Sistem Sel
Disusun Oleh:
Agisti Arroyan
XII MIPA
Sel sendiri merupakan partikel terkecil dalam struktural dan fungsional kehidupan manusia. Tubuh
manusia terdiri dari sistem organ yang dibentuk oleh jaringan, sedangkan sel merupakan pembentuk jaringan itu
sendiri sebagai penyusun dasar tubuh manusia. Sel bertugas dalam mengatur dan mengolah semua informasi
yang masuk ke dalam tubuh, sehingga tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Sedangkan stem cell bisa disebut sebagai “pabrik” dari sel-sel apapun dalam tubuh manusia. Karena
fungsinya sebagai “pabrik sel”, fungsi tersebut kemudian dimanfaatkan oleh dunia kedokteran untuk
menyembuhkan beragam penyakit dengan melakukan terapi yang dapat menciptakan jaringan, organ, serta sel
baru dalam tubuh. Terapi stem cell sendiri memungkinkan peserta sembuh dari penyakitnya.
Sel induk merupakan sel yang memiliki fungsi khusus pada tubuh. Bagian kecil pada tubuh ini dapat
membelah diri untuk membentuk lebih banyak sel yang disebut juga dengan sel anak.Lalu, sel anak ini dapat
menjadi sel induk baru dengan fungsi yang lebih spesifik. Contoh dari sel anak yang menjadi sel induk adalah sel
darah, sel otak, sel otot jantung, atau sel tulang.
Tindakan terapi yang disebut juga sebagai pengobatan regeneratif memang baik untuk mengatasi
beberapa gangguan. Sebab, metode ini dapat mempromosikan respons perbaikan jaringan yang rusak,
disfungsional, atau mengalami cedera dengan peran sel punca. Sebelumnya, peneliti menumbuhkan sel punca di
laboratorium. Lalu, stem cell tersebut dimanipulasi untuk berspesialisasi agar dapat “menggantikan” sel tertentu,
seperti sel otot jantung, sel darah, atau sel saraf. Sel-sel tersebut kemudian ditanamkan ke dalam tubuh seseorang
pada bagian yang bermasalah. Contohnya, jika seseorang mengalami penyakit jantung, sel ini disuntikkan ke
dalam otot jantung. Dengan begitu, otot jantung yang mengalami cedera bisa teratasi.Dipercaya jika sel sumsum
tulang dewasa yang diolah menjadi sel yang mirip di jantung efektif memperbaiki jaringan yang rusak. Meski
begitu, penelitian yang lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan efektivitasnya.
Sel punca memang dapat mengatasi berbagai macam penyakit, tetapi dengan stimulasi yang tepat. Sebab,
sel ini dapat meregenerasi jaringan yang rusak jika tepat sasaran.
Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari tindakan ini, yaitu:
1. Regenerasi jaringan
Salah satu manfaat dari terapi ini adalah memperbaiki jaringan dengan cara membuatnya dapat
beregenerasi.
Jika seseorang yang mengalami kekurangan organ donor, sel punca bisa berdiferensiasi sehingga
mampu menumbuhkan jenis jaringan atau organ tertentu.
2. Pengobatan penyakit kardiovaskular
Manfaat lainnya yang bisa didapatkan dari tindakan penanaman sel punca adalah dapat mengatasi
beberapa penyakit kardiovaskular.
Saat sel ini disuntikkan ke dalam tubuh, jaringan pembuluh darah dapat terbentuk, bahkan kualitasnya
sama dengan pembuluh darah alami.Dengan begini, penyakit kardiovaskular bisa teratasi dengan baik.
3. Mengatasi penyakit otak
Dokter juga dapat menggunakan tindakan stem cell untuk mengatasi penyakit otak, seperti Parkinson
dan Alzheimer.
Kerusakan yang terjadi pada sel otak menyebabkan gerakan otot yang tidak terkendali.
Nah, sel punca dapat mengisi kembali jaringan otak yang rusak. Bahkan, tindakan pengobatan ini cukup efektif
untuk dilakukan dengan tingkat kesembuhan yang cukup tinggi.
Itulah pembahasan cara kerja dari terapi stem cell dan beberapa penyakit yang bisa diatasi dengan
tindakan tersebut.
Sel tentu memiliki peran penting dalam tubuh, karena mereka akan aktif ketika ada sel-sel dalam tubuh yang
mengalami kerusakan fungsi. Ketika hal tersebut terjadi, stem cell bertugas untuk mengganti dengan sel-sel
yang baru. Bisa dibilang jika stem cell adalah penjamin pasti pergantian sel- sel baru, jika ada sel-sel dalam
tubuh yang rusak.
Hal ini dapat dilihat dari sel-sel permukaan kulit yang memiliki rentang hidup yang pendek. Saat seseorang
mengalami luka, sel-sel pada kulit tersebut akan mengalami kematian dengan lebih cepat. Nah, stem cell lah
yang bertugas dalam membentuk lapisan-lapisan kulit baru yang nantinya akan menutup luka.
E. Mekanisme Stem Sel
Terapi stem cell dilakukan dengan syarat; seseorang harus memiliki tali pusat yang masih tersimpan sejak
kelahirannya. Sel-sel dari tali pusat ini lah yang digunakan sebagai sumber sel induk. Jika tali pusat sudah tidak
ada, jalan lain adalah menemukan donor tali pusat yang cocok.
Penyimpanannya sendiri tidak dapat dilakukan secara sembarangan untuk menghindari kematian sel.
Meskipun dikatakan efektif dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit, sejauh ini biaya masih menjadi
kendala dalam melakukan terapi stem cell. Bagaimana tidak, setiap satu stem cell dibandrol harga yang
fantastis, yaitu Rp. 1-1.5 per sel. Terlihat murah, memang. Namun, sel yang dibutuhkan dapat mencapai hingga
ratusan juta sel.
Berdasarkan sumber asal sel, stem cell dikategorikan dalam beberapa jenis:
Karena dinilai potensial untuk mendukung pengobatan, sebenarnya stem cell bisa digunakan untuk
mengatasi penyakit apa saja?
Saat ini terapi pengobatan stem cell masih terus dikembangkan untuk mengatasi berbagai macam penyakit
kronis dan degeneratif yang tidak dapat disembuhkan dengan obat-obatan biasa, seperti:
Kelumpuhan saraf tulang belakang
Diabetes
Parkinson
Amyotrophic Lateral Sclerosis
Alzheimer
Gagal jantung
Stroke
Kebutaan
Pengapuran sendi
Penyakit autoimun
Patah tulang yang tidak tersambung
Luka bakar luas
Kanker
Satu-satunya terapi stem cell yang sudah dilakukan dan disetujui oleh Food and Drug Administration
(FDA), Amerika Serikat adalah transplantasi sel punca hematopoietik (darah). Terapi sel punca hematopoietik
digunakan untuk mengobati pasien dengan kanker dan gangguan yang memengaruhi darah dan sistem kekebalan
tubuh. Transplantasi ini menggunakan sel punca dewasa atau darah tali pusat.
Saat ini, rumah sakit yang memiliki layanan terapi stem cell adalah Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Cipto Mangunkusumo di Jakarta dan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo di Surabaya.
Kasus yang paling banyak ditangani, yaitu diabetes melitus, nyeri sendi lutut, stroke, penyakit jantung.
Sisanya adalah penyakit hati, saraf, serta penyakit darah berbahaya lainnya.
Selain dua rumah sakit di atas, tercatat ada dua laboratorium yang sudah mengantongi izin dari Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia untuk mengembangkan terapi sel punca darah tali pusat, yaitu ReGeniC milik PT
Bifarma Adiluhung (Kalbe Group) di Jakarta serta Laboratorium Dermama milik PT Dermama Bioteknologi di
Solo.
Untuk bank penyimpanan sel punca darah tali pusat sendiri didukung ProSTEM atau Prodia StemCell
Indonesia, Jakarta.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes) No. 32 Tahun 2018,
stem cell yang berbahan baku dari embrio hewan ataupun tumbuhan tidak diperbolehkan. Alasannya karena sel
punca dari sumber tersebut berisiko menjadi kanker jenis teratoma sebesar 20 persen, potensi penolakan tubuh
juga besar, serta dianggap tidak sejalan dengan nilai-nilai etik.
Oleh karena itu, sel punca yang kini digunakan berasal dari stem cell dewasa atau jaringan tubuh pasien itu
sendiri, seperti sumsum tulang belakang.
Meskipun memiliki potensi besar dalam mengatasi penyakit berbahaya, terapi stem cell juga memiliki efek
samping. Terlebih, penelitian mengenai sel punca masih terus berjalan. Efek samping yang mungkin muncul, di
antaranya:
Memicu respons imun menyerang tubuh sendiri akibat reaksi penolakan terhadap sel yang dianggap sebagai
benda asing oleh tubuh
Dapat tumbuh tidak teratur atau berspesialisasi dalam berbagai jenis sel secara spontan. Alhasil, sel punca
tidak tumbuh menjadi sel yang diinginkan
Pertumbuhan tumor
Terapi stem cell yang belum terbukti efektivitasnya bisa menimbulkan efek samping berbahaya sehingga belum
aman digunakan untuk pengobatan. Pernah ada kasus, satu pasien buta karena suntikan sel punca ke mata.