Anda di halaman 1dari 9

Sel punca, sel induk, sel batang merupakan sel yang belum berdiferensiasi dan mempunyai

potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam

tubuh.Sel punca juga berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang

telah rusak demi kelangsungan hidup organisme. Saat sel punca terbelah, sel yang baru

mempunyai potensi untuk tetap menjadi sel punca atau menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi

yang lebih khusus, misalnya sel otot, sel darah merah atau sel otak.

Saat ini Indonesia telah memiliki dua lembaga yang dapat mengolah sel punca yaitu Institute of

Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga dan Kalbe Farma. Sel punca nasional telah dapat

diterapkan pada 20 jenis penyakit, tetapi baru 5 jenis sel punca yang telah dapat dikembangkan

secara massal.

Sifat
Sel punca memiliki dua sifat penting yang sangat berbeda dengan sel yang lain:

 Sel punca belum merupakan sel dengan spesialisasi fungsi tetapi dapat memperbaharui

diri dengan pembelahan sel bahkan setelah tidak aktif dalam waktu yang panjang.

 Dalam situasi tertentu, sel punca dapat diinduksi untuk menjadi sel dengan fungsi tertentu

seperti sel jaringan maupun sel organ yang mempunyai tugas tersendiri. Pada sumsum

tulang dan darah tali pusar umbilical cord blood), sel punca secara teratur membelah dan

memperbaiki jaringan yang rusak, meski demikian pada organ lain seperti pankreas atau

hati, pembelahan hanya terjadi dalam kondisi tertentu.


Peneliti medis meyakini bahwa penelitian sel punca berpotensi untuk mengubah keadaan

penyakit manusia dengan cara digunakan memperbaiki jaringan atau organ tubuh tertentu.

Namun, hal ini tampaknya belum dapat benar-benar diwujudkan dewasa ini.

Penelitian sel punca dapat dikatakan dimulai pada tahun 1960-an setelah dilakukannya penelitian

oleh ilmuwan Kanada, Ernest A. McCulloch dan James E. Till.

Ragam sel punca

Sel punca dapat digolongkan berdasarkan potensi yang dimiliki oleh sel tersebut maupun

berdasarkan asalnya.

Berdasarkan potensi

 Sel punca ber-totipotensi (toti=total) adalah sel punca yang memiliki potensi untuk

berdiferensiasi menjadi semua jenis sel, yaitu sel ekstraembrionik, sel somatik, dan sel

seksual. Jenis sel ini dapat bertumbuh menjadi organisme baru bila diberikan dukungan

maternal yang memadai. Sel punca bertotipotensi diperoleh dari sel punca embrio, hasil

pembuahan sel telur oleh sel sperma.

 Sel punca ber-pluripotensi (pluri=jamak) adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi

menjadi semua jenis sel dalam tubuh, namun tidak dapat membentuk suatu organisme

baru.[butuh rujukan]

 Sel punca ber-multipotensi adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi beberapa

jenis sel dewasa.[butuh rujukan]


 Sel punca ber-unipotensi (uni=tunggal) adalah sel punca yang hanya dapat menghasilkan

satu jenis sel tertentu, tetapi memiliki kemampuan memperbarui diri yang tidak dimiliki

oleh sel yang bukan sel punca.[6]

Berdasarkan asalnya

Sel punca embrionik

Sel punca ini diambil dari embrio pada fase blastosit (5-7 hari setelah pembuahan).[6] Massa sel

bagian dalam mengelompok dan mengandung sel-sel punca embrionik.[6] Sel-sel diisolasi dari

massa sel bagian dalam dan dikultur secara in vitro.[6] Sel punca embrional dapat diarahkan

menjadi semua jenis sel yang dijumpai pada organisme dewasa, seperti sel-sel darah, sel-sel otot,

sel-sel hati, sel-sel ginjal, dan sel-sel lainnya.[6]

Sel germinal/benih embrionik (embryonic germ cells)

Sel germinal/benih (seperti sperma/ovum) embrionik induk/primordial (primordial germ cells)

dan prekursor sel germinal diploid ada sesaat pada embrio sebelum mereka terasosiasi dengan sel

somatik gond dan kemudian menjadi sel germinal.[6] Sel germinal embrionik manusia/human

embryonic germ cells (hEGCs) termasuk sel punca yang berasal dari sel germinal primordial dari

janin berumur 5-9 minggu.[butuh rujukan] Sel punca jenis ini memilki sifat pluripotensi.[6]

Sel punca fetal

Sel punca fetal adalah sel primitif yang dapat ditemukan pada organ-organ fetus (janin) seperti

sel punca hematopoietik fetal dan progenitor kelenjar pankreas.[6] Sel punca neural fetal yang

ditemukan pada otak janin menunjukkan kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel neuron
dan sel glial (sel-sel pendukung pada sistem saraf pusat).[6] Darah, plasenta, dan tali pusat janin

kaya akan sel punca hematopoietik fetal.[6]

Sel induk mesenkimal

Sel punca dewasa (adult stem cells)

Sel punca dewasa mempunyai dua karakteristik.[butuh rujukan] Karakteristik pertama adalah sel-sel

tersebut dapat berproliferasi untuk periode yang panjang untuk memperbarui diri.[butuh rujukan]

Karakteristik kedua, sel-sel tersebut dapat berdiferensiasi untuk menghasilkan sel-sel khusus

yang mempunyai karakteristik morfologi dan fungsi yang spesial.[butuh rujukan]

 Sel punca hematopoietik

 Sel punca mesenkimal

Sel punca kanker (cancer stem cells)

Sel punca kanker adalah sel yang mengaktivasi lintasan onkogenik berupa tumorigenesis yang

membuat sel normal mengalami fase inisiasi tumor, namun sel punca kanker tidak memiliki sifat

tumorigenik.[7] Dari data terakhir, ditemukan keberadaan sel punca kanker pada berbagai jenis

kanker seperti leukemia, kanker payudara, kanker otak, kanker otak, kanker usus besar dan
kanker kulit. Sel punca kanker pankreas memiliki kluster diferensiasi CD44, CD24 dan

epithelial-specific antigen, selain SDF-1 (stromal cell-derived factor 1)/CXCR4 untuk

bermigrasi seperti sel punca normal,[8] serta ekspresi genetik lebih tinggi dari sel punca normal,

seperti gen BMI-1 dan SHH (Sonic hedgehog) untuk memperbaharui diri,[9]

Transplantasi sel punca

Transplantasi sel punca dapat berupa[butuh rujukan]:

 Transplantasi autologus (menggunakan sel punca pasien sendiri, yang dikumpulkan

sebelum pemberian kemoterapi dosis tinggi)

 Transplantasi alogenik (menggunakan sel punca dari donor yang cocok, baik dengan

hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga), atau

 transplantasi singenik (menggunakan sel punca dari saudara kembar identik).

Jenis-jenis transplantasi sel punca

Menurut sumbernya transplantasi sel punca dapat dibagi menjadi:

Transplantasi sel punca dari sumsum tulang

Sumsum tulang adalah jaringan spons yang terdapat dalam tulang-tulang besar seperti tulang

pinggang, tulang dada, tulang punggung, dan tulang rusuk.[butuh rujukan]


Sumsum tulang merupakan sumber yang kaya akan sel punca hematopoietik.[butuh rujukan] Sejak

dilakukan pertama kali kira-kira 30 tahun yang lalu, transplantasi sumsum tulang digunakan

sebagai bagian dari pengobatan leukemia, limfoma jenis tertentu, dan anemia aplastik.[butuh rujukan]

Karena teknik dan angka keberhasilannya semakin meningkat, maka pemakaian transplantasi

sumsum tulang sekarang ini semakin meluas.[butuh rujukan]

Pada transplantasi ini prosedur yang dilakukan cukup sederhana, yaitu biasanya dalam keadaan

teranestesi total.[butuh rujukan] Sumsum tulang (sekitar 600 cc) diambil dari tulang panggul donor

dengan bantuan sebuah jarum suntik khusus, kemudian sumsum tulang itu disuntikkan ke dalam

vena resipien.[butuh rujukan] Sumsum tulang donor berpindah dan menyatu di dalam tulang resipien

dan sel-selnya mulai berproliferasi.[butuh rujukan]

Pada akhirnya, jika semua berjalan lancar, seluruh sumsum tulang resipien akan tergantikan

dengan sumsum tulang yang baru.[butuh rujukan] Namun, prosedur transplantasi sumsum tulang

memiliki kelemahan karena sel darah putih resipien telah dihancurkan oleh terapi radiasi dan

kemoterapi.[butuh rujukan] Sumsum tulang yang baru memerlukan waktu sekitar 2-3 minggu untuk

menghasilkan sejumlah sel darah putih yang diperlukan guna melindungi resipien terhadap

infeksi.[butuh rujukan] Transplantasi sumsum tulang memerlukan kecocokan HLA 6/6 atau paling

tidak 5/6.[butuh rujukan]

Risiko lainnya adalah timbulnya penyakit GvHD, di mana sumsum tulang yang baru

menghasilkan sel-sel aktif yang secara imunologi menyerang sel-sel resipien.[butuh rujukan] Selain itu,

risiko kontaminasi virus lebih tinggi dan prosedur pencarian donor yang memakan waktu lama.
[butuh rujukan]
Transplantasi sel punca darah tepi

Seperti halnya sumsum tulang, peredaran darah tepi merupakan sumber sel punca walaupun

jumlah sel punca yang dikandung tidak sebanyak pada sumsum tulang.[butuh rujukan] Untuk

mendapatkan jumlah sel punca yang jumlahnya mencukupi untuk suatu transplantasi, biasanya

pada donor diberikan granulocyte-colony stimulating factor (G-CSF) untuk menstimulasi sel

punca hematopoietik bergerak dari sumsum tulang ke peredaran darah.[butuh rujukan]

Transplantasi ini dilakukan dengan proses yang disebut aferesis.[butuh rujukan] Jika resipien

membutuhkan sel punca hematopoietik, pada proses ini darah lengkap diambil dari donor dan

sebuah mesin akan memisahkan darah menjadi komponen-komponennya, secara selektif

memisahkan sel punca dan mengembalikan sisa darah ke donor.[butuh rujukan]

Transplantasi sel punca darah tepi pertama kali berhasil dilakukan pada tahun 1986.[butuh rujukan]

Keuntungan transplantasi sel punca darah tepi adalah lebih mudah didapat.[butuh rujukan] Selain itu,

pengambilan sel punca darah tepi tidak menyakitkan dan hanya perlu sekitar 100 cc.[butuh rujukan]

Keuntungan lain, sel punca darah tepi lebih mudah tumbuh.[butuh rujukan] Namun, sel punca darah

tepi lebih rentan, tidak setahan sumsum tulang.[butuh rujukan] Sumsum tulang juga lebih lengkap,

selain mengandung sel punca juga ada jaringan penunjang untuk pertumbuhan sel. Karena itu,

transplantasi sel punca darah tepi tetap perlu dicampur dengan sumsum tulang.[butuh rujukan]

Transplantasi sel punca darah tali pusat

Pada tahun 1970-an, para peneliti menemukan bahwa darah plasenta manusia mengandung sel

punca yang sama dengan sel punca yang ditemukan dalam sumsum tulang.[butuh rujukan] Karena sel

punca dari sumsum tulang telah berhasil mengobati pasien-pasien dengan penyakit-penyakit
kelainan darah yang mengancam jiwa seperti leukemia dan gangguan-gangguan sistem

kekebalan tubuh, maka para peneliti percaya bahwa mereka juga dapat menggunakan sel punca

dari darah tali pusat untuk menyelamatkan jiwa pasien mereka.[butuh rujukan]

Darah tali pusat mengandung sejumlah sel punca yang bermakna dan memiliki keunggulan di

atas transplantasi sel punca dari sumsum tulang atau dari darah tepi bagi pasien-pasien tertentu.
[butuh rujukan]
Transplantasi sel punca dari darah tali pusat telah mengubah bahan sisa dari proses

kelahiran menjadi sebuah sumber yang dapat menyelamatkan jiwa.[butuh rujukan]

Transplantasi sel punca darah tali pusat pertama kali dilakukan di Prancis pada penderita anemia

Fanconi tahun 1988.[butuh rujukan] Pada tahun 1991, darah tali pusat ditransplantasikan pada penderita

Chronic Myelogenous Leukemia.[butuh rujukan] Kedua transplantasi ini berhasil dengan baik. Sampai

saat ini telah dilakukan kira-kira 3.000 transplantasi darah tali pusat.[butuh rujukan]

Aplikasi

Pengobatan infark jantung

Menggunakan sel stem sumsum tulang (bone marrow) yang beredar dalam darah perifer dan sel

stem yang sudah berada di jantung akan menuju ke daerah infark, tetapi jumlahnya tidak cukup

untuk dapat mengatasi dan menyembuhkan daerah infark tersebut.[10] Sel stem akan membentuk

sel kardiomiosit dan juga mengadakan neovaskularisasi.[10] Karena jumlah sel stem endogen

kurang banyak maka logis untuk mecarikan bantuan sel stem dari luar yang bisa berasal dari

sumsum tulang atau sumber lain seperti UCB.[10] Hal ini telah dilakukan dengan hasil yang cukup

menggembirakan.[10] Intracoronary infusion BM stem cell otolog telah dilakukan pada 22 pasien
dengan AMI dan melaporkan hasil yang sangat baik.[10] Sekarang dalam literatur sudah banyak

dilaporkan hasil positif pemberian sel stem BM intrakoroner pada AMI.[10]

Pengobatan diabetes tipe I

Pada diabetes tipe I sel pankreas beta yang mensekresi insulin mengalami kerusakan oleh faktor

genetik, lingkungan dan imunologik.[6] Akibatnya terjadi defisiensi insulin dan menyebabkan

hiperglikemi.[butuh rujukan] Transplantasi seluruh organ pankreas kadaver dapat menyembuhkan

penderita.[butuh rujukan] Tetapi jumlah kadaver sangat sedikit dan obat imunosupresi yang dibutuhkan

untuk mencegah reaksi imunologik menimbulkan banyak efek samping.[6] Transplantasi sel stem

merupakan alternatif baik dan telah menunjukkan hasil positif pada mencit.[6] Tetapi masih

banyak kendala yang harus diatasi supaya penggunaan sel stem untuk menyembuhkan pasien

diabetes tipe I dapat terlaksana.[6]

Anda mungkin juga menyukai