Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOSISTEMATIKA AVERTEBRATA

MODUL IV
ARTHROPODA (CRUSTACEA)

DI SUSUN OLEH:

NAMA : SYAHRU RAMADHAN


NIM : G 401 20 036
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : TRY STAR GABRIELL

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA TUMBUHAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

DESEMBER, 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Artropoda berasal dari bahasa yunani, yaitu arhtro yang berati ruas dan
podos berati kaki. Jadi artropoda berati hewan yang kakinya beruas-ruas
organisme yang tergolong filum artropoda memiliki kaki yang berbuku-
buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketaui sekitar
900.00 spesies. Hewan yng tergolong artropoda hidup di darat sampai
ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai
kedalaman 10.000 meter (Karmana dan Oman, 2007).

Dalam filum artropoda terdapat Subfilum crustacea. Crustacea adalah hewan


akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar. Kata crustacea berasal
dari bahasa latin yaitu kata Crusta yang berati cangkang yang keras. Ilmu
yang mempelajari tentang crustacean adalah karsinologi ada berinu-ribu
spesies crustacea diseluruh dunia, untuk itu perlunya pembelajaran
mengenai sebagian kecil spesies dari crustacea (Demarjati, 1990).

Berdasarkan uraian diatas yang belatar belakangi praktikum ini yaitu


kurangnya pengetahuan mengenai karakteristik dari ciri-ciri anggota dari
filum artropoda khususnya kelas crustacea dalam proses identifikasi dengan
menggunakan kunci determinasi.

1.1 Tujuan

Mengenal karakteristik anggota subphylum crustacea, ordo decapoda.


Infraordo caridea beserta mempelajari ciriidentifikasi menggunakan kunci
determinasi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Crustacea atau udang-udangan mempunyai kulit (cangkang) yang keras


disebabkan adanya endapan kalsium karbonat pada kutikula. Semua atau sebagian
ruas tubuh mengandung apendiks yang aslinya biramus. Bernapas dengan insan
atau seluruh permukaan tubuh, kelenjar antena (kelenjar hijau) atau kelenjar
maxsilia merupakan alat eksresi. Kecuali jenis-jenis tertentu, crustacea pada
umunya dioceous, pembuahan didalam sebagian besar mengerami telurnya. Tipe
awal larva pada dasarnya larva nauplius yang berenang bebas sebagai plankton
(Ghufron, 1997).

Udang adalah sejenis hewan yang hidup didalam air. Udang dapat hidup didalam
air laut, air tawar dan air payau. Pada saat ini, udang dibudidayakan secara besar-
besaran dikebanyakan Negara. Secara umum terdapat beberapa jenis udang di
Indonesia, dimana salah satu diantaranya yang dikenal oleh masyarakat adalah
udang galah (Effendie, 2002).

Udang merupakan hewan omnivora penghuni dasar termasuk pemakan organisme


dasar yang makanan alaminya berupa plankton, cacing, siput, kerang, ikan,
moluska, biji-bijian serta tumbuh-tumbuhan sebagian jenis serangga dan
organisme tak dikenal beserta butiran pasir dan biji-bijian juga ditemukan
(Hendro dan Candra, 2006).

Udang terbagi kedalam udang air tawar, udang air laut dan udang air payau.
Udang air tawar terdiri dari udang galah, udang lar, udang palemon merah, udang
muara, udang ragang (Macrobrachium sintangense), udang palemon bening,
udang beras (Murtidjo, 1992).

Secara ekologi udang air tawar berperan penting dalam mata rantai di suatu
perairan keberadaan udang air tawar sebagai dekomposer dan bioindikator
kualitas lingkungan perairan Secara ekonomi udang air tawar memili nilai jual,
karena merupakan salah satu sumber protein hewani dan telah banyak
dibudidayakan (Purnamasari, 2013).

Untuk membedakan antara udang jantan dan betina menunjukkan beberapa ciri
yang dapat digunakan antara lain bentuk badan, letak alat kelamin dan bentuk
serta ukuran dari pasangan kaki jalan kedua. Bentuk badan udang jantan dibagian
perut lebih ramping dan ukuran pleuron lebih pendek. Sedangkan udang betina
bagian perutnya tumbuh melebar dan pleuron agak memanjang. Letak alat
kelamin udang jantan terdapat pada basis pasangan kaki jalan kelima. Sedangkan
pada udang betina alat kelamin terletak pada basis pasangan kaki jalan ketiga
(Hadie, 1992).

Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan bagian
badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut chepalotorax yang
terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas dibagian kepala dan 8 ruas dibagian dada. Bagian
badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai
sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas. Pada ujung ruas keenam
terdapat ekor kipas enam lembar dari satu telson yang berbentuk runcing (Rizal
dan Ahmad, 2009).

Udang air tawar dikelompokkan dalam subfilum Crustacea, kelas Malacostraca,


ordo decapoda. Udang air tawar di Indonesia didominasi oleh dua famili, yaitu
Palaemonidae dan Atyidae (Cai dkk, 2007).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 08 Desember 2021 pada
pukul 09.00 WITA sampai dengan selesai, bertempat di Laboratorium
Biosistematika Hewan dan Evolusi Jururusan biologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan alam.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu jangka sorong, pinset dan
cawan petri. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu udang air
tawar (Macrobachium lanchester).

3.3 Prosedur kerja

Prosedur kerja yang digunakan dalam praktikum ini yaitu pertama-tama


disiapkan alat dan bahan yang akan diamati, dan sampel udang diletakkan
dalam cawan petri kemudian diamati bagian morfologi spesies udang dan
diidentifikasi spesies hingga familinya, setelah itu digambar hasil
pengamatan beserta keterangannya.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini, ialah sebagai berikut,

No Gambar keterangan
1

3
4.2 Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diidentifikasi sampel udang


dengan menggunakan kunci spesies yang berasal dari famili Palemonidae.
Pada kunci identifikasi menuju spesies morfologi udang air tawar di sampel
pertama, yaitu jumlah gigi pada bagian dorsal rostrum di belakang mata 1
sampai 3 dan distal margin dari scaphocerite membulat ditengah, sehungga
didapatkan spesies pertama yaitu Macrobrachium lanchesteri, dengan
ukuran ukuran panjang tubuh keseluruhan 4 cm, panjang carapas 1 cm dan
panjang ruas kaki kedua 0,5 cm.

Morfologi umum pada udang Macrobrachium lanchesteri didapatkan


bagian-bagian berupa kepala dan dada yang bersatu dan dinamakan
cepalothorax, rostrum yang terdapat dibagian atas kepala dan bergerigi,
terdapat sepasang mata, antenulla yang berfungsi untuk makan, antenna
yang berfungsi untuk mendeteksi arus air, scaphocerite merupakan
pembatas antara antenulla dan antenna, pada scaphocerite terdapat rambut-
rambut halus, terdapat maksiliped yang berfungsi untuk menyaring
makanan, pada bagian ekor terbagi menjadi dua yaitu telson yang digunakan
untuk menentukan arah dan uropod berupa uropod ekso dan uropod endo
yang berfungsi sebagai tulang penyangga, udang air tawar ini memiliki 5
pasang kaki jalan dan 5 pasang kaki renang, pada kaki jalan terdapat capit
(Chelia) dan pada bagian abdomen udang air tawar terdapat 6 ruas bagian
tubuh yang terdapat rambut-rambut halus serta pada segmen kedua disebut
pleuron.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum ini ialah dari hasil pengamatan menggunakan


kunci identifikasi, didapatkan species Macrobrachium lanchesteri dari
famili Palamonidae dengan karakteristik seperti scaphocerite yang
membulat di tengah.

5.2 Saran

Saran dari praktikum ini yaitu sebelum melakukan praktikum terlebih


dahulu memahami materi yang akan dilakukan agar saat praktikum tidak
terjadi kesalahan-kesalahan yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Cai, Y., Wang, R., Pei, F., Liang, BB. (2007). Antimicrobial Activity of Allicin
alone and in Combination with Beta Lactams Against Staphylococcus sp. and
Pseudomonas aeruginosa. Journal Antibiot (Tokyo). 60 (5): 335-338.

Damardjati. (1990). Pembuatan tepung campuran (gaplek, terigu dan gude/kacang


hijau) untuk kue basah (cake). Hasil Penelitian Pertanian dengan Aplikasi
Laboratorium II. Badan LitbangPertanian. Jakarta.

Effendie M.I., (2002). Biologi perikanan. Yayasan pustaka nusatama. Yogyakarta.

Ghufron. (1997). Budidaya air payau Semarang: Dhara priza.

Hadie. (1992). Pembenihan Udang Galah. Usaha Industri Rumah Tangga: Jakarta.

Hendro dan Chandra. (2006). Be a Smart and Good Enterpreneur. Erlangga:


Jakarta.

Karmana dan Oman. (2007). Cerdas Belajar Biologi, Grafindo Media Pratama:
Bandung.

Murtidjo, B. A., (1992). Mengelola Ayam Buras. Kanisius, Yogyakarta.

Purnamasari. (2013). Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi penyediaan dan


penggunaan informasi akuntansi pada UMKM di Kecamatan Rumbai Pesisir.
Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau.

Rizal dan Ahmad. (2009) . “pengaruh profitabilitas dan investmen opportunity set
terhadap kebijakan deviden tunai”. ISSN : 1979 - 5408 Vol. 2 No.2.

LEMBAR ASISTENSI
NAMA : SYAHRU RAMADHAN
NIM : G 401 20 036
KELOMPOK : llI (TIGA)
ASISTEN : TRY STAR GABRIELL

NO Hari / Tanggal Koreksi Paraf

1.

3.

4.

Anda mungkin juga menyukai