Disusun oleh:
Adellaurin Nisa Haqita (02)
Anissa Kinanti Ratih Hayono (06)
Puteri Jasmine (28)
Sel punca, sel induk, sel batang (stem cell) merupakan sel yang belum
berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak
jenis sel yang berbeda di dalam tubuh. Sel punca juga berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk
mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup organisme. Saat sel punca
terbelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk tetap menjadi sel punca atau menjadi sel dari
jenis lain dengan fungsi yang lebih khusus, misalnya sel otot, sel darah merah atau sel otak.
Saat ini Indonesia telah memiliki dua lembaga yang dapat mengolah sel punca yaitu
Insitute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga dan Kalbe Farma. Sel punca nasional
telah dapat diterapkan pada 20 jenis penyakit, tetapi baru 5 jenis sel punca yang telah dapat
dikembangkan secara massal.
Jenis sel punca dapat dibedakan menjadi 2, yaitu berdasarkan potensi dan berdasarkan
asalnya (maturasi).
Berdasarkan potensi
Sel punca ber-totipotensi (toti=total) adalah sel punca yang memiliki potensi untuk
berdiferensiasi menjadi semua jenis sel, yaitu sel ekstraembrionik, sel somatik, dan sel
seksual. Jenis sel ini dapat bertumbuh menjadi organisme baru bila diberikan dukungan
maternal yang memadai. Sel punca bertotipotensi diperoleh dari sel punca embrio, hasil
pembuahan sel telur oleh sel sperma. Contoh: zigot dan morula.
Sel punca ber-pluripotensi (pluri=jamak) adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi
menjadi semua jenis sel dalam tubuh, namun tidak dapat membentuk suatu organisme
baru. Contoh: plasenta dan tali pusat.
Sel punca ber-multipotensi adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi beberapa
jenis sel dewasa.
Sel punca ber-unipotensi (uni=tunggal) adalah sel punca yang hanya dapat
menghasilkan satu jenis sel tertentu, tetapi memiliki kemampuan memperbarui diri
yang tidak dimiliki oleh sel yang bukan sel punca.
Berdasarkan asalnya
Sel punca embrionik adalah sel punca yang didapatkan saat perkembangan individu masih
berada dalam tahap embrio. Sel punca ini terbentuk saat embrio berusia 3-5 hari, yaiutu saat
blastosis akan melakukan tahap implantasi di dinding rahim. Massa sel bagian dalam
mengelompok dan mengandung sel-sel punca embrionik. Sel-sel diisolasi dari massa sel bagian
dalam dan dikultur secara in vitro. Sel punca embrional dapat diarahkan menjadi semua jenis
sel yang dijumpai pada organisme dewasa, seperti sel-sel darah, sel-sel otot, sel-sel hati, sel-
sel ginjal, dan sel-sel lainnya.
Sel punca fetal adalah sel primitif yang dapat ditemukan pada organ-organ fetus (janin)
seperti sel punca hematopoietik fetal dan progenitor kelenjar pankreas. Sel punca neural fetal
yang ditemukan pada otak janin menunjukkan kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel
neuron dan sel glial (sel-sel pendukung pada sistem saraf pusat). Darah, plasenta, dan tali pusat
janin kaya akan sel punca hematopoietik fetal. Contoh: otak janin.
Sel punca dewasa adalah sel punca yang ditemukan diantara sel-sel lainnya yang telah
berdiferensiasi dalm suatu jaringan dewasa. Kemampuan berdiferensiasi sel punca dewasa
lebih rendah dibandingkan sel punca embrionik. Sel punca dewasa mempunyai dua
karakteristik. Karakteristik pertama adalah sel-sel tersebut dapat berproliferasi untuk periode
yang panjang untuk memperbarui diri. Karakteristik kedua, sel-sel tersebut dapat
berdiferensiasi untuk menghasilkan sel-sel khusus yang mempunyai karakteristik morfologi
dan fungsi yang spesial.
Ada beberapa jenis transplantasi sel punca. Menurut sumbernya transplantasi sel punca
dapat dibagi menjadi:
Sumsum tulang adalah jaringan spons yang terdapat dalam tulang-tulang besar seperti
tulang pinggang, tulang dada, tulang punggung, dan tulang rusuk.
Sumsum tulang merupakan sumber yang kaya akan sel punca hematopoietik. Sejak dilakukan
pertama kali kira-kira 30 tahun yang lalu, transplantasi sumsum tulang digunakan sebagai
bagian dari pengobatan leukemia, limfoma jenis tertentu, dan anemia aplastik. Karena teknik
dan angka keberhasilannya semakin meningkat, maka pemakaian transplantasi sumsum tulang
sekarang ini semakin meluas.
Pada transplantasi ini prosedur yang dilakukan cukup sederhana, yaitu biasanya dalam
keadaan teranestesi total. Sumsum tulang (sekitar 600 cc) diambil dari tulang panggul donor
dengan bantuan sebuah jarum suntik khusus, kemudian sumsum tulang itu disuntikkan ke
dalam vena resipien. Sumsum tulang donor berpindah dan menyatu di dalam tulang resipien
dan sel-selnya mulai berproliferasi.
Pada akhirnya, jika semua berjalan lancar, seluruh sumsum tulang resipien akan
tergantikan dengan sumsum tulang yang baru. Namun, prosedur transplantasi sumsum tulang
memiliki kelemahan karena sel darah putih resipien telah dihancurkan oleh terapi radiasi dan
kemoterapi. Sumsum tulang yang baru memerlukan waktu sekitar 2-3 minggu untuk
menghasilkan sejumlah sel darah putih yang diperlukan guna melindungi resipien terhadap
infeksi. Transplantasi sumsum tulang memerlukan kecocokan HLA 6/6 atau paling tidak 5/6.
Risiko lainnya adalah timbulnya penyakit GvHD, di mana sumsum tulang yang baru
menghasilkan sel-sel aktif yang secara imunologi menyerang sel-sel resipien. Selain itu, risiko
kontaminasi virus lebih tinggi dan prosedur pencarian donor yang memakan waktu lama.
Seperti halnya sumsum tulang, peredaran darah tepi merupakan sumber sel punca
walaupun jumlah sel punca yang dikandung tidak sebanyak pada sumsum tulang.Untuk
mendapatkan jumlah sel punca yang jumlahnya mencukupi untuk suatu transplantasi, biasanya
pada donor diberikan granulocyte-colony stimulating factor (G-CSF) untuk menstimulasi sel
punca hematopoietik bergerak dari sumsum tulang ke peredaran darah.
Transplantasi ini dilakukan dengan proses yang disebut aferesis. Jika resipien
membutuhkan sel punca hematopoietik, pada proses ini darah lengkap diambil dari donor dan
sebuah mesin akan memisahkan darah menjadi komponen-komponennya, secara selektif
memisahkan sel punca dan mengembalikan sisa darah ke donor.
Transplantasi sel punca darah tepi pertama kali berhasil dilakukan pada tahun 1986.
Keuntungan transplantasi sel punca darah tepi adalah lebih mudah didapat. Selain itu,
pengambilan sel punca darah tepi tidak menyakitkan dan hanya perlu sekitar 100 cc.
Keuntungan lain, sel punca darah tepi lebih mudah tumbuh. Namun, sel punca darah tepi lebih
rentan, tidak setahan sumsum tulang. Sumsum tulang juga lebih lengkap, selain mengandung
sel punca juga ada jaringan penunjang untuk pertumbuhan sel. Karena itu, transplantasi sel
punca darah tepi tetap perlu dicampur dengan sumsum tulang.
Darah tali pusat mengandung sejumlah sel punca yang bermakna dan memiliki keunggulan
di atas transplantasi sel punca dari sumsum tulang atau dari darah tepi bagi pasien-pasien
tertentu. Transplantasi sel punca dari darah tali pusat telah mengubah bahan sisa dari proses
kelahiran menjadi sebuah sumber yang dapat menyelamatkan jiwa.
Transplantasi sel punca darah tali pusat pertama kali dilakukan di Prancis pada penderita
anemia Fanconi tahun 1988. Pada tahun 1991, darah tali pusat ditransplantasikan pada
penderita Chronic Myelogenous Leukemia. Kedua transplantasi ini berhasil dengan baik.
Sampai saat ini telah dilakukan kira-kira 3.000 transplantasi darah tali pusat.
Terapi gen pembawa transgen kedalam tubuh pasien, pada sifat self renewing
berupa pemberian stem cells yang mengandung transgen tak perlu dilakukan
berulang-ulang. Dengan terapi gen dapat berdifferensiasi menjadi bermacam-
macam sel sehingga transgen tersebut dapat menetap diberbagai jaringan.
Stem cell dapat hidup diluar tubuh manusia sepetri di cawan Petri. manipulasi pada
stem cells ditransplantasikan ke dalam organ tubuh untuk menangani penyakit-penyakit
tertentu tanpa mengganggu organ tubuh.
1. pengobatan leukemia
Untuk mengobati hati, sel punca diambil dari sumsum tulang atau sel darah.
Pembiakan lalu dilakukan di luar tubuh (in vitro) kemudian dimasukkan kembali ke
dalam tubuh melalui pembuluh arteri hati karena pembuluh ini adalah pemasuk
nutrisi sehingga hasilnya lebih efektif Terapi ini dengan menyuntikan sel punca ke
hati, sel ini bisa menuju ke jaringan yang rusak lalu berubah menjadi sel pembuluh
hati atau organ hati.
Penderita penyakit jantung sering datang dalam kondisi sudah terjadi kerusakan
irreverseble atau berada amat lanjut sehingga sulit diatasi walaupun dengan terapi
obat-obatan atau juga tindakan operasi dan pemasangan stent. Salah satu kondisi ini
adalah gagal jantung. Alternatif pengobatannya yaitu sel punca. Terapi ini
tujuannya memperbaiki dan meregenerasi jaringan. Dengan demikian bukannya
mengganti jantung yang rusak dengan jantung lain, tetapi diciptakan otot jantung
baru, yang sehat, di jantung yang sudah sakit tersebut
Tiga karakter ganas inilah yang membedakan kanker dari tumor jinak. Sebagian besar kanker
membentuk tumor, tetapi beberapa tidak, seperti leukemia. Cabang ilmu kedokteran yang
berhubungan dengan studi, diagnosis, perawatan, dan pencegahan kanker disebut onkologi.
Berdasarkan pertumbuhannya, tumor dapat dibedakan dua jenis, yaitu tumor ganas (maglinant
tumor) dan tumor jinak (benign tumor). Kanker ditandai dengan pembelahan sel yang tidak
terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan lain, baik dengan
pertumbuhan langsung pada jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel
ketempat yang jauh (metastasis).
Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti karena penyebab kanker bisa saja
merupakan gabungan dari sekumpulan faktor genetik dan lingkungan. Beberapa faktor yang
diduga meningkatkan resiko kanker sebagai berkut.
Irnaningtyas, Istiadi Yossa Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013 yang
disempurnakan. Jakarta: Erlangga
Implementasi Sel Punca Sebagai salah Satu Upaya Meminimalisir Penderita Diabetes Melitus
di Indonesia.https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/13/implementasi-stem-cell-
sebagai-salah-satu-upaya-meminimalisir-penderita-diabetes-melitus-di-indonesia/ (Diakses
pada tanggal 21 Juli 2019)
Mengenal Stem Sel (stem cell) atau sel Punca / sel Induk.
https://wanenoor.blogspot.com/2011/07/mengenal-stem-sel-stem-cell-atau-sel.html#.XTbuK-
gzbIV (Diakses pada tanggal 23 Juli 2019)