Anda di halaman 1dari 8

Nama : Rizki Muhamad Hikmatullah Indrawan NPM : 260110100060 BIOTEKNOLOGI FARMASI

INDUCED PLURIPOTENT STEM CELL

I.

Pengertian Stem Sel Sel puncak, sel induk, sel batang atau dalam bahasa Inggrisnya stem cell

merupakan sel yang belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh. Sel puncak juga berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup organisme. Saat sel puncak terbelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk tetap menjadi sel punca atau menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi yang lebih khusus, misalnya sel otot, sel darah merah atau sel otak. Stem sel (sel puncak) adalah sumber dari semua sel di dalam individu, dan ini merupakan sebuah sumber bagi pengobatan sel yang sekarang ini merupakan sebuah jalan revolusi untuk mengatasi penyakit dan kerusakan dengan keuntungan medis yang luas. Sel punca dapat dikategorikan menjadi 2 macam kategori besar berdasarkan sumbernya yaitu sel punca dewasa yang berasal dari organisme dewasa dan sel punca embrio, sel punca yang berasal dari inner sel mass embrio stadium blastula. Sel punca dewasa dan embrio dapat digunakan untuk pengobatan stem cell (Bongso dkk., 2005). Di Indonesia telah dimulai penelitian dan pengobatan stem stem dengan menggunakan adult stem sel (Permenkes, 2009), hal ini dikarenakan adult stem sel tidak menemui hambatan yang dikarenakan masih adanya ketidakjelasan tentang etika mengenai embrionik stem sel. Adult stem sel yang banyak diteliti adalah stem sel mesenkimal dan

hematopoietik stem sel. Adult stem sel mesenkim (MSCs) merupakan wakil dari tipe adult stem sel yang memberikan variasi sel termasuk osteosit, chondrosit, adiposit dan bentuk lain dari sel jaringan ikat lain seperti dalam tendon (Beyer dan Meireles, 2006). Sedangkan hematopoiesis adalah perwakilan dari adult stem sel yang merupakan pioneer stem sel. Penelitian akhir-akhir ini telah

mengindikasikan bahwa sel mesenkim ini mampu berdifferensiasi menjadi sel jantung ataupun sel lain yang bukan berasal dari mesodermal seperti sel hati dan saraf apabila menemukan lingkungan yang cocok untuk pertumbuhannya (Wagner dkk., 2005; 2006). Hematopoietic stem cells (HSCs) adalah precursor multipotent yang mempunyai kapasitas memperbaharui diri sendiri dan berkemampuan untuk meregenerasi semua tipe sel berbeda yang menyusun sistem pembentuk darah (Bonnet, 2002; McCulloch and Till, 2005). Transplantasi HSC membentuk dasar dari pengobatan konsolidasi dalam penanganan kangker dan digunakan untuk mengobati atau memperbaiki sejumlah gangguan hematologik dan genetis (Shizuru et al., 2005; Steward and Jarisch, 2005). Dengan beberapa keberatan (McCormack and Rabbitts, 2004), HSC juga sebuah target attraktif sel populasi untuk pengobatan gen karena dengan mudah dapat diperoleh untuk dimodifikasi genetik ex vivo dan memberikan untuk kemungkinan menopang ekspresi transgene dalam sel darah tepi sirkulasi sepanjang kehidupan dari sebuah individu (Hawley, 2001; Moayeri et al., 2005).

II.

Sifat Stem Sel

Sel puncak memiliki dua sifat penting yang sangat berbeda dengan sel yang lain: Sel puncak belum merupakan sel dengan spesialisasi fungsi tetapi dapat memperbaharui diri dengan pembelahan sel bahkan setelah tidak aktif dalam waktu yang panjang.

Dalam situasi tertentu, sel puncak dapat diinduksi untuk menjadi sel dengan fungsi tertentu seperti sel jaringan maupun sel organ yang mempunyai tugas tersendiri. Pada sumsum tulang dan darah tali pusar (bahasa Inggris: umbilical cord blood), sel puncak secara teratur membelah dan memperbaiki jaringan yang rusak, meski demikian pada organ lain seperti pankreas atau hati, pembelahan hanya terjadi dalam kondisi tertentu. Peneliti medis meyakini bahwa penelitian sel puncak berpotensi untuk

mengubah keadaan penyakit manusia dengan cara digunakan memperbaiki jaringan atau organ tubuh tertentu. Namun demikian, hal ini tampaknya belum dapat benar-benar diwujudkan dewasa ini. Penelitian sel punca dapat dikatakan dimulai pada tahun 1960-an setelah dilakukannya penelitian oleh ilmuwan Kanada, Ernest A. McCulloch dan James E. Till. Gambar di bawah adalah salah satu jenis stem cell dari embrio. Perhatikan bahwa pada tahap blastula terdapat stem cell yang memiliki sifat pluripotensi. Pluripotensi berarti memiliki kemampuan atau potensi untuk berubah menjadi sel atau jaringan lain. Oleh karena itu stem cell ini bisa ditumbuhkan menjadi sel-sel darah (hematopoetik), menjadi jaringan saraf, atau jaringan ikat.

III.

Sel Induk/ Puncak Pluripoten Sel induk yang dapat berdiferensiasi menjadi 3 lapisan germinal (ectoderm, mesoderm, dan endoderm), tetapi tidak dapat menjadi jaringan ekstraembryonik seperti plasenta dan tali pusat. Teknologi Stem Sel menawarkan potensi untuk memahami mekanisme penyakit, mengidentifikasi target obat baru, pengujian toksikologi yang lebih efektif dan mengobati penyakit yang sebelumnya tidak tersembuhkan. Terobosan terbaru di bidang induksi sel-sel induk pluripoten menawarkan prospek yang sangat menarik, termasuk peluang baru yang menyediakan sumber lebih mudah tersedia pada batang sel untuk keselamatan individual. Sel induk pluripoten di lain pihak, dapat berasal dari berbagai jenis sel yang ada pada tubuh dalam jumlah yang tidak terbatas dan nampaknya tidak ada masalah etika. Tekhnologi Sel induk pluripoten ini

memungkinkan dibuatnya sel punca untuk keperluan transplantasi yang patientspesific sehingga tidak timbul reaksi penolakan jaringan. Pluripoten berarti sel puncak/induk ini dapat didiferensiasi menjadi semua sel pada tubuh dari keturunan ketiga lapis embrional, ektoderm, mesoderm dan endoderm. Peluang penggunaan sel punca untuk terapi berbagai jenis penyakit semakin terbuka dan realistis.

Pada sebuah percobaan, ternyata stem cell dewasa milik tikus dan stem cell dewasa dari manusia menunjukkan kemampuan yang sama dalam

meregenerasi jaringan yang rusak. Perhatikan gambar di bawah. Baik stem cell tikus maupun stem cell manusia sama-sama mampu melakukan regenerasi terhadap otot jantung tikus yang rusak.

Contoh penerapan manfaat stem cell Karena kemampuannya untuk berubah menjadi jaringan lain dan berkembang menjadi organ, maka stem cell bisa ditumbuhkan secara invitro untuk membentuk organ tertentu. Perhatikan foto di bawah ini. Itu adalah daun telinga manusia dari stem cell yang ditumbuhkan secara invitro pada cawan agar yang berisi nutrisi. Setelah tumbuh sempurna, daun telinga ini akan dicangkokkan kembali pada sang donor stem cell semula.

Stem cell juga bisa digunakan untuk menyembuhkan kebutaan karena kerusakanmakular. Foto berikut adalah sel epitelial yang ditumbuhkan dari stem cell telah siap diinjeksikan untuk menyembuhkan kebutaan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahsofyan. 2011. Stem Sel. http://stemcellresearchnews.com/24/stem-sel/ Arai, F., Hirao, A., Ohmura, M., Sato, H., Matsuoka, S., Takubo, K., Ito, K., Koh, G. Y., and Suda, T. 2004. Tie2/angiopoietin]1 signaling regulates hematopoietic stem cell quiescence in the bone marrow niche. Cell 118, 149161. Isahi, Putra Sang. 2012. Teknologi Stem Sel. http://biologimediacentre.com/menumbuhkan-kuping-pada-cawan-petridengan-stem-cell/ Steward, C. G., and Jarisch, A. (2005). Haemopoietic stem cell transplantation for genetic disorders. Arch. Dis. Child 90, 12591263. Wagner W, Wein F, Seckinger A, Frank-hauser M, Wirkner U, Krause U, Blake J, Schwager C, Eckstein V, Ansorge W, and Ho AD 2005. Comparative characteristics of mesenchymal stem cells from human bone marrow, adipose tissue, and umbilical cord blood. Exp Hematol 33:1402-1416.

Anda mungkin juga menyukai