Anda di halaman 1dari 14

Cara Kerja dan Aplikasi Stem Sel, Intervensi Medis Masa Depan

Stem Sel (Stem cell ) atau Sel punca, sel induk, sel batang merupakan sel yang belum
berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi
banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh.Stem Sel juga berfungsi sebagai sistem
perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup
organisme. Saat Stem Sel terbelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk tetap
menjadi sel punca atau menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi yang lebih khusus,
misalnya sel otot, sel darah merah atau sel otak. Peneliti medis meyakini bahwa
penelitian sel punca berpotensi untuk mengubah keadaan penyakit manusia dengan
cara digunakan memperbaiki jaringan atau organ tubuh tertentu. Namun demikian,
hal ini tampaknya masih kontroversial dan belum dapat benar-benar diwujudkan
dewasa ini.

Stem sel adalah sel primitif yang memiliki kemampuan memperbaru dan potensi untuk
berdiferensiasi, merupakan sel yang bersumber dari tubuh, dalam keadaan tertentu dapat
berdiferensiasi menjadi berbagai fungsi jaringan sel maupun organ, dalam dunia medis
disebut sebagai sel multi-fungsi. Stem cell sendiri ada yang disebut stem cell embrionik
dan stem cell dewasa. Selama ini stem cell embrionik lebih populer di kalangan awam
ketimbang stem cell dewasa.

Dunia kesehatan telah lama mengenal stem cell atau sel punca atau sel induk. Sel ajaib yang
dapat menyerupai maupun berkembang menggantikan sel-sel rusak di bagian manapun. Sel
otak, hati, otot, paru dan masih banyak lagi.

Proses regenerasi stem sel adalah transplantasi dengan menggunakan sel induk tubuh sendiri,
dapat dikatakan stem sel atau sel induk dapat ditanamkan ke berbagai organ tubuh yang
sakit, untuk mencapai keefektifan pengobatan penyakit kronis.

Prinsip regenerasi sel induk

Konsep regeneratif kedokteran berasal dari binatang lintah, kadal dan cicak, binatang-
binatang tersebut tidak hanya mempunyai kemampuan regeneratif sel induk, tetapi juga
dapat mengaktifkan mekanisme pertumbuhan yang cepat, oleh karena itu setelah anggota
tubuh maupun ekor terputus, sangat cepat tumbuh kembali. Teknologi stem sel termasuk
teknologi regeneratif kedokteran, yang paling bernilai adalah melalui pemisahan atau
pengkloningan, pemeliharaan dan diferensiasi induksi di luar tubuh, dapat menciptakan
jaringan,sel dan organ yang baru, muda, dan normal. Melalui teknologi transplantasi khusus,
memasukkannya ke dalam tubuh untuk menggantikan sel yang rusak maupun yang tidak
normal, membawa perubahan dan harapan kepada penderita penyakit kronis yang susah
diobati.

Sejarah

Penelitian Stem sel dapat dikatakan dimulai pada tahun 1960-an setelah dilakukannya
penelitian oleh ilmuwan Kanada, Ernest A. McCulloch dan James E. Till.

Karena sifat unggulnya itulah Stem Sel dari darah tali pusat makin menarik perhatian
untuk diteliti dan digunakan bagi terapi berbagai jenis penyakit. Tahun 1988 untuk
pertama kali di Perancis dilakukan terapi Stem Sel menggunakan darah tali pusat.
Selama ini tali pusat dan plasenta biasanya cuma dibuang atau dikubur. Kini, daripada
disia-siakan, darah yang berada di tali pusat dan plasenta yang kaya akan sel punca
sejak tahun 2000 mulai disimpan untuk dua keperluan: untuk pengobatan penyakit
darah seperti leukemia dan talasemia serta untuk cadangan bagi si bayi jika suatu saat
nanti ia menjadi penderita penyakit degeneratif.

Percobaan sel punca pada tikus percobaan telah dilakukan sejak 10 tahun lalu oleh
ilmuwan dari Albert Einstein College of Medicine, Amerika Serikat. Dalam riset
tersebut, para ahli berhasil mengatasi kerusakan akibat stroke pada otak tikus yang
disuntikkan sel punca. Dalam tempo enam minggu, sel punca itu tumbuh menjadi sel
saraf yang matang sekaligus membuktikan kemungkinan dilakukannya metode itu
pada mamalia.

Christian Drapeau, salah satu peneliti yang tentang Stem Cell mengatakan, Hasil
penelitian ilmiah menunjukkan Satu-satunya kondisi yang terpenting dalam
pemeliharaan kesehatan secara optimal adalah dengan cara meningkatkan sirkulasi
jumlah stem cell dalam tubuh. Penelitian stem cell masih terus dilakukan sampai saat
ini. Bagaimana cara stem cell mengupayakan regenerasi jaringan yang rusak ? Riset
in vitro maupun in vivo telah berhasil mengungkapkan beberapa hal untuk menjawab
pertanyaan ini, antara lain dengan diferensiasi, produksi faktor pertumbuhan (growth
factors), dan terapi gen.

Para ilmuwan dan praktisi medis sebelumnya percaya bahwa organ jantung, hati, otak
ataupun pakreas dibentuk oleh sel-sel yang sudah berdiferensiasi secara penuh dan tidak
mampu melakukan regenerasi apabila terjadi kerusakan. Kini diketahui ternyata organ-organ
tersebut mengandung populasi stem cell yang mampu mengupayakan regenerasi sel penyusun
jaringan yang rusak.

STEM ACTIVE terbuat dari 100% Alga Biru-Hijau Aphanizomenon flos-aquae (AFA) yang
tumbuh secara liar di Danau Klamath, Oregon, USA. Aphanizomenon flos-aquae (AFA) ini
tidak dikembangbiakkan, ataupun modifikasi genetis, bersertifikasi Organik. Menggunakan
kapsul vegetarian (veggie caps) tidak mengandung gelatin atau bahan hewani lainnya, terbuat
dari serat polisakarida dan selulosa tumbuhan.

AFA mengandung L-selectin ligand yang berfungsi menghambat L-selectin dan mendukung
pelepasan stem cell dari sumsum tulang. L-selectin adalah molekul adhesi yang berperan
penting dalam memelihara stem cell pada sumsum tulang. Dalam double-blind crossover
placebo-controlled study, konsumsi 1 gram konsentrat AFA L-selection ligand dapat
meningkatkan rata 25-30% sirkulasi stem cell, yang berarti peningkatan 2-4 juta stem cell
baru dalam aliran darah. Puncak peningkatan sekitar 60 menit setelah konsumsi dan berakhir
setelah 3-4 jam.

Di samping mendukung system peremajaan alami, peningkatan jumlah stem cell tersebut juga
masih dalam kisaran fisiologis normal tubuh dan tidak beresiko terhadap tubuh. AFA juga
diketahui merangsang aktivitas makrofage yang merupakan benteng pertahanan awal tubuh
manusia, dengan polisakarida mendukungan aktivasi sel limposit tertentu yang disebut NK
(Natural Killer) cell. Sehingga membantu tubuh meningkatkan imunitas tubuh.
Aphanizomenon flos-aquae (AFA) mengandung 3 sampai 5x lebih banyak kandungan
Klorofil dibandingkan dengan berbagai makanan alami lainnya. Selain itu kandungan gizi
pada alga biru hijau ini sangat berlimpah dan lengkap serta memiliki fungStem Active,
Konsentrat AFA adalah Stem cell Activator ( memobilisasi stem cell) alami yang pertama
beredar di pasaran. Dengan mendukung pelepasan stem cell dari sumsum tulang, AFA
memerikan dukungan yang aman terhadap fisiologi stem cell. Penemuan system alami
peremajaan tubuh telah merintis jalan menuju paradigm baru dalam aspek kesehatan dan
kebugaransi yang saling melengkapi untuk kebutuhan tubuh manusia.

Stem Sel memiliki dua sifat penting yang sangat berbeda dengan sel yang lain:

Stem Sel belum merupakan sel dengan spesialisasi fungsi tetapi dapat memperbaharui
diri dengan pembelahan sel bahkan setelah tidak aktif dalam waktu yang panjang
Dalam situasi tertentu, sel punca dapat diinduksi untuk menjadi sel dengan fungsi
tertentu seperti sel jaringan maupun sel organ yang mempunyai tugas tersendiri. Pada
sumsum tulang dan darah tali pusar (umbilical cord blood), sel punca secara teratur
membelah dan memperbaiki jaringan yang rusak, meski demikian pada organ lain
seperti pankreas atau hati, pembelahan hanya terjadi dalam kondisi tertentu.

Peneliti medis meyakini bahwa penelitian Stem sel berpotensi untuk mengubah keadaan
penyakit manusia dengan cara digunakan memperbaiki jaringan atau organ tubuh
tertentu.Namun demikian, hal ini tampaknya belum dapat benar-benar diwujudkan dewasa
ini. Penelitian Stem sel dapat dikatakan dimulai pada tahun 1960-an setelah dilakukannya
penelitian oleh ilmuwan Kanada, Ernest A. McCulloch dan James E. Till.

Penggolongan
Sel-sel induk dapat digolongkan berdasarkan potensi yang dimiliki oleh sel tersebut maupun
berdasarkan asalnya.

Berdasarkan potensi

Sel induk ber-totipotensi (toti=total) adalah sel induk yang memiliki potensi untuk
berdiferensiasi menjadi semua jenis sel, yaitu sel ekstraembrionik, sel somatik, dan sel
seksual.

Jenis sel ini dapat bertumbuh menjadi organisme baru bila diberikan dukungan
maternal yang memadai. Sel induk bertotipotensi diperoleh dari sel induk embrio,
hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma.

Sel induk ber-pluripotensi (pluri=jamak) adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi


menjadi semua jenis sel dalam tubuh, namun tidak dapat membentuk suatu organisme
baru.

Sel induk ber-multipotensi adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi beberapa
jenis sel dewasa.

Sel induk ber-unipotensi (uni=tunggal) adalah sel induk yang hanya dapat
menghasilkan satu jenis sel tertentu, tetapi memiliki kemampuan memperbarui diri
yang tidak dimiliki oleh sel yang bukan sel induk.
Berdasarkan asalnya

Sel punca embrio (embryonic stem cells) Sel induk ini diambil dari embrio pada
fase blastosit (5-7 hari setelah pembuahan). Massa sel bagian dalam mengelompok
dan mengandung sel-sel induk embrionik. Sel-sel diisolasi dari massa sel bagian
dalam dan dikultur secara in vitro. Sel induk embrional dapat diarahkan menjadi
semua jenis sel yang dijumpai pada organisme dewasa, seperti sel-sel darah, sel-sel
otot, sel-sel hati, sel-sel ginjal, dan sel-sel lainnya.

Sel germinal/benih embrionik (embryonic germ cells) Sel germinal/benih (seperti


sprema/ovum) embrionik induk/primordial (primordial germ cells) dan prekursor sel
germinal diploid ada sesaat pada embrio sebelum mereka terasosiasi dengan sel
somatik gond dan kemudian menjadi sel germinal[2]. Sel germinal embrionik
manusia/human embryonic germ cells (hEGCs) termasuk sel punca yang berasal dari
sel germinal primordial dari janin berumur 5-9 minggu.[rujukan?] Sel punca jenis ini
memilki sifat pluripotensi.

Stem sel fetal Stem sel fetal adalah sel primitif yang dapat ditemukan pada organ-
organ fetus (janin) seperti Stem sel hematopoietik fetal dan progenitor kelenjar
pankreas. Sel punca neural fetal yang ditemukan pada otak janin menunjukkan
kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel neuron dan sel glial (sel-sel pendukung
pada sistem saraf pusat). Darah, plasenta, dan tali pusat janin kaya akan sel punca
hematopoietik fetal.

Stem sel dewasa (adult stem cells) Stem seldewasa mempunyai dua karakteristik.
Karakteristik pertama adalah sel-sel tersebut dapat berproliferasi untuk periode yang
panjang untuk memperbarui diri. Karakteristik kedua, sel-sel tersebut dapat
berdiferensiasi untuk menghasilkan sel-sel khusus yang mempunyai karakteristik
morfologi dan fungsi yang spesial.

1. Sel induk hematopoietik Salah satu macam sel induk dewasa adalah sel induk
hematopoietik (hematopoietic stem cells), yaitu sel induk pembentuk darah :yang
mampu membentuk sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah yang sehat
Sumber sel induk hematopoietik adalah sumsum :tulang, darah tepi, dan darah tali
pusar. Pembentukan sel induk hematopietik terjadi pada tahap awal embriogenesis,
yaitu dari mesoderm dan disimpan pada situs-situs spesifik di dalam embrio
2. Stem sel mesenkimal Sel induk mesenkimal/ mesenchymal stem cells (MSC)dapat
ditemukan pada stroma sumsum tulang belakang, periosteum, lemak, dan kulit. MSC
termasuk sel induk multipontensi yang dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel tulang,
otot, ligamen, tendon, dan lemak. Namun ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa
sebagian MSC bersifat pluripotensi sehingga tidak hanya dapat berubah menjadi
jaringan mesodermal tetapi juga endodermal.

3. Sel punca kanker (cancer stem cells) Stem selkanker adalah sel yang mengaktivasi
lintasan onkogenik berupa tumorigenesis yang membuat sel normal mengalami fase
inisiasi tumor, namun sel punca kanker tidak memiliki sifat tumorigenik. Dari data
terakhir, ditemukan keberadaan sel punca kanker pada berbagai jenis kanker seperti
leukimia, kanker payudara, kanker otak, kanker otak, kanker usus besar dan kanker
kulit. Sel punca kanker pankreas memiliki kluster diferensiasi CD44, CD24 dan
epithelial-specific antigen, selain SDF-1 (stromal cell-derived factor 1)/CXCR4 untuk
bermigrasi seperti sel punca normal,serta ekspresi genetik lebih tinggi dari sel punca
normal, seperti gen BMI-1 dan SHH (Sonic hedgehog) untuk memperbaharui diri

Transplantasi Stem sel

Transplantasi sel induk dapat berupa:

Transplantasi autologus (menggunakan sel induk pasien sendiri, yang dikumpulkan


sebelum pemberian kemoterapi dosis tinggi)

Transplantasi alogenik (menggunakan sel induk dari donor yang cocok, baik dengan
hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga),

Transplantasi singenik(menggunakan sel induk dari saudara kembar identik.

Jenis-jenis transplantasi Stem sel

Menurut sumbernya transplantasi sel induk dapat dibagi menjadi:

Transplantasi Stem sel dari sumsum tulang (bone marrow


transplantation) Umumnya Stem Sel diambil dari sumsum tulang belakang karena
memiliki lebih banyak Stem Sel. Hanya ada satu sel punca dalam 10.000 sel sumsum
tulang belakang. Sedangkan dalam darah, hanya ada satu Stem Seldi antara 100.000
sel. Isolasi Stem Sel dipastikan dengan fluorescence activated cell sorting (FACS)
atau flowcytometer. FACS merupakan alat pendeteksi karakteristik suatu sel
berdasarkan pendaran sinar fluoresens. FACS melihat tanda penomoran tertentu pada
sel punca, yang dikenal sebagai cluster of differentiation. Misalnya, CD105 dan CD73
untuk penanda sel punca mesenkimal (mampu berdiferensiasi menjadi sel penyusun
jaringan ikat, seperti osteosit, kondrosit, dan adiposit), Stem Sel hematopoietik CD34,
sel punca saraf CD133, dan sel punca jantung Sca-1. Dalam laboratorium, Stem Sel
yang diisolasi kemudian dibiakkan dalam larutan agar memperbanyak diri dan
berdiferensiasi menjadi organ tubuh tertentu. Sumsum tulang adalah jaringan spons
yang terdapat dalam tulang-tulang besar seperti tulang pinggang, tulang dada, tulang
punggung, dan tulang rusuk. Sumsum tulang merupakan sumber yang kaya akan sel
induk hematopoietik. Sejak dilakukan pertama kali kira-kira 30 tahun yang lalu,
transplantasi sumsum tulang digunakan sebagai bagian dari pengobatan leukemia,
limfoma jenis tertentu, dan anemia aplastik. Karena teknik dan angka keberhasilannya
semakin meningkat, maka pemakaian transplantasi sumsum tulang sekarang ini
semakin meluas. Pada transplantasi ini prosedur yang dilakukan cukup sederhana,
yaitu biasanya dalam keadaan teranestesi total. Sumsum tulang (sekitar 600 cc)
diambil dari tulang panggul donor dengan bantuan sebuah jarum suntik khusus,
kemudian sumsum tulang itu disuntikkan ke dalam vena resipien. Sumsum tulang
donor berpindah dan menyatu di dalam tulang resipien dan sel-selnya mulai
berproliferasi. Pada akhirnya, jika semua berjalan lancar, seluruh sumsum tulang
resipien akan tergantikan dengan sumsum tulang yang baru. Namun, prosedur
transplantasi sumsum tulang memiliki kelemahan karena sel darah putih resipien telah
dihancurkan oleh terapi radiasi dan kemoterapi. Sumsum tulang yang baru
memerlukan waktu sekitar 2-3 minggu untuk menghasilkan sejumlah sel darah putih
yang diperlukan guna melindungi resipien terhadap infeksi. Transplantasi sumsum
tulang memerlukan kecocokan HLA 6/6 atau paling tidak 5/6. Risiko lainnya adalah
timbulnya penyakit GvHD, di mana sumsum tulang yang baru menghasilkan sel-sel
aktif yang secara imunologi menyerang sel-sel resipien. Selain itu, risiko kontaminasi
virus lebih tinggi dan prosedur pencarian donor yang memakan waktu lama.

Transplantasi Stem sel darah tepi (peripheral blood stem cell


transplantation) Seperti halnya sumsum tulang, peredaran darah tepi merupakan
sumber sel induk walaupun jumlah sel induk yang dikandung tidak sebanyak pada
sumsum tulang.Untuk mendapatkan jumlah sel induk yang jumlahnya mencukupi
untuk suatu transplantasi, biasanya pada donor diberikan granulocyte-colony
stimulating factor (G-CSF) untuk menstimulasi sel induk hematopoietik bergerak dari
sumsum tulang ke peredaran darah. Transplantasi ini dilakukan dengan proses yang
disebut aferesis.Jika resipien membutuhkan sel induk hematopoietik, pada proses ini
darah lengkap diambil dari donor dan sebuah mesin akan memisahkan darah menjadi
komponen-komponennya, secara selektif memisahkan sel induk dan mengembalikan
sisa darah ke donor. Transplantasi sel induk darah tepi pertama kali berhasil dilakukan
pada tahun 1986. Keuntungan transplantasi sel induk darah tepi adalah lebih mudah
didapat. Selain itu, pengambilan sel induk darah tepi tidak menyakitkan dan hanya
perlu sekitar 100 cc. Keuntungan lain, sel induk darah tepi lebih mudah tumbuh.
Namun, sel induk darah tepi lebih rentan, tidak setahan sumsum tulang. Sumsum
tulang juga lebih lengkap, selain mengandung sel induk juga ada jaringan penunjang
untuk pertumbuhan sel. Karena itu, transplantasi sel induk darah tepi tetap perlu
dicampur dengan sumsum tulang.

Transplantasi sel induk darah tali pusat Pada tahun 1970-an, para peneliti
menemukan bahwa darah plasenta manusia mengandung sel induk yang sama dengan
sel induk yang ditemukan dalam sumsum tulang. Karena sel induk dari sumsum
tulang telah berhasil mengobati pasien-pasien dengan penyakit-penyakit kelainan
darah yang mengancam jiwa seperti leukemia dan gangguan-gangguan sistem
kekebalan tubuh, maka para peneliti percaya bahwa mereka juga dapat menggunakan
sel induk dari darah tali pusat untuk menyelamatkan jiwa pasien mereka. Darah tali
pusat mengandung sejumlah sel induk yang bermakna dan memiliki keunggulan di
atas transplantasi sel induk dari sumsum tulang atau dari darah tepi bagi pasien-pasien
tertentu.Transplantasi sel induk dari darah tali pusat telah mengubah bahan sisa dari
proses kelahiran menjadi sebuah sumber yang dapat menyelamatkan jiwa.
Transplantasi sel induk darah tali pusat pertama kali dilakukan di Perancis pada
penderita anemia Fanconi tahun 1988. Pada tahun 1991, darah tali pusat
ditransplantasikan pada penderita Chronic Myelogenous Leukemia.[rujukan?] Kedua
transplantasi ini berhasil dengan baik. Sampai saat ini telah dilakukan kira-kira 3.000
transplantasi darah tali pusat.

Gigi Susu Saat ini peneliti sedang mempelajari bagaimana stem cell dari gigi susu ini
dapat digunakan untuk mengobati sejumlah penyakit dan kondisi, termasuk diabetes,
cedera tulang belakang, stroke dan masalah hati. Gigi susu bagian depan yang goyah
lalu dicabut, emudian pulpa gigi dari gigi susu ini dikumpulkan, dibekukan dan
disimpan selama 30 tahun atau lebih sampai nanti dibutuhkan. Ternyata pulpa gigi ini
dapat mengobati penyakit, dan hasil ekstraksi menemukan gigi susu ini bisa menjadi
sumber stem cell yang baik. Di dalam giginya ada sel dan bisa disimpan di dalam
lemari es yang besar. Jika nanti terjadi sesuatu atau membutuhkan operasi, maka sel-
selnya ini akan membuatnya menjadi lebih baik.

Aplikasi Klinis dan Manfaat

Saat ini dalam pengobatan stem sel banyak diterapkan pada pengobatan diabetes tipe
1 dan 2, sirosis, penyakit hati yang sudah parah, sindroma ginjal, radang lupus ginjal,
penyakit tulang, otot tidak bertenaga, fungsi kelamin pria yang tidak normal,
penyakit sekitar pembuluh darah, dan penyakit lain yang tidak dapat pengobatan
dengan cara biasa.

Terapi stem cell juga dapat digunakan untuk osteoarthritis, cedera tulang belakang,
sakit ginjal, gangguan hati, stroke, Lupus, multiple sclerosis, rheumatoid arthritis,
Parkinson hingga gangguan ereksi.

Pengobatan infark jantung Menggunakan sel stem sumsum tulang (bone marrow)
yang beredar dalam darah perifer dan sel stem yang sudah berada di jantung akan
menuju ke daerah infark, tetapi jumlahnya tidak cukup untuk dapat mengatasi dan
menyembuhkan daerah infark tersebut. Sel stem akan membentuk sel kardiomiosit
dan juga mengadakan neovaskularisasi. Karena jumlah sel stem endogen kurang
banyak maka logis untuk mecarikan bantuan sel stem dari luar yang bisa berasal dari
sumsum tulang atau sumber lain seperti UCB. Hal ini telah dilakukan dengan hasil
yang cukup menggembirakan. Intracoronary infusion BM stem cell otolog telah
dilakukan pada 22 pasien dengan AMI dan melaporkan hasil yang sangat baik. [9]
Sekarang dalam literatur sudah banyak dilaporkan hasil positif pemberian sel stem
BM intrakoroner pada AMI.

Pengobatan diabetes tipe I Pada diabetes tipe I sel pankreas beta yang mensekresi
insulin mengalami kerusakan oleh faktor genetik, lingkungan dan imunologik.
Akibatnya terjadi defisiensi insulin dan menyebabkan hiperglikemi.Transplantasi
seluruh organ pankreas kadaver dapat menyembuhkan penderita. Tetapi jumlah
kadaver sangat sedikit dan obat imunosupresi yang dibutuhkan untuk mencegah reaksi
imunologik menimbulkan banyak efek samping. Transplantasi sel stem merupakan
alternatif baik dan telah menunjukkan hasil positif pada mencit. Tetapi masih banyak
kendala yang harus diatasi supaya penggunaan sel stem untuk menyembuhkan pasien
diabetes tipe I dapat terlaksana

Penderita Sirosis Hati Terapi Stem Sel untuk mengganti hati yang rusak akibat
pengerutan hati atau sirosis kini sedang giat dikembangkan di China. Di dunia
international, sejak beberapa puluh terakhir terus diteliti alternatif lain pencangkokan
hati dengan sel punca. Terapi ini bertujuan untuk menggantikan sel atau organ yang
rusak dengan sel-sel baru yang berasal dari sel punca. Dengan terapi ini, hati yang
rusak dihidupkan kembali sehingga dapat berfungsi normal meski tanpa dilakukan
transplantasi hati. Selama ini, transplantasi hati menjadi pilihan terbaik bagi pasien
kanker hati atau sirosis hati yang sudah dalam stadium akhir. Akan tetapi, faktor
utama yang membatasi terapi ini adalah terbatasnya jumlah donor dan biaya yang
sangat mahal, mencapai miliaran rupiah. Untuk mengobati hati, sel punca diambil dari
sumsum tulang atau sel darah. Pembiakan lalu dilakukan di luar tubuh (in vitro)
kemudian dimasukkan kembali ke dalam tubuh melalui pembuluh arteri hati karena
pembuluh ini adalah pemasuk nutrisi sehingga hasilnya lebih efektif. Di Runah Sakit
Guangzhou Cina yang sudah menerapkan hal ini telah melakukan terapi sel punca
memperoleh hasil yang baik. Dari 30 kasus, 22 pasien sirosis fungsi hatinya terus
membaik setelah 12 minggu pasca terapi dan tidak ada lagi cairan di perut. Metode sel
punca pada sirosis hati stadium akhir harus dilakukan dengan dua kali pengambilan
sel punca. Bila satu kali pembiakan belum tentu semua sel bisa dipakai, katanya.
Dalam satu kali terapi, disuntikkan 100 juta sel punca baru. Biaya satu kali terapi,
termasuk pembiakan dan penyuntikan kembali mencapai 60.000 RMB (Yuan) atau
sekitar Rp 780 juta.

Penderita talasemia Pada penderita talasemia paling baik jika donor dari saudara
kandung sendiri. Hanya saja, jumlah darah tali pusat sering tak mencukupi, selain
tingkat keberhasilannya hanya 60 persen. Di Italia dan Thailand, sel punca darah tali
pusat dikombinasikan dengan sel punca dari sumsum tulang dan tingkat
keberhasilannya menjadi lebih dari 90 persen untuk tingkat kelangsungan hidup 10
tahun.

Penderita stroke Seorang pasien stroke asal Inggris mendapat suntikan dua juta sel
punca saraf untuk memperbaiki sel-sel otak yang mati. Uji coba yang pertama kali di
dunia ini diharapkan membantu pasien itu sembuh dari stroke dengan cara
merangsang otak menggunakan sel saraf yang matang. Laruence Dunn, ahli bedah
saraf, berhasil menyuntikkan sel punca pada pasien stroke pertama sejak metode sel
punca embrionik ini diizinkan. Sebagian sel punca saraf yang diinjeksi tersebut
secara otomatis akan mengubah dirinya menjadi saraf. Seperti diketahui, sel-sel otak
pasien stroke mati karena kekurangan oksigen. Perkembangan terapi ini akan
dimonitor selama dua tahun. Dalam uji coba pada tikus percobaan diketahui, sel
punca juga memicu berbagai proses perbaikan pada tubuh, seperti membantu
pertumbuhan pembuluh darah di otak yang baru serta memacu otak untuk
menumbuhkan populasi sel punca sendiri. Hingga tahun 2011 mendatang, sudah 13
pasien yang terlibat dalam uji coba ini akan mendapatkan injeksi sel punca dengan
dosis yang ditingkatkan.
Seluruh pasien yang terlibat rata-rata berusia di atas 60 tahun dan berjenis kelamin
pria. Mereka mengalami stroke iskemik, terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah
ke otak, dan tidak berhasil dalam menjalani terapi pengobatan.

Kulit Elastis dan Rambut Hitam Di negara-negara maju seperti Jerman, Jepang,
Korea dan Amerika sudah banyak yang menjalankan terapi ini. Stem cell yang
masuk langsung menyebar ke dalam tubuh kemudian berikatan dengan kimia yang
dilepaskan sel-sel yang rusak. Di sana sel punca kemudian mereparasi dan
berkembang menjadi sel-sel baru menggantikan sel-sel yang telah rusak, sehingga
terjadi proses peremajaan. Perlahan-lahan terapi juga mengurangi kulit yang kusam
dan berkerut akibat penurunan produksi kolagen oleh proses degeneratif. Beberapa
praktisi mengkalim bahwa terapi hasilnya kulit akan bertambah elastis, kulit semakin
tebal dan mengurangi pigmentasi sehingga penampilan jauh lebih baik. Sedangkan
efek lain yang didapat, rambut juga semakin tebal dan menghitam karena mengurangi
kerontokan dan menumbuhkan rambut baru yang hitam dan tebal. Selain untuk
penampilan kulit dan rambut, beberapa pasien yang telah menjalani terapi juga
mengalami penurunan berat badan.

Baik Untuk Terapi Kesehatan Terapi stem cell dapat digunakan untuk kebugaran
secara menyeluruh. Sebagian besar sel punca yang masuk ke tubuh langsung mencari
sasaran ke organ-organ yang membutuhkan. 37 % sel punca akan langsung menuju
paru-paru, sisanya menuju limpa, ginjal, hati, pankreas, otak, jantung dan otot.
Faktor-faktor yang menentukan hasil pengobatan stem sel:

Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat keberhasilan terapi sel punca, antara lain
lamanya penyakit yang diderita, faktor usia, dan ada tidaknya riwayat penyakit lain.

Makin muda usianya, makin besar peluang kesembuhannya. Namun untuk sirosis
hati, jika ditemukan ada tumor atau kanker terapi sel punca tidak kami lakukan.

Faktor kualitas sel induk. Cara pengkloningan yang sederhana dan pemasukan
kembali pada tubuh pasien dari stem sel yang diambil dari darah atau sumsum tulang,
pada umumnya tidak ada hasil yang efektif. Stem sel menggunakan teknologi khusus
untuk pengkloningan dan perkembangbiakan sel.

Cara implan atau pemasukkan stem sel ke tubuh pasien. Penggunaan cara transarterial
intercurent melalui pembuluh arteri hati. Sekarang ini di Internasional juga ada yang
melalui pembuluh darah vena. Tetapi karena pembuluh arteri hati berfungsi sebagai
pemasok nutrisi, sehingga hasil akan lebih efektif.

Periode pengobatan. Faktor kondisi pasien menentukan periode pengobatan, tetapi


untuk menghemat biaya pengobatan dengan hasil pengobatan yang tetap terjamin
harus dipertimbangkan secara menyeluruh.

Proses pengobatan stem sel

Pengambilan sumsum tulang dari tubuh pasien

Pemisahan, pemeliharaan dan pengembang biakan sel induk di luar tubuh

Kemudian stem sel dimasukkan ke organ tubh yang hendak dilakukan intervensi

Stem sel akan bekerja di dalam organ tubuih dan berdiferensiasi menjadi sel yang
baru

Kontroversi Stem Sel

Menurut perusahaan swasta yang menawarkan jasa sebagai bank darah tali pusat, seperti
CordLife dari Singapura, menyimpan darah tali pusat dari sejak bayi hingga puluhan tahun.
Beberapa negara seperti Italia menerapkan ketentuan darah tali pusat disimpan oleh bank
darah pemerintah. Di Amerika Serikat, selain diurus oleh lembaga pemerintah, ada pula
beberapa bank darah swasta yang menawarkan jasa penyimpanan. CordLife, yang semula
sejak 2004 merintis kerja sama dengan Kalbe Farma dan pada tahun 2006 resmi mendirikan
bank darah tali pusat, sejak tahun lalu pecah kongsi. Kalbe, menurut sekretaris perusahaan,
Vidjongtius, lebih ingin konsentrasi pada penjualan produk-produk kesehatan dan terapi,
bukan kepada layanan bank sel punca. Hingga kini jumlah klien Indonesia yang menyimpan
darah tali pusat di CordLife mencapai 4.000-5.000 orang. Sejauh ini belum ada satu pun yang
digunakan.

Namun jasa penyimpanan tali pusat tersebut masih kontroversial. Belum ada jaminan apakah
darah tali pusat yang disimpan dalam nitrogen cair pada suhu minus 196 derajat celsius akan
tetap bertahan baik dan dapat dikembangbiakkan setelah puluhan tahun. Harus ada asuransi
jika itu disimpan dalam bank darah swasta. Statistik menunjukkan peluang penggunaan darah
tali pusat yang disimpan untuk diri sendiri hanya 1:100.000. Karena peluangnya amat kecil.
Karena itu, maka beberapa klinisi hanya memilih menggunakan sel punca dari sumsum
tulang dan dari darah tepi.

Sedikitnya jumlah darah dalam tali pusat plus plasenta juga menjadi kendala, apalagi jika
badan penerima transplantasi beratnya puluhan kilogram. Selain itu, biaya transplantasi di
sumsum tulang mencapai miliaran rupiah.

Referensi

Stem cell basics. National Institute of


Health. http://stemcells.nih.gov/info/basics/basics1.asp. Diakses pada 1 Maret 2010.

Bongso A & Lee EH. 2005. Stem Cells: From Bench to Bedside.Singapore: World
Scientific Publishing Co. Pte. Ltd.

Stem Cell and Developmental Biology Writing Groups Report. 2004. Natl Inst
Diabetes & Digestive & Kidney Dses, NIH. 1-27

Caplan AI. 1994. The mesengenic process.Clin Plast Surg 21: 429-435.

Jiang Y, Jahagirder BN, Reindhardt RL, et al. 2002. Pluripotency of mesenchymal


stem cells derived from adult bone marrow. Nature 418:41-49

Anda mungkin juga menyukai