Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN

Oleh:
Ayu Gieldha Zona Dwi Marey
G3501222019

PROGRAM STUDI MAGISTER MIKROBIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mikrobiologi merupakan bagian ilmu dari biologi yang khusus mempelajari
tentang mikroorganisme atau mikroba yang hanya bisa dilihat menggunakan mikroskop.
Ilmu pendukung yang dibutuhkan dalam mikrobiologi yaitu kimia, fisika, dan biokimia
(Mayasari 2020). Menurut Lud (2013) mikrobiologi lingkungan merupakan bagian dari
mikrobiologi yang mempelajari tentang mikroorganisme dan perannya terhadap
lingkungan secara lebih spesifik. Beberapa bahasan utama dalam mikrobiologi
lingkungan yaitu mikrobiologi air, mikrobiologi tanah, mikrobiologi udara, dan
mikrobiologi limbah.
Mikroba terdapat di berbagai tempat di sekitar kita, baik di air, tanah, maupun
udara. Mikroba berfungsi sebagai decomposer atau pengurai dalam rantai makanan.
Kemampuannya sebagai agen pengurai membuat mikroba dapat dimanfaatkan untuk
mengatasi masalah pencemaran lingkungan. Bentuk mikroba yang sangat kecil dan
mudah tersebar di alam serta mampu bertahan hidup di luar inang semakin meningkatkan
keuntungan pemanfaatan mikroba bagi upaya pengelolaan lingkungan. Namun selain
bermanfaat bagi lingkungan, mikroba juga dapat bersifat merugikan bagi lingkungan
karena menimbulkan berbagai penyakit, terutama pada kondisi lingkungan yang tercemar
(Wahyuni & Ramadhani, 2020).
Perhatian dan penanganan terhadap pencemaran lingkungan perlu ditingkatkan,
karena pencemaran lingkungan dapat berdampak buruk terhadap kesehatan manusia dan
makhluk hidup lain yang tinggal di lingkungan tersebut, dan juga menurunkan kualitas
lingkungan jika dibiarkan terus menerus. Meningkatnya jumlah penduduk dan
industrialisasi semakin memperparah kondisi pencemaran lingkungan di berbagai daerah.
Aktivitas industri seperti pertambangan, peleburan, dan pembuatan senyawa sintetis,
telah menyebabkan peningkatan eksponensial dalam jumlah logam berat yang dilepaskan
ke udara, air, dan tanah. Polusi dari sampah industri seperti tumpahan bahan kimia,
produk rumah tangga dan pestisida telah menyebabkan kontaminasi pada lingkungan.
Sehinggan berdasarkan hal ini penanganan lingkungan sangat perlu diperhatikan (Jekti
2018).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, rumusan masalah
dari penyusunan makalah ini adalah bagaimana peran mikrobiologi terhadap lingkungan?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, tujuan dari penyusunan
makalah ini adalah untuk mengetahui peran mikrobiologi terhadap lingkungan.

D. Metode
Metode yang digunakan pada pembuatan makalah ini yaitu menggunakan
metode atau pendekatan kepustakaan (library research). Studi pustaka atau kepustakaan
menurut Supriyadi (2016) adalah kegiatan yang berkaitan dengan mengumpulkan data
pustaka, membaca, menelaah, mencatat, dan mengolah bahan penelitian. Proses
pengumpulan data yang dilakukan dalam pembuatan makalah ini dilakukan dengan
mengeksplorasi jurnal, buku, sumber data dan informasi lain yang berkaitan dengan tema
pembuatan makalah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Mikrobiologi
Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani Mikros yang artinya kecil, Bios yang
artinya hidup, dan Logos yang artinya ilmu. Mikrobiologi dapat diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari organisme berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat tanpa
bantuan mikroskop. Organisme tersebut ditemukan pertama kali sekitar 300 tahun yang
lalu, tetapi baru dimengerti dan diterima oleh khalayak umum pada tahun 1870-an
(Wahyuni & Ramadhani, 2020).
Sejarah penemuan mikrobiologi berawal dari Antony Van Leuwenhoek (1632-
1723) yang merupakan ilmuwan Belanda, pertama kali melihat sel tunggal dan
mengamati darah, sperma, feses, dan email gigi. Leuwenhoek juga menemukan
mikroskop dan menyebut sel sebagai satuan kehidupan. Mikroskop temuan Leuwenhoek
mampu melihat organisme sangat kecil dengan pembesaran hingga 300 kali, sehingga
makhluk-makhluk berukuran kecil yang sebelumnya dianggap tidak ada tersebut dapat
dilihat dan diketahui keberadaannya. Tahun 1674-1683 Leuwenhoek menjalin kerjasama
dengan lembaga Royal Society di Inggris dan melaporkan hasil-hasil pengamatan
menggunakan mikroskop pada lembaga tersebut. Laporan hasil pengamatannya berisi
penjelasan mengenai berbagai jenis mikroorganisme dan dilengkapi gambar.
Leuwenhoek dianggap sebagai orang pertama pencetus ditemukannya mikrobiologi
(LMS Spada Indonesia 2021).

B. Mikrobiologi Lingkungan
Keberadaan mikroorganisme di lingkungan memiliki peran masing-masing
terhadap sekelilingnya, baik sesama mikroba dan makhluk hidup lainnya maupun
lingkungan fisik yang tidak hidup. Interaksi inilah yang kemudian dipelajari dan disusun
menjadi ilmu pengetahuan yang tujuannya untuk memperbaiki dan mengembalikan
kualitas lingkungan yang mulai tercemar polutan. Mikroorganisme mempunyai
kemampuan mendekomposisi atau mengurai polutan sehingga dapat dimanfaatkan
keberadaannya dalam proses pemulihan lingkungan tercemar dan menjaga keseimbangan
lingkungan (Syauqi 2017).
1. Mikrobiologi Tanah
Mikroba tanah merupakan komponen utama biota tanah yang sangat
menentukan status kesuburan dan kesehatan tanah. Mikroba tanah dipelajari pada
mikrobiologi tanah (soil microbiology) yaitu ilmu yang khusus mempelajari tentang
mikroorganisme tanah dan berbagai proses di dalamnya. Beberapa komponen biota tanah
yang dipelajari dalam mikrobiologi tanah yaitu bakteri, fungi, protozoa, serta mikroflora
dan mikrofauna lainnya. Telah dikenal beberapa mikroorganisme jenis bakteri seperti
Pseudomonas, Azotobacter, Rhizobium, Bacillus, dan lainnya yang banyak dimanfaatkan
sebagai biofertilizer. Sedangkan dari fungi dikenal dua jenis yaitu Trichoderma dan
Mikoriza yang berperan besar dalam perbaikan dan pemulihan kesuburan tanah serta daya
dukung lahan bagi kegiatan budidaya (Sutarman 2019).
2. Mikrobiologi Air
Mikrobiologi air merupakan ilmu yang khusus mempelajari tentang kehidupan
dan peranan mikroorganisme pada lingkungan air. Mikroorganisme dalam air bisa
berperan pada bidang kesehatan, pertanian, peternakan, industri, dan pengolahan air.
Mikroorganisme dalam air juga dapat menjadi indikator tercemar atau tidaknya suatu
ekosistem air. Beberapa mikroorganisme dari jenis bakteri yang dapat menjadi indikator
pencemaran air yaitu Coliform, Coliform tinja, dan Clostridium. Sedangkan dari jenis
virus yaitu Fage Salmonella (Hasruddin & Husna, 2014).
3. Mikrobiologi Udara
Udara bebas bukan merupakan habitat alami bagi mikroorganisme, tetapi
kemungkingan tercemarnya udara oleh mikroba akan tetap ada, terutama pada kondisi
lingkungan yang buruk. Mikroorganisme pencemar udara dapat berupa jamur, bakteri,
protozoa, dan lainnya. Mikroorganisme yang tersebar dalam ruangan biasa disebut
dengan bioaerosol. Beberapa bioaerosol berjenis jamur misalnya Aspergillus dan
Histoplasma, jenis bakteri misalnya Actinomycetes dan Legionella, jenis protozoa
misalnya Acanthameoba dan Naegleria, serta virus yaitu Influenza (Handayani 2020).
BAB III
PEMBAHASAN

Berdasarkan kegiatan studi pustaka yang telah dilakukan, diketahui terdapat


berbagai penelitian mengenai mikrobiologi dan perannya terhadap lingkungan. Beberapa
mikroba bersifat merugikan dan memberi dampak buruk terhadap lingkungan, tetapi
banyak juga mikroba lain yang berguna dalam proses pengelolaan lingkungan.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahadi et al. (2019) berjudul “Bioremediasi
Logam Timbal (Pb) Menggunakan Bakteri Indigenous pada Tanah Tercemar Air Lindi
(Leachate)” berisi tentang timbulnya permasalahan akibat pengelolaan sampah perkotaan
yang kurang terencana. Permasalahan yang muncul salah satunya adalah pencemaran
tanah oleh logam berat seperti logam berat timbal (Pb). Solusi yang dipilih untuk
mengatasi masalah tersebut yaitu dengan bioremediasi menggunakan mikroba. Penelitian
dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi secara morfologis bakteri indigenous dari
tanah tercemar air lindi (leachate) yang memiliki potensi dapat mengurangi logam berat
Pb. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri indigenous yang ditemukan berasal dari
genus Bacillus yang merupakan mikroba lokal. Bakteri ini memiliki potensi sebagai agen
bioremediasi dengan persentase penurunan Pb mencapai 60%.
Penelitian yang dilakukan oleh Rophi (2022) berjudul “Analisis Mutu Air secara
Mikrobiologi pada Perlindungan Mata Air di Kelurahan Sentani Kota, Distrik Sentani
Kota, Kabupaten Jayapura” berisi tentang adanya kontaminasi terhadap sumber air
minum milik warga, sehingga diperlukan adanya pengujian mikrobiologi terhadap mutu
air minum. Persyaratan mikrobiologi air minum yaitu air minum tidak boleh mengandung
mikroba patogen, baik virus, bakteri, atau parasit. Pengujian air minum secara
mikroorganisme menggunakan indikator Coliform dan Coli tinja. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sumber air minum warga positif terkontaminasi bakteri Coliform
dan Coli tinja. Berdasarkan hal tersebut, untuk dapat mengonsumsi air minum yang bebas
dari kontaminan maka air yang akan dikonsumsi oleh warga harus melewati proses
pengolahan yang tepat terlebih dahulu, yaitu dengan cara direbus hingga mendidih.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu & JAR (2019) berjudul “Penurunan
Kadar COD, TSS, dan NH3-N pada Air Limbah Rumah Potong Hewan dengan Proses
Biofilter Anaerob-Aerob Menggunakan Media Bioball” berisi tentang upaya pengelolaan
air limbah hasil dari aktivitas Rumah Potong Hewan (RPH) yang berpotensi mencemari
lingkungan, sehingga diperlukan adanya proses pengolahan terhadap air limbah tersebut
sebelum dibuang ke badan air. Solusi pemecahan masalah yang dipilih yaitu dengan
menggunakan proses biofilter anaerob-aerob. Sistem biofilter memanfaatkan suatu media
sebagai tempat melekatnya mikroba untuk tumbuh dan berkembang biak sehingga
mampu mengurai polutan dan zat-zat anorganik dalam air limbah. Proses anaerob-aerob
dilakukan oleh bakteri. Proses penguraian anaerob, bakteri mengubah senyawa kompleks
organik menjadi metana. Sedangkan pada proses penguraian aerob terjadi nitrifikasi,
yaitu senyawa amonia akan diubah menjadi nitrit, kemudian diubah menjadi nitrat. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengolahan air limbah RPH dengan menggunakan sistem
kombinasi biofilter anaerob-aerob berpengaruh nyata terhadap penurunan kandungan
pencemar COD, TSS, dan NH3-N yang penurunannya mencapai 90%.
Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2018) berjudul “Produksi MOL
(Mikroorganisme Lokal) dengan Pemanfaatan Bahan-Bahan Organik yang Ada di
Sekitar” berisi tentang manfaat penggunaan MOL terutama bagi ekosistem tanah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian MOL pada pembuatan
kompos berbahan dasar tanaman legum. Larutan MOL merupakan larutan hasil
fermentasi yang terbuat dari berbagai sumber daya yang tersedia, baik dari tumbuhan
maupun hewan. Dalam larutan MOL terdapat unsur hara makro dan mikro, juga
mikroorganisme berupa bakteri yang berperan sebagai agens pengurai bahan organik
dalam tanah, perangsang pertumbuhan pada tanaman, dan sebagai agens pengendali hama
dan penyakit tanaman. Selain itu, mikroorganisme yang terdapat dalam MOL yaitu
Azotobacter sp., Lactobacillus sp., ragi, bakteri fotosintetik dan dekomposer sellulosa
jamur/fungi yang berfungsi untuk mendekomposisi senyawa-senyawa organik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan MOL dapat mempercepat proses
dekomposisi tanaman legum. Proses pengomposan dapat selesai dalam waktu sekitar 3
minggu. Selain sebagai starter dekomposer, MOL juga dapat digunakan sebagai pupuk
cair pada tanaman dan bahan pembenah tanah.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa mikrobiologi memiliki peran penting terhadap lingkungan. Mikroorganisme dapat
bersifat merugikan bagi lingkungan karena dapat mencemari lingkungan dan
menimbulkan penyakit, tetapi banyak mikroorganisme lain yang keberadaannya sangat
bermanfaat bagi lingkungan karena dapat digunakan untuk mengatasi masalah-maalah
yang berhubungan dengan pencemaran lingkungan.

B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan agar dapat bermanfaat untuk penyusunan
makalah selanjutnya terkait tema mikrobiologi lingkungan yaitu agar memperbanyak
sumber informasi dan referensi dengan topik terkait, baik secara offline seperti melalui
membaca buku, jurnal, laporan penelitian, maupun secara online melalui internet.
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, E. (2020). Analisis Risiko Mikrobiologi Udara Dalam Ruang pada


Puskesmas di Kota Semarang. In Tesis Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP.

Hasruddin, & Husna, R. (2014). Mini Riset Mikrobiologi Terapan. In Penerbit Graha
Ilmu.

Jekti, D. S. D. (2018). Peranan Mikroba dalam Pengelolaan Lingkungan. Prosiding


Seminar Nasional Pendidikan Biologi, 1–9.

Kurniawan, A. (2018). Produksi Mol (Mikroorganisme Lokal) Dengan Pemanfaatan


Bahan-Bahan Organik Yang Ada Di Sekitar. Jurnal Hexagro, 2(2), 36–44.
https://doi.org/10.36423/hexagro.v2i2.130

LMS Spada Indonesia. (2021). Sejarah dan ruang lingkup mikrobiologi. Bahan Ajar
Bakteriologi I.

Lud, W. (2013). Mikrobiologi Lingkungan. UMM Press.

Mayasari, U. (2020). Diktat Mikrobiologi. In Fakultas Sains dan Teknologi UINSU (pp.
1–90). https://doi.org/10.1007/978-3-662-57891-9_3

Rahadi, B., Susanawati, L. D., & Agustianingrum, R. (2019). Bioremediasi Logam


Timbal (Pb) Menggunakan Bakteri Indigenous Pada Tanah Tercemar Air Lindi
(Leachate). Jurnal Sumberdaya Alam Dan Lingkungan, 6(3), 11–18.
https://doi.org/10.21776/ub.jsal.2019.006.03.2

Rahayu, D., & JAR, N. R. (2019). Penurunan Kadar Cod, Tss, Dan Nh3-N Pada Air
Limbah Rumah Potong Hewan Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob
Menggunakan Media Bioball. Jurnal Purifikasi, 19(1), 25–36.

Rophi, A. H. (2022). Analisis Mutu Air Secara Mikrobiologi Pada Perlindungan Mata
Air Di Kelurahan Sentani Kota Distrik Sentani Kota Kabupaten Jayapura. Bio-
Lectura : Jurnal Pendidikan Biologi, 9(1), 42–54.
https://doi.org/10.31849/bl.v9i1.9257

Supriyadi. (2016). Community of Practitioners: Solusi Alternatif Berbagi Pengetahuan


antar Pustakawan. Lentera Pustaka: Jurnal Kajian Ilmu Perpustakaan, Informasi
Dan Kearsipan, 2(2), 83–93. https://doi.org/10.14710/lenpust.v2i2.13476

Sutarman. (2019). Mikrobiologi Tanah. In Umsida Press.


https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-mfi-results

Syauqi, A. (2017). Mikrobiologi Lingkungan Peranan Mikroorganisme dalam


Kehidupan. Penerbit ANDI.
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=SihLDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=
PR8&dq=dasar+mikroorganisme&ots=UAEJfHFzgD&sig=UkCljF5q-
2RSHo83sRvhTj7KJqA&redir_esc=y#v=onepage&q=dasar
mikroorganisme&f=false

Wahyuni, & Ramadhani, I. (2020). Mikrobiologi dan Parasitologi. In Penerbit CV. Pena
Persada.

Anda mungkin juga menyukai