Abstrak
Echinodermata adalah hewan atau organisme yang tidak bertulang belakang yang
memiliki kulit berduri. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui filum
Echinodermata secara morfologi dan anatomi. Metode pengamatan di lakukan secara
langsung yaitu secara morfologi dapat dilihat dari bentuk tubuh bagian luar, sedangkan
pengamatan secara fisiologi dilakukan dengan cara pembedahan. hasil pengamatan
morfologi Bintang Laut (P. nodosus) terdiri dari pedicellariae, ambulacral spines,
ambulacral groove, mouth, madreporite, dan anus sedangkan hasil pengamatan pada
anatomi Bintang Laut (P. nodosus) terdiri dari gonad, perut, intestine, perut, dan stone
canal. Hasil pengamatan morfologi Bulu Babi (D. antillarum)terdiri dari anus, mulut,
tube feet, dan duri, sedangkan hasil pengamatan pada anatomi Bulu Babi (D.
antillarum) terdiri esophagus, radial canal, ring canal, intestine dan gonad. Hasil
pengamatan morfologi Bintang Ular (O. dentata) terdiri dari mulut, genital slit, ventral
shied, dan dorsal shield, sedangkan hasil pengamatan pada anatomi Bintang Ular (O.
dentata) terdiri dari gonad, ring canal, stomach, polian vesicle, vertebral ossicle, dan
periviscerall coelon. Hasil pengamatan morfologi Teripang (H. scabra) terdiri dari
feeding tentacle, mouth, terminal tentacle, dan anus sedangkan hasil pengamatan pada
anatomi Teripang (H. scabra) terdiri dari gonad, madreporic body, calcarius ring,
ring canal, cuverian tubule, respiratory tree dan rectum.
A. Latar Belakang
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu 17 Desember 2022, pukul 10.00-
12.00 WITA bertempat di Laboratorium Manajemen Sumber Daya Perairan,
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo, Kendari.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu; pisau bedah berfungsi untuk
membedah bahan, baki berfungsi tempat membedah bahan, pinset berfungsi untuk
mengambil objek yang di amati, tisu berfungsi untuk membersihkan alat-alat
praktikum, kertas laminating sebagai tempat untuk meletakkan objek pengamatan,
pensil digunakan untuk menggambar objek pengamatan.
Bahan yang digunakan pada praktikum filum Echinodermata yaitu Bintang
Laut (P. nodosus), Bulu Babi (D. antillarum), Bintang Ular (O. dentata), dan
Teripang (H. scabra) yang digunakan sebagai objek pengamatan, tisu berfungsi
untuk membersihkan alat-alat praktikum serta sunlight berfungsi untuk
membersihkan meja praktikum.
C. Metode Pengamatan
A. Hasil
B. Pembahasan
Hasil pengamatan yang dilakukan pada morfologi Bintang Laut (P. nodosus)
terdiri dari pedicellariae, ambulacral spines, ambulacral groove, mouth,
madreporite, dan anus. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Suryanti, 2015) bahwa
Bintang Laut (Protoreaster nodosus) mempunyai badan relatif tipis. Jika pada bagian
dorsal ditemukan madreporit dan anus maka pada ventral ditemukan mulut serta kaki
tabung (kaki ambulakral) pada setiap lengannya. Madreporit adalah sejenis lubang
yang mempunyai saringan dalam menghubungkan air laut dengan sistem pembuluh
air dan lubang kelamin.
Hasil pengamatan yang dilakukan pada anatomi Bintang Laut (P. nodosus)
terdiri dari gonad, perut, intestine, perut, dan stone canal. Hal ini sesuai dengan
pernyataan bahwa (Hartati et al., 2018) bahwa Bintang Laut (Protoreaster nodosus)
adalah hewan yang mempunyai rongga tubuh sebenarnya dan sistem pencernaan
yang lengkap. Sistem pencernaan terletak di bagian perut. Makanan berupa bahan
organik dan plankton masuk melalui mulut menuju esofagus dan lambung yang
bercabang menuju setiap lengan. Sisa pencernaan akan dikeluarkan melalui anus
yang terdapat pada abora.
Hasil pengamatan yang dilakukan pada morfologi Bulu Babi
(D. antillarum)terdiri dari anus, mulut, tube feet, dan duri. Hal ini sesuai dengan
pernyataan (Suryanti, 2019) bahwa tubuh Bulu Babi (D. antillarum) berbentuk agak
bulat seperti bola dengan cangkang yang keras berkapur dan dipenuhi duri-duri.
Duri-duri terletak berderet dalam garis-garis membujur dan dapat di gerakkan.
Mulut terletak di bawah menghadap ke bawah dan anus terletak diatas menghadap
ke atas di puncak cangkang yang membulat pada Bulu Babi (D. antillarum) kaki
tabung memiliki banyak fungsi. Selain untuk bergerak, kaki tabung juga digunakan
sebagai indera peraba, organ respirasi dan tempat pengeluaran air dari tubuh.
Hasil pengamatan yang dilakukan pada anatomi Bulu Babi
(D. antillarum) terdiri esophagus, radial canal, ring canal, intestine dan gonad. Hal
ini sesuai dengan pernyataan (Suryanti, et al., 2020) bahwa anatomi Bulu Babi
(D. antillarum) terdiri dari sistem pencernaan yang di dalamnya terdapat lima
bagian utama yaitu mulut, kerongkongan, lambung, dan usus, tersusun melingkari
Lentera Aristoteles. Lentera Aristoteles merupakan suatu organ yang terdiri atas
gigi/rahang, tulang serta otot.
Hasil pengamatan yang dilakukan pada morfologi Bintang Ular
(O. dentata) terdiri dari mulut, genital slit, ventral shied, dan dorsal shield. Hal ini
sesuai dengan pernyataan (Muyassaroh, 2020) bahwa mulut dan madrepoditnya
terdapat di permukaal oral. Tubuh berbentuk cakram, yang dilindungi oleh
cangkang kapur berbentuk keeping (ossicle) dan dilapisi dengan granula dan duri.
Bintang Ular (O. dentata) memiliki karakteristik tubuh berbentuk simetri sradial
pentamerous (tubuh yang dibagi lima bagian tersusun mengelilingi sumbu pusat)
dengan permukaan tubuh yang dipenuhi duri-duri kecil yang berbentuk tumpul dan
pendek. Pada saat larva, tubuh ophiruidea berbentuk bilateral simetris.
Hasil pengamatan yang dilakukan pada anatomi Bintang Ular
(O. dentata) terdiri dari gonad, ring canal, stomach, polian vesicle, vertebral
ossicle, dan periviscerall coelon. Hal ini sesuai dengan pernyataan
(Muyassaroh, 2020) Bintang Ular (O. dentata) memiliki lima rahang dan tidak
memiliki usus maupun anus. Sistem pernapasan meliputi pertukaran udara dan
eksresi dilakukan oleh 5 pasang kantong kecil yang bercelah di sekitar mulut
disebut bursae slit dan alat ini berhubungan dengan saluran alat reproduksi (gonad).
Sistem pencernaan Bintang Ular (O. dentata) berada di perut. Alat alat pencernaan
makanan terdapat dalam bola cakram, dimulai dari mulut yang terletak di pusat
tubuh kemudian lambung yang berbentuk kantong.
Hasil pengamatan yang dilakukan pada morfologi Teripang (H. scabra)
terdiri dari feeding tentacle, mouth, terminal tentacle, dan anus. Hal ini sesuai
dengan pernyataan (Elvidasari et al., 2012) bahwa pada permukaan tubuh Teripang
(H. scabra) terdapat lima baris kaki tabung (tube feet) yang tersusun radier dari
mulut ke arah anus. Tiga baris kaki tabung terdapat pada sisi tubuh ventral dan dua
baris yang lain pada sisi dorsal. Kaki-kaki tabung pada sisi ventral disebut juga
trivium yang berfungsi sebagai organ penggerak (locomotory organ), sedangkan
dua baris di sisi dorsal disebut juga bivium yang berfungsi sebagai alat respirasi dan
sebagai saraf penerima. Bivium dan trivium ini pada Teripang (H. scabra) berupa
bintil-bintil atau papila berwarna abu-abu dan dikelilingi lingkaran kecil berwarna
abu-abu pula. Mulut dan anus teripang pasir terletak pada poros yang berlawanan,
yaitu mulut di bagian anterior dan anus pada bagian posterior.
Hasil pengamatan yang dilakukan pada anatomi Teripang (H. scabra)
terdiri dari gonad, madreporic body, calcarius ring, ring canal, cuverian tubule,
respiratory tree dan rectum. Hal ini sesuai pernyataan (Sugama et al., 2019) bahwa
Teripang (H. scabra) mempunyai cara untuk melindungi diri dari predatornya
dengan mengeluarkan racun dari kulitnya (Saponin), melepaskan benang-benang
lengket (cuverian tubule) atau melakukan eviserasi, yaitu suatu reaksi yang
melepaskan organ-organ dalamnya, termasuk pohon respirasi, usus dan gonad
melalui anusnya. Pada saat stress karena lingkungan hidup yang tidak baik atau ada
ancaman predator Teripang (H. scabra) melakukan eviserasi. Teripang (H. scabra)
dapat mengeras secara temporer (sementara) apabila dipegang, yang disebabkan
oleh cross-linking protein pada dinding tubuh akibat aktivitas sistem syarafnya.
Saluran pencernaan berbentuk bulat panjang terbentang dalam rongga tubuh. Faring
merupakan penghubung mulut dan lambung dikelilingi oleh cincin oral (calcareous
oral ring) yang melingkar yang terdiri dari 10 lempengan berkapur. Setelah faring
terdapat esofagus yang pendek berhubungan dengan lambung. Setelah penyempitan
lambung akan berlanjut ke usus (intestine). Organ respirasi pada teripang pasir
disebut pohon respirasi (respiratory trees) yang terletak di bagian posterior,
berpangkal pada kloaka, membentuk dua percabangan dan memanjang ke arah
rongga tubuh bahkan sering juga sampai ke pharyngeal bulb.
IV. PENUTUP
A. Simpulan
Saran yang bisa diajukan pada praktikum kali ini adalah sebaiknya praktikan
lebih mematuhi aturan yang ada di laboratorium, dan mengikuti arahan dari asisten
dalam melakukan kegiatan. Hal ini dilakukan agar menghindari kesalahan-
kesalahan yang dapat terjadi pada saat praktikum.