Anda di halaman 1dari 11

FILUM ECHINODERMATA

Rizky Halalan Thoyba1, dan Nurmiati2


1
Jurusan Budidaya Perairan, Lalolara, Lorong Anawai rizkyhalalanthoyba@gmail.com
2
Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan, Jl. Dewi sartika, Nunurrr047@gmail.com

Abstrak

Echinodermata adalah hewan atau organisme yang tidak bertulang belakang yang
memiliki kulit berduri. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui filum
Echinodermata secara morfologi dan anatomi. Metode pengamatan di lakukan secara
langsung yaitu secara morfologi dapat dilihat dari bentuk tubuh bagian luar, sedangkan
pengamatan secara fisiologi dilakukan dengan cara pembedahan. hasil pengamatan
morfologi Bintang Laut (P. nodosus) terdiri dari pedicellariae, ambulacral spines,
ambulacral groove, mouth, madreporite, dan anus sedangkan hasil pengamatan pada
anatomi Bintang Laut (P. nodosus) terdiri dari gonad, perut, intestine, perut, dan stone
canal. Hasil pengamatan morfologi Bulu Babi (D. antillarum)terdiri dari anus, mulut,
tube feet, dan duri, sedangkan hasil pengamatan pada anatomi Bulu Babi (D.
antillarum) terdiri esophagus, radial canal, ring canal, intestine dan gonad. Hasil
pengamatan morfologi Bintang Ular (O. dentata) terdiri dari mulut, genital slit, ventral
shied, dan dorsal shield, sedangkan hasil pengamatan pada anatomi Bintang Ular (O.
dentata) terdiri dari gonad, ring canal, stomach, polian vesicle, vertebral ossicle, dan
periviscerall coelon. Hasil pengamatan morfologi Teripang (H. scabra) terdiri dari
feeding tentacle, mouth, terminal tentacle, dan anus sedangkan hasil pengamatan pada
anatomi Teripang (H. scabra) terdiri dari gonad, madreporic body, calcarius ring,
ring canal, cuverian tubule, respiratory tree dan rectum.

Kata kunci: anatomi, Echinodermata, morfologi


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam ilmu biologi hewan dapat di kelompokkan menjadi dua yaitu


avertebrata dan vertebrata. Invertebrata adalah hewan yang tidak mempunyai tulang
belakang yang di tinjau dari sudut pandang perikanan sering di kenal dengan
sebutan avertebrata air. Avertebrata air dapat di definisikan sebagai hewan tidak
bertulang belakang yang sebagian atau seluruh daur hidupnya berada di dalam air,
salah satu filum yang termasuk dalam avertebrata air ini adalah filum
Echinodermata. (Sanjayanti et al., 2021).
Echinodermata merupakan salah satu filum yang berasal dari hewan-hewan
invertebrata atau hewan yang tidak bertulang belakang. Echinodermata berasal dari
dua kata yaitu “echinos” yang berarti duri dan “derma” yang berarti kulit, sehingga
hewan ini disebut hewan yang kulitnya berduri dalam Bahasa Yunani. Filum
Echinodermata memiliki lima kelas yaitu kelas Asteroidea yang dikenal sebagai
Bintang Laut (Protoreaster nodosus), kelas Echinoidea atau Bulu Babi
(Diadema antillarum), kelas Ophiuroidea atau Bintang Ular (Ophiocoma dentata),
dan kelas Holothuroidea atau Teripang (Holothuria scabra) (Izra et al., 2021).
Bintang Laut (Protoreaster nodosus) merupakan hewan invertebrata yang
termasuk dalam filum Echinodermata dan kelas Asteroidea. Berbentuk simetri
radial dan umumnya memiliki lima atau lebih lengan serta tidak memiliki rangka
yang membantu pergerakan. Bintang Laut (P. nodosus) bergerak bebas dengan
menggunakan kaki-kaki tabungnya (Rambu et al., 2020). Secara ekologis berperan
sangat penting bagi ekosistem laut. Bintang Laut (P. nodosus) dapat hidup pada
semua kedalaman dari intertidal sampai abisal dan bisa ditemukan diseluruh
perairan dunia, terutama daerah Atlantik tropis and wilayah Indo-Pasifik (Hartati et
al., 2018).
Bulu Babi (Diadema antillarum) termasuk kedalam filum Echinodermata
kelas Echinoidea, tersebar mulai dari perairan dangkal hingga ke laut dalam,
keanekaragaman tinggi hewan ini banyak ditemukan di zona intertidal. Persebaran
Bulu Babi (D. antillarum) pada suatu wilayah terkait dengan substrat dasar perairan
dan makanan. Oleh karenanya biota tersebut dapat dijumpai di berbagai macam
habitat seperti rataan terumbu, daerah pertumbuhan alga, padang lamun, koloni
karang hidup maupun karang mati. Bulu Babi (D. antillarum) merupakan salah satu
spesies yang berperan penting bagi komunitas terumbu karang, sebagai pengendali
populasi makroalga yang menempati area tertentu bersama-sama dengan terumbu
karang (Suryanti et al., 2017).
Teripang (Holothuria scabra) atau Timun Laut adalah kelompok hewan
avertebrata laut dari kelas Holothuroidea, filum Echinodermata yang sering
dijumpai di daerah terumbu karang. Bentuk tubuh Teripang (H. scabra) secara
umum ialah seperti ketimun sehingga dalam bahasa Inggris disebut “Sea
Cucumbers” atau Ketimun Laut (Husain et al., 2017).
Bintang Ular (Ophiocoma dentata) merupakan kelompok biota laut yang
termasuk kedalam filum Echinodermata. Hewan ini merupakan salah satu biota
bentik (hidup di dasar) dan mempunyai kebiasaan bersembunyi (dwelling habit).
Bintang Ular (O. dentata) mempunyai kemiripan dengan bintang laut, karena
mempunyai bentuk tubuh yang simetri pentaradial. Dari tubuh yang berbentuk
cakram ini secara radial tumbuh 5 atau lebih tangan-tangan yang memanjang
berbentuk silindris dan sangat fleksibel. Gerakan tangan-tangan ini kadang-kadang
mirip gerakan ular, oleh sebab itu biota ini dikenal dengan nama umum Bintang
mengular (Muyassaroh, 2020).
Berdasarkan uraian di atas, maka sangat penting untuk dilakukan praktikum
avertebrata air mengenai filum Echinodermata dengan tujuan untuk mengamati dan
mengenal lebih jauh mengenai struktur tubuh morfologi dan anatomi filum
Echinodermata.
B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui morfologi dan


anatomi filum Echinodermata.
Manfaat dari praktikum ini adalah sebagai bahan masukan untuk menambah
ilmu pengetahuan dan wawasan serta jenis-jenis mengenai filum Echinodermata.
II. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu 17 Desember 2022, pukul 10.00-
12.00 WITA bertempat di Laboratorium Manajemen Sumber Daya Perairan,
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu; pisau bedah berfungsi untuk
membedah bahan, baki berfungsi tempat membedah bahan, pinset berfungsi untuk
mengambil objek yang di amati, tisu berfungsi untuk membersihkan alat-alat
praktikum, kertas laminating sebagai tempat untuk meletakkan objek pengamatan,
pensil digunakan untuk menggambar objek pengamatan.
Bahan yang digunakan pada praktikum filum Echinodermata yaitu Bintang
Laut (P. nodosus), Bulu Babi (D. antillarum), Bintang Ular (O. dentata), dan
Teripang (H. scabra) yang digunakan sebagai objek pengamatan, tisu berfungsi
untuk membersihkan alat-alat praktikum serta sunlight berfungsi untuk
membersihkan meja praktikum.
C. Metode Pengamatan

Metode yang dilakukan pada praktikum avertebrata air tentang filum


Echinodermata yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap
morfologi dan anatomi organisme filum Echinodermata yaitu Bintang Laut
(P. nodosus), Bulu Babi (D. antillarum), Bintang Ular (O. dentata), dan Teripang
(H. scabra) yang telah diambil dari perairan. Adapun prosedur kerja dari filum
Echinodermata, yaitu menyiapkan alat dan bahan, meletakkan organisme tersebut di
atas kertas laminating, mendokumentasikan bagian morfologi organismenya,
mencatat hasil pengamatan morfologi organisme, selanjutnya melakukan
pembedahan kemudian mengidentifikasikan bagian anatomi, mendokumentasikan
bagian dari anatomi organisme, mencatat hasil pengamatan anatomi.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil pengamatan morfologi dan anantomi filum Echinodermata dapat


dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1. Morfologi Bintang Laut Gambar 2. Anatomi Bintang Laut


(P. nodosus) (P. nodosus)
Ket : Ket :
1. pedicellariae, 1. gonad,
2. ambulacral spines, 2. perut,
3. ambulacral groove, 3. intestine,
4. mouth, 4. perut
5. madreporite, 5. stone canal.
6. anus.

Gambar 2. Morfologi Bulu Babi Gambar 3. Anatomi Bulu Babi


(D. antillarum) (D. antillarum)
Ket : Ket :
1. anus 1. esophagus,
2. mulut 2. radial canal,
3. tube feet 3. ring canal,
4. duri 4. intestine
5. test 5. gonad

Gambar 5. Morfologi Bintang Ular Gambar 6. Anatomi Bintang Ular


(O. dentata) (O. dentata)
Ket : Ket :
1. mulut, 1. gonad
2. genital slit 2. ring canal
3. ventral shied 3. stomach
4. dorsal shield 4. polian vesicle
5. vertebral ossicle,
6. periviscerall coelon

Gambar 5. Morfologi Teripang Gambar 6. Anatomi Teripang


(H. scabra) (H. scabra)
Ket : Ket :
1. feeding tentacle 1. gonad,
2. mouth 2. madreporic body
3. terminal tentacle 3. calcarius ring
4. anus 4. ring canal
5. cuverian tubule
6. respiratory tree
7. rectum

B. Pembahasan

Hasil pengamatan yang dilakukan pada morfologi Bintang Laut (P. nodosus)
terdiri dari pedicellariae, ambulacral spines, ambulacral groove, mouth,
madreporite, dan anus. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Suryanti, 2015) bahwa
Bintang Laut (Protoreaster nodosus) mempunyai badan relatif tipis. Jika pada bagian
dorsal ditemukan madreporit dan anus maka pada ventral ditemukan mulut serta kaki
tabung (kaki ambulakral) pada setiap lengannya. Madreporit adalah sejenis lubang
yang mempunyai saringan dalam menghubungkan air laut dengan sistem pembuluh
air dan lubang kelamin.
Hasil pengamatan yang dilakukan pada anatomi Bintang Laut (P. nodosus)
terdiri dari gonad, perut, intestine, perut, dan stone canal. Hal ini sesuai dengan
pernyataan bahwa (Hartati et al., 2018) bahwa Bintang Laut (Protoreaster nodosus)
adalah hewan yang mempunyai rongga tubuh sebenarnya dan sistem pencernaan
yang lengkap. Sistem pencernaan terletak di bagian perut. Makanan berupa bahan
organik dan plankton masuk melalui mulut menuju esofagus dan lambung yang
bercabang menuju setiap lengan. Sisa pencernaan akan dikeluarkan melalui anus
yang terdapat pada abora.
Hasil pengamatan yang dilakukan pada morfologi Bulu Babi
(D. antillarum)terdiri dari anus, mulut, tube feet, dan duri. Hal ini sesuai dengan
pernyataan (Suryanti, 2019) bahwa tubuh Bulu Babi (D. antillarum) berbentuk agak
bulat seperti bola dengan cangkang yang keras berkapur dan dipenuhi duri-duri.
Duri-duri terletak berderet dalam garis-garis membujur dan dapat di gerakkan.
Mulut terletak di bawah menghadap ke bawah dan anus terletak diatas menghadap
ke atas di puncak cangkang yang membulat pada Bulu Babi (D. antillarum) kaki
tabung memiliki banyak fungsi. Selain untuk bergerak, kaki tabung juga digunakan
sebagai indera peraba, organ respirasi dan tempat pengeluaran air dari tubuh.
Hasil pengamatan yang dilakukan pada anatomi Bulu Babi
(D. antillarum) terdiri esophagus, radial canal, ring canal, intestine dan gonad. Hal
ini sesuai dengan pernyataan (Suryanti, et al., 2020) bahwa anatomi Bulu Babi
(D. antillarum) terdiri dari sistem pencernaan yang di dalamnya terdapat lima
bagian utama yaitu mulut, kerongkongan, lambung, dan usus, tersusun melingkari
Lentera Aristoteles. Lentera Aristoteles merupakan suatu organ yang terdiri atas
gigi/rahang, tulang serta otot.
Hasil pengamatan yang dilakukan pada morfologi Bintang Ular
(O. dentata) terdiri dari mulut, genital slit, ventral shied, dan dorsal shield. Hal ini
sesuai dengan pernyataan (Muyassaroh, 2020) bahwa mulut dan madrepoditnya
terdapat di permukaal oral. Tubuh berbentuk cakram, yang dilindungi oleh
cangkang kapur berbentuk keeping (ossicle) dan dilapisi dengan granula dan duri.
Bintang Ular (O. dentata) memiliki karakteristik tubuh berbentuk simetri sradial
pentamerous (tubuh yang dibagi lima bagian tersusun mengelilingi sumbu pusat)
dengan permukaan tubuh yang dipenuhi duri-duri kecil yang berbentuk tumpul dan
pendek. Pada saat larva, tubuh ophiruidea berbentuk bilateral simetris.
Hasil pengamatan yang dilakukan pada anatomi Bintang Ular
(O. dentata) terdiri dari gonad, ring canal, stomach, polian vesicle, vertebral
ossicle, dan periviscerall coelon. Hal ini sesuai dengan pernyataan
(Muyassaroh, 2020) Bintang Ular (O. dentata) memiliki lima rahang dan tidak
memiliki usus maupun anus. Sistem pernapasan meliputi pertukaran udara dan
eksresi dilakukan oleh 5 pasang kantong kecil yang bercelah di sekitar mulut
disebut bursae slit dan alat ini berhubungan dengan saluran alat reproduksi (gonad).
Sistem pencernaan Bintang Ular (O. dentata) berada di perut. Alat alat pencernaan
makanan terdapat dalam bola cakram, dimulai dari mulut yang terletak di pusat
tubuh kemudian lambung yang berbentuk kantong.
Hasil pengamatan yang dilakukan pada morfologi Teripang (H. scabra)
terdiri dari feeding tentacle, mouth, terminal tentacle, dan anus. Hal ini sesuai
dengan pernyataan (Elvidasari et al., 2012) bahwa pada permukaan tubuh Teripang
(H. scabra) terdapat lima baris kaki tabung (tube feet) yang tersusun radier dari
mulut ke arah anus. Tiga baris kaki tabung terdapat pada sisi tubuh ventral dan dua
baris yang lain pada sisi dorsal. Kaki-kaki tabung pada sisi ventral disebut juga
trivium yang berfungsi sebagai organ penggerak (locomotory organ), sedangkan
dua baris di sisi dorsal disebut juga bivium yang berfungsi sebagai alat respirasi dan
sebagai saraf penerima. Bivium dan trivium ini pada Teripang (H. scabra) berupa
bintil-bintil atau papila berwarna abu-abu dan dikelilingi lingkaran kecil berwarna
abu-abu pula. Mulut dan anus teripang pasir terletak pada poros yang berlawanan,
yaitu mulut di bagian anterior dan anus pada bagian posterior.
Hasil pengamatan yang dilakukan pada anatomi Teripang (H. scabra)
terdiri dari gonad, madreporic body, calcarius ring, ring canal, cuverian tubule,
respiratory tree dan rectum. Hal ini sesuai pernyataan (Sugama et al., 2019) bahwa
Teripang (H. scabra) mempunyai cara untuk melindungi diri dari predatornya
dengan mengeluarkan racun dari kulitnya (Saponin), melepaskan benang-benang
lengket (cuverian tubule) atau melakukan eviserasi, yaitu suatu reaksi yang
melepaskan organ-organ dalamnya, termasuk pohon respirasi, usus dan gonad
melalui anusnya. Pada saat stress karena lingkungan hidup yang tidak baik atau ada
ancaman predator Teripang (H. scabra) melakukan eviserasi. Teripang (H. scabra)
dapat mengeras secara temporer (sementara) apabila dipegang, yang disebabkan
oleh cross-linking protein pada dinding tubuh akibat aktivitas sistem syarafnya.
Saluran pencernaan berbentuk bulat panjang terbentang dalam rongga tubuh. Faring
merupakan penghubung mulut dan lambung dikelilingi oleh cincin oral (calcareous
oral ring) yang melingkar yang terdiri dari 10 lempengan berkapur. Setelah faring
terdapat esofagus yang pendek berhubungan dengan lambung. Setelah penyempitan
lambung akan berlanjut ke usus (intestine). Organ respirasi pada teripang pasir
disebut pohon respirasi (respiratory trees) yang terletak di bagian posterior,
berpangkal pada kloaka, membentuk dua percabangan dan memanjang ke arah
rongga tubuh bahkan sering juga sampai ke pharyngeal bulb.
IV. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan


hasil pengamatan morfologi Bintang Laut (P. nodosus) terdiri dari pedicellariae,
ambulacral spines, ambulacral groove, mouth, madreporite, dan anus sedangkan
hasil pengamatan pada anatomi Bintang Laut (P. nodosus) terdiri dari gonad, perut,
intestine, perut, dan stone canal. Hasil pengamatan morfologi Bulu Babi (D.
antillarum)terdiri dari anus, mulut, tube feet, dan duri, sedangkan hasil pengamatan
pada anatomi Bulu Babi (D. antillarum) terdiri esophagus, radial canal, ring canal,
intestine dan gonad. Hasil pengamatan morfologi Bintang Ular (O. dentata) terdiri
dari mulut, genital slit, ventral shied, dan dorsal shield, sedangkan hasil
pengamatan pada anatomi Bintang Ular (O. dentata) terdiri dari gonad, ring canal,
stomach, polian vesicle, vertebral ossicle, dan periviscerall coelon. Hasil
pengamatan morfologi Teripang (H. scabra) terdiri dari feeding tentacle, mouth,
terminal tentacle, dan anus sedangkan hasil pengamatan pada anatomi Teripang (H.
scabra) terdiri dari gonad, madreporic body, calcarius ring, ring canal, cuverian
tubule, respiratory tree dan rectum.
B. Saran

Saran yang bisa diajukan pada praktikum kali ini adalah sebaiknya praktikan
lebih mematuhi aturan yang ada di laboratorium, dan mengikuti arahan dari asisten
dalam melakukan kegiatan. Hal ini dilakukan agar menghindari kesalahan-
kesalahan yang dapat terjadi pada saat praktikum.

Anda mungkin juga menyukai