah
notokorda, celah insang di faring dan ekor belakang anus. Karakteristik ini semua
berbentuk pada embrio awal Chordata, dan mereka dipertahanan, berubah atau dapat
menghilang ketika dewasa (Ridha, 2016).
Taksonomi zoologi mengklasifikasikan Vertebrata sebagai subfilum dari filum
Chordata, bersamaan dengan dua subfilum invertebrata lainnya, Chepalochordata
(lancelets) dan Urochordata (ascidians). Filum Chordata meliputi hewan-hewan yang
mempunyai kerangka berbentuk batangan yang keras tetapi lentur, yakni notokorda,
pada fase tertentu dari daur hidupnya. Chordata tingkat tinggi notokordanya ini diganti
dengan tulang punggung yang terdiri dari serangkaian bagian-bagian kecil yang berupa
Vertebrata ( Irie et al, 2018).

B. Tujuan

Tujuan praktikum kali ini adalah :


1. Mengetahui pengertian dan beberapa contoh dari karakter taksonomi hewan
Vertebrata.
2. Mengetahui karakter morfologi dari beberapa jenis hewan Vertebrata.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Vertebrata atau hewan bertulang belakang memiliki karakter umum yang


membedakannya dengan Avertebrata yaitu tubuhnya terdiri atas kepala, leher, badan,
dan ekor. Vertebrata memiliki susunan ruas tulang belakang (kolumna vertebralis) dan
memiliki otak di dalam cranium (tulang tengkorak). Pada tulang belakangnya terdapat
syaraf-syaraf pusat yang mengatur syaraf-syaraf di tubuhnya. Vertebrata memiliki
endoskeleton atau rangka dalam yang beruas tulang belakang sebagai kerangka penguat
tubuh. Pada kerangka melekat otot-otot kerangka, bagian kulitnya terdiri dari epidermis
dan dermis serta menghasilkan rambut, sisik, bulu, kelenjar, atau zat tanduk. Otaknya
terlindung dengan tulang-tulang tengkorak. Memiliki selom (rongga badan) yang
dindingnya dilapisi selaput peritoneum. Semua anggota vertebrata memiliki rahang dua
pasang kecuali kelas agnate (contohnya cyclostomata). Jantung beruang 2 hingga 4.
Darah mengandung sel darah putih, sel darah merah dan hemoglobin dan
peredaran darahnya tertutup. Memiliki sepasang ginjal sebagai alat ekskresi yang
berupa urine dan termasuk Poikioterm yaitu suhu tubuh mengikuti suhu lingkungan
(Lilies, 1991).
Menurut Atamtajani & Amelia (2019), kelas Chondrichthyes yaitu ikan yang
bertulang rawan. Ikan bertulang rawan (Chondrichthyes ) mempunyai kulit yang tegar
dan diliputi oleh sisik placoid dengan banyak kelenjar mukosa, mulut terletak di sebelaj
ventral dari kepala. Kelas ini juga merupakan Vertebrata rendah yang memiliki columna
vertebralis sempurna yang terpisah satu sama lain sehingga mudah membengkokkan
tubuhnya, kecuali jika telah memiliki tulang rahang dan beberapa pasang appendage
berupa sirip. Chondrichthyes memiliki tulang kartilago cranium sempurna, organ
pembau dan kapsul otik tergabung menjadi satu.
Kelas Actinopterygii merupakan klasifikasi yang berasal dari kingdom Animalia,
filum Chordata. Ciri-ciri ikan kelas Actinopterygii antara lain sirip berupa lembaran
kulit yang disokong oleh jari-jari sirip dari bahan tulang, pelindung dermal dan sisik tipe
ganoid yang dilapisi enamoloid yang disebut ganoin, sirip ekor heteroserkal. Subclassis
ini merupakan kelompok ikan yang hidup pada zaman sekarang (Kent, 1987).
Amphibi adalah kelas dari Vertebrata yang dianggap setingkat lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas Pisces, hal ini dikarenakan sebagai bentuk peralihan dari
kehidupan darat. Ciri-ciri dari hewan Amphini ini yaitu berdarah dingin (poikilotermik),
mempunyai kulit lunak tanpa ditutupi oleh rambut atau bulu, membutuhkan air di dalam
siklus hidupnya, habitatnya mencakup mulai dari dekat perairan payau, pemukiman
penduduk, sampai hutan belantara. Katak dan kodok merupakan nama umum dari
kelompok Amphibi, yang secara taksonomi masuk ke dalam kelas Amphibia dan ordo
Anura (Yudha et al., 2017).
Menurut Putranto et al. (2016), reptile adalah hewan invertebrate yang terdiri
dari ular, kadal cacing, kadal, nuaya, kura-kura, penyu, dan tuatara. Sebagai ektodermik,
reptile tidak dapat mengatur panas tubuh mereka sendiri. Karakteristik ini sering
digambarlam sebagai “berdarah dingin” karena suhu tubuh reptile ini dapat berfluktuasi
secara drastic dalam iklim yang berbeda. Semua reptile memiliki tulang yang kuat dan
dapat menghirup udara, dilengkapi dengan sisik kering yang kuat.
Aves termasuk dalam kelas Aves, sub filum Vertebrata dan masuk ke dalam
filum Chordata, yang diturunkan dari hewan berkaki dua. Aves berdarah panas dan
berkembangbiak melalui telur. Tubuhya tertutup bulu dan memiliki bermacam-macam
adaptasi untuk terbang. Aves memiliki pertukaran zat yang cepat karena terbang
memerlukan banyak energy. Suhu tubuhnya tinggi dan tetap sehingga kebutuhan
makannnya banyak. Uanggas yang dikenal saat ini secara ilmiah adalah hewan yang
termasuk dalam kelas Aves yang memiliki ciri-ciri utama memiliki bulu, paruh, sisik
pada kaki dan glandula uropigealis (Sumarmin et al., 2017).
Mamalia merupakan hewan menyusui yang memiliki rambut di tubuhnya.
Umumnya, mamalia merupakan hewan yang bertulang belakang dan memiliki ciri-ciri
seperti bernapas dengan paru-paru, berdarah panas, dan meiliki sistem pencernaan yang
lengkap. Mamalia berkembang biak dengan cara melahirkan namun ada juga mamalia
yang yang berkembang biak dengan cara bertelur (Rivan & Yohannes, 2019).
III. METODOLOGI

A. Materi

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah baki preparat, pinset, kaca
pembesar, mikroskop cahaya, mikroskop stereo, kamera, sarung tangan (gloves),
masker, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan pada paktikum kali ini adalah beberapa spesimen hewan
Vertebrata dan alkohol 70%.
B. Metode

Metode yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain:


1. Karakter pada beberapa spesimen hewan Vertebrata yang telah disiapkan diamati oleh
tiap kelompok.
2. Beberapa hewan Vertebrata yang telah disiapkan berdasarkan karakter morfologinya
yang diamati diidentifikasi oleh praktikan. Hasil identifikasi hewn tersebut dibuat
deskripsinya oleh praktikan.
3. Tabel hasil pengamatan karakter dan identifikasi pada beberapa hewan Vertebrata
dilengkapi oleh praktikan.
4. Laporan sementara hasil praktikum dibuat oleh praktikan.
DAFTAR REFERENSI

Atamjani, A. S. M. & Amelia, D. R., 2019. Eksplorasi Limbah Sisik Ikan Mujair
Sebagai Material Utama Produk Cindera Mata Perhiasan. Jurnal ATART, 7(1), pp.
21-31.
Irie, N., Satoh, N. & Kuratani, S., 2018. The Phylum Vertebrata: A Case for Zoological
Recognition. Zoological Letters, 4(32), pp. 1-20.
Kent, G. C. 1987. Comparative Anatomy of The Vertebrates. St. Louis-TorontoSanta
Clara: Time Mirror/ Mosby College Publishing.
Lilies, C. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Yogyakarta: Kanisius.
Putranto, D. I., Yuda, P. & Zahida, F., 2016. Keanekaragaman Reptil Impor di
Yogyakarta. Jurnal Biota, 1(3), pp. 118-125.
Ridha, R. M., 2016. Zoologi Vertebrata Chordata. Bengkulu. Univertsitas Bengkulu.
Rivan, M. E. A. & Yohannes., 2019. Klasifikasi Mamalia Berdasarkan Bentuk Wajah
dengan K-NN Menggunakan Fitur CAS dan HOG. Jurnal Teknik Informatika dan
Sistem Informasi, 5(2), pp. 173-180.
Sumarmin, R., Yuniarti, E. & Razak, A., 2017. Kualitas Sperma Ejakulat Pejantan Ayam
Kukuak Balenggek pada Penggandaan Tunggal Terisolasi. Jurnal Eksakta, 18(1), pp.
41-45.
Yudha, D. S., Eprilurahman, R., Sukma, A. M. & Setyaningrum, S. A., 2017.
Keanekaragaman Jenis Katak dan Kodok (Amphibia: Anura) di Sungai Gadjah
Wong, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Biota, 2(2), pp. 53-61.

Anda mungkin juga menyukai