PENDAHULUAN
Lalat rumah (Musca domestica) adalah lalat yang paling banyak dikenal
karena biasanya hidup di dekat manusia. Lalat juga dikenal sebagai vektor
penularan penyakit karena perilaku lalat suka berpindah dari satu makanan
(biasanya bahan organik atau feses yang membusuk) ke makanan lain untuk
Hastutiek & Fitri (2013) memaparkan bahwa sekitar 100 spesies organisme
yang merupakan patogen bagi manusia dan hewan disebarkan oleh lalat rumah
(Musca domestica). Kemudian menurut Dirjen P2M & PL berbagai jenis penyakit
lain disentri, diare, tifus dan kolera. Lalat rumah juga memiliki ketertarikan untuk
hinggap dimana saja, baik ditempat yang bersih maupun kotor sehingga dapat
bakteri tersebut dapat menyebar dari mulut, feses dan bagian lain yang
reproduksi, dan regenerasi sel yang rusak. Inilah mengapa lalat begitu tertarik
untuk hinggap di meja yang terdapat makanan atau sisa makanan. Kasus infeksi
juga banyak ditemukan di jajanan pinggir jalan disebabkan oleh lalat rumah.
membunuhnya dengan tangan kosong, karena lalat rumah merupakan hewan kecil
yang agresif dan dapat terbang. Untuk itu diperlukan metode alternatif yang aman,
aman bagi manusia. Keuntungan dari pestisida nabati adalah hanya meninggalkan
sedikit residu di lingkungan, dan zat aktif dalam pestisida terurai lebih cepat di
atsiri yang merupakan bahan alami yang diketahui memiliki efek salah satunya
pengusir nyamuk. Minyak atsiri diproduksi oleh anggota genus Citrus. Jeruk nipis
tumbuhan insektisida nabati lainnya (Wulandari, dkk, 2016). Tidak hanya pada
buah-buahan, tetapi juga pada bagian tanaman pada kulit jeruk. Limbah kulit jeruk
juga termasuk dalam kategori limbah biodegradable, yaitu limbah yang dapat
diuraikan secara aerobik maupun anaerobik secara biologis. Namun yang terbaik
adalah mengolah limbah tersebut menjadi produk yang memiliki nilai guna,
Limau kuit merupakan salah satu jenis jeruk khas Kalimantan Selatan.
ini diambil perasan buahnya seperti penggunaan jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
sebagai penyedap rasa khas, misalnya pada makanan berkuah Soto Banjar. Selain
itu, limau kuit juga bisa dijadikan bagian penyedap sambal, sebagaimana sambal
Banjar yaitu sambal limau kuit. Kajian pustaka tentang penelitian limau kuit
lebih mengarah pada jenis jeruk purut (Citrus hystrix DC), bahan kuliner, dan
D.C.) memiliki kemiripan dengan limau kuit dari segi morfologi buah dan telah
banyak diteliti kandungan minyak atsirinya. Jeruk purut memiliki ukuran buah
lebih kecil dari kepalan tangan, bentuknya bulat tetapi banyak tonjolan dan
berbintil. Kulitnya tebal dan berwarna hijau tua polos atau berbintik-bintik. Kulit
jeruk purut memiliki aroma wangi yang agak keras dan kandungan sitronelal yang
sangat tinggi, menjadi salah satu kelebihan minyak jeruk purut di bidang industri,
kesamaan fisik dengan jeruk purut, namun memiliki perbedaan yaitu buahnya
lebih besar dan pada bentuk daunnya (Irwan & Rosyidah, 2019).
Limau kuit dapat tumbuh baik di tanah yang basah berair sampai lahan di
orang tua terdahulu, sehingga ketersediaan tanaman dan buah sangat terbatas.
atsiri pada ekstrak kulit limau kuit mampu mehambat pertumbuhan antibakteri
pada konsentrasi yang rendah dan minyak atsiri pada ekstrak kulit limau kuit
pinene, dan sabinene. Senyawa d-limonene ini juga dibuktikan dalam beberapa
bahwa minyak atsiri pada ekstrak kulit limau kuit mampu mehambat pertumbuhan
beberapa bakteri yaitu pada konsentrasi 100%, 75%, dan 50% dapat menghambat
bakteri, namun yang paling optimum adalah pada konsentrasi 100% untuk bakteri
Staphylococcus aureus. Selain itu, minyak atsiri limau juga baik untuk kesehatan
yang dapat digunakan dari daun, bunga, kulit kayu, batang, biji atau akar yang
keseimbangan tubuh. Pada awalnya aromaterapi hanya muncul dalam bentuk air
banyak jenis, salah satunya adalah lilin aromaterapi Lilin aromaterapi merupakan
aplikasi lain dari aromaterapi melalui inhalasi (inhalasi) yaitu menghirup uap
aroma yang dihasilkan oleh beberapa tetes minyak atsiri (Rusli & Rerung, 2018).
Dalam wadah berisi air panas. Lilin beraroma menghasilkan aroma saat terbakar
beberapa senyawa kimia yang berkhasiat. Oleh karena itu penulis membuat olahan
dari ekstrak kulit limau kuit menjadi lilin aromaterapi penolak lalat rumah rumah.
berikut,
2. Pada konsentrasi berapa lilin aromaterapi dari minyak atsiri limau kuit
domestica) ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan Program Kuliah Lapangan (PKL) ini adalah
sebagai berikut,
atsiri limau kuit (Citrus sp.) sebagai penolak lalat rumah (Musca
domestica).
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan Program Kuliah Lapangan (PKL) ini adalah
sebagai berikut,
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Masyarakat
lmau kuit sebagai pengendalian vektor lalat pada makanan secara efektif