Anda di halaman 1dari 2

STEM SEL PADA BURUNG PUYUH Stem dari luar yang bertugas untuk membedakan sel

Cells in Aves (Quail) (Yuliana, 2012: 178-179).

th79745@gmail.com Hewan unggas memiliki sel induk


embrionik dan sel benih yang stabil dan telah
1. PENDAHULUAN
terbentuk. Biologi sel germinal terhadap
Sel punca merupakan sel primal yang dapat
embrio burung muncul pada tahap pra primitif.
menguntungkan organisme multiseluler lain. Sel
Salah satu ciri sel germinal yaitu dengan
punca dapat melakukan pembelahan sel,
menggunakan pembuluh darah embrionik
memperbaharui dan juga dapat berdeferensiasi
untuk pindah dan menetap pada gonad
menjadi berbagai macam sel khusus (Ebrahimi,
embrionik. Ciri lain gonad betina yaitu pada
2021: 672).
ovarium kanan terjadi regresi sedangkan
Burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) ovarium kiri tetap mempertahankan fungsinya
adalah spesies burung dari family Phasianidae (Intarapat, 2013: 1380). Konsorsium Genom
yang tersebar luas di seluruh daratan Eropa, dan
Puyuh memperoleh data genomic memiliki
Asia. Burung puyuh merupakan unggas yang
kualitas tinggi,). Hal ini sangat mendukung
berkembang luas dan dapat
dimanfaatkan dalam melakukan desain rekayasa genom
sebagai sumber protein hewani dari produksi
misalnya knockout dan knock-in (Serralbo,
telur dan dagingnya.
2020: 16).
Burung puyuh digunakan sebagai model Sel Epitel Dewasa Disaluran Telur
untuk diferensiasi sel punca, contohnya sistem Burung Puyuh yaitu Jaringan epitel berpotensi
kultur yang sama dengan perkembangan sel untuk membelah dan dapat berdefernsiasi
punca hematopoietic. Burung puyuh digunakan menjadi beberapa jenis sel. Sel epitel dengan
karena puyuh menunjukkan multiplikasi sel yang berbagai fenotipe merupakan hasil defernsiasi
lebih besar dalam kultur ini dibanding ayam dari sel induk. Dalam saluran telur unggas
(Morris, 2020: 2). terdapat epitel mukosa yang memiliki silia dan
2. PEMBAHASAN bereperan untuk memindahkan ovum dari
Sel punca merupakan sel yang terdiri dari saluran telur distal dibawa ke proksimal. Peran
empat kelompok yaitu sel punca embrionik, sel lainnya yaitu mensekresikan sel-sel yang tidak
punca janin, sel punca ekstraembrional, sel bersilia (Stadnicka,2018: 14).
punca dewasa. Sel punca yang belum Stem sel memiliki dua sifat yang berbeda
berdiferensiasi memiliki kemampuan untuk dengan sel yang lain:
berdiferensiasi menjadi berbagai macam sel 1. Sel punca dapat memperbaharui diri dengan
lain. Proses diferensiasi diakibatkan oleh cara pembelahan sel meskipun sel punca
adanya sinyal dari dalam yang dipengaruhi bukan merupakan sel spesialisasi fungsi.
oleh gen DNA yang membawa kode struktur 2. Sel punca dapat berinduksi menjadi sel
dan fungsi sel, dan diakibatkan juga oleh sinyal jaringan maupun sel organ dalam situasi
tertentu (Djauhari, 2010: 93). A.S., Meddle, S.L., Minvielle, F., Minx,
C. Keimpulan P., Pitel, F., Seiler, J.P., Shimmura, T.,
Sel punca merupakan sel yang terdiri dari Thomlinson, C., Vignal, A., Webster,
empat kelompok yaitu sel punca embrionik, sel R.G., Yoshimura, T., Warren, W.C., and
punca janin, sel punca ekstraembrional, sel
Smith, J., 2020. The Quail Genom:
punca dewasa. Sel punca yang belum
berdiferensiasi memiliki kemampuan untuk Insights Into Social Behaviour, Seasonal
berdiferensiasi menjadi berbagai macam sel lain. Biology and Infectious Disease
Proses diferensiasi diakibatkan oleh adanya
Response. Journal of BMC Biology, Vol.
sinyal dari dalam yang dipengaruhi oleh gen
DNA yang membawa kode struktur dan fungsi 18 (14). Hal: 1-18.
sel, dan diakibatkan juga oleh sinyal dari luar
yang bertugas untuk membedakan sel Burung
puyuh digunakan sebagai model untuk Serralbo, O., Salgado, D., Veron, N., Cooper,
diferensiasi sel punca, contohnya sistem kultur C., Dejardin, M.J., Doran, T., Gros, J.,
yang sama dengan perkembangan sel punca dan Marcelle, C., 2020. Transgenesis
hematopoietic
And Web Resources In Quail. Journal Of
DAFTAR PUSTAKA
Elif. Hal:1-16.
Djauhari, H., 2010. Sel Punca. Jurnal Ilmu
Stadncka, K., Slawinska, A., Dunislawska, A.,
Kesehatan Dan Kedokteran Keluarga,
Pain, B., and Bednarczyk, M., 2018.
Vol. 6 (2). Hal: 91-96.
Molecular Signatures Of Epithelial
Ebrahimi, A., Ahmadi, H., Ghasrodahti, Z.P., Oviduct Cells Of Laying Hen (Gallus
Tanideh, N., Shahriarirad, R., Erfani, A., Gallus Domesticus) And Quail (Coturnix
Ranjbar, K., dan Esfahani., 2021. Japonica). Journal of BMC
Therapeutic Effects Of Stem Cells In Developmental Biology, Vol. 18 (9). Hal:
Different Body Systems, A Novel 1-14.
Method That Is Yet To Gain Trust: A
Yuliana, I., Suryani, D., dan Pawitan, J.A.,
Comprehensive Review. Journal Of Bosn
2012. Terapi Sel Punca pada Infark
J Med Sci (BJBMS), Vol. 21 (6). Hal:
Miokard. Jurnal JKM, Vol. 11 (2). Hal:
672-700.
176-190).
Intarapat, S., Stern, C.D., 2013. Chick Stem
Cells: Current Progress And Future
Prospects. Journal of Stem Cell Res, Vol,
11 (3). Hal: 1378-1392.
Morris, K.M., Hindle, M.M., Baitard, S., Burt,
D.W., Danner, A.F., Eory, L., Forrest,
A.L., Gourichon, D., Gros, J., Hiller,
L.W., Jaffredo, T., Khoury, H., Lansford,
R., Leterrier, C., Loudon, A., Mason,

Anda mungkin juga menyukai