ANGGREK
Gambar 10. Kondisi Awal Kultur Gambar 11. Kondisi 20 Hari Setelah Sebar
Botol berisi kultur anggrek disiapkan, peralatan tutup botol dibuka lalu beberapa
eksplan dikeluarkan dari botol untuk kemudian dipisah-pisahkan. Setelah membuka
maupun akan menutup penutup botol kultur maka jangan lupa untuk membakar
mulut botol kultur agar tidak terjadi kontaminasi. Eksplan yang telah dipisah-
pisahkan lalu diletakkan ke dalam botol kultur baru, botol lalu ditutup menggunakan
alumunium foil, dilapisi kembali penutupnya menggunakan plastik dan diberi karet.
Menurut Betchel (1981), subkultur dilakukan untuk mengganti mediia dan untuk
penjarangan bibit anggrek. Untuk setiap subkultur, satu botol dapat dijarangkan
menjadi 4-6 botol. Jika embrio anggrek telah berwarna hijau dengan ukuran lebih
besar daei semula, maka embrio tersebut dapat dipindah ke dalam media sub kultur
yang baru sambil dijarangkan. Embrio yang telah mengalami perkembangan lebih
lanjut dengan ciri-ciri telah tumbuh tunas atau akar, maka dapat dipindah ke media
baru pula. Subkultur juga dilakukan apabila persediaan media dalam botol telaha
habis digunakan. Subkultur dilakukan sekitar 3-5 kali tergantung kecepatan
pertumbuhan bibit..
Kondisi awal penanaman pada saat kultur anggrek, yaitu biji anggrek akan
tumbuh menjadi protocorm. Protocorm ini nantinya akan berkembang menjadi
plantet kecil yang telah terbentuk daun dan akarnya sekitar -2 mm. Sementara
kondisi awal penanaman saat subkultur, plantet dari fase sebelumnya yang telah
terbentuk daun dan akarnya walaupun belum sempurna.. Kondisi akhir penanaman
padda saat kultur dan subkultur, anggrek seharusnya sudah terlihat seperti bibit
tanaman pada umumnya yang memiliki daun, akar, batang.
Setelah dikultur selama 50 hari, biji atau protocorm anggrek sudah mulai
nampak bagian daunnya walaupun belum sempurna. Sementara untuk keadaan 50
hari setelah subkultur, plantet sudah lebih terbentuk daun dan akarnya walaupun
masih belum begitu sempurna (Yasmin et al., 2018).
Gambar 16.Kondisi Awal Kultur Gambar 17. Kondisi Setelah
(Sumber: Kartikaningrum et al., Dikultur
2017) (Sumber: atjenese.blogspot.com)