“AMPHIBI”
Disusun Oleh:
NPM : A1D019050
Kelompok : 5 (Lima)
Pertemuan Ke : 2 (Dua)
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
I. Latar Belakang
Ampibia merupakan salah satu kelas dari sub-fitum vertebrata. Ampibia
berasal dari bahasa yunani, yaitu amphi yang berarti rangkap dan bios yang berarti
hidup. Amphibia merupakan kelompok hewan yang mempunyai fse kehidupan di
air dan di darat. Amphibia terdiri dari empat ordo yaitu ordo uredela, ordo apoda,
ordo anura, dan ordo proanura. Tapi sekarang ini ordo proanura sudah dinyatakan
punah, dan meninggalkan 3 ordo yang tersisa.
Pratikum kali ini akan mempelajari ciri-ciri amphibi untuk diidentifikasi.
Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang sangat tinggi, tidak
tertutupi rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Salah satu contoh yang
paling dikenal pada kelas ini adalah katak.
Dalam kehidupan sehari-hari amphibi seperti katak atau kodok biasa
dimaanfaatkan masyarakat sebagai umpan pancingan. amphibi memiliki dua alat
pernapasan yaitu dengan menggunakan paru-paru pada saat berada di daratan dan
dengan menggunakan kulitnya pada keadaan basah (pada saat berada dalam air).
Kulit katak bersifat permiabel terhadap air dan gas, serta kaya akan persediaan
pembuluh darah. Adanya dua alat pernapasan ini disebabkan karena faktor
lingkungan hidupnya.
II. Tujuan
Mempelajari ciri-ciri amphibi untuk identifikasi
Amphibia adalah vertebrata yang secara tipikal dapat hidup baik dalam air
tawar (tak ada yang di air laut) dan di darat. Sebagian besar mengalami
metamorfosis dari berudu (akuatis dan bernapas dengan insang) ke dewasa
(ampfibius dan bernapas dengan paru-paru),namun beberapa jenis amfhibia tetap
mempunyai insang selama hidupnya. Jenis-jenis yang sekarang ada tidak
mempunyai sisik luar, kulit biasanya tipis dan basah. Ada 3 bangsa dalam kelas
amphibian, yaitu Ordo Caudata (Urodela), adalah amphibia yang pada bentuk
dewasa mempunyai ekor. Tubuhnya berbentuk seperti bengkarung (kadal).
Beberapa jenis yang dewasa tetap mempunyai insang, sedang jenis-jenis lain
insangnya hilang, Ordo Salienta (Anura), pandai melompat, pada hewan dewasa
tidak ada ekor. Hewan dewasa bernapas dengan paru-paru. Kaki dan skeleton
sabuk tumbuh baik. Fertilisasi eksternal. Ordo Apoda (Gymnophiana), tengkorak
kompak, banyak vertebrae, rusuk panjang, kulit lunak dan menghasilkan cairan
yang merangsang. Antara mata dan hidung ada tentakel yang dapat ditonjolkan
keluar. Banyak amphibia memperlihatkan prilaku sosial yang kompleks dan
beraneka ragam, khususnya selama musim kawin. Katak umumnya merupakan
makhluk yang diam, tetapi banyak spesies mengeluarkan suara-suaru untuk
memanggil pasangan kawin selama musim kawin. Jantan bias bersuara keras
untuk mempertahankan daerah kawin atau menarik betina (Campbell, 1999).
Yang termasuk kategori Anura adalah katak dan kodok. Katak dikenal
dengan tubuhyang khas, mempunyai empat kaki, mata yang cenderung besar,
leher tidak jelas dan tidak memiliki ekor. Kaki belakang katak lebih
panjang daripada kaki depan, yang digunakanuntuk melompat agar terhindar
dari pemangsa .Amphibi hidup di habitat aquatic dan teresterial, habitat
aquatik meliputi sungai sedangkan habitat teresterial meliputi kebun
masyarakat. Penyebaran anura sangat luas seperti di pepohonan,
disepanjang aliran sungai dan pemukiman penduduk (Anisa dkk.2018:37)
Amphibi hidup dengan dua habitat yaitu di habitat darat dan habitat air.
Termasuk hewan poikoloterm (berdarah dingin). Pembagian tubuh terdiri atas
kepala dan badan atau kepala, badan, dan ekor. Kulit lembap berlendir, terdiri dari
dermis dan epidermis. Warna kulit bermacam-macam karena adanya pigmen di
dalam dermis (biru, hijau, hitam, coklat, merah, dan kuning) tepat dibawah
epidermis. Mempunyai dua lubang hidung yang berhubungan dengan rongga
mulut. Penghubung antara rongga hidung dan rongga mulut disebut koane, di
kanan kiri tulang vomer yang berbentuk V, penghubung antara rongga mulut
dengan rongga telinga disebut Eustachius. Endokskeleton mempunyai kolumna
vertebralis (ruas tulang belakang). Terdapat sepasang rahang, gigi, lidah, dan
langit-langit (Yudha, 2014).
b. Bahan
Bangkong kolong (Bufo Melanostictus)
Katak sawah (Fajervarya cancrivora)
Kodok batu (Polypedates macrodon)
Katak pohon (polypedates leucomystax)
Salamander punggung merah (Plethodon cinereus)
V. Langkah Kerja
1) Masing-masing objek diletakan diatas bak bedah.
2) Diambil gambar dengan cara difoto.
3) Dilakukan pengukuran dengan penggaris dan perhitungan karakter
morfometrik yaitu ukuran badan dan diamati.
4) Ditentukan bentuk kulit serta anatomi dari objek dan diamati.
5) Ditentukan bagian mulut depan dari objek dan diamati.
6) Ditentukan bentuk kaki pada objek dan diamati.
7) Digambar hasil pengamatan dari masing-masing objek.
a.MengamatiMorfometri
Diukur panjang total (pengukuran dilkukan dari jung mulut hingga
ujung kaki belakang).
Diukurpanjangkepala
b.MengamatiMorfologi
c.MengamatiAnantomi
Sebelum dibedah,objek diberi larutan kloroform.
VI. Hasil
a. Tabel Hasil Pengamatan
b. Kunci Determinasi
1) a. Memiliki ekol.
b. tidak memiliki ekor
2) a. Kedua rahang tidak bergigi.
b. rahang atas bergigi.
3) a. Ruas tulang jari terujung tidak berbentuk cakar.
b. Ruas tulang jari terujung tidak cakar.
4) a. alur supra timpatan tipis , tidak ada lipatan tarsal.
b. alur supra timpatan tebal, jari-jari kaki hampir seluruh berselaput
5) a. Ada ponjolan metatarsal
b. tidak ada penonjolan metatarsal terluar, punggung dengan lipatan
longitunginal.
6) a. Ada empat garis melintang pada bagian dorsal dan lateral.
7) b. tidak ada empat garis melintang pada bagian dorsal dan lateral.
8) a.sternum berupa batang tulang yang meruncing, ada gigi volmer,
femur licin.
9) b. sternum dari tulang rawan, tidak ada gigi volmer, ventral femur
berbintik-bintik..
VII. Pembahasan
Amphibia umumnya didefinisikan sebagai kata hewan bertulang belakang
yang hidup didua alam, yakni di air dan di laut. Amphibia bertelur di air atau
menyimpan telur di tempat lembab dan basah. Ketika menetes, larvanya dikatakan
berudu yang hidup di air atau ditempat basah tersebut dan bernafas dengn insang.
Setelah beberapa lama berudu kemudian berubah bentuk menjadi katak dewasa yang
umumnya hidup di darat atau ditempat yang lebih kering dan bernafas dengan paru-
paru (Djuanda, 1982).
Amphibi adalah salah satu hewan bertulang belakang (vertebrata)
yang suhu tubuhnya tergantung pada suhu lingkungan, mempunyai kulit licin dan
berkelenjar . Amphibi terdiri dari tiga ordo, yaitu Caecilia, Caudata dan Anura.
Anura merupakan ordo yang biasa dikenal dengan istilah katak atau kodok
(Addada dkk 2015:349).
Dari pengamatan ciri ciri yang telah dilakukan dapat diketahui kalau Bufo
Melanostictus memiliki warna telapak tangan dan kaki yang hitam atau kehitaman, tidak
memiliki selaput renang, atau kaki dengan selaput renang yang pendek . pada sisi bawah
tubuhnya bewarna putih keabu-abuan , berbintik-bintik yang agak kasar hewan jantan Bufo
Melanostictus pada umumnya dengan kusam kemerahan.
Pengamatan tepi ujung kaki pada Bufo Melanostictus, diketahui kalau tepi
ujung kaki nya tersusun dari tulang jari dan selaput tipis.
Bufo Melanostictus memiliki habitat hidup di tempat yang lembab dan dekat
dengan air, adapun klasifikasi dari Bufo Melanostictus sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Famil : Bufonidae
Genus : Bufo
Spesies : Bufomelanostictus
Habitat Jenis katak ini umumnya ditemukan hidup di dalam hutan primer
dataran rendah sampai pegunungan rendah (ketingpian di atas 250 m.dpl — 1.200
m.dp1.). Sering pula ditemukan hidup di sekitar hunian manusia. Katak ini aktif pada
inalam hari (nocturnal) dan umuinnya hidup di pepohonan (arboreal).
VIII. Kesimpulan
Hewan amphibi merupaka hewan yang berdarah dingin, bisa hidup di dua alam
yaitu di air dan darat. Pada pratikum kalai ini kami melakukan pengamatan pada
hewan amphibi diantarnya yaitu : Bangkong kolong (Bufo Melanostictus), Katak
sawah (Fajervarya cancrivora), Kodok batu (Polypedates macrodon) ,Katak pohon
(polypedates leucomystax) dan Salamander punggung merah (Plethodon
cinereus).hewan-hewan amphibi ini memiliki ciri-ciri dan keunukan masing-masing
namun mereka memiliki persaman cara bernapas yaitu dengan menggunakan paru-
paru dan kulit.
IX. Saran
Sebelum pratikum sebaiknya kita sudah mencari riverensi tentang materi yang
akan di pratikumkan agar lebih memudahkan kita saat pratikum, praktikum ini, juga
memerlukan ketelitian mata dalam melihat hasil pengamatan dan kelincahan kita
dalam mengoperasikan alat yang akan digunakan dalam pratikum, contohnya mistar
atau penggaris yang berguna untuk mengukur bagian-bagian dari tubuh amphibi.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Dwi dan Kurniati, Hellen. 2010. Keragaman Genetika Amphibi Kodok (Rana
nicobariensis) di Ekology Park, Cibinong Berdasarkan Sekuen DNA dari Mitokondria
d-loop. Jurnal Biologi Indonesia, Vol. 6 (3) : 405-414. (Diakses pada tanggal 6
desember 2020).
Anisa dkk .2018. Jenis-Jenis Katak (Amphibi: Anura)Di Desa Suka Maju Kecamatan Tambusai
Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Jurnal Sains dan Teknologi. ISSN: 2085-8019 (p),
2580-278X (e) . Hal 37. 9. (Diakses pada tanggal 6 desember 2020).
Winarni, susi. 2009. Diklat Anatomi Hewan. Semarang: IAIN Walisongo Semarang
Yudha, Satria Donan dkk. 2015. Keanekaragaman Jenis Katak dan Kodok (Ordo Anura) di
Sepanjang Sunagi Opak Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Biologi, Vol.
18 (2) : 52-59. (Diakses pada tanggal 6 desember 2020).
Lampiran
1. Foto percobaan
2. Laporan sementara