Anda di halaman 1dari 4

Sel punca

Sel punca, sel induk, sel batang (bahasa Inggris: stem cell) merupakan sel yang belum
berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak jenis
sel yang berbeda di dalam tubuh.[butuh rujukan] Sel punca juga berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk
mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup organisme.[1] Saat sel punca
terbelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk tetap menjadi sel punca atau menjadi sel dari jenis
lain dengan fungsi yang lebih khusus, misalnya sel otot, sel darah merah atau sel otak.[2]
Saat ini Indonesia telah memiliki dua lembaga yang dapat mengolah sel punca yaitu Institute of
Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga dan Kalbe Farma. Sel punca nasional telah dapat
diterapkan pada 20 jenis penyakit, tetapi baru 5 jenis sel punca yang telah dapat dikembangkan
secara massal
Sel punca memiliki dua sifat penting yang sangat berbeda dengan sel yang lain:

 Sel punca belum merupakan sel dengan spesialisasi fungsi tetapi dapat memperbaharui diri
dengan pembelahan sel bahkan setelah tidak aktif dalam waktu yang panjang.[butuh rujukan]
 Dalam situasi tertentu, sel punca dapat diinduksi untuk menjadi sel dengan fungsi tertentu
seperti sel jaringan maupun sel organ yang mempunyai tugas tersendiri.[butuh rujukan] Pada sumsum
tulang dan darah tali pusar (bahasa Inggris: umbilical cord blood), sel punca secara teratur
membelah dan memperbaiki jaringan yang rusak, meski demikian pada organ lain
seperti pankreas atau hati, pembelahan hanya terjadi dalam kondisi tertentu.[4]
Peneliti medis meyakini bahwa penelitian sel punca berpotensi untuk mengubah
keadaan penyakit manusia dengan cara digunakan memperbaiki jaringan atau organ tubuh tertentu.
[butuh rujukan]
Namun, hal ini tampaknya belum dapat benar-benar diwujudkan dewasa ini.[butuh rujukan]
Penelitian sel punca dapat dikatakan dimulai pada tahun 1960-an setelah dilakukannya penelitian
oleh ilmuwan Kanada, Ernest A. McCulloch dan James E. Till.[butuh rujukan]

Ragam sel punca


Sel punca dapat digolongkan berdasarkan potensi yang dimiliki oleh sel tersebut maupun
berdasarkan asalnya.[5]

Berdasarkan potensi[sunting | sunting sumber]

 Sel punca ber-totipotensi (toti=total) adalah sel punca yang memiliki potensi untuk
berdiferensiasi menjadi semua jenis sel, yaitu sel ekstraembrionik, sel somatik, dan sel seksual.
[butuh rujukan]
Jenis sel ini dapat bertumbuh menjadi organisme baru bila diberikan dukungan maternal
yang memadai. Sel punca bertotipotensi diperoleh dari sel punca embrio, hasil pembuahan sel
telur oleh sel sperma.[butuh rujukan]
 Sel punca ber-pluripotensi (pluri=jamak) adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi
semua jenis sel dalam tubuh, namun tidak dapat membentuk suatu organisme baru.[butuh rujukan]
 Sel punca ber-multipotensi adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel
dewasa.[butuh rujukan]
 Sel punca ber-unipotensi (uni=tunggal) adalah sel punca yang hanya dapat menghasilkan satu
jenis sel tertentu, tetapi memiliki kemampuan memperbarui diri yang tidak dimiliki oleh sel yang
bukan sel punca.[6]
Berdasarkan asalnya
Sel punca embrionik[sunting | sunting sumber]
Sel punca ini diambil dari embrio pada fase blastosit (5-7 hari setelah pembuahan).[6] Massa sel
bagian dalam mengelompok dan mengandung sel-sel punca embrionik.[6] Sel-sel diisolasi dari massa
sel bagian dalam dan dikultur secara in vitro.[6] Sel punca embrional dapat diarahkan menjadi semua
jenis sel yang dijumpai pada organisme dewasa, seperti sel-sel darah, sel-sel otot, sel-sel hati, sel-
sel ginjal, dan sel-sel lainnya.[6]
Sel germinal/benih embrionik (embryonic germ cells)[sunting | sunting sumber]
Sel germinal/benih (seperti sperma/ovum) embrionik induk/primordial (primordial germ cells) dan
prekursor sel germinal diploid ada sesaat pada embrio sebelum mereka terasosiasi dengan sel
somatik gond dan kemudian menjadi sel germinal.[6] Sel germinal embrionik manusia/human
embryonic germ cells (hEGCs) termasuk sel punca yang berasal dari sel germinal primordial dari
janin berumur 5-9 minggu.[butuh rujukan] Sel punca jenis ini memilki sifat pluripotensi.[6]
Sel punca fetal[sunting | sunting sumber]
Sel punca fetal adalah sel primitif yang dapat ditemukan pada organ-organ fetus (janin) seperti sel
punca hematopoietik fetal dan progenitor kelenjar pankreas.[6] Sel punca neural fetal yang ditemukan
pada otak janin menunjukkan kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel neuron dan sel glial
(sel-sel pendukung pada sistem saraf pusat).[6] Darah, plasenta, dan tali pusat janin kaya akan sel
punca hematopoietik fetal.[6]
Sel punca dewasa (adult stem cells)[sunting | sunting sumber]
Sel punca dewasa mempunyai dua karakteristik.[butuh rujukan] Karakteristik pertama adalah sel-sel
tersebut dapat berproliferasi untuk periode yang panjang untuk memperbarui diri.[butuh
rujukan]
Karakteristik kedua, sel-sel tersebut dapat berdiferensiasi untuk menghasilkan sel-sel khusus
yang mempunyai karakteristik morfologi dan fungsi yang spesial.[butuh rujukan]

 Sel punca hematopoietik


 Sel punca mesenkimal
Sel punca kanker (cancer stem cells)[sunting | sunting sumber]
Sel punca kanker adalah sel yang mengaktivasi lintasan onkogenik berupa tumorigenesis yang
membuat sel normal mengalami fase inisiasi tumor, namun sel punca kanker tidak memiliki
sifat tumorigenik.[7] Dari data terakhir, ditemukan keberadaan sel punca kanker pada berbagai
jenis kanker seperti leukemia, kanker payudara, kanker otak, kanker otak, kanker usus
besar dan kanker kulit. Sel punca kanker pankreas memiliki kluster
diferensiasi CD44, CD24 dan epithelial-specific antigen, selain SDF-1 (stromal cell-derived factor
1)/CXCR4 untuk bermigrasi seperti sel punca normal,[8] serta ekspresi genetik lebih tinggi dari sel
punca normal, seperti gen BMI-1 dan SHH (Sonic hedgehog) untuk memperbaharui diri,[9]

Transplantasi sel punca[sunting | sunting sumber]


Transplantasi sel punca dapat berupa[butuh rujukan]:

 Transplantasi autologus (menggunakan sel punca pasien sendiri, yang dikumpulkan sebelum
pemberian kemoterapi dosis tinggi)
 Transplantasi alogenik (menggunakan sel punca dari donor yang cocok, baik dengan hubungan
keluarga atau tanpa hubungan keluarga), atau
 transplantasi singenik (menggunakan sel punca dari saudara kembar identik).
Jenis-jenis transplantasi sel punca[sunting | sunting sumber]
Menurut sumbernya transplantasi sel punca dapat dibagi menjadi:
Transplantasi sel punca dari sumsum tulang[sunting | sunting sumber]
Sumsum tulang adalah jaringan spons yang terdapat dalam tulang-tulang besar seperti tulang
pinggang, tulang dada, tulang punggung, dan tulang rusuk.[butuh rujukan]
Sumsum tulang merupakan sumber yang kaya akan sel punca hematopoietik.[butuh rujukan] Sejak
dilakukan pertama kali kira-kira 30 tahun yang lalu, transplantasi sumsum tulang digunakan sebagai
bagian dari pengobatan leukemia, limfoma jenis tertentu, dan anemia aplastik.[butuh rujukan] Karena teknik
dan angka keberhasilannya semakin meningkat, maka pemakaian transplantasi sumsum tulang
sekarang ini semakin meluas.[butuh rujukan]
Pada transplantasi ini prosedur yang dilakukan cukup sederhana, yaitu biasanya dalam keadaan
teranestesi total.[butuh rujukan] Sumsum tulang (sekitar 600 cc) diambil dari tulang panggul donor dengan
bantuan sebuah jarum suntik khusus, kemudian sumsum tulang itu disuntikkan ke
dalam vena resipien.[butuh rujukan] Sumsum tulang donor berpindah dan menyatu di dalam tulang resipien
dan sel-selnya mulai berproliferasi.[butuh rujukan]
Pada akhirnya, jika semua berjalan lancar, seluruh sumsum tulang resipien akan tergantikan dengan
sumsum tulang yang baru.[butuh rujukan] Namun, prosedur transplantasi sumsum tulang memiliki
kelemahan karena sel darah putih resipien telah dihancurkan oleh terapi radiasi dan kemoterapi.[butuh
rujukan]
Sumsum tulang yang baru memerlukan waktu sekitar 2-3 minggu untuk menghasilkan sejumlah
sel darah putih yang diperlukan guna melindungi resipien terhadap infeksi.[butuh rujukan] Transplantasi
sumsum tulang memerlukan kecocokan HLA 6/6 atau paling tidak 5/6.[butuh rujukan]
Risiko lainnya adalah timbulnya penyakit GvHD, di mana sumsum tulang yang baru menghasilkan
sel-sel aktif yang secara imunologi menyerang sel-sel resipien.[butuh rujukan] Selain itu, risiko kontaminasi
virus lebih tinggi dan prosedur pencarian donor yang memakan waktu lama.[butuh rujukan]
Transplantasi sel punca darah tepi[sunting | sunting sumber]
Seperti halnya sumsum tulang, peredaran darah tepi merupakan sumber sel punca walaupun jumlah
sel punca yang dikandung tidak sebanyak pada sumsum tulang.[butuh rujukan] Untuk mendapatkan jumlah
sel punca yang jumlahnya mencukupi untuk suatu transplantasi, biasanya pada donor
diberikan granulocyte-colony stimulating factor (G-CSF) untuk menstimulasi sel punca hematopoietik
bergerak dari sumsum tulang ke peredaran darah.[butuh rujukan]
Transplantasi ini dilakukan dengan proses yang disebut aferesis.[butuh rujukan] Jika resipien membutuhkan
sel punca hematopoietik, pada proses ini darah lengkap diambil dari donor dan sebuah mesin akan
memisahkan darah menjadi komponen-komponennya, secara selektif memisahkan sel punca dan
mengembalikan sisa darah ke donor.[butuh rujukan]
Transplantasi sel punca darah tepi pertama kali berhasil dilakukan pada tahun 1986.[butuh
rujukan]
Keuntungan transplantasi sel punca darah tepi adalah lebih mudah didapat.[butuh rujukan] Selain itu,
pengambilan sel punca darah tepi tidak menyakitkan dan hanya perlu sekitar 100 cc.[butuh
rujukan]
Keuntungan lain, sel punca darah tepi lebih mudah tumbuh.[butuh rujukan] Namun, sel punca darah tepi
lebih rentan, tidak setahan sumsum tulang.[butuh rujukan] Sumsum tulang juga lebih lengkap, selain
mengandung sel punca juga ada jaringan penunjang untuk pertumbuhan sel. Karena itu,
transplantasi sel punca darah tepi tetap perlu dicampur dengan sumsum tulang.[butuh rujukan]
Transplantasi sel punca darah tali pusat[sunting | sunting sumber]
Pada tahun 1970-an, para peneliti menemukan bahwa darah plasenta manusia mengandung sel
punca yang sama dengan sel punca yang ditemukan dalam sumsum tulang.[butuh rujukan] Karena sel
punca dari sumsum tulang telah berhasil mengobati pasien-pasien dengan penyakit-penyakit
kelainan darah yang mengancam jiwa seperti leukemia dan gangguan-gangguan sistem kekebalan
tubuh, maka para peneliti percaya bahwa mereka juga dapat menggunakan sel punca dari darah tali
pusat untuk menyelamatkan jiwa pasien mereka.[butuh rujukan]
Darah tali pusat mengandung sejumlah sel punca yang bermakna dan memiliki keunggulan di atas
transplantasi sel punca dari sumsum tulang atau dari darah tepi bagi pasien-pasien tertentu.[butuh
rujukan]
Transplantasi sel punca dari darah tali pusat telah mengubah bahan sisa dari proses kelahiran
menjadi sebuah sumber yang dapat menyelamatkan jiwa.[butuh rujukan]
Transplantasi sel punca darah tali pusat pertama kali dilakukan di Prancis pada penderita anemia
Fanconi tahun 1988.[butuh rujukan] Pada tahun 1991, darah tali pusat ditransplantasikan pada
penderita Chronic Myelogenous Leukemia.[butuh rujukan] Kedua transplantasi ini berhasil dengan baik.
Sampai saat ini telah dilakukan kira-kira 3.000 transplantasi darah tali pusat.[butuh rujukan]

Anda mungkin juga menyukai