Anda di halaman 1dari 5

SEL PUNCA Angelina J Sachi – 8B

Sel punca, sel induk, sel batang (stem


cell) merupakan sel yang belum
berdiferensiasi dan mempunyai potensi
yang sangat tinggi untuk berkembang
menjadi banyak jenis sel yang berbeda di
dalam tubuh. Sel punca juga berfungsi
sebagai sistem perbaikan untuk mengganti
sel-sel tubuh yang telah rusak demi
kelangsungan hidup organisme. Saat sel
punca terbelah, sel yang baru mempunyai
potensi untuk tetap menjadi sel punca atau
menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi
yang lebih khusus, misalnya sel otot, sel
darah merah atau sel otak.
Sel punca memiliki dua sifat penting yang sangat berbeda dengan sel yang lain:
 Sel punca belum merupakan sel dengan spesialisasi fungsi tetapi dapat memperbaharui diri
dengan pembelahan sel bahkan setelah tidak aktif dalam waktu yang panjang.
 Dalam situasi tertentu, sel punca dapat diinduksi untuk menjadi sel dengan fungsi tertentu
seperti sel jaringan maupun sel organ yang mempunyai tugas tersendiri. Pada sumsum tulang
dan darah tali pusar (umbilical cord blood), sel punca secara teratur membelah dan
memperbaiki jaringan yang rusak, meski demikian pada organ lain seperti pankreas atau hati,
pembelahan hanya terjadi dalam kondisi tertentu.

Ragam sel punca


Sel punca dapat digolongkan berdasarkan potensi yang dimiliki oleh sel tersebut maupun berdasarkan asalnya.

 Sel punca totipotensi adalah sel punca yang memiliki potensi untuk berdiferensiasi menjadi semua
jenis sel, yaitu sel ekstraembrionik, sel somatik, dan sel seksual. Jenis sel ini dapat bertumbuh
menjadi organisme baru bila diberikan dukungan maternal yang memadai. Sel punca bertotipotensi
diperoleh dari sel punca embrio, hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma.
 Sel punca pluripotensi adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel dalam
tubuh, namun tidak dapat membentuk suatu organisme baru.
 Sel punca multipotensi adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel
dewasa.
 Sel punca unipotensi adalah sel punca yang hanya dapat menghasilkan satu jenis sel
tertentu tetapi memiliki kemampuan memperbarui diri yang tidak dimiliki oleh sel yang
bukan sel punca.

Berdasarkan asalnya
 Sel punca embrionik
Sel punca ini diambil dari embrio pada fase blastosit (5-7 hari setelah pembuahan). Massa sel
bagian dalam mengelompok dan mengandung sel-sel punca embrionik. Sel punca embrional
dapat diarahkan menjadi semua jenis sel yang dijumpai pada organisme dewasa, seperti sel-
sel darah, sel-sel otot, sel-sel hati, sel-sel ginjal, dan sel-sel lainnya.
 Sel germinal
Sel germinal/benih (seperti sperma/ovum) embrionik induk/primordial (primordial germ
cells) dan prekursor sel germinal diploid ada sesaat pada embrio sebelum mereka terasosiasi
dengan sel somatik gond dan kemudian menjadi sel germinal. Sel germinal embrionik
manusia/human embryonic germ cells (hEGCs) termasuk sel punca yang berasal dari sel
germinal primordial dari janin berumur 5-9 minggu. Sel punca jenis ini memilki sifat
pluripotensi.
 Sel punca fetal
Sel punca fetal adalah sel primitif yang dapat ditemukan pada organ-organ fetus (janin)
seperti sel punca hematopoietik fetal dan progenitor kelenjar pankreas. Sel punca neural fetal
yang ditemukan pada otak janin menunjukkan kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel
neuron dan sel glial (sel-sel pendukung pada sistem saraf pusat). Darah, plasenta, dan tali
pusat janin kaya akan sel punca hematopoietik fetal.
 Sel punca dewasa
Sel punca dewasa mempunyai dua karakteristik. Karakteristik pertama adalah sel-sel tersebut
dapat berproliferasi untuk periode yang panjang untuk memperbarui diri. Karakteristik
kedua, sel-sel tersebut dapat berdiferensiasi untuk menghasilkan sel-sel khusus yang
mempunyai karakteristik morfologi dan fungsi yang spesial.
 Sel punca kanker
Sel punca kanker adalah sel yang mengaktivasi lintasan onkogenik berupa tumorigenesis
yang membuat sel normal mengalami fase inisiasi tumor, namun sel punca kanker tidak
memiliki sifat tumorigenik. Ditemukan keberadaan sel punca kanker pada berbagai
jenis kanker seperti leukemia, kanker payudara, kanker otak, kanker usus besar dan kanker
kulit.
Terapi sel punca
Terapi sel punca adalah penggunaan sel induk untuk mengobati atau mencegah
penyakit atau kondisi tertentu. Terapi sel induk disebut pula terapi sel induk,
transplantasi sel, atau sitoterapi. Melalui terapi ini, dapat dibentuk jaringan baru untuk
menggantikan sel-sel yang rusak yang menyebabkan kerusakan organ. Terapi sel
induk mulai dilakukan sejak abad kesembilan belas ketika ilmuwan bereksperimen
dengan menyuntikkan bahan hewani untuk mencegah dan mengobati
penyakit. Meskipun upaya tersebut tidak memberikan hasil positif, penelitian lebih
lanjut pada pertengahan abad ke-20 menemukan bahwa sel induk dapat digunakan
untuk reaksi penolakan terhadap transplantasi organ.

 Pengobatan infark jantung


Menggunakan sel stem sumsum tulang (bone marrow) yang beredar dalam darah perifer
dan sel stem yang sudah berada di jantung akan menuju ke daerah infark, tetapi
jumlahnya tidak cukup untuk dapat mengatasi dan menyembuhkan daerah infark
tersebut. Sel stem akan membentuk sel kardiomiosit dan juga mengadakan
neovaskularisasi. Karena jumlah sel stem endogen kurang banyak maka logis untuk
mecarikan bantuan sel stem dari luar yang bisa berasal dari sumsum tulang atau sumber
lain seperti UCB. Hal ini telah dilakukan dengan hasil yang cukup
menggembirakan. Intracoronary infusion BM stem cell otolog telah dilakukan pada 22
pasien dengan AMI dan melaporkan hasil yang sangat baik. Sekarang dalam literatur
sudah banyak dilaporkan hasil positif pemberian sel stem BM intrakoroner pada AMI.
 Pengobatan diabetes tipe I
Pada diabetes tipe I sel pankreas beta yang mensekresi insulin mengalami kerusakan
oleh faktor genetik, lingkungan dan imunologik. Akibatnya terjadi defisiensi insulin dan
menyebabkan hiperglikemi. Transplantasi seluruh organ pankreas kadaver dapat
menyembuhkan penderita. Tetapi jumlah kadaver sangat sedikit dan obat imunosupresi
yang dibutuhkan untuk mencegah reaksi imunologik menimbulkan banyak efek
samping. Transplantasi sel stem merupakan alternatif baik dan telah menunjukkan hasil
positif pada mencit. Tetapi masih banyak kendala yang harus diatasi supaya penggunaan
sel stem untuk menyembuhkan pasien diabetes tipe I dapat terlaksana.
Pengobatan berbasis sel punca telah terbukti memiliki potensi untuk terapi
regeneratif. Angka publikasi jurnal ilmiah yang tinggi di Indonesia menunjukkan
besarnya potensi dan minat para peneliti dalam melakukan riset sel punca.
Pengembangan sel punca di Indonesia sering kali menghadapi banyak tantangan, salah
satunya karena penelitian sel punca yang masih dilakukan secara individual. Untuk
mengakomodir tingginya minat para peneliti sel punca, diperlukan adanya kerjasama
dari berbagai pihak agar pelaksanaannya dapat terintegrasi dengan baik.

Riset tentang sel punca telah lama dilakukan dan dikembangkan, bahwa dalam
perjalanan riset tersebut, mereka telah menghasilkan publikasi dan paten.
Pertama, Teknologi mikroenkapsulasi berbasis alginat dapat memelihara viabilitas sel
punca mesenkim, di mana aplikasinya akan digunakan untuk terapi luka
kronis; Kedua, sitokin dan faktor pertumbuhan dapat mendiferensiasikan sel punca
mesenkim menjadi sel osteosit serta sel kondrosit.

Anda mungkin juga menyukai