BIOETIKA
“ISSUE- ISSUE DALAM ETIKA LINGKUNGAN DAN
KAITANNYA DENGAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN ”
OLEH
KELOMPOK 6
1. AULYA NOVITA
2. FADHILA HUMAIRA
3. NURUL ‘IZZATI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
ISSUE- ISSUE DALAM ETIKA LINGKUNGAN DAN KAITANNYA DENGAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Etika Lingkungan Hidup hadir sebagai respon atas etika moral yang selama ini
berlaku, yang dirasa lebih mementingkan hubungan antar manusia dan mengabaikan
hubungan antara manusia dan mahluk hidup bukan manusia. Mahluk bukan manusia,
kendati bukan pelaku moral (moral agents) melainkan dipandang sebagai subyek
moral (moral subjects), sehingga pantas menjadi perhatian moral manusia.
Ethos yang berarti ‘adat-istiadat’ atau kebiasaan. Dalam arti ini etika berkaitan dengan
kebiasaan hidup yang baik dalam masyarakat. Etika kemudian sering dipahami
sebagai ajaran atau perintah tentang baik-buruk, dalam definisi ini etika sering
dikaitkan dengan perilaku moral. Jika kemudian dipahami secara luas, etika bukan
sekedar pelajaran tentang baik-buruk dalam hal perilaku manusia, tetapi juga dapat
berlaku bagi sebuah entitas besar yaitu dalam penyelenggaraan pembangunan dalam
kehidupan bernegara. Etika pembangunan melihat pembangunan sebagai sebuah
bidang multidisiplin dimana teori dan praktik berjalan dalam berbagai sudut pandang,
lebih lanjut etika pembangunan berupaya memahami sifat alamiah, sebab-sebab, dan
akibat-akibat pembangunan bagi perubahan sosial
Dalam pembangunan lingkungan hidup tidak hanya butuh rencana yang matang
akan tetapi sangat penting didalamnya jika menerapkan tentang etika lingkungan.
Sehingga masyarakat tidak hanya membangun lingkungannya tapi mereka juga
berfikir tindakan apa yang akan mereka lakukan untuk lingkungannya.
Etika lingkungan hidup dipahami sebagai refleksi kritis tentang apa yang harus
dilakukan manusia dalam menghadapi pilihan - pilihan moral yang terkait dengan isu
lingkungan hidup.
3. Pencemaran laut, kondisi laut yang tercemar disebabkan oleh manusia seperti
minyak tertumpah ke laut, pecemaran sampah organik dilaut yang menganggu
ekosistem dan keindahan panorama laut.
4. Alih fungsi lahan pertanian, banyak lahan produktif yang dikonversi menjadi
area industri sehingga berpengaruh pada produktifitas pangan yang dihasilkan di
dalam negeri.
5. Pencemaran (pollution)
Masalah berikut ialah rusaknya tata lingkungan alami. Hal ini merupakan
dampak dari tingkah laku manusia dalam mengeksploitasi dan menggunakan sumber-
sumber dayaalam secara tidak seimbang (over stress). Disadari atau tidak, kenyataan
ini dapat dilihat lewat praktek-praktek masyarakat seperti penebasan hutan sampai
gundul, pemanfaatan ekosistem pantai (esturia, mangrove, karang-karang pantai,
pasir, kerikil, atau timah), penangkapan ikan laut sampai melampaui batas
konservasinya, penggunaan alat-alat beracun dan peledak untuk penangkap ikan,
berburu binatang-binatang liar, pertanian dengan sistem lahan berpindah. Masalah ini
merupakan dampak yang kait-mengait satu dengan lainnya oleh kenyataan-kenyataan
berikut ini antara lain: tingkat pertumbuhan penduduk yang lebih mengungguli
pertumbuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan lainnya, perkembangan kemajuan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan taraf hidup konsumerisme,
masalah keterbatasan alam untuk diolah terutama sumber-sumber daya yang bersifat
renewable pengangguran, dan lain-lain.
Disini timbul pula dampak yang tidak disadari. Tindakan pembasmian tersebut
ternyata juga telah mengakibatkan makhluk-makhluk lain yang bukan menjadi
sasaran ikut terbasmi, padahal makhluk-makhluk tersebut berfungsi sebagai predator,
yaitu binatang pemangsa yang bermanfaat mengontrol populasi binatang secara
efektif dan banyak manfaatnya bagi kehidupan manusia.
C. Pencemaran Lingkungan
4. Cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Atau cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 60 UU PPLH:
Setiap orang yang melakukan dumping limbah dan/atau bahan ke media lingkungan
hidup tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga
miliar rupiah).
Selain pidana karena pembuangan limbah, ada beberapa pidana lain yang bisa
dikenakan kepada perusahaan tersebut:
Prinsipnya, setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang melakukan
perbuatan melanggar hukum berupa pencemaran atau perusakan lingkungan hidup
yang menimbulkan kerugian pada orang lain atau lingkungan hidup wajib membayar
ganti rugi dan/atau melakukan tindakan tertentu.
Contoh Kasus
Sebagai contoh kasus pencemaran limbah dalam Putusan Pengadilan Negeri Surabaya
Nomor: 3628/Pid.B/2011/PN.SBY. Dalam putusan ini, Terdakwa merupakan wakil
dari sebuah perusahaan yang terbukti secara sah melakukan dumping limbah industri
ke media lingkungan hidup tanpa izin sehingga menyebabkan sungai tercemar. Untuk
itu, Majelis Hakim menghukum terdakwa dengan pidana penjara selama 8 bulan dan
pidana denda sebesar Rp 10 juta dengan ketentuan apabila denda tidak dibayarkan
maka diganti dengan pidana kurungan selama 2 bulan.
Hettne, Bjorn. 2001. Teori Pembangunan dan Tiga Dunia. Jakarta: Gramedia.
Herimanto, Winarto. 2010. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta:Bumi Aksara.