Anda di halaman 1dari 15

ANATOMI II

Oleh :
Nama : Salsabilla Shakira
NIM : B1A021008
Rombongan :3
Kelompok :1
Asisten : Adinda Fatimah Zahra

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,


DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2021
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Amfibi merupakan herpetofauna yang memiliki aspek sains yang lengkap.
Beberapa di antaranya adalah morfologi, taksonomi, fisiologi dan ekologi. Secara
morfologi, amfibi memiliki tulang belakang dengan perbedaan bentuk yang ekstrim
antara fase berudu, dan juvenile & dewasa. Fase berudu bergerak menggunakan
ekornya dan bernafas menggunakan insang. Fase juvenile & dewasa bergerak
menggunakan tungkai dan bernafas menggunakan paru-paru dan kulit. Secara
taksonomi, amfibi termasuk hewan vertebrata berdarah dingin. Secara fisiologi, amfibi
dilengkapi dengan sistem tubuh yang kompleks (Syazali et al., 2021).
Amfibi adalah hewan yang secara ekologi dapat ditemukan di berbagai tipe
habitat. Tipe habitat tersebut adalah terestrial dan perairan (Băncilă et al., 2017), hutan
dan nonhutan (Syazali et al., 2019), serta urban dan nonurban (Hartel et al., 2020),
kecuali daerah kutub karena berada di luar rentang suhu yang dapat mendukung
kehidupan amfibi. Dari aspek manfaat, amfibi memiliki peranan yang besar terhadap
kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat tersebut
adalah sebagai sumber protein hewani komoditi ekspor, antimikroba, bahan kajian
saintis, menjaga keseimbangan ekosistem, bioindikator lingkungan (Saber et al.,
2017), dan bahan pembelajaran (Setiyadi et al., 2019).
Katak termasuk dalam kelas amfibi yang hidup didua tempat, di air dan
tempat yang lembab dari daratan. Telur-telur individu yang belum matang adalah
normal hidup di dekat air dan dan dewasa tidak pernah jauh dari air, dari kemampuan
mereka disebuah lingkungan daratan, lebih tepat lagi tidak berkembang. Dewasa
ditemukan ditanah dekat kolam-kolam, aliran sungai dan bagian lain dari air segar
yang mana mereka dapat istirahat dan mendapatkan ketenangan, atau ditempat-tempat
lain yang lembab seperti dibawah pohon atau dibawah batu di kayu kayu
yang agak lembab. Katak sangat aktif saat malam ketika kelembaban relatif tinggi
(Bartlet, 2010).
Katak adalah hewan berdarah dingin yang mampu menyesuiakan dengan
cara hidupnya dengan lingkungan. Di daerah beriklim sedang, bila musim dingin tiba,
hewan ini bersembunyi dimana saja, mislanya mengubur diri dalam lumpur parit,
dikubangan atau ditanah yang basah diantara batu batuan. Selama tidur pada waktu
musim dingin, hewan ini tidak makan, dan sedikit pertukaran udara yang
dibutuhkannya, yang berlangsung melalui kulitnya (Jasin, 1989).
Pengamatan karakter morfologi dilakukan melalui pengukuran berdasarkan
karakter morfometrik. Objek pengamatan berdasarkan perbedaan spesies kelamin, dan
penyebaran habitat tempat hidupnya. Perbedaan jantan dan betina pada katak dapat
diketahui dengan melihat ukuran tubuh, tubuh betina relatif lebih besar dibandingkan
katak jantan munculnya focal sac, dan tial pad pada katak jantan (Prafiadi et al., 2016).
Kodok dan katak alias bangkong adalah hewan amfibi yang paling dikenal
orang di Indonesia. Kedua macam hewan ini bentuknya mirip. Kodok bertubuh
pendek, gempal atau kurus, berpunggung agak bungkuk, berkaki empat, dan tak
berekor. Kodok umumnya berkulit halus, lembab, dengan kaki belakang yang panjang.
Sebaliknya katak atau bangkong berkulit kasar berbintil-bintil sampai berbingkul-
bingkul, kerap kali kering, dan kaki belakangnya sering pendek saja, sehingga
kebanyakan kurang pandai melompat jauh. Namun kedua istilah ini sering pula
dipertukarkan penggunaannya (Sukiya, 2005).

B. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui morfologi dan anatomi
Katak sawah (Fejervarya cancrifora).
II. MATERI DAN CARA KERJA

A. Materi
Alat yang digunakan adalah baki preparat, pinset, gunting bedah, dan
gloves.
Bahan yang digunakan adalah katak sawah (Fejervarya cancrivora) dan
kloroform.

B. Cara Kerja
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Seekor katak hidup dimatikan dengan cara dibius dengan kloroform hingga mati.
2. Rongga mulut diamati dengan membuka mulut katak selebar-lebarnya.
3. Katak di kuliti pada bagian perut dan kaki belakang atau extremitas posterior
dengan cara menjepit kulit menggunakan pinset, kemudian dipotong secara
perlahan hingga terlihat semua bagian otot katak.
4. Bagian-bagian otot katak diamati.
5. Otot pada bagian perut dijepit dengan pinset, kemudian dipotong dengan hati-hati
dari bagian cloaca ke kanan mengelilingi bagian pinggir perut katak kearah
anterior katak. Kemudian dimulai lagi dari bagian cloaca ke arah kiri mengelilingi
bagian pinggir perut katak hingga kulit bagian ventral katak terlepas.
6. Organ-organ yang terdapat dalam tubuh hewan diamati tanpa mengubah letaknya.
7. Organ-organ yang menyusun sistem pencernaan diamati.
8. Organ-organ yang menyusun sistem reproduksi diamati.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 3.1. Morfologi Katak Sawah (Fejervarya cancrivora)


Keterangan Gambar:
1. Caput 16. Web
2. Truncus 17. Digiti (5 pasang)
3. Nares externa
4. Organon visus
5. Cavum oris
6. Membrana tympani
7. Ekstremitas anterior
8. Brachium
9. Antebrachium
10. Mannus
11. Digiti (4 pasang)
12. Ekstremitas posterior
13. Femur
14. Crus
15. Pes
Gambar 3.2. Anatomi Otot Ventral dan Ektremitas Posterior Katak Sawah
(Fejervarya cancrivora)
Keterangan Gambar:
1. Muscullus mandibularis
2. Muscullus subhioideus
3. Muscullus deltoideus
4. Muscullus pars episternalis
5. Muscullus pars scapularis
6. Muscullus pars epicoracoid
7. Muscullus pars sternalis
8. Muscullus pars abdominalis
9. Muscullus rectus abdominis
10. Muscullus inscription tendinae
11. Muscullus obliqus externus
12. Muscullus obliqus internus
13. Linea alba
14. Muscullus tricep femoralis
15. Muscullus sartorius
16. Muscullus gracillis mayor
17. Muscullus gracillis minor
18. Muscullus abductor magnus
19. Muscullus tibio anticus brevis
20. Muscullus Gastroknemius
21. Muscullus anticus longus
22. Muscullus tibialis posticus
Gambar 3.3. Anatomi Viscera In-situ Katak sawah (Fejervarya cancrivora)
Keterangan Gambar:
1. Gastrum
2. Hepar
3. Vesica felea
4. Pankreas
5. Duodenum
6. Intestine
7. Rectum
Gambar 3.4. Anatomi Rongga Mulut Katak sawah (Fejervarya cancrivora)
Keterangan Gambar:
1. Premaxilla
2. Os vomer (Tooth)
3. Os choane
4. Lubang eustachius
5. Saccus vocalis
6. Glottis
7. Palatum durum
8. Palatum molle
9. Lingua
B. Pembahasan
Menurut Maskoeri Jasin (1989), Katak Sawah (Fejervarya cancrivora)
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Amphibia
Ordo : Anura
Family : Ranidae
Genus : Fejervarya
Spesies : Fejervarya cancrivora
Berdasarkan pengamatan pembedahan pada katak sawah (Fejervarya
cancrivora) bagian morfologi yang terlihat yaitu caput, truncus, nares externa,
organon visus, cavum oris, membrana tympani, ekstremitas anterior, brachium,
antebrachium, mannus, digiti (4 pasang), ekstremitas posterior, femur, crus dan
pes. Hal ini serupa dengan pernyataan dari Pujaningsih (2007) yang menyatakan
katak sawah (Fejervarya cancrivora) terdiri dari empat bagian yaitu caput,
truncus, extremitas anterior dan extremitas posterior. Caput berbentuk segitiga dan
memiliki beberapa organ yaitu cavum oris, organon visus, membrana tymphanicus,
dan nares externa. Cavum oris berukuran lebar dan tidak berada diujung kepala,
tetapi sedikit ke bawah. Cavum oris membelah secara horizontal hampir keseluruh
bagian kepala. Nares externa berukuran kecil, membrana tymphanicus berbentuk
cincin berwarna coklat kehitam-hitaman.
Berdasarkan pengamatan pembedahan pada katak sawah (Fejervarya
cancrivora) bagian anatomi otot ventral dan ektremitas posterior yang terlihat yaitu
muscullus mandibularis, muscullus subhioideus, muscullus deltoideus, muscullus
pars episternalis, muscullus pars scapularis, muscullus pars epicoracoid, muscullus
pars sternalis, muscullus pars abdominalis, muscullus rectus abdominis, muscullus
inscription tendinae, muscullus obliqus externus, muscullus obliqus internus, linea
alba, muscullus tricep femoralis, muscullus sartorius, muscullus gracillis mayor,
muscullus gracillis minor, muscullus abductor magnus, muscullus tibio anticus
brevis, muscullus gastroknemius, muscullus anticus longus, muscullus tibialis
posticus. Hal ini serupa dengan pernyataan dari Moment (1967) yang menyatakan
bahwa sistem otot pada katak dibagi menjadi empat bagian, yaitu sistem otot pada
bagian kepala, sistem otot daerah pectoral, sistem otot daerah abdomen atau
ventral, dan sistem otot pada extremitas posterior. Sistem otot daerah abdomen
dari katak sawah (Fejervarya cancrivora) terdiri dari musculus rectus abdominis,
musculus obliqus externus, dan musculus obliqus internus. Musculus rectus
abdominis terdapat medio ventral tubuh yang ditengahnya terdapat tendo berwarna
putih yang disebut linea alba dan juga terdapat inscriptio tendinae yang berjumlah
empat pasang. Sistem otot pada extremitas posterior dari katak sawah (Fejervarya
cancrivora) terdiri dari dua bagian yaitu pada bagian femur (paha) dan crus (betis).
Otot bagian femur terdapat muscullus trisep femoris, muscullus sartorius,
muscullus adductor magnus, muscullus gracillis mayor, dan muscullus gracillis
minor. Sedangkan otot bagian betis terdiri dari muscullus gastronimeus, muscullus
tibialis anticus longus, muscullus tibialis anticus brevis, dan muscullus tibialis
posticus.
Berdasarkan pengamatan pembedahan pada katak sawah (Fejervarya
cancrivora) bagian anatomi viscera in-situ yang teramati yaitu gastrum, hepar,
vesica felea, pancreas, duodenum, intestine, rectum. Berdasarkan pengamatan
pembedahan pada katak sawah (Fejervarya cancrivora) bagian anatomi rongga
mulut yang terlihat yaitu premaxilla, os vomer (gigi), os choane, lubang eustachius,
saccus vocalis, glottis, palatum durum, palatum mole, lingua. Hal ini serupa
dengan pernyataan dari Radiopoetro (1977) yang menyatakan sistem pencernaan
pada katak terdiri atas rongga mulut (cavum oris), pharynx, oesophagus, gastrum,
duodenum, intestine, colon, dan cloaca. Bangunan-bangunan yang berada di dalam
cavum oris ialah dentis dan lingua. Cavum oris sebelah anterior berpangkal lingua
dengan ujung yang bebas di sebelah posterior. Ujungnya berlekuk sehingga
tampak bercabang dan oleh karena itu disebut bifida. Lingua dapat dijulurkan
keluar dengan cepat yang berfungsi untuk menangkap dan memasukkan
mangsanya ke dalam mulut.
Berdasarkan pengamatan pembedahan katak sawah (Fejervarya
canrivora) organ reproduksi pada katak betina terdiri dari ovarium yang letaknya
di depan ginjal, ada sepasang, yaitu di sebelah kanan dan kiri. Bentuknnya seperti
busa sabun, bergelembung-gelembung. Ujungnya diliputi jaringan lemak padat,
yang berbentuk seperti jari-jari. Kelenjar telur memperoleh darah dari aorta,
sebagai cabang dari ginjal. Sel-sel telur yang telah masak, ditampung oleh suatu
corong dan dilanjutkan dengan saluran, yaitu saluran telur atau oviduk. Saluran
telur ini berkelok-kelok, bermuara di kloaka. Dekat muara, pada katak dewasa,
terdapat saluran yang mengembung, yang disebut kantung telur atau uterus . Organ
reproduksi pada katak jantan terdiri dari testis, testis adalah kelenjar kelamin
jantan. Warnanya kuning, ada sepasang, besarnya kira-kira setengah dari besar
ginjal. Ujung testis juga terdapat jaringan lemak padat berwarna kuning, dan
berbentuk seperti jari-jari. Hal ini serupa dengan pernyataan dari Zug, (1993)
sistem reproduksi pada katak jantan terdiri atas testis, vas efferens, vesica
seminalis, corpus adiposum yang merupakan bahan cadangan makanan yang
digunakan pada musim perkelaminan. Katak jantan mempunyai sepasang testis
(bentuknya oval, warnanya keputih-putihan) terletak di sebelah atas ginjal. Testis
diikat oleh alat penggantungnya yang disebut mesentrium. Testis terdapat saluran
yang disebut vas efferens yang bermuara di cloaca. Bagian ureter yang dekat cloaca
mengalami pembesaran yang disebut vesica seminalis yang berfungsi untuk
penampungan sementara spermatozoa.
Saluran reproduksi pada katak betina berawal dari ovarium yang
mengalir melalui oviduct. Oviduct merupakan suatu saluran yang menjulur dari
bagian anterior rongga tubuh menuju bagian posterior tepatnya pada cloaca.
Oviduct mempunyai sel kelenjar yang menyekresikan lapisan lunak disekitar telur,
dan pada bagian posteriornya melebar untuk penampungan telur sementara tetapi
selain itu oviduct tidak mengalami pencirian khusus. Katak melakukan proses
reproduksi di dalam air, sedangkan fertilisasi terjadi di luar tubuh katak betina
(eksternal). Katak betina yang sedang hamil, namun tidak ada katak jantan yang
mengawininya maka telur akan disimpan di dalam tubuh (Susanto, 1994).
Organ reproduksi katak betina terdiri atas sepasang ovarium yang
terdapat pada bagian belakang rongga tubuh diikat oleh penggantungnya yang
disebut mesovarium. Katak betina ketika musim kawin pada ovarium terpadat,
ovum yang masak akan menuju ke saluran yang disebut oviduct. Bagian posterior
oviduct membesar membentuk uterus. Selanjutnya telur dikeluarkan melalui
cloaca keluar dari tubuh. Katak sendiri terjadi fertilisasi eksternal (pembuahan di
luar tubuh) dan pada musim kawin terjadi isyarat kawin oleh katak jantan dan katak
betina. Perkawinan dilakukan dengan cara katak jantan menempel di atas
punggung katak betina, lalu keduanya menyemprotkan sel–sel gamet ke luar tubuh
(Zug, 1993).
IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan pembahasan dapat diambil kesimpulan


morfologi tubuh katak sawah (Fejervarya cancrivora) terdiri atas caput (kepala),
truncus (badan), extremitas anterior, dan extremitas posterior. Sistem pencernaan
pada katak terdiri dari rongga mulut, pharynx, oesophagus, gastrum, duodenum,
intestine, colon, dan cloaca. Sistem genitalia katak betina secara umum terdiri dari
sepasang osteum tuba, tuba falopii, dan oviduct. Sedangkan pada katak jantan
terdiri dari sepasang testis dan juga terdapat kelenjar adrenal. Sistem otot pada
extremitas posterior dari katak sawah (Fejervarya cancrivora) terdiri dari dua
bagian yaitu pada bagian femur (paha) dan crus (betis).
DAFTAR PUSTAKA

Băncilă, R. I., Cogălniceanu, D., Ozgul, A., & Schmidt, B. R., 2017. The Effect of
Aquatic and Terrestrial Habitat Characteristics on Occurrence and Breeding
Probability in A Montane Amphibian: Insights from A Spatially Explicit
Multistate Occupancy Model. Population Ecology, 59(1), 71–78.

Bartlett, P. P., Billy, G. D. V. M dan Bartlett, R. D., 2010. Reptiles, Amphibians and
Invertebrates. China: Barron;s E ducatin series.

Hartel, T., Scheele, B. C., Rozylowicz, L., Horcea-Milcu, A., & Cogălniceanu, D.,
2020. The social context for conservation: Amphibians in human shaped
landscapes with high nature values. Journal for Nature Conservation, 53, 1–9

Jasin, M., 1989. Sistematika Hewan. Surabaya: Sinar Wijaya.

Moment, G. B. 1967. General Zoology. Boston: Bentley Glass.

Prafiadi, S., Kurniawan, N. and Hamidy, A., 2016. Keberagaman Spesies Katak Pohon
Hijau Papua Litoria infrafrenata infrafrenata Tyler, 1971 pada Wilayah
Kepulauan. Indonesian Journal of Environment and Sustainable
Development, 7(1).

Pujaningsih, R. I. 2007. Kodok Lembu. Yogyakarta: Kanisius.

Radiopoetro. (1977). Zoology. Jakarta: Erlangga.

Saber, S., Tito, W., Said, R., Mengistou, S., & Alqahtani, A., 2017. Amphibians as
Bioindicators of the Health of Some Wetlands in Ethiopia. The Egyptian
Journal of Hospital Medicine, 66, 66–73.
Setiyadi, D., Khoirunnisa, M., & Rofiah, S., 2019. Pembelajaran interaktif dasar
pengelompokan hewan dengan metode computer based intruction. PIKSEL:
Penelitian Ilmu Komputer Sistem Embedded and Logic, 7(1), 13–22.

Sukiya. 2005. Zoologi Vertebrata. Yogyakarta: UGM Press.

Susanto, H. 1994. Budidaya Kodok Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya.

Syazali, M., Idrus, A. Al, & Hadiprayitno, G., 2019. Habitat characteristic and
conservation of amphibians in Lombok Island. Biota: Jurnal Biologi Dan
Pendidikan Biologi, 12(2), 98–107.

Syazali, M., Nurwahidah, N., Wardani, K.S.K., Erfan, M. and Nursaptini, N., 2021.
Amfibi sebagai model untuk mengembangkan media dan alat peraga
pembelajaran sains. Edu Sains: Jurnal Pendidikan Sains dan
Matematika, 9(1), pp.50-60.

Zug, G. R. 1993. Herpetolology:an Introduction Biology of Ampibians and Reptiles.


London: Academic Press.
LAMPIRAN

Gambar morfologi tampak atas katak sawah Gambar morfologi tampak bawah katak sawah
(Fejervarya crancivora) (Fejervarya crancivora)

Gambar anatomi katak sawah (Fejervarya Gambar anatomi katak sawah (Fejervarya
crancivora) crancivora)

Anda mungkin juga menyukai