Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI VERTEBRATA

“AMPHIBI”

Disusun Oleh:

Nama : Deni Saputra

NPM : A1D019050

Kelompok : 5 (Lima)

Pertemuan Ke : 2 (Dua)

Dosen Pengampu : 1. Alif Yanuar Zukmadini, M.Pd

2. Irwandi Ansori, M.Si

Asisten Praktikum : 1. Khofifah Dwi Utami (A1D018010)

2. Anggie Yovita Maharani (A1D018022)

3. Tri Irama Setiadi (A1D018029)

4. Tri Irama Setiadi (A1D018029)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2020
I. Latar Belakang
Ampibia merupakan salah satu kelas dari sub-fitum vertebrata. Ampibia
berasal dari bahasa yunani, yaitu amphi yang berarti rangkap dan bios yang berarti
hidup. Amphibia merupakan kelompok hewan yang mempunyai fse kehidupan di
air dan di darat. Amphibia terdiri dari empat ordo yaitu ordo uredela, ordo apoda,
ordo anura, dan ordo proanura. Tapi sekarang ini ordo proanura sudah dinyatakan
punah, dan meninggalkan 3 ordo yang tersisa.
Pratikum kali ini akan mempelajari ciri-ciri amphibi untuk diidentifikasi.
Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang sangat tinggi, tidak
tertutupi rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Salah satu contoh yang
paling dikenal pada kelas ini adalah katak.
Dalam kehidupan sehari-hari amphibi seperti katak atau kodok biasa
dimaanfaatkan masyarakat sebagai umpan pancingan. amphibi memiliki dua alat
pernapasan yaitu dengan menggunakan paru-paru pada saat berada di daratan dan
dengan menggunakan kulitnya pada keadaan basah (pada saat berada dalam air).
Kulit katak bersifat permiabel terhadap air dan gas, serta kaya akan persediaan
pembuluh darah. Adanya dua alat pernapasan ini disebabkan karena faktor
lingkungan hidupnya.

II. Tujuan
Mempelajari ciri-ciri amphibi untuk identifikasi

III. Tinjauan Pustaka


Amphibia umumnya didefinisikan sebagai kata hewan bertulang belakang
yang hidup didua alam, yakni di air dan di laut. Amphibia bertelur di air atau
menyimpan telur di tempat lembab dan basah. Ketika menetes, larvanya dikatakan
berudu yang hidup di air atau ditempat basah tersebut dan bernafas dengn insang.
Setelah beberapa lama berudu kemudian berubah bentuk menjadi katak dewasa
yang umumnya hidup di darat atau ditempat yang lebih kering dan bernafas
dengan paru-paru (Djuanda, 1982).
Amphibia merupakan hewan vertebrata pertama yang hidup di darat
diikuti oleh Reptil, Burung dan Mammalia. Amphibia dikelompokan kedalam
empat Ordo yaitu Gymnophiona (Caecilians), Trachystomata (Sirens), Caudata
dan Anura (Frogs dan Toads). Sementara ahli lain membagi amphibi kedalam tiga
ordo meliputi Gymnophiona (Caecilians), Caudata (Salamanders) dan Anura
(Frogs dan Toads). (Radio, Poetra.1985).
Amphibi adalah salah satu hewan bertulang belakang (vertebrata)
yang suhu tubuhnya tergantung pada suhu lingkungan, mempunyai kulit licin
dan berkelenjar . Amphibi terdiri dari tiga ordo, yaitu Caecilia, Caudata dan
Anura. Anura merupakan ordo yang biasa dikenal dengan istilah katak atau
kodok (Addada dkk 2015:349).

Amfibi merupakan hewan berdarah dingin yang hidup di 2 habitat, yaitu


perairan dan daratan. Amfibi memiliki kelembaban kulit yang tinggi sehingga
kulitnya relatif licin. Kata amfibi berasal dari kata “amphi” yang berarti ganda dan
“bios” yang berarti hidup. Amfibi didefinisikan sebagai hewan-hewan yang dapat
hidup di dua habitat, terdapat 5.359 jenis amphibi yang terbagi atas bangsa yaitu
caudata ,anura dan gymnophiona. Umumnya ordo anura memiliki siklus
kehidupan yang mengalami metamorfosis (Winarni, 2009).

Amphibi merupakan perintis vertebrata daratan. Paru-paru dan tulang


anggota tubuh, yang mereka warisi dari moyang krosopterigia, memberikan sarana
untuk lokomosi dan bernapas di udara. Atrium kedua dalam jantung
memungkinkan darah yang mengandung oksigen langsung kembali ke dalamnya
untuk dipompa ke seluruh badan dengan tekanan yang penuh. Sementara
percampuran darah yang mengandung oksigen dengan darah yang kurang
mengandung oksigen terjadi dalam vertikel tunggal, jantung yang beruang tiga itu
agaknya memberikan peningkatan yang berarti dalam efisiensi peredaran dan
dengan demikian meningkatkan kemampuan untuk mengatasi lingkungan daratan
yang keras dan lebih banyak berubah-ubah (Astuti, 2010).

Amphibia adalah vertebrata yang secara tipikal dapat hidup baik dalam air
tawar (tak ada yang di air laut) dan di darat. Sebagian besar mengalami
metamorfosis dari berudu (akuatis dan bernapas dengan insang) ke dewasa
(ampfibius dan bernapas dengan paru-paru),namun beberapa jenis amfhibia tetap
mempunyai insang selama hidupnya. Jenis-jenis yang sekarang ada tidak
mempunyai sisik luar, kulit biasanya tipis dan basah. Ada 3 bangsa dalam kelas
amphibian, yaitu Ordo Caudata (Urodela), adalah amphibia yang pada bentuk
dewasa mempunyai ekor. Tubuhnya berbentuk seperti bengkarung (kadal).
Beberapa jenis yang dewasa tetap mempunyai insang, sedang jenis-jenis lain
insangnya hilang, Ordo Salienta (Anura), pandai melompat, pada hewan dewasa
tidak ada ekor. Hewan dewasa bernapas dengan paru-paru. Kaki dan skeleton
sabuk tumbuh baik. Fertilisasi eksternal. Ordo Apoda (Gymnophiana), tengkorak
kompak, banyak vertebrae, rusuk panjang, kulit lunak dan menghasilkan cairan
yang merangsang. Antara mata dan hidung ada tentakel yang dapat ditonjolkan
keluar. Banyak amphibia memperlihatkan prilaku sosial yang kompleks dan
beraneka ragam, khususnya selama musim kawin. Katak umumnya merupakan
makhluk yang diam, tetapi banyak spesies mengeluarkan suara-suaru untuk
memanggil pasangan kawin selama musim kawin. Jantan bias bersuara keras
untuk mempertahankan daerah kawin atau menarik betina (Campbell, 1999).

Yang termasuk kategori Anura adalah katak dan kodok. Katak dikenal
dengan tubuhyang khas, mempunyai empat kaki, mata yang cenderung besar,
leher tidak jelas dan tidak memiliki ekor. Kaki belakang katak lebih
panjang daripada kaki depan, yang digunakanuntuk melompat agar terhindar
dari pemangsa .Amphibi hidup di habitat aquatic dan teresterial, habitat
aquatik meliputi sungai sedangkan habitat teresterial meliputi kebun
masyarakat. Penyebaran anura sangat luas seperti di pepohonan,
disepanjang aliran sungai dan pemukiman penduduk (Anisa dkk.2018:37)

Amphibia merupakan tetrapoda atau vetebrata darat yang paling rendah.


Amphibia. Tidak diragukan lagi berasal dari satu nenek moyang dengan ikan;
mungkin hal itu terjadi pada zaman devon. Transisi dari air ke darat tampak pada,
modifikasi tubuh untuk berjalan di darat, disamping masih memiliki kemampuan
berenang di air, tumbuhnya kaki, sebagai pengganti beberapa pasang sirip,
merubah kulit hingga memungkinkan menghadapi suasana udara, pengganti
insang oleh paru-paru (Jasin, 1992).

Amphibi hidup dengan dua habitat yaitu di habitat darat dan habitat air.
Termasuk hewan poikoloterm (berdarah dingin). Pembagian tubuh terdiri atas
kepala dan badan atau kepala, badan, dan ekor. Kulit lembap berlendir, terdiri dari
dermis dan epidermis. Warna kulit bermacam-macam karena adanya pigmen di
dalam dermis (biru, hijau, hitam, coklat, merah, dan kuning) tepat dibawah
epidermis. Mempunyai dua lubang hidung yang berhubungan dengan rongga
mulut. Penghubung antara rongga hidung dan rongga mulut disebut koane, di
kanan kiri tulang vomer yang berbentuk V, penghubung antara rongga mulut
dengan rongga telinga disebut Eustachius. Endokskeleton mempunyai kolumna
vertebralis (ruas tulang belakang). Terdapat sepasang rahang, gigi, lidah, dan
langit-langit (Yudha, 2014).

IV. Alat dan Bahan


a. Alat
 Penggaris
 Nampan
 Alat bedah
 Baki bedah
 Pinset
 Kapas
 Toples alat pembius
 Kloroform

b. Bahan
 Bangkong kolong (Bufo Melanostictus)
 Katak sawah (Fajervarya cancrivora)
 Kodok batu (Polypedates macrodon)
 Katak pohon (polypedates leucomystax)
 Salamander punggung merah (Plethodon cinereus)

V. Langkah Kerja
1) Masing-masing objek diletakan diatas bak bedah.
2) Diambil gambar dengan cara difoto.
3) Dilakukan pengukuran dengan penggaris dan perhitungan karakter
morfometrik yaitu ukuran badan dan diamati.
4) Ditentukan bentuk kulit serta anatomi dari objek dan diamati.
5) Ditentukan bagian mulut depan dari objek dan diamati.
6) Ditentukan bentuk kaki pada objek dan diamati.
7) Digambar hasil pengamatan dari masing-masing objek.

a.MengamatiMorfometri
 Diukur panjang total (pengukuran dilkukan dari jung mulut hingga
ujung kaki belakang).

 Diukur panjang baku (pengukuran dilakukan dari ujung mulut hingga


pangkal kaki belakang).

 Diukurpanjangkepala

 Diukur lebar mata

 Diukur panjang kaki depan

 Diukur panjang kaki belakang

b.MengamatiMorfologi

 Diamati rongga mulut

 Diamati bentuk kaki belakang

c.MengamatiAnantomi
 Sebelum dibedah,objek diberi larutan kloroform.

 Diletakan katak pada papan bedah.

 Direntangkan tangan dan kaki katak Disayat bagian perut katak


dengan gunting dan pisau bedah.

 Diamati dan disebutkan bagian-bagian yang ditunjuk

VI. Hasil
a. Tabel Hasil Pengamatan
b. Kunci Determinasi
1) a. Memiliki ekol.
b. tidak memiliki ekor
2) a. Kedua rahang tidak bergigi.
b. rahang atas bergigi.
3) a. Ruas tulang jari terujung tidak berbentuk cakar.
b. Ruas tulang jari terujung tidak cakar.
4) a. alur supra timpatan tipis , tidak ada lipatan tarsal.
b. alur supra timpatan tebal, jari-jari kaki hampir seluruh berselaput
5) a. Ada ponjolan metatarsal
b. tidak ada penonjolan metatarsal terluar, punggung dengan lipatan
longitunginal.
6) a. Ada empat garis melintang pada bagian dorsal dan lateral.
7) b. tidak ada empat garis melintang pada bagian dorsal dan lateral.
8) a.sternum berupa batang tulang yang meruncing, ada gigi volmer,
femur licin.
9) b. sternum dari tulang rawan, tidak ada gigi volmer, ventral femur
berbintik-bintik..

Bangkong kolong (Bufo Melanostictus) 1b, 2a, 3a, 4a

Katak sawah (Fajervarya cancrivora) 1b, 3a, 5b, 7a

Kodok batu (Polypedates macrodon) 1b, 2a

Katak pohon (polypedates leucomystax) 1b, 2b, 6a

Salamander punggung merah (Plethodon cinereus) 1a

VII. Pembahasan
Amphibia umumnya didefinisikan sebagai kata hewan bertulang belakang
yang hidup didua alam, yakni di air dan di laut. Amphibia bertelur di air atau
menyimpan telur di tempat lembab dan basah. Ketika menetes, larvanya dikatakan
berudu yang hidup di air atau ditempat basah tersebut dan bernafas dengn insang.
Setelah beberapa lama berudu kemudian berubah bentuk menjadi katak dewasa yang
umumnya hidup di darat atau ditempat yang lebih kering dan bernafas dengan paru-
paru (Djuanda, 1982).
Amphibi adalah salah satu hewan bertulang belakang (vertebrata)
yang suhu tubuhnya tergantung pada suhu lingkungan, mempunyai kulit licin dan
berkelenjar . Amphibi terdiri dari tiga ordo, yaitu Caecilia, Caudata dan Anura.
Anura merupakan ordo yang biasa dikenal dengan istilah katak atau kodok
(Addada dkk 2015:349).

 Bangkong kolong (Bufo Melanostictus).


Bangkong kolong atau disebut dengan nama latin Bufo Melanostictus. Dari
pengamatan morfologi yang telah dilakukan dapat diketahui kalau Bufo Melanostictus
ini Memiliki memiliki tubuh yanng terdiri dari mulut, mata, timpani, jari, tungkai depan,
punggung, perut, tungkai belakang dan kloaka.
Dari percobaaan yang telah dilakukan terhadap pengamatan anatomi Bufo
Melanostictus dapat diketahui kalau bagian dalam hewan inintersusun dari: anus,
ventrikus, restum, ovs, duedenum,virica fellea.
Dari pengamatan mofometri yang telah dilakukan dapat diketahui kalau Bufo
Melanostictus ini memiliki panjang total 13,5 cm, panjang baku 6 cm, panjang kepala
3 cm, panjang/lebar mata 1 cm, pajang kaki depan 4, 5 cm dan panjang kaki belakang
7,5 cm.

Dari pengamatan ciri ciri yang telah dilakukan dapat diketahui kalau Bufo
Melanostictus memiliki warna telapak tangan dan kaki yang hitam atau kehitaman, tidak
memiliki selaput renang, atau kaki dengan selaput renang yang pendek . pada sisi bawah
tubuhnya bewarna putih keabu-abuan , berbintik-bintik yang agak kasar hewan jantan Bufo
Melanostictus pada umumnya dengan kusam kemerahan.

Setelah melakukan pengamatan Bufo Melanostictus pada bagian mulut depan


dapat diketahui kalau mulut depannya tersusun dari keretan ggi lubang hidung di
rongga mulut, lidah dan pelekatan lidah atau mandibula

Pengamatan tepi ujung kaki pada Bufo Melanostictus, diketahui kalau tepi
ujung kaki nya tersusun dari tulang jari dan selaput tipis.

Bufo Melanostictus memiliki habitat hidup di tempat yang lembab dan dekat
dengan air, adapun klasifikasi dari Bufo Melanostictus sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Amphibia

Ordo : Anura
Famil : Bufonidae

Genus : Bufo

Spesies : Bufomelanostictus

 Katak sawah (Fajervarya cancrivora)


Katak sawah atau dengan nama latin Fajervarya cancrivor. Dari pengamatan
morfologi yang telah dilakukan dapat diketahui kalau Fajervarya cancrivor tersusun
dari mulu, hidung mata, timpani, punggung, perut, kaki belakang, kloaka, kaki depan,
selaput atau kaki berselaput dan jari-jari.
Setelah dilakukan pengamatan pada Fajervarya cancrivor terhadap
pengamatan morfometri dapat diketahui kalau Fajervarya cancrivor ini memiliki
panjang total 9,5 cm, panjang baku 4 cm, panjang kepala 2 cm, panjang/lebar mata 0,5
cm, pajang kaki depan 2 cm dan panjang kaki belakang 6 cm.
Pengamatan ciri-ciri pada Fajervarya cancrivor dapat diketahui kalau
Fajervarya cancrivor memiliki badan yang bersatu dengan badan , tidak mempunyai
leher dan tungkai yang berkembang biak. Tungkai belakangnya lebih besar daripada
tungkai depan, hal ini mendudukung pergerakannyadengan melompat dan tidak
mempunyai ekor.
Pengamatan bagian mulut depan Fajervarya cancrivor dapat diketahui kalau
mulut Fajervarya cancrivor tersusun dari dantes dan ligula. Dan memiliki ujung jari
selaput tipis dan tulang jari.
Fajervarya cancrivor banyak dijumpai di rawa, parit, sunp•ai, kolam, sawah,
padang rumput, tep•alan dan genang air. Kondisi ideal untuk habitat katak yaitu
terdapat air dengan aliran air yang tidak bergerak cepat dan banyak batu atau batang di
tempat tersebut sebagai tempat betelurAdapun klasifikasi dari Fajervarya cancrivor
yaitu sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Family : Ranidae
Genus :Rana
Spesies : Fajervarya cancrivora

 Kodok batu (Polypedates macrodon)


Kodok batu atau dengan nama latin Polypedates macrodon Setelah melakukan
pengamatan pada morfologinya dapat diketahui kalau Kodok batu Polypedates
macrodon memiliki mulu, hidung, mata, timpani,punggung perut bintik, tungkai depan
dan jari-jaei dan tungkai belakang
Dari pengamatan mofometri yang telah dilakukan dapat diketahui kalau
Polypedates macrodon ini memiliki panjang total 12 cm, panjang baku 6 cm, panjang
kepala 2 cm, panjang/lebar mata 1 cm, pajang kaki depan 2 cm dan panjang kaki
belakang 9,7 cm.
Pengamatan ciri-ciri Polypedates macrodon yang telah dilakukan diketahui
klau Polypedates macrodon ini memiliki tektur kulit halus namun terdapat bintik-
bintik kecil yang tersebar, dibelakang matanya juga terdapat bintik kecil, memiliki
kepala yang panjang dan melebar, memiliki jari jari yang besar dan jelas dan pada
ujung jaro-jari kaki melebar.
Setelah melakukan Pengamatan mulut depan pada Polypedates macrodon,
diketahui kalau mulut Polypedates macrodon ini tersusun dari deretan gigi, lidah,
lubang hidung dan mandibula.kakinya terdiri dari tulang jari.
Habitat Jenis ini ditemukan mulai daerah dataran rendah sampai pegunungan;
Hidupdi sepanjanp• sunp•ai atau selokan dengan air yanp• bersih. Jenis ini aktif malam
hari (nokturnal) dan umumnya dijumpai di atas tanah terestrial Adapun klasifikasi
dari Polypedates macrodon sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Family : Ranidae
Genus : Polypedates
Spesies : Polypedates macrodon

 Katak pohon (polypedates leucomystax)


Tampilan Umum Ukuran tubuh termasuk kecil sampai sedang (jantan dewasa
berkisar antara). Jari tangan dan kaki berselaput sepenuhnya sampai ke pirinpan.
Ukuran Jantan dewasa 45 mm — 52 mm, betina 55 mm 57 mm. Tekstur Kulit
Permukaan punggung halus; Pada bagian perut juga bapian bawah kaki berbintil kasar.
Warna tubuh hijau. pada bagian sampinp, tanpan dan kaki berwarna kuning atau
oranye. Selaput kaki berwarna hitam. Katak muda berwarna hijau keabu-abuan dan
dipenuhi dengan bintil-bintil gelap dan kecil.adapun klasifikasi dari polypedates
leucomystax yaitu sebagai berikut
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Family : Rhacophoridae
Genus : Polypedates
Spesies : Polypedates leucomystax

Habitat Jenis katak ini umumnya ditemukan hidup di dalam hutan primer
dataran rendah sampai pegunungan rendah (ketingpian di atas 250 m.dpl — 1.200
m.dp1.). Sering pula ditemukan hidup di sekitar hunian manusia. Katak ini aktif pada
inalam hari (nocturnal) dan umuinnya hidup di pepohonan (arboreal).

 Salamander punggung merah (Plethodon cinereus)


Salamander adalah hewan vertebrata yang hidup di air dan di darat (Amphibi)
yang tergolong ke dalam kelas amphibi yang berekor dan berkaki (Caudata/Urodela).
Salamander termasuk hewan karnivor, makanannya berupa invertebrata kecil, seperti
serangga, siput, keong kecil, maupun cacing. Para peneliti Kanada telah berhasil
menemukan Frogmander (berasal dari kata Frog dan Salamander), fosil yang berusia
290 juta tahun.
Morfologi dari salamander terdiri dari 4 bagian yaitu Caput (Kepala), Truncus
(Badan), Cauda (Ekor) Ekstermitas (Alat pergerakan). Dimana bagian ekstermitas dari
salamander terbagi dua yaitu ekstermitas anterior (alat pergerakan bagian depan) dan
ekstermitas posterior (alat pergerakan bagian belakang).

Salamander punggung merah (Plethodon cinereus) adalah salamander hutan


kecil. Hewan ini mendiami lereng berhutan di Amerika Utara sisi timur; yaitu ke barat
hingga Missouri; selatan hingga Carolina Utara; dan utara dari Quebec bagian selatan
dan Provinsi Maritimes di Kanada hingga Minnesota.Hewan ini juga dikenal sebagai
Salamander punggung merah utara untuk membedakannya dari Salamander punggung
merah selatan (P. serratus). Salamander punggung merah ditemukan banyak
ditemukan dalam dua variasi. Hewan ini mendiami lereng berhutan di Amerika
Utara sisi timur; yaitu ke barat hingga Missouri; selatan hingga Carolina Utara; dan
utara dari Quebec bagian selatan dan ProvinsiMaritimes di Kanada hingga Minnesota.
adapun klasifikasi dari Salamander punggung merah yaitu sebagai berikut :
Kingdim : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Caudata
Famili : Plethodontidae
Genus : Plethodon
Spesies : Plethodon cinereus

 Perbedaan Katak dan Kodok


 Kulit.
Katak: katak meiniliki kulit yang halus dan cenderung lembap.
Selain itu, kulit katak berlendir. Warna kulit katak lebih bervariasi, mulai
hijau Zaitun, kuning, abu-abu, hingga cokelat.
Kodok: kulit kodok pada umumnya kasar, berbintil-bintil dan
kering. Karena itu, kodok dapat bertahan lebih lama di tempat yang•
kerinp•. Kulit kodok biasanya berwarna cokelat.
 Bentuk Telur
Katak: saat inusini kawin, telur katak bergerombol seperti
anggur. Biasanya beberapa katak betina membawa telur-telur di
punggung dan ineninggalkan kecebong setelah lahir.
Kodok: bentuk telur kodok memanjang, mirip rantai, dan
diletakkan di tanaman air. Kodok tidak meninggalkan anak-anaknya
meski sudah menjadi kecebong.
 Cara Bergerah
Katak: melompat dan jarang merangkak. Lompatan katak bisa lebih
panjang dari tubuhnya.
Kodok: Biasanya kodok bergerak dengan merangkak. Jika
melompat, lompatannya lebih pendek dari panjang tubuhnya.

VIII. Kesimpulan
Hewan amphibi merupaka hewan yang berdarah dingin, bisa hidup di dua alam
yaitu di air dan darat. Pada pratikum kalai ini kami melakukan pengamatan pada
hewan amphibi diantarnya yaitu : Bangkong kolong (Bufo Melanostictus), Katak
sawah (Fajervarya cancrivora), Kodok batu (Polypedates macrodon) ,Katak pohon
(polypedates leucomystax) dan Salamander punggung merah (Plethodon
cinereus).hewan-hewan amphibi ini memiliki ciri-ciri dan keunukan masing-masing
namun mereka memiliki persaman cara bernapas yaitu dengan menggunakan paru-
paru dan kulit.

IX. Saran

Sebelum pratikum sebaiknya kita sudah mencari riverensi tentang materi yang
akan di pratikumkan agar lebih memudahkan kita saat pratikum, praktikum ini, juga
memerlukan ketelitian mata dalam melihat hasil pengamatan dan kelincahan kita
dalam mengoperasikan alat yang akan digunakan dalam pratikum, contohnya mistar
atau penggaris yang berguna untuk mengukur bagian-bagian dari tubuh amphibi.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Dwi dan Kurniati, Hellen. 2010. Keragaman Genetika Amphibi Kodok (Rana
nicobariensis) di Ekology Park, Cibinong Berdasarkan Sekuen DNA dari Mitokondria
d-loop. Jurnal Biologi Indonesia, Vol. 6 (3) : 405-414. (Diakses pada tanggal 6
desember 2020).

Addada dkk. 2015. Variasi Morfologi Katak Pohon Bergaris Polypedatesleucomystax


Gravenhorst, 1829 (Anura; Rhacophoridae) di Sumatera Barat. Online Jurnal of
Natural ScienceVol 4(3) :348-354. ISSN: 2338-0950.Hal:349 (Diakses pada tanggal 6
desember 2020).

Anisa dkk .2018. Jenis-Jenis Katak (Amphibi: Anura)Di Desa Suka Maju Kecamatan Tambusai
Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Jurnal Sains dan Teknologi. ISSN: 2085-8019 (p),
2580-278X (e) . Hal 37. 9. (Diakses pada tanggal 6 desember 2020).

Campbell.Neil A.1999. Biologi edisi kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Djuanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I. Bandung: Amico.

Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Vertebrata. Jakarta: Sinar Wijaya.

Radio, Poetra.1985. Zoology . Jakarta : Erlangga.

Winarni, susi. 2009. Diklat Anatomi Hewan. Semarang: IAIN Walisongo Semarang

Yudha, Satria Donan dkk. 2015. Keanekaragaman Jenis Katak dan Kodok (Ordo Anura) di
Sepanjang Sunagi Opak Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Biologi, Vol.
18 (2) : 52-59. (Diakses pada tanggal 6 desember 2020).
Lampiran

1. Foto percobaan

Foto pengamatan mulut foto pengamatan jari dan bagian


kepala

Foto pengamatan kaki foto pengukuran

Foto pengamatan anatomi

2. Laporan sementara

Anda mungkin juga menyukai