Anda di halaman 1dari 16

Aplikasi Sel Punca

Pada Bioteknologi
Angelica Ernita
Pendahuluan

 Sel punca (stem cell) adalah sel induk yang menjadi asal dari segala jenis sel di tubuh manusia. Karena sifat
tersebut, sel punca diyakini dapat digunakan untuk mengisi dan memperbaharui jaringan yang rusak akibat
berbagai penyakit degeneratif, autoimun dan keganasan, misalnya, memperbaiki sel otot dan jaringan
jantung yang mati pada pasien serangan jantung, menumbuhkan sel pada jaringan otak atau saraf dan
pembuluh darah baru pada pasien stroke, memperbaharui organ ginjal yang rusak, terapi anti penuaan dan
mengganti kulit pada pasien luka bakar. Penemuan sel punca pada tubuh manusia memberikan harapan baru
bagi pengobatan penyakit regeneratif dan penyakit yang tidak ada obatnya, seperti kanker, autoimun,
kerusakan syaraf tulang belakang, sakit persendian, diabetes, cerebral palsy, alzheimer, penyakit jantung,
penyakit kelainan genetik dan lain-lain.
Aspek Biologi Sel Punca Mesenkimal

 Ilmu pengetahuan dewasa ini semakin maju dan semakin berkembang pesat seiring dengan upaya manusia
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kehidupannya. Salah satu ilmu pengetahuan yang
berkembang sangat pesat dalam bidang bioteknologi adalah sel punca/sel induk (stem cell). Ditingkat dunia
sel punca dan rekayasa jaringan (tissue engineering) merupakan salah satu fokus penelitan khususnya dalam
kaitannya dengan terapi sel dan pengobatan regeneratif. Sebelum adanya pemanfaatan sel punca pengobatan
penyakit dilakukan secara konvensional yaitu dengan pemberian obat atau senyawaan kimia lainnya.
Pengobatan menggunakan obat atau senyawaan kimia lainnya disatu sisi diharapkan akan menyembuhkan
suatu penyakit tetapi disisi lain dapat juga menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.
Lanjutan

 Pengobatan menggunakan sel punca merupakan harapan terapi di masa depan dan akan menggeser
paradigma pengobatan dari terapi kimia konvensional ke arah terapi menggunakan sel punca.
 Sel punca adalah sel yang tidak/belum terspesialisasi dan mempunyai potensi untuk berkembang menjadi
berbagai jenis sel yang spesifik yang membentuk berbagai jaringan tubuh. Sel punca mempunyai 2 ciri khas
yaitu
 Kemampuan untuk berdifferensiasi menjadi sel lain (differentiate)
 Kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri (self renew/self regenerate).
Lanjutan

 Kemampuan untuk berdifferensiasi memungkinkan sel punca berkembang menjadi berbagai sel lain
misalnya sel saraf, sel otot sel saraf dan lain-lainnya. Proses differensiasi sel punca menjadi sel lain
dipengaruhi faktor internal seperti genetik dan faktor eksternalseperti faktor lingkungan sekitar
(microenviroment) seperti faktor tumbuh nutrisi, oksigen dan lain--lainnya.
 Kemampuan untuk meregenerasi atau memperbaharui dirinya sendiri memungkinkan sel punca membuat
salinan dirinya sendiri melalui pembelahan sel. Kemampuan memperbanyak diri dapat dilakukan berulang
kali bahkan diduga tidak terbatas dan dapat dipertahankan dalam waktu lama.
Lanjutan

 Berdasarkan kemampuannya untuk berdifferensiasi sel punca dibedakan menjadi


 totipotent yaitu sel punca yang mampu berdifferensiasi menjadi berbagai jenis sel baik sel intraembrionik maupun sel
ekstraembrionik termasuk plasenta dan tali pusat
 pluripotent yaitu sel punca yang mampu berdifferensiasi menjadi berbagai sel intraembrionik tetapi tidak mampu
berdifferensiasi menjadi sel ekstraembrionik seperti plasenta dan tali pusat. Sel punca ini mampu berdiferensiasi
menjadi sel yang membentuk tiga lapisan embrionik (ektoderm, mesoderm, dan endoderm)
 multipotent yaitu sel punca yang mampu berdiferensiasi menjadi berbagai sel pada satu lapis embrionik
 unipotent merupakan sel yang hanya dapat menghasilkan satu jenis sel tertentu. Berbeda dengan non-stem cell, stem
cell unipoten mempunyai sifat dapat memperbaharui atau meregenerasi diri (self-regenerate/self-renew)
Lanjutan

 Berdasarkan sumber didapatkannya sel punca dibagi menjadi 4 jenis yaitu


 sel punca embrio (embryonic stem cell)
 sel punca dewasa (adult stem cell)
 sel punca fetus fetal stem cell)
 sel punca pluripotent yang diinduksi (induced pluripotent stem cells / iPSc)
Lanjutan

 Sel punca embrio merupakan sel induk yang diperoleh dari massa sel dalam (inner cell mass) blastosit.
Blastosit adalah embrio yang terdiri atas 50-150 sel yang terbentuk selama masa embrio. Sel punca
embrionik ini mempunyai sifat pluripotent yang dapat berkembang menjadi sel yang berasal dari 3 lapis
germinal (ektoderm mesoderm dan endoderm).
 Sel punca dewasa merupakan sel punca yang ditemukan di antara sel-sel lain yang telah berdifferensiasi. Sel
punca ini diduga berperan dalam menjaga homeostasis (keseimbangan) jaringan. Sel punca dewasa
mempunyai sifat plastis yang berarti selain berdifferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya
juga dapat berdifferensiasi menjadi sel jaringan lain.
Lanjutan

 Sel punca dewasa dibedakan menjadi 2 jenis yaitu sel punca


 hematopoetik (hematopoetic stem cells) dan sel punca mesenkimal (mesenchymal stem cells). Sel punca
hematopoetik adalah sel punca pembentuk darah yang mampu membentuk sel darah merah, sel darah putih dan
keping darah yang sehat. Sel punca jenis ini berasal dari sumsum tulang, darah tepi dan darah tali pusat.
 Sel punca mesenkimal adalah sel punca multipotensi yang dapat berdifferensiasi menjadi sel tulang otot ligamen,
tendon dan lemak. Ada dugaan bahwa sel punca mesenkimal bersifat pluripotensi sehingga tidak hanya dapat berubah
menjadi jaringan mesodermal tetapi juga ektoderm dan endodermal. Sel punca jenis ini dapat ditemukan pada stroma
sumsum tulang, jaringan adiposa dan darah tali pusat.
Lanjutan

 Sel punca fetal adalah sel punca yang ditemukan pada organ-organ fetus (janin). Sel punca ini juga bersifat
pluripotent yang dapat berkembang menjadi ektoderm, mesoderm dan endoderm.
 Induced pluripotent stem cells (iPSc) merupakan sel punca pluripotent yang diperoleh dari sel yang sudah
matur yang di program ulang sehingga bersifat seperti sel punca embrionik.
 Beberapa alasan yang menyebabkan teknologi rekayasa genetika sel punca terus dikembangkan antara lain:
Sel-sel induk dapat digolongkan berdasarkan potensi yang dimiliki oleh sel tersebut maupun berdasarkan
asalnya. Berdasarkan potensi sel induk yang memiliki sifat totipotensi (toti=total) atau pluripotensi
(pluri=jamak) adalah sel induk yang memiliki potensi untuk berdiferensiasi menjadi semua jenis sel. Sel
induk bertotipotensi diperoleh dari sel induk embrio, hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma. Berdasarkan
asalnya sel induk embrio (embryonal stem cells), yaitu sel induk yang diambil dari embrio pada fase
blastosit (kurang lebih 5-7 hari setelah pembuahan). Massa sel bagian dalam mengelompok dan mengandung
sel-sel induk embrionik. Sel-sel diisolasi dari massa sel bagian dalam dan dikultur secara in vitro. Sel induk
embrional dapat diarahkan menjadi semua jenis sel yang dijumpai pada organisme dewasa, seperti sel-sel
darah, sel-sel otot, sel-sel hati, sel-sel ginjal, dan sel-sel lainnya.
 Selain sel-sel punca embrionik, ada sel-sel punca dewasa yang ditemukan di jaringan otak, mata, darah, hati,
sumsum tulang, otot, dan kulit. Karena sifat-sifatnya inilah maka sel punca diyakini dapat digunakan untuk
meregenasi sel-sel di tubuh manusia yang rusak. Misalnya memperbaiki bagian jaringan jantung yang mati
pada pasien serangan jantung, atau menumbuhkan jaringan otak/ saraf dan pembuluh darah baru pada pasien
stroke sehingga yang tadinya lumpuh dapat berjalan lagi. Diyakini pula sel punca dapat meregenerasi organ
ginjal yang rusak, mengganti kulit pada pasien luka bakar, menyembuhkan pasien diabetes dan
komplikasinya, Parkinson dan Alzheimer, arthritis, cedera tulang belakang, dan masih banyak lagi
”mukjizat” kesembuhan lainnya.
Transplantasi sel induk

 Transplantasi sel induk dapat berupa: Transplantasi autologus (menggunakan sel induk pasien sendiri, yang
dikumpulkan sebelum pemberian kemoterapi dosis tinggi). Transplantasi alogenik (menggunakan sel induk
dari donor yang cocok, baik dengan hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga), atau Transplantasi
singenik (menggunakan sel induk dari saudara kembar identik). Jenis-jenis transplantasi sel induk menurut
sumbernya dapat dibagi menjadi: Transplantasi sel induk dari sumsum tulang (bone marrow transplantation).
Sejak dilakukan pertama kali kira-kira 30 tahun yang lalu, transplantasi sumsum tulang digunakan sebagai
bagian dari pengobatan leukemia, limfoma jenis tertentu, dan anemia aplastik. Karena teknik dan angka
keberhasilannya semakin meningkat, maka pemakaian transplantasi sumsum tulang sekarang ini semakin
meluas.
 Pada transplantasi ini prosedur yang dilakukan cukup sederhana, yaitu biasanya dalam keadaan teranestesi
total. Sumsum tulang (sekitar 600 cc) diambil dari tulang panggul donor dengan bantuan sebuah jarum
suntik khusus, kemudian sumsum tulang itu disuntikkan ke dalam vena resipien. Sumsum tulang donor
berpindah dan menyatu di dalam tulang resipien dan sel-selnya mulai berproliferasi. Pada akhirnya, jika
semua berjalan lancar, seluruh sumsum tulang resipien akan tergantikan dengan sumsum tulang yang baru.
Transplantasi sel induk darah tepi

 Transplantasi sel induk darah tepi (peripheral blood stem cell transplantation). Seperti Gambar 1: Sel punca
(stem cell) dalam kultur Heru Nurcahyo/ Teknobiologi: Sel Punca…. B-76 halnya sumsum tulang, peredaran
darah tepi merupakan sumber sel induk walaupun jumlah sel induk yang dikandung tidak sebanyak pada
sumsum tulang. Untuk mendapatkan jumlah sel induk yang jumlahnya mencukupi untuk suatu transplantasi,
biasanya pada donor diberikan granulocytecolony stimulating factor (G-CSF) untuk menstimulasi sel induk
hematopoietik bergerak dari sumsum tulang ke peredaran darah. Transplantasi ini dilakukan dengan proses
yang disebut aferesis. Jika resipien membutuhkan sel induk hematopoietik, pada proses ini darah lengkap
diambil dari donor dan sebuah mesin akan memisahkan darah menjadi komponen-komponennya, secara
selektif memisahkan sel induk dan mengembalikan sisa darah ke donor.
Penutup

 Berdasarkan hasil kajian teoritik di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: Di dalam tubuh manusia pada
umumnya terdapat dua jenis sel, yaitu sel somatik (tubuh) dan sel seksual (sperma dan sel telur). Dalam
perkembangannya, ada lebih dari 200 jenis sel manusia yang berbeda, misalnya sel saraf, kulit, darah, ginjal,
hati, otot jantung, usus, hingga tulang. Setiap jenis sel pada tubuh manusia ini dapat dirunut balik dari sel
telur yang difertilisasi oleh sel sperma membentuk morula dan dalam lima hari menjadi blastosis, yang
kemudian membentuk sekumpulan sel punca.

Anda mungkin juga menyukai