Anda di halaman 1dari 20

Bioetika

ETIKA LINGKUNGAN PENANGANAN


BAHAN PENCEMAR
BIOPIRACY DAN BIOREMEDIASI

PRESENTED BY GROUP 8
Bioetika

Anggota
Kelompok

Fira Agustia (200602110010)


Nilam Mawadatu R. (200602110011)
Ayu Anggraini (200602110058)
Latansya Aprilia Ady (200602110062)
Bioetika

Daftar
Isi

Definisi Etika Pengetahuan


20% 40% 60% Biopiracy
Lingkungan Pencemaran

80% Bioremediasi 90% Kesimpulan 100% Referensi


Bioetika

Definisi
Etika Lingkungan
Etika lingkungan merupakan nilai-nilai keseimbangan dalam kehidupan manusia dengan
interaksi dan interdependesi terhadap lingkungan hidupnya yang terdiri dari aspek
abiotik, biotik, dan kultur (Keraf, 2010). Etika lingkungan adalah penuntun tingkah laku
yang mengandung nilai-nilai positif dalam rangka mempertahankan fungsi dan
kelestarian lingkungan (Marfai, 2019). Etika lingkungan mempersoalkan bagaimana
sebaiknya perbuatan sesorang terhadap lingkungan hidupnya.
Bioetika

Konsep
Etika Lingkungan
Antroposentrisme: suatu etika yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam
semesta. Di dalam antroposentrisme, etika, nilai dan prinsip moral hanya berlaku bagi
manusia, dan bahwa kebutuhan dan kepentingan manusia mempunyai nilai paling tinggi
dan paling penting diantara mahkluk hidup lainnya.
Biosentrisme: suatu paradigma yang memandang bahwa setiap kehidupan dan mahkluk
hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri, sehingga pantas mendapat
pertimbangan dan kepedulian moral.
Ekosentrisme: memusatkan etika pada seluruh komunitas ekologis, baik yang hidup
maupun yang tidak hidup. Secara ekologis, mahkluk hidup dan benda- benda abiotis
lainnya saling terkait satu sama lain .
Bioetika

Studi
Kasus
Aliran Sungai Citarum tepatnya di
Kampung Cibingbin, Desa
Laksanamekar, Kabupaten Bandung
Barat (KBB) tercemar oleh limbah yang
dibuang sembarangan oleh pelaku
industri.
Tak pelak hal itu berdampak negatif
pada warga setempat. Misalnya para
petani yang harus mengalami gagal
panen karena tanaman padi yang
ditanam membusuk lalu mati akibat
dialiri air yang bercampur limbah.
Bioetika

Pengetahuan Pencemaran
Proses Pencemaran

Pencemaran lingkungan dapat disebabkan oleh


adanya kegiatan manusia, seperti kegiatan industri
maupun dari hasil kegiatan rumah tangga (domestik).
Hal ini dapat menyebabkan meningkatnya gas
karbondioksida di bumi. Peningkatan gas karbon juga
dipengaruhi oleh adanya penggunaan bahan bakar
yang berasal dari fosil. Adanya penggunaan BBM yang
berbahan bakar fosil akan menghasilkan gas karbon
yang berasal dari proses pembakarannya.
Bioetika

Pengetahuan Pencemaran
Sumber & Macam-macam Pencemaran

Sumber pencemaran lingkungan Macam-Macam Pencemaran

Aktivitas Alam: Letusan gunung berapi menyebabkan Pencemaran Air


polusi udara seperti akibat dari partikel debu maupun Pencemaran Udara
gas vulkanik, Banjir dan tsunami menyebabkan Pencemaran Tanah
pencemaran lingkungan seperti kurangnya
ketersediaan air bersih

Kegiatan Manusia: Faktor perkembangan populasi yang


begitu pesat, faktor urbanisasi, faktor industrialisasi,
dan faktor perkembangan sosial ekonomi.
Bioetika

Seputar Biopiracy
Definisi
Biopiracy seringkali didefinisikan sebagai pengambilan tanpa izin atas sumber daya hayati
atau pengetahuan tradisional terkait, dan pematenan sumber daya alam.

Biopiracy juga dikatakan sebagai penjarahan yang dilakukan secara diam-diam, terutama
sering dilakukam oleh negara-negara maju untuk memperoleh keuntungan
Bioetika

Seputar Biopiracy
Studi Kasus
Kasus paten tanaman neem dari India oleh pihak Amerika Serikat.
Mulanya ketika tiga orang warga Negara India menguji paten dari ekstrasi Neem Tree,
namun ternyata sudah dipatenkan oleh W.R. Grace and Company.
Setelah berjuang, akhirnya paten tersebut dicabut dengan alasan perusahaan ini tidak
mencantumkan asal dari neem tree sehingga tidak memenuhi unsur novelty. Gagal dalam
memenuhi syarat inventive step, dan perusahaan tidak memenuhi unsur morality.
Dengan demikian, terciptalah Protokol Nagoya untuk menghindari hal semacam ini.
Bioetika

Seputar Biopiracy
Perilaku Penanganan Bahan Pencemaran
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan hukum terhadap
sumber daya hayati. Masyarakat perlu memahami bahwa biopiracy merupakan tindakan
ilegal yang dapat merugikan negara.
Meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan eksplorasi sumber daya hayati. Pemerintah
perlu memperkuat regulasi yang mengatur kegiatan eksplorasi sumber daya hayati.
Pemerintah juga perlu meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan regulasi
tersebut.
Memperkuat regulasi yang melindungi sumber daya hayati. Regulasi yang kuat dapat
memberikan perlindungan hukum yang lebih efektif terhadap sumber daya hayati.
Bioetika

Seputar Bioremediasi
Definisi
Bioremediasi merupakan merupakan proses yang bergantung pada mekanisme biologis
(tumbuhan, alga, jamur, dan bakteri) untuk mengurangi (menurunkan, mendetoksifikasi,
memineralisasi atau mengubah) konsentrasi polutan ke tingkat yang tidak berbahaya.
Proses penghilangan polutan terutama bergantung pada sifat polutan, meliputi bahan
kimia pertanian, senyawa terklorinasi, pewarna, gas rumah kaca, logam berat, hidrokarbon,
limbah nuklir, plastik, dan limbah domestik.
Bioetika

Seputar Bioremediasi
Studi Kasus
Zainith et al. (2019) berhasil mengidentifikasi potensi bakteri ligninolitik spesies Bacillus
aryabhattai yang diisolasi dari outlet pembuangan limbah cair industri pulp dan kertas di
India.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri tersebut memiliki kemampuan dalam
mendegrdasi lignin sekitar 67% dan mendekolorisasi warna limbah sekitar 54%.
Bioetika

Seputar Bioremediasi
Perilaku Penanganan Bahan Pencemaran

Melakukan penelitian dan pengembangan bioremediasi. Penelitian tersebut bertujuan


untuk mengembangkan teknologi bioremediasi yang lebih efektif dan efisien.
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya bioremediasi. Masyarakat perlu
memahami bahwa bioremediasi merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
pencemaran lingkungan.
Mendorong penerapan bioremediasi dalam kegiatan pengelolaan lingkungan.
Pemerintah perlu memberikan dukungan finansial dan teknis untuk penerapan
bioremediasi.
Bioetika

Kesimpulan
Etika lingkungan merupakan berbagai prinsip moral lingkungan yang merupakan petunjuk
atau arah perilaku praktis manusia dalam mengusahakan terwujudnya moral lingkungan,
sehingga dengan adanya kesadaran mengenai penanganan bahan pencemar ini dapat
mengurangi penggunaan bahan pencemar yang tidak seimbang dan mengantisipasi
dampak negatif terhadap lingkungan.
Biopiracy didefinisikan sebagai pengambilan tanpa izin atas sumber daya hayati atau
pengetahuan tradisional terkait, dan pematenan sumber daya alam.
Bioremediasi merupakan merupakan proses yang bergantung pada mekanisme biologis
(tumbuhan, alga, jamur, dan bakteri) untuk mengurangi (menurunkan, mendetoksifikasi,
memineralisasi atau mengubah) konsentrasi polutan ke tingkat yang tidak berbahaya.
Bioetika

Referensi
Abdillah, J. (2014). Dekonstruksi Tafsir Antroposentrisme: Telaah Ayat-Ayat Berwawasan Lingkungan. Kalam, 8(1), 65-86.
Azubuike, C. C., Chikere, C. B., dan Okpokwasili, G. C. (2016). Bioremediation Techniques–Classification Based On Site Of Application:
Principles, Advantages, Limitations And Prospects. World Journal of Microbiology and Biotechnology, 32(180), 1-18.
Budiyono, A. (2010). Pencemaran udara: dampak pencemaran udara pada lingkungan. Berita Dirgantara, 2(1).
Faizah, U. (2017). Etika Lingkungan dan Aplikasinya dalam Pendidikan Menurut Perspektifnya. Jurnal Filsafat Indonesia, 3(1), 14-22.
Faizah, U. (2020). Etika lingkungan dan aplikasinya dalam pendidikan menurut perspektif aksiologi. Jurnal Filsafat Indonesia, 3(1), 14-22.
Febriyani, D. (2017). Krisis Lingkungan Hidup dan Pandangan Antroposentrisme Menurut A. Sonny Keraf (Doctoral dissertation, UIN SUNAN
KALIJAGA YOGYAKARTA).
Firman, H. (2019). Pengantar Filsfat Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: SPS UPI.
Ghribi, M., Meddeb-Mouelhi, F., & Beauregard, M. (2016). Microbial Diversity in Various Types of Paper Mill Sludge: Identification of Enzyme
Activities with Potential Industrial Applications. Springerplus, 5(1), 1–14.
Handayanto, E., Nuraini, Y., Muddarisna, N., Syam, N., & Fiqri, A. (2017). Fitoremediasi dan phytomining logam berat pencemar tanah.
Universitas Brawijaya Press.
Hudha, A. M., & Rahardjanto, A. (2018). Etika Lingkungan (Teori dan praktik pembelajarannya) (Vol. 1). UMM Press.
Ilyasa, R. M. (2020). Perlindungan Hukum Atas Pengetahuan Tradisional Indonesia Terhadap Praktek Biopiracy Dalam Rezim Hak Kekayaan
Intelektual. Jurnal Gema Keadilan, 7(3), 170-194.
Bioetika

Referensi
Imran, Y., Wijekoon, N., Gonawala, L., & Chiang, Y. C. (2021). Biopiracy: Abolish Corporate Hijacking of Indigeneous Medicinal Entities.
Scientific World Journal, 121, 1-15.
Keraf, S. (2010). Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: Kompas.
Machdar, I. (2018). Pengantar Pengendalian Pencemaran: Pencemaran Air, Pencemaran Udara, dan Kebisingan. Deepublish.
Marfai, M. A. (2019). Pengantar etika lingkungan dan Kearifan lokal. UGM PRESS.
Marino, A. L. (2016). Tinjauan Etika Lingkungan Biosentrisme Terhadap Konservasi Penyu Di Pantai Goa Cemara, Bantul, Yogyakarta
(Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Muslimah, M. S., & Si, S. (2017). Dampak pencemaran tanah dan langkah pencegahan. J. Penelit. Agrisamudra, 2(1), 11-20.
Nurkamilah, C. (2018). Etika lingkungan dan implementasinya dalam pemeliharaan lingkungan alam pada masyarakat Kampung Naga.
Jurnal Studi Agama-agama dan Lintas Budaya, 2(2), 136-148.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup. (https://peraturan.bpk.go.id) tanggal akses 20 November 2023.
Putri, S. M., Sulastri., dan Saminan. (2017). Mempersiapkan Generasi Peduli Lingkungan melalui Pembelajaran Senyawa Karbon Bermuatan
Nilai Karakter. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 5(2), 103-107.
Shihab, M. Q. (2002). Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati.
Bioetika

Referensi
Simandjuntak, A. G. (2013). Pencemaran udara. Buletin Limbah, 11(1).
Siswandi, A. G. (2017). Manrine Genetic Resources Beyond National Jurisdiction and Sustainable Development Goals: The Perspective of
Developing Countries. The 41st Annual Conference of the Center for Oceans Law and Policy (COLP). Yogyakarta: Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman Republik Indonesia
Suka, I. G. (2011). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Di Indonesia Perspektif Etika Ekosentrisme (Doctoral dissertation, Universitas
Gadjah Mada).
Sukarna, R. M. (2021). Interaksi Manusia Dan Lingkungan Dalam Perspektif Antroposentrisme, Antropogeografi Dan Ekosentrisme: Human
and Environment Interactive in the Perspective of Antroposentrism, Antropogeography and Ecocentrism. Hutan Tropika, 16(1), 84-100.
Syavira, N. A. (2018). Identifikasi Pencemaran Tanah oleh Telur dan Larva Soil-transmitted Helminths di Desa Klungkung, Kecamatan
Sukorambi, Kabupaten Jember.
Tajabadi, M. T., Sabernejad, A., dan Najafabadi, M. K. (2023). Biosurfactant-producing Microorganisms: Potential for Bioremediation of
Organic and Inorganic Pollutants. Research in Biotechnology and Environmental Science, 2(2), 18-23.
Xia, S., Song, Z., Jeyakumar, P., Shaheen, S. M., Rinklebe, J., Ok, Y. S., Bolan, N., dan Wang, H. (2019). A Critical Review On Bioremediation
Technologies For Cr (VI)-Contaminated Soils And Wastewater. Critical reviews in environmental science and technology, 49(12), 1027-1078.
Zainith, S., Purchase, D., Dattatraya, G., Luiz, S., Ferreira, F. R., Bilal, M., & Bharagava, R. N. (2019). Isolation and Characterization of Lignin-
Degrading Bacterium Bacillus aryabhattai from Pulp and Paper Mill Wastewater and Evaluation of Its Lignin-Degrading Potential. 3
Biotech, 9(3), 1-11.
Bioetika

THANK YOU
ANY QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai