Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

BIOETIKA

STEM CELL, PEMBUATAN VAKSIN DAN VAKSINASI

OLEH :

KELOMPOK 6
AULYA NOVITA
FADHILA HUMAIRA
NURUL ‘IZZATI

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
STEM CELL, PEMBUATAN VAKSIN DAN VAKSINASI

1. STEM CELL
A. PENGERTIAN
Sel punca alias stem cell merupakan sel induk atau sel murni yang bisa membelah
diri berkali-kali sesuai keperluan. Kemampuannya ini pun dimanfaatkan untuk
menggantikan sel-sel yang rusak dan mengatasi suatu penyakit tertentu.

Tubuh manusia memilik ratusan jenis sel yang berbeda yang penting untuk
kesehatan kita setiap hari. Sel-sel ini bertanggung jawab untuk menjaga tubuh kita
bekerja setiap harinya, seperti membuat jantung kita berdetak, otak kita berpikir, ginjal
membersihkan darah kita, mengganti kulit yang terkelupas, dan seterusnya. Tugas khusus
dari stem cell adalah untuk menciptakan berbagai jenis sel tersebut. Stem cell adalah
sumber untuk sel-sel baru. Pada saat stem cell membelah, mereka dapat memperbanyak
diri sendiri atau menjadi jenis sel yang lain. Contohnya, stem cell di kulit dapat
menciptakan lebih banyak stem cell kulit atau mereka dapat membuat sel kulit
terdiferensiasi yang memiliki tugas spesifik seperti membuat pigmen melanin.

Saat kita terluka atau sakit, sel kita juga terluka atau mati. Saat hal ini terjadi,
stem cell menjadi aktif. Stem cell memiliki tugas untuk memperbaiki jaringan yang
terluka atau menggantikan sel lain pada saat mereka mengalami kematian rutin. Dengan
cara ini, stem cell kita menjaga kita tetap sehat dan mencegah kita dari penuaan dini.
Stem cell bertindak seperti pasukan dokter mikroskopis milik kita sendiri.

Stem cell memiliki berbagai macam jenis. Para ilmuwan menduga bahwa setiap
organ di dalam tubuh kita memiliki stem cell dengan jenis spesifik. Contohnya, darah kita
tercipta dari stem cell darah (dikenal juga sebagai stem cell hematopoietik). Namun, stem
cell juga terdapat pada tahap terawal dari perkembangan manusia dan saat para ilmuwan
menumbuhkan mereka, mereka disebut “stem cell embrionik”. Alasan mengapa para
ilmuwan tertarik dengan stem cell embrionik adalah karena tugas alami dari stem cell
embrionik ialah untuk membangun setiap organ dan jaringan di tubuh kita selama
perkembangan manusia. Yang dimaksud adalah, bahwa stem cell embrionik, tidak seperti
stem cell dewasa, dapat berubah menjadi hampir semua ratusan jenis sel manusia lainnya.
Sebagai contoh, stem cell darah hanya dapat memciptakan darah, namun stem cell
embrionik dapat menciptakan darah, tulang, kulit, otak, dan seterusnya. Selain itu, stem
cell embrionik juga diprogram secara alami untuk membuat jaringan dan organ yang
tidak dibuat oleh stem cell dewasa. Sehingga stem cell embrionik memiliki kapasitas
natural yang lebih besar untuk memperbaiki organ yang sakit. Stem cell embrionik
terbuat dari sisa embrio dari pengobatan kesuburan yang masih berumur beberapa hari,
dibuat di atas cawan di dalam laboratorium, dan yang toh akan dibuang juga.

Saat ini, ada beberapa transplantasi stem cell yang telah teruji oleh ilmuwan yang
aman dan juga efektif. Contoh terbaik adalah transplantasi sumsum tulang. Namun,
banyak pengobatan stem cell yang belum teruji diiklankan dan ditawarkan di seluruh
dunia. Sering kali pengobatan tersebut mendapatkan banyak perhatian di media ketika
selebriti seperti bintang olah raga menjalani pengobatan ini. Umumnya, para ilmuwan
dan dokter di bidang stem cell memperingatkan pasien untuk menjauhi pengobatan
tersebut karena belum jelas apakah pengobatan tersebut benar-benar berfungsi dan aman.
Para pasien telah meninggal dari pengobatan tersebut. Dimana sebenarnya sangat masuk
akal untuk mempertimbangkan semua pilihan saat menghadapi penyakit atau kondisi
yang tidak dapat disembuhkan, di sarankan anda untuk banyan mempertimbangkan
pengobatan tersebut sebagai harapan terakhir dan setelah berdiskusi dengan dokter
pribadi anda.

Stem cell bisa diperoleh dari empat sumber yakni embrio berusia 3-5 hari, tali
pusar, jaringan tubuh pasien itu sendiri seperti lemak atau sumsum tulang belakang (sel
punca dewasa) dan pluripotent stem cell hasil rekayasa genetika.

Stem cell kemudian ditransfusikan pada pasien dengan tujuan perbaikan jaringan
yang sakit atau terluka. Terlebih dahulu dokter akan menumbuhkan stem cell di
laboratorium. Sel-sel akan dimanipulasi untuk dikhususkan ke dalam sel tertentu seperti
sel otot jantung, sel darah atau sel saraf. Baru setelah itu, sel ditanamkan ke pasien misal
pasien dengan penyakit jantung akan disuntikkan stem sel ke otot jantung. Stem cell akan
berkontribusi untuk memperbaiki otot jantung yang rusak.

B. BIOETIKA STEM CELL

Berkembangnya penelitian stem cell dan penggunaan stem cell dalam upaya
untuk mengobati penyakit pada manusia akan mengakibatkan timbulnya masalah dalam
hal etik
Hal utama terkait dengan masalah etik adalah sumber stem cell tersebut.
Berbagai masalah etika yang perlu dipikirkan adalah :
 Apakah penelitian embrio manusia secara moral dapat dipertanggung jawabkan
 Apakah penelitian embrio yang menyebabkan kematian embrio merupakan
pelanggaran terhadap hak azasi manusia (HAM) dan berkurangnya penghormatan
terhadap mahluk hidup
 Apakah penyalah gunaan dapat diketahui dan dikendalikan
 Apakah penggunaan embrio sisa proses bayi tabung pada penelitian
diperbolehkan
 Apakah penelitian khusus membuat embrio untuk digunakan diperbolehkan

C. APLIKASI STEM CELL


1. Terapi gen
 Pembawa transgen kedalam tubuh pasien
 Sifat self renewing
Pemberian stem cells yang mengandung transgen tak perlu dilakukan berulang-ulang
 Dapat berdifferensiasi menjadi bermacam-macam sel
Sehingga transgen tersebut dapat menetap diberbagai jaringan.
2. Autotransplantasi
Autotranplantasi adalah teknik yang paling berkembang untuk sel punca, karena tidak
melibatkan sumber sel punca dari orang lain maupun spesies lain. Dengan demikian,
penolakan dari sistem kekebalan tubuh resipien tidak terjadi.
3. Allotransplantasi
Walaupun sudah ada teknik ekspansi sel punca dan penelitiannya terus berjalan, akan
tetapi dijumpai keadaan di mana sel punca tidak dapat diperoleh dari pasien itu untuk
kegunaan autotranplantasi. Misalnya pada pasien dengan bakar yang luas, atau pasien lansia
dengan penyakit sistemik. Pasien-pasien dengan kondisi tersebut tidak memungkinkan untuk
dilakukan koleksi sel punca, sehingga sumber sel punca diharapkan dapat diperoleh dari
orang lain, yang dikenal sebagai allotransplantasi.
4. Xenotransplantasi
Transplantasi ini akan sangat bermanfaat, mengingat kebutuhan akan jumlah sel punca
yang relatif banyak dan cepat. Keunggulan lainnya adalah kualitas dan jumlah sel punca yang
didapat dengan teknik ini lebih terkendali dibandingkan dengan auto- maupun
allotransplantasi yang kualitas dan jumlah sel punca dari pasien/ donor tidak dapat dikontrol.

D. PENGGUNAAN STEM CELL DALAM PENGOBATAN PENYAKIT

Beberapa penyakit yang potensial dapat diterapi


1. Parkinson dan Alzheimer
2. Cidera medula spinalis
3. Stroke
4. Luka bakar
5. Penyakit jantung
6. Diabetes
7. Distrofi otot
8. Osteoporosis
9. Sirosis hepatis
10. Leukemia
11. Anemia sel sabit (sickle cell anemia)
12. Ostearthritis
13. Cancer

2. VAKSIN

Kata Vaksinasi pertama kali digunakan oleh Edward Jenner pada tahun 1796. Louis
Pasteur furthered dengan konsep yang melalui kepeloporannya dalam mikrobiologi. Vaksinasi
(Latin: Vacca-sapi) ini dinamakan demikian karena vaksin pertama berasal dari virus yang
mempengaruhi sapi (cacar sapi) yang relatif jinak terhadap virus yang menyediakan tingkat
kekebalan terhadap cacar, penyakit menular dan mematikan.

Proses pembuatan vaksin dimulai dengan memberikan perlakuan terhadap


jaringan yang sesuai dengan enzim proteolitik, misalnya tripsin, untuk memisahkan sel-
sel. Kemudian sel-sel di pindahkan ke nutrien tertentu untuk sel-sel ke dasar wadah. Sel-
sel tersebut akan membelah secara mitosis membentuk satu lapis sel. Sel ini dapat
digunakan untuk membentuk kultur sekunder. Supaya sel-sel kultur ini terus
membelah,maka ditambahkan bahan kimia atau virus yang mendorong pembentukan sel-
sel kanker. Sel-sel tersebut disebut neoplastik.

Di antara penerapan kultur sel hewan, produksi vaksin virus merupakan metode
tertua. Prosesnya adalah virus ditumbuhkan dalam kultur sel, misalnya sel dari embrio
ayam dan ginjal monyet. Virus-virus tersebut diekstraksi dengan penyaringan. Hasil
ekstraksi digunakan untuk mematikan virus tersebut. Contoh vaksin yang dibuat dengan
cara ini adalah vaksin poliomielitis, gondong, cacar air, rubella, dan rabies. Pemberian
vaksin memungkinkan tubuh membangun kekebalan dengan membentuk antibodi.
Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh manusia dengan suntikan atau oral.

Vaksin yang digunakan untuk melindungi atau mencegah tubuh terserang


penyakit dapat berasal dari mikroorganisme ( virus, bakteri ) yang dilemahkan atau toksin
yang dihasilkan oleh mikroorganisme tersebut. Namun vaksin yang diproduksi secara
konvensional tersebut dapat menimbulkan efek samping yang merugikan. Pembuatan
vaksin jenis ini tidak melalui rekayasa genetik misalnya, mikroorganisme yang
digunakan untuk membuat vaksin mungkin masih dapat menyebabkan reproduksi.

Berdasarkan bahan yang digunakan, terdapat dua tipe vaksin. Pertama, virus atau
bakteri hidup yang dilemahkan di laboratorium (Live Attenuated Vaccine). Kedua yaitu
virus atau bakteri yang dimatikan (Inactive).

Kandungan utama vaksin adalah antigen, berfungsi merangsang sistem imun


tubuh. Setiap virus atau bakteri punya antigen yang khas. Misalnya, vaksin flu yang
memiliki antigen untuk virus influenza.

Macam Macam Vaksin


1) Vaksin yang dilemahkan
2) Vaksin subunit
3) Vaksin toksoid
4) Vaksin Konjugat
5) Vaksin DNA
6) Vaksin rekombinan vektor
3. VAKSINASI

Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin melalui disuntikkan maupun diteteskan


ke dalam mulut untuk meningkatkan produksi antibodi guna menangkal penyakit
tertentu. Sedangkan, imunisasi merupakan proses dalam tubuh agar seseorang memiliki
kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Imunisasi terbagi menjadi imunisasi aktif dan
pasif.

Vaksinasi termasuk dalam imunisasi aktif sebagai upaya memicu tubuh


mengeluarkan antibodi terhadap penyakit tertentu. Berbeda dengan imunisasi pasif yang
berarti tubuh diberikan antibodi dan bukan dipancing untuk menghasilkan ketahanan
tubuh, misalnya suntikan imunoglobulin. Imunisasi aktif dapat bertahan lebih lama untuk
jangka panjang hingga seumur hidup, sedangkan imunisasi pasif hanya bertahan dalam
hitungan minggu hingga bulan.

Vaksinasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular yang tidak
hanya diberikan kepada bayi, melainkan kepada orang dewasa juga. Adapun cara
kerjanya yaitu dengan memberikan antigen bakteri atau virus tertentu yang sudah
dilemahkan atau dimatikan yang kemudian merangsang sistem kekebalan tubuh untuk
dapat mengetahui, menghancurkan, dan mengingat benda asing. Sehingga tubuh dapat
dengan mudah mengenali dan mencegah benda asing yang nantinya masuk dan
menyerang tubuh.
Kandungan vaksin menimbulkan reaksi imunitas tubuh, yang dapat
mempersiapkan tubuh untuk melawan serangan infeksi di kemudian hari. Proses ini
merupakan proses imunisasi dalam tubuh.
Manfaat Vaksin
a. Pemberantasan Penyakit
Dalam memberantas suatu penyakit, maka jumlah populasi di setiap
wilayah dunia yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik haruslah tinggi
dan dalam periode yang panjang, juga disertai pengawasan yang memadai.

b. Eliminasi Penyakit
Kunci dari pencapaian untuk eliminasi jenis penyakit adalah 95% dari
jumlah populasi memiliki kekebalan tubuh melalui vaksinasi dua dosis.

c. Kontrol Mortalitas, Morbiditas, dan Komplikasi


Vaksin sangat efisien dalam melindungi setiap orang jika belum terpapar
oleh suatu penyakit. Vaksinasi yang dilakukan sebelum bayi terkena paparan
suatu penyakit dengan beberapa antigen adalah landasan program imunisasi untuk
melawan jenis-jenis penyakit pada masa kanak-kanak. Vaksin juga dapat
melindungi individu ketika diberikan setelah terpapar oleh penyakit tersebut,
contohnya rabies, hepatitis B, hepatitis A, campak dan varicella

d. Pencegahan Infeksi
Selain untuk mencegah seseorang terserang suatu penyakit, beberapa
vaksin juga dapat melindungi terhadap infeksi. Vaksin Hepatitis A telah terbukti
sama efektifnya (lebih dari 90% perlindungan) terhadap penyakit simptomatik dan
infeksi tanpa gejala. Pencegahan lengkap infeksi jenis vaksin persisten telah
dibuktikan untuk vaksin human papillomavirus (HPV). 27 Perlindungan ini
disebut sebagai "Mensterilkan Kekebalan".

e. Menurunkan Tingkat Keparahan Dari Suatu Penyakit


Jika seseorang sudah di vaksinasi dan terkena suatu penyakit, maka
penyakit yang dialami akan lebih ringan dibandingan jika orang tersebut belum di
vaksinasi.

Anda mungkin juga menyukai