0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan2 halaman
Teks ini membahas sejarah penemuan dan pengembangan penelitian sel punca (stem cell). Sel punca pertama kali dijelaskan pada 1908 oleh Alexander Maximov dan penelitian selanjutnya menghasilkan isolasi sel punca dari sumsum tulang manusia pada 1978 serta embrio manusia pada 1981. Penelitian ini terus berkembang untuk terapi berbagai penyakit.
Teks ini membahas sejarah penemuan dan pengembangan penelitian sel punca (stem cell). Sel punca pertama kali dijelaskan pada 1908 oleh Alexander Maximov dan penelitian selanjutnya menghasilkan isolasi sel punca dari sumsum tulang manusia pada 1978 serta embrio manusia pada 1981. Penelitian ini terus berkembang untuk terapi berbagai penyakit.
Teks ini membahas sejarah penemuan dan pengembangan penelitian sel punca (stem cell). Sel punca pertama kali dijelaskan pada 1908 oleh Alexander Maximov dan penelitian selanjutnya menghasilkan isolasi sel punca dari sumsum tulang manusia pada 1978 serta embrio manusia pada 1981. Penelitian ini terus berkembang untuk terapi berbagai penyakit.
dilanjutkan oleh peneliti lain dan melaporkan sel punca dari embrio manusia memiliki potensi untuk tumbuh menjadi berbagai tipe sel dan dapat mengganti sel sel tubuh yang rusak. Pada tahun 2007, Mario Capecchi, Martin Evans, dan Oliver Smithies memperoleh Hadiah Nobel Kedokteran karena berhasil mengubah gen-gen tertentu pada mencit menggunakan sel punca embrionik hewan ini. Gambar 1. Alex Ander Maksimov Penelitian sel punca terus dikembangkan untuk terapi berbagai Istilah stem cell atau sel punca penyakit, terutama pada penyakit diperkenalkan pertama kali oleh ahli degeneratif. Banyak negara di belahan histologi dari Rusia yaitu Alex Ander dunia menggunakan terapi sel punca Maksimov pada kongres hematologi di bertujuan untuk terapi penyakit kelainan Berlin tahun1908. Alex mengatakan bahwa pada hematologi maupun pada penyakit di dalam tubuh organisma terdapat ada sel degeneratif. Beberapa rumah sakit, induk yang membentuk sel darah. Pada lembaga penelitian, dan universitas di tahun 1978, terbukti ditemukannya sel punca Indonesia terus mengembangkan di sumsum tulang belakang manusia yang penelitian tentang sel punca. mempunyai kemampuan membentuk seluruh jenis sel darah pada tubuh manusia. Stem cell di dalam istilah biologi yaitu, stem artinya batang, dan cell adalah unit struktural dan fungsional terkecil yang menyusun setiap makhluk hidup (manusia, hewan, dan tumbuhan). Di dalam bahasa Indonesia, stem cell dikenal dengan beberapa nama, antara lain seperti sel batang, sel induk, atau sel punca, dan nama yang terakhir ini lebih banyak dikenal dan umum digunakan. Istilah stem cell dan sel punca disebut secara bergantia Sel punca Gambar 2. Stem cell atau sel punca mampu atau stem cell berarti merupakan sel awal berdiferensiasi menjadi berbagai macam sel atau yang mengawali pertumbuhan sel lain sesuai dengan kebutuhan dalam menyusun keseluruhan jaringan tubuh organisme, seperti manusia, hewan, dan Pada tahun 1981, Gail dan Martin Evans tumbuhan. Demikian halnya sel punca pertama kali mengisolasi sel punca dari merupakan sel awal dari terbentuknya berbagai jaringan penyusun tubuh, baik cell sebagai bagian dari model endoderm, mesoderm, maupun ektoderm. hematopoetik. Setelah mengenal lebih dalam sejarah sel pinca, terdapat beberapa perbedaan pendapat tentang siapa sebenarnya yang pertama kali menemukan atau menulis tentang stem cell. Pada tahun 1963.
Gambar 3. Till dan McCulloh
Till dan McCulloh dari Canada mempublikasikan makalahnya dalam majalah Nature berjudul Cytological demonstration of the clonal nature of spleen colonies derived from transplanted mouse marrow cells. Pengaruh publikasi tersebut amat besar, dan sejak saat itu kedua peneliti Canada tersebut dianggap sebagai ilmuwan yang pertama kali menemukan stem cell. Sebenarnya, penelitian tentang stem cell telah dilakukan jauh sebelum tahun 1963. Suatu makalah dengan judul "Stem cell lymphoma of the newborn" telah ditulis oleh MS Arrick dan dipublikasikan pada tahun 1946, dan pada tahun 1932 Florence Sabin juga telah menulis tentang hematopoietic stem cell yang rusak akibat radiasi. Jauh sebelum itu, yakni pada tahun 1908 Alexander Maximov seorang Rusian histologist telah memperkenalkan kata stem