Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

FITOKIMIA LANJUTAN
DOSEN PENGAMPU : apt. Hj. Ainun Jariah, S.Farm., M.Kes

DISUSUN OLEH :
ADINDA SAFIRA
21C
105131109221

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang telah dikenal merupakan
salah satu Negara yang mempunyai keanekaragaman hayati tinggi. Keberadaan
hutan yang luas dan iklim tropis yang mendukung menjadi salah satu pemicu
tumbuhnya berbagai macam flora di Indonesia. Dari sekian banyak flora yang
tumbuh di Indonesia tersebut, ribuan diantaranya telah dikenal oleh masyarakat
Indonesia berkhasiat sebagai obat dan digunakan untuk mengobati banyak
penyakit.
Sejak lebih dari puluhan tahun yang lalu, masyarakat dunia, tidak saja
di negaranegara Timur melainkan juga di negaranegara Barat, mulai menoleh
kembali dan tertarik untuk menggunakan obat-obat alam, yang kita kenal sebagai
gerakan Kembali ke Alam atau Back to Nature. Adanya ketertarikan terhadap
pola hidup Kembali ke Alam ini salah satunya disebabkan oleh keyakinan bahwa
mengkonsumsi obat alami relatif lebih aman dibanding dengan obat sintetik yang
memiliki banyak efek samping negatif.
Namun sayangnya, karena bahan baku yang sulit didapatkan atau
peralatan yang digunakan untuk mengolah, saat ini harga obat tradisional di
pasaran tidak bisa dikatakan murah atau bahkan beberapa bisa dapat lebih mahal
dari obat sintetik. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah
memberdayakan masyarakat agar dapat mengolah obat tradisional alaminya
secara mandiri, mulai menanam tumbuhan obatnya sampai mengolahnya menjadi
ramuan obat siap pakai dalam bentuk sederhana. Ramuan obat yang diolah segar
tentu saja memiliki khasiat lebih baik dibandingkan dengan yang sudah disimpan
lama (Sinaga, 2009 : 1).
Fitokimia merupakan kajian ilmu yang mempelajari sifat dan interaksi
senyawaan kimia metabolit sekunder dalam tumbuhan. Keberadaan metabolit
sekunder ini sangat penting bagi tumbuhan untuk dapat mempertahankan dirinya
dari makhluk hidup lainnya, mengundang kehadiran serangga untuk membantu
penyerbukan dan lain-lain. Metabolit sekunder juga memiliki manfaat bagi
makhluk hidup lainnya (Julianto, 2019).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara menetapkan kadar senyawa fitokimia ?
2. Apa manfaat tumbuhan bagi manusia dan lingkungan?
3. Bagaimana peranan tumbuhan dalam pengembangan obat?
4. Bagaimana penggunaan tumbuhan secara berkelanjutan?

C. TUJUAN
Adapun tujuan makalah ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar kadar

dari senyawa fitokimia, manfaat tumbuhan bagi manusia dan lingkungan,

peranan tumbuhan dalam pengembangan obat, Fitoremediasi tanah dan air

tercemar, penggunaan tumbuhan secara berkelanjutan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI UMUM

1. Kadar Senyawa Fitokimia


Uji fitokimia kandungan senyawa aktif dilakukan secara
kualitatif. Sebanyak 0,5 g fraksi aktif dilarutkan dalam 10 ml air dan
dipanaskan diatas penangas air kemudian larutan tersebut dibagi
kedalam tiga tabung. Tabung 1) Sebanyak lebih kurang 100 mg serbuk
magnesium dimasukkan kedalam tabung pertama lalu ditambah 1 ml
asam klorida pekat dan 3 ml amil alkohol, dikocok kuat dan dibiarkan
memisah. Warna merah, kuning, jingga pada lapisan amil alkohol
menunjukkan adanya flavonoid. Tabung 2) Tabung kedua dikocok
secara vertikal selama 10 detik, maka akan terbentuk busa stabil,
dibiarkan selama 10 menit, ditambahkan 1 tetes asam klorida 1%, Jika
busa tidak hilang maka menunjukkan adanya saponin. Tabung 3)
ditambahkan beberapa tetes larutan besi (III) klorida 1%, terbentuknya
larutan warna biru tua atau hijau kehitaman menunjukkan adanya
tannin.
2. Manfaat Tumbuhan Bagi Manusia Dan Lingkungan
Penurunan kualitas lingkungan merupakan sebuah
permasalahan yang serius dan membutuhkan penanganan
yang tepat untuk mengatasi karena berkaitan dengan
kehidupan, terutama kesehatan manusia. Laju kegiatan
pembangunan yang tujuannya untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduk berbanding lurus dengan tugas
menjaga lingkungan supaya tetap kondusif dan terjaga
keberlanjutannya.Keberlanjutan lingkungan seiring dengan
penggunaan istilah Sustainable development atau pembangunan
berkelanjutan yang memiliki tujuan yaitu apa yang di dapat
dinikmati oleh generasi saat ini dapat dinikmati oleh generasi
yang akan datang, bukan hanya sekedar cerita yang
diwariskan. Contohnya dengan mewariskan lingkungan
dengan kondisi kualitas yang baik, untuk itu perlu sebuah
cara untuk mempertahankan kondisi lingkungan misalnya
dengan memanfaatkan jasa lingkungan (tanaman) untuk
meminimalisir polutan yang ada di lingkungan.Polutan-polutan
yang dihasilkan dalam kegiatan pemenuhan kebutuhan
manusia berpengaruh akan berpengaruh pada kualitas fisik
penyusun lingkungan seperti kualitas air, tanah, dan udara,
maka dari itu perlu dilakukan sebuah kegiatan analisis
pemanfaatan tanaman untuk mereduksi polutan yaang
ada di lingkungan misalnya kegiatan Analisis AsasManfaat
Tanaman Bagi Lingkungan di Jalan Utama Kota Palangka
Raya (Jalan RTA Milono dan Jalan Adonis Samad) dan
menunjukkan adanya upanya menyeimbangkan antara
kegiatan penghasil pencemar udara dari kendaraan yang ada,
baik dari jenis sepeda motor, mobil,dan kendaraan berat dengan
cara memanfaatkan median jalan dengan menanam tanaman
yang berfungsi menyerap gas buang kendaraan berupa
karbon monoksida dan buangan zat berupa timbal atau timah
hitam. Tanaman yang ditemukan di median Jalan seperti
Tanaman Tanjung, Tanaman bambu, dan Tanaman Palem serta
Tanaman Ketapang.
3. Peranan Tumbuhan Dalam Pengembangan Obat
Meskipun dunia pengobatan modern berkembang dengan
cepat, bukan berarti pengobatan tradisional yang memanfaatkan
tetumbuhan sebagai bahan ramuan telah menghilang. Pengobatan
tradisional masih digunakan oleh sebagian besar masyarakat terutama
yang bermukim di pedalaman bukan karena kekurangan fasilitas
pelayanan kesehatan formal, tetapi lebih disebabkan oleh faktor-faktor
sosial budaya pada masyarakat tersebut (Sosrokusumo, 1989). Selain
itu Suprana (1991) menyatakan bahwa ramuan obat tradisional
Indonesia, hampir semuanya mengandung ramuan alam yang berasal
dari bahan tumbuhan. 20 Berita Biologi, Volume 7, Nomor 1, April
2004 dan Nomor 2. Agustus 2004 Edisi Khusus: Biodiversitas Taman
Nasional Gunung Halimun (III) Berdasarkan hasil inventarisasi
keanekaragaman tumbuhan obat di kawasan TNGH, tercatat 140 jenis
tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat setempat sebagai bahan
ramuan obat untuk mengobati berbagai macam penyakit antara lain:
batuk, demam, sakitperut dll. (Rahayu etal, 2002). Lima jenis diantara
tetumbuhan obat tersebut, yaitu pule (Alstonia, scholaris), ki koneng
(Arcangelisiaflava), hum sintok {Cinnamomum sintok), gember
(Fibrourea chloroleuca), dan hunyur buut (Kadsura scandens) terdaftar
sebagai tumbuhan obat langka di Indonesia (MoelyonodanSidik,
1999).
4. Penggunaan Tumbuhan Secara Berkelanjutan
Agar sumberdaya tumbhan bisa terkelola secara
berkelanjutan, perlu dirumuskan arah dan strategi pengembangan yang
tepat ke depan. Perumusan arah harus didasarkan pada pemahaman dan
pertimbangan-pertimbangan pada aspek-aspek strategis berikut.
Pertama, keanekaragaman tumbuhan (termasuk tumbuhan langka)
merupakan modal dan entitas yang sangat penting bagi Indonesia dan
bahkan umat manusia. Kedua, kepunahan spesies dan populasi
merupakan kerugian yang sangat besar untuk mewujudkan
kemakmuran bangsa. Ketiga, kompleksitas dan keragaman hayati dan
biologi merupakan hal yang positif karena mengandung pilihan-pilihan
pemanfaatan ke depan. Keempat, evolusi merupakan proses alamiah
yang positif agar tumbuhan (makhluk hidup) bisa beradaptasi dan
sintas terhadap perubahan. Kelima, keanekaragaman tumbuhan
memiliki nilai-nilai intrinsik dan manusia tidak berhak merusak
nilai/kekayaan tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Demikianlah makalah yang telah kami susun, semoga dapat
bermanfaat serta menambah pengetahuan para pembaca. Kami juga
sangat mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca untuk demi
kesempurnaan makalah ini. Mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan
dalam penulisan kata atau kalimat yang kurang jelas. Sekian penutup
dari kami semoga dapat diterima dihati dan kami mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Noer, S., Pratiwi, R. D., Gresinta, E., Biologi, P., & Teknik, F. (2018).
Penetapan kadar senyawa fitokimia (tanin, saponin dan flavonoid) sebagai kuersetin
pada ekstrak daun inggu (Ruta angustifolia L.). Jurnal Eksakta, 18(1), 19-
29.Julianto, T. S. (2019).
Fitokimia Tinjauan Metabolit Sekunder dan Skrining fitokimia.In Jakarta
penerbit buku kedokteran EGC (Vol. 53, Issue 9).
Rahayu, M., & Harada, K. (2004). Peran tumbuhan dalam kehidupan
tradisional masyarakat lokal di Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Barat. Berita
Biologi, 7(1&2), 17-23.
Azhari, M. (2019). Analisis Manfaat Tanaman Terhadap Kondisi Lingkungan
di Jalan Utama Kota Palangka Raya. Media Ilmiah Teknik Lingkungan (MITL), 4(1),
10-15.
Widyatmoko, D. (2019). Strategi dan inovasi konservasi tumbuhan Indonesia
untuk pemanfaatan secara berkelanjutan. Prosiding SNPBS (Seminar Nasional
Pendidikan Biologi dan Saintek) Ke-4.

Anda mungkin juga menyukai