Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENELITIAN

CULONG, PESTISIDA RAMAH LINGKUNGAN

Disusun guna memenuhi tugas karya ilmiah


Siswa SMAN 1 REMBANG

Disusun Oleh
Nama : Ahmad Dwi Khosirin
NIS : 2020014135
Kelas : XI MIPA 1

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMAN 1 REMBANG
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kunyit (Curcuma Longa) adalah termasuk salah satu tanaman
rempah rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. kunyit (Curcuma
Longa) dapat menjadi bahan pestisida nabati dan bahan penghambat
nitrifikasi. Kunyit digunakan Sebagai bahan pestisida nabati, kunyit relatif
mudah diperoleh, mudah terurai di alam (biodegradable), residunya mudah
hilang sehingga aman bagi manusia dan ternak, dan tidak mencemari
lingkungan.
Penggunaan pestisida nabati adalah salah satu alternatif yang dapat
digunakan untuk permasalahan tersebut, tanpa memberikan dampak buruk
terhadap lingkungan, serta murah, dan mudah dalam penggunaannya.
Pestisida nabati yaitu pestisida yang terbuat dari bagian-bagian tumbuhan
yang berfungsi sebagai zat penolakan pembunuh serta penghambat
perkembangan organisme pengganggu tanaman. Pestisida nabati bersifat
mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan. Dengan kata
lain relatif aman untuk manusia dan makhluk hidup lainnya.
Salah satu tumbuhan yang dapat dibuat pestisida nabati yaitu Kunyit
( Curcuma Longa) yang memiliki kandungan atsiri sebanyak 2-5% yang
dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati, terutama sebagai
fungisida.Menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kunyit
mampu menekan perkembangan cendawan R. microps dan mengurangi
serangan Penyakit Jamur Akar Putih. Dijelaskan pula bahwa ekstrak kunyit
ini tidak menyebabkan nekrotik pada bagian akar tanaman serta tidak
memberikan efek fitotoksisitas bagi tanaman pada dosis 100ml/polybag
setelah enam hari aplikasi. Selain itu, kandungan formula ekstrak kunyit
masih aktif setelah terkena cahaya matahari selama 8 jam.
Pemanfaatan kunyit sebagai pestisida tanaman ini dapat mengurangi
penggunaan pestisida kimia yang berbahaya bagi lingkungan. Penggunaan
pestisida kimia yang berlebihan dapat membunuh musuh alami, bisa
menimbulkan pencemaran air dan tanah, merusak ekosistem air serta
berbahaya bagi petani yang mengaplikasikannya. Kunyit yang dijadikan
pestisida nabati memiliki prospek yang bagus juga karena menggunakan
bahan yang tersedia di alam dalam jumlah banyak serta relatif aman bagi
manusia dan lingkungan.
Di Indonesia keberadaan kunyit melimpah, dengan potensinya yang
ada kunyit dapat menjadi alternatif bagi petani untuk menekan serangan
hama pada tanaman tanpa menimbulkan efek yang berbahaya bagi
lingkungan dan bagi tanaman itu sendiri. Pengaplikasian pestisida kunyit
ini dapat dilakukan dengan menyemprotkan ekstrak kunyit yang telah
dicampur dengan bahan lain kepada tanaman.
Marilah kita hindari penggunaa pestisida kimia karena dapat
merusak lingkungan sekitar. Dan mari kita mulai menggunakan pestisida
nabati yang ramah lingkungan. Seperti pestisida nabati dari kunyit
(Curcuma Longa) agar lingkungan sekitar kita tidak tercemar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas masalah yang akan di bahas adalah :
1. Bagaimana proses pembuatan pestisida nabati dari kunyit (Curcuma
Longa?
2. Seberapa efektif pestisida nabati dalam mengatasi hama di pertanian
dan perkebunan?
3. Bagaimana tanggapan petani terhadap pestisida nabati dari kunyit
(Curcuma Longa)?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka peneliti memiliki tujuan
penelitian sebagai berikut :
1. Memaparkan proses pembuatan pestisida nabati dari kunyit (Curcuma
Longa).
2. Mengetahui pendapat masyarakat terkait pestisida nabati dari kunyit
(Curcuma Longa).
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Secara Praktis
Secara praktis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah daya
Tarik masyarakat terutama para petani untuk menggunakan pestisida
nabati dibandingkan menggunakan pestisida kimia. Karena penggunaan
pestisida kimia dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan.
2. Secara Teoretis
Memberi pengetahuan kepada masyarakat terutama para petani
agar tau cara pembuatan pestisida secara alami. Sehingga diharapkan
penggunaan pestisida kimia semakin berkurang.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKAN BERFIKIR

A. Landasan Teori
1. Kunyit (Curcuma Longa)
Kunyit atau kunir, (Curcuma Longa) adalah termasuk salah satu
tanaman rempah-rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara.
Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah Malaysia,
Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan
India serta bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman
rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau obat
untuk menjaga kesehatan dan kecantikan seperti pemakaian dalam
perawatan kulit dan wajah.
Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean, Zingiberaceae.
Kunyit dikenal di berbagai daerah dengan beberapa nama lokal di
antaranya seperti turmeric (Inggris), kurkuma (Belanda), kunyit
(Indonesia dan Malaysia), janar (Banjar), kunir (Jawa), koneng
(Sunda), huni (Bima), konyè' (Madura), Kunyir (Komering). Cahang
(Dayak Panyambung), Dio (Panihing), Uinida (Talaud), Kuni (Sangir),
Alawaha (Gorontalo), dan masih banyak sebutan unik tersebar dari
wilayah Indonesia mengingat indonesia memiliki beragam wilayah dan
bahasa.
Sama seperti tanaman herbal lainnya, kunyit juga memiliki
beberapa klasifikasi yang harus diketahui. Selain digunakan sebagai
pengetahuan, klasifikasi kunyit juga sangat bermanfaat bagi para
pelajar, mahasiswa dan petani tanaman herbal. Nah, berikut beberapa
klasifikasi tanaman kunyit:
 Kingdom: Plantae
 Sub kingdom: Tracheobionta (tanaman berpembuluh)
 Kelas: Lillopsida (tanaman monokotil)
 Sub kelas: Zingiberidae
 Divisi: Magnoliopsida (tanaman berbunga)
 Super divisi: Spermatophyta (tanaman berbiji)
 Genus: Curcuma
 Ordo: Zingiberales
 Family: Zingiberaceae
2. Manfaat kunyit (Curcuma Longa)
Kunyit (Curcuma Longa) memiliki beragam manfaat yang baik
untuk kesehatan, seperti:
a) Mengurangi nyeri pada penderita osteoarthritis
b) Mencegah penyakit jantung
c) Meredakan rasa gatal pada kulit
d) Meringankan gangguan menstruasi
e) Mengatasi gangguan saluran pencernaan
f) Mencegah kanker
g) Mengurangi depresi
h) Mengatasi masalah kulit
i) Sebagai bahan pestisida nabati
3. Pestisida nabati

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari


tanaman atau tumbuhan dan bahan organik lainnya yang berkhasiat
mengendalikan serangan hama pada tanaman. Pestisida ini
tidakmeninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman maupun
lingkungan serta dapat di buat dengan mudah menggunakan bahan
yang murah dan peralatan yang sederhana. Pestisida nabati diartikan
sebagai pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan karena
terbuat dari bahan-bahan alami, maka jenis pestisida ini mudah terurai
di alam sehingga residunya mudah hilang sehingga relatif aman bagi
manusia.
Beberapa tanaman yang dapat digunakan sebagai pestisidan antara
lain kunyit, tembakau, jahe,daun imbo, sirsak, tuba, dan juga berbagai
jenis gulma seperti babadotan (Samsudin, 2008 dalam Sinaga R, 2009).
Setiap tanaman yang mengandung racun bagi serangga memiliki
konsentrasi yang berbeda-beda, bahwa semakin tinggi konsentrasi,
maka jumlah racun yang mengenai kulit serangga makin banyak,
sehingga dapat menghambat pertumbuhan dan menyebabkan kematian
serangga lebih banyak (Sutoyo dan Wirioadmodjo, 1997). Secara
evolusi, tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat
pertahanan alami terhadap pengganggunya. Tumbuhan mengandung
banyak bahan kimia yang merupakan metabolit sekunder dan
digunakan oleh tumbuhan sebagai alat pertahanan dari serangan
organisme pengganggu. Tumbuhan sebenarnya kaya akan bahan
bioaktif, walaupun hanya sekitar 10.000 jenis produksi metabolit
sekunder yang telah teridentifikasi, tetapi sesungguhnya jumlah bahan
kimia pada tumbuhan dapat melampaui 400.000. Menurut Grainge
dkk, (1984) dalam Sastrosiswojo (2002), melaporkan ada 1800 jenis
tanaman yang mengandung pestisida nabati yang dapat digunakan
untuk pengendalian hama.
Di Indonesia, sebenarnya sangat banyak jenis tumbuhan penghasil
pestisida nabati, dan diperkirakan ada sekitar 2400 jenis tanaman yang
termasuk ke dalam 235 famili (Kardinan, 1999). Menurut Morallo-
Rijesus (1986) dalam Sastrosiswojo (2002), jenis tanaman dari famili
Asteraceae, Fabaceae dan Euphorbiaceae, dilaporkan paling banyak
mengandung bahan insektisida nabati. Tumbuhan yang berfungsi
sebagai pestisida nabati untuk dibudidayakan hendaknya memiliki
karakteristik sebagai beriku:
a) Efektif sebanyak maksimum 3-5% material tumbuhan yang
didasarkan pada berat kering
b) Mudah tumbuh, memerlukan waktu dan ruang yang sedikit untuk
penanaman dan pengadaan
c) Merupakan tumbuhan yang tetap hijau sepanjang tahun,
pemulihan cepat setelah material dipanen
d) Tidak menjadi rumput liar atau inang untuk tanaman patogen atau
hama serangga
e) Memiliki nilai ekonomi yang komplementer
f) Tidak bersifat racun terhadap organisme yang bukan target,
manusia atau lingkungan
g) Mudah dalam persiapan permanen, persiapan harus sederhana,
tidak membutuhkan waktu atau input teknis yang berlebihan.
4. Manfaat pestisida nabati
Pestisida nabati memiliki banyak sekali manfaat bagi tumbuhan.
Beberapa manfaat dan keunggulan pestisida nabati antara lain:
a) Mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak
mencemarkan lingkungan (ramah lingkungan).
b) Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah
hilang.
c) Dapat membunuh hama/penyakit seperti ekstrak dari daun pepaya,
tembakau, biji mahoni, dsb.
d) Dapat sebagai pengumpul atau perangkap hama tanaman: tanaman
orok-orok, kotoran ayam.
e) Bahan yang digunakan nilainya murah serta tidak sulit dijumpai
dari sumberdaya yang ada di sekitar dan bisa dibuat sendiri.
f) Mengatasi kesulitan ketersediaan dan mahalnya harga obat-obatan
pertanian khususnya pestisida sintetis/kimiawi.
g) Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko
dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis. Penggunaan
dalam dosis tinggi sekalipun, tanaman sangat jarang ditemukan
tanaman mati.
h) Tidak menimbulkan kekebalan pada serangga.
B. Kerangka Berfikir
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari
tanaman atau tumbuhan dan bahan organik lainnya yang berkhasiat
mengendalikan serangan hama pada tanaman. Pestisida ini
tidakmeninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman maupun
lingkungan serta dapat di buat dengan mudah menggunakan bahan yang
murah dan peralatan yang sederhana. Pestisida nabati diartikan sebagai
pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan karena terbuat dari
bahan-bahan alami, maka jenis pestisida ini mudah terurai di alam
sehingga residunya mudah hilang sehingga relatif aman bagi manusia.
Meskipun begitu masih banyak masyarakat yang menggunakan
pestisida kimia. Padahal dampak yang ditimbulkan dalam penggunaa
pestisida kimia sudah jelas merusak lingkungan sekitar,seperti dapat
meracuni manusia dan hewan, dapat mengakibatkan gangguan reproduksi
manusia,dapat menyebabkan penyakit Parkinson dapat menyebabkan
penyakit kanker dan masih banyak lagi.
Oleh sebab itu harus di adakan sosialisasi tentan dampak negative
penggunaan pestisida kimia. Agar masyarakat tau bahwa penggunaan
pestisida kimia banyak menimbulkan dampak negative bagi lingkungan
sekitar, dan agar masyarakat beralih menggunakan pestisida ramah nabati.
CURCUMA
C LONGA

PESTISIDA NABATI

MANFAAT PESTISIDA PROSES PEMBUATAN


NABATI PESTISIDA NABATI

PENDAPAT
MASYARAKAT
MENGENAI
PESTISIDA NABATI

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Salah satu tujuan dari penelitian ini yaitu berkaitan dengan minat
masyarakat, sehingga dalam melakukan penelitian tersebut, peneliti
memilih menggunakan teknik penelitian kualitatif eksperimental.
Penelitian ini dilakukan dengan cara pembuatan pestisida nabati dari bahan
kunyit yang difregmentasi selama 2 minggu baru bisa di gunakan. Selain
melakukan sebuah eksperimen, peneliti juga meminta beberapa orang
untuk melihat hasil penggunaan pestisida nabati, apakah setelah
menggunakan pestisida nabati tanaman tidak akan terserang hama dan
meminta bantuan seseorang untuk membandingkan tanaman yang diberi
pestisida nabati dengan tanaman yang tidak menggunakan pestisida nabati.
Lalu memberikan sebuah kuesioner yang harus diisi, yang berkaitan
dengan tanggapan dan minat atas pestisida ramah lingkungan tersebut.
Data-data yang telah dikumpulkan kemudian akan dijabarkan dengan
menggunakan kalimat-kalimat yang mudah dipahami, dan disusun secara
runtut, mulai dari cara kerja hingga hasil dari kuesioner.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di rumah peneliti yang terletak di desa
Sambiyan RT 06 RW 03, kecamatan Kaliori, kabupaten Rembang.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
Variabel atau faktor penelitian memiliki peranan penting dalam
sebuah penelitian, karena variabel yang akan menjadi objek dalam
penelitian. Berikut ini adalah variabel yang akan peneliti teliti, yaitu :
 Variabel terikat : Culong, pestisida ramah lingkungan
 Variabel Bebas : pemberian kunyit
 Variabel pengganggu : Lama fregmentasi pestisida nabati

D. Jenis dan Sumber Data


Data dalam penelitian karya ilmiah ini adalah data kualitatif dengan
sumber data primer. Pada penelitian karya ilmiah ini menggunakan jenis
data primer. Data primer ialah jenis dan sumber data penelitian yang di
peroleh secara langsung dari sumber pertama (tidak melalui
perantara),baik individu maupun kelompok. Data primer berisi opini
subyek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap
suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan dan hasil pengujian. Peneliti
mengumpulkan data primer dengan metode survey, yaitu metode yang
pengumpulan datanya menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. Peneliti
melakukan wawancara (pendapat) kepada masyarakat (responden) terkait
penggunaan pestisida nabati dari kunyit (Curcuma Longa).
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, peneliti akan menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data untuk mendapatkan sebuah data yang tepat dan baik.
Pada penelitian karya ilmiah ini, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut
1. Eksperimen
Percobaan atau disebut juga eksperimen (dari Bahasa Latin: ex-
periri yang berarti menguji coba) adalah suatu set tindakan dan
pengamatan, yang dilakukan untuk mengecek atau menyalahkan
hipotesis atau mengenali hubungan sebab akibat antara gejala.
Eksperimen dilakukan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat yang
tercipta antar variabel. Fraenkel dan Wallen (2009) menyatakan bahwa
eksperimen berarti mencoba, mencari, dan mengkonfirmasi.
Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab
akibat (hubungan kausal) anatar dua faktor yang sengaja ditimbulkan
oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan
faktor-faktor lain yang mengganggu (Arikunto, 2019). Peneliti
melakukan eksperimen terhadap kunyit (Curcuma Longa) yang
dijadikan sebagai pestisida nabati/pestisida ramah lingkungan agar
peneliti dapat mengetahui pemanfaatan kunyit untuk pembuatan
pestisida nabati dan cara pembuatan pestisida nabati dari kunyit
(Curcuma Longa) dengan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih
dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari
wawancara adalah untuk mendapatkan informasi dimana pewawancara
memberikan pertanyaan untuk dijawab oleh narasumber yang
terpercaya. Metode wawancara melibatkan pengajuan pertanyaan atau
pembahasan hal-hal dengan orang-orang yang bersangkutan dengan
penelitian. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap
masyarakat RT 06 RW 03 Desa Sambiyan.
Berikut daftar pertanyaan yang akan digunakan dalam wawancara :
a. Apakah anda pernah menggunakan kunyit (Curcuma Longa) untuk
pestisida nabati?
b. Apakah penggunaan pestisida nabati dari kunyit (Curcuma Longa)
baik untuk di gunakan?
c. Apakah ada kekurangan pada pestisida nabati dari kunyit
(Curcuma Longa)?
d. Apakah setelah menggunakan pestisida nabati dari kunyit ini anda
tertarik untuk membuatnya?
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk
memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen,
tulisan, angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang
dapat mendukung penelitian. Dokumentasi yang digunakan pada
penelitian ini berupa gambar saat melakukan atau langkah-langkah
pembuatan pestisida nabati dari kunyit (Curcuma Longa).
Dokumentasi dilakukan sebagai alat bukti dan data akurat terkait
keterangan dokumen dalam penelitian.

F. Teknik Analisis Data


Pada penelitian kualitatif, analisis data dapat dilakukan dengan
beberapa teknik, namun pada penelitian karya ilmiah ini, analisis data
yang peneliti gunakan yaitu deskriptif kualitatif, Teknik analisis data
secara deskriptif ialah teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
dikumpulkan seadanya tanpa ada maksud untuk membuat generalisasi dari
hasil penelitian. Tujuan dari penelitian deskripsi adalah membuat catatan
deskripsi tentang representasi terstruktur yang berkaitan kejadian yang
diteliti.
Alur kegiatan analisis data dalam penelitian ada 3 yaitu sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data
dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya
dapat ditarik dan diverifikasi. Pada reduksi data ini peneliti
memfokuskan data data yang berhubungan dengan pestisida nabati dari
kunyit (Curcuma Longa).
2. Penyajian Data
Setelah melakukan reduksi data selanjutnya adalah penyajian
data, melalui data yang disajikan, kita melihat dan akan dapat
memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan lebih
jauh menganalisis ataukah mengambil tindakan- berdasarkan atas
pemahaman yang didapat dari penyajian-penyajian tersebut. Data yang
disajikan peneliti harus sederhana, dan jelas agar mudah dibaca.
3. Penarikan Kesimpulan
Selanjutnya menarik kesimpulan,Ketika kegiatan pengumpulan
data dilakukan, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti
benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-
konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi.
Kesimpulan-kesimpulan final mungkin tidak muncul sampai
pengumpulan data berakhir, bergantung pada besarnya kumpulan-
kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan
metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan peneliti, sehingga
pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang
telah diperoleh sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Sienny. 2021. Manfaat Kunyit Bagi Kesehatan Tubuh.


https://www.alodokter.com/kebenaran-manfaat-kunyit-ditinjau-dari-segi-
medis (diakses: 4 Mei 2021)
Alfrandri, Defita. 2014. Pengaruh Ekstrak Kunyit.
https://media.neliti.com (diakses: Mei 2014)
Admind. 2008. Kunyit (Curcuma Longa Linn)
https://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=345 (diakses: 25 Juni 2008,
08.21)
Evi, Sovia. 2011. Efek Rimpang Kunyit (Curcuma Longa).
http://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/mkb/article/view/62
Turang, Arnold, SP. 2016. Pestisida Nabati Dan Cara Pembuatannya.
https://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=345 (diakses: 13 Juli 2016)

Anda mungkin juga menyukai