Anda di halaman 1dari 9

PEMANFAATAN EKSTRAK KULIT JERUK NIPIS

(Citrus aurantifolia Swingle) PEMBUATAN LILIN


AROMATERAPI SEBAGAI PENOLAK LALAT
RUMAH (Musca domestica)”

Anita Rahman 1, Ratna Yulinda 2 & Ellyna Hafizah 3

Laboratorium IPA Terpadu FKIP ULM BJM


Jl. Brigjen H. Hasan Basri. Fakuktas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lambung Mangkurat. Telp. (0511) 3304914
e-mail: 1810129320001@mhs.ulm.ac.id

Abstrak

Lalat rumah (Musca domestica) adalah lalat yang paling banyak


dikenal karena biasanya hidup di dekat manusia. Lalat rumah merupakan
salah satu vektor penyakit yang dapat membawa beberapa jenis bakteri
patogen pada manusia, diantaranya typoid, kolera, disentri, dan cacingan,
sehingga perlu dilakukan upaya pengendaliannya dengan insektisida nabati
kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) berbentuk lilin aromatik.
Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Pemanfaatan Ekstrak
Kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) Dalam Pembuatan Lilin
Aromaterapi Sebagai Penolak Lalat Rumah (Musca domestica).
Diharapkan masyarakat nantinya dapat menggunakan ekstrak kulit jeruk
nipis dalam bentuk lilik aromatik untuk menolak kehadiran lalat rumah,
terutama di warung-warung makan.

Kata kunci: Ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia), lalat


rumah (Musca domestica), lilin aromatik, insektida nabati,

Pendahuluan
Lalat rumah (Musca domestica) adalah lalat yang paling
banyak dikenal karena biasanya hidup di dekat manusia. Lalat juga
dikenal sebagai vektor mekanik pembawa penyakit yang berbahaya
bagi kesehatan manusia. Lalat memiliki bulu-bulu halus di seluruh
tubuhnya, yang menjadikannya vektor penularan penyakit karena
perilaku lalat suka berpindah dari satu makanan (biasanya bahan
organik atau feses yang membusuk) ke makanan lain untuk makan
dan bertelur (Rianto, 2011).
Hastutiek & Fitri (2013) memaparkan bahwa sekitar 100
spesies organisme yang merupakan patogen bagi manusia dan
hewan disebarkan oleh lalat rumah (Musca domestica). Kemudian

1
menurut Dirjen P2M & PL berbagai jenis penyakit yang disebabkan
oleh lalat di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia antara lain
disentri, diare, tifus dan kolera. Lalat rumah juga memiliki
ketertarikan untuk hinggap dimana saja, baik ditempat yang bersih
maupun kotor sehingga dapat membawa berbagai penyakit.
Biasanya lalat membawa bakteri patogen, dimana bakteri tersebut
dapat menyebar dari mulut, feses dan bagian lain yang
terkontaminasi dan dipindahkan ke makanan manusia (Hastutiek &
Fitri, 2013). Seperti halnya manusia, lalat rumah juga
membutuhkan protein untuk mendorong pertumbuhan, reproduksi,
dan regenerasi sel yang rusak. Inilah mengapa lalat begitu tertarik
untuk hinggap di meja yang terdapat makanan atau sisa makanan.
Kasus infeksi juga banyak ditemukan di jajanan pinggir jalan
disebabkan oleh lalat rumah.
Keberadaan lalat rumah memang sangat mengganggu,
namun sulit untuk membunuhnya dengan tangan kosong, karena
lalat rumah merupakan hewan kecil yang agresif dan dapat terbang.
Untuk itu diperlukan metode alternatif yang aman, yaitu
menggunakan bahan alami pada tumbuhan sebagai insektisida
biodegradable, mudah terurai dan tidak mencemari lingkungan,
sehingga relatif aman bagi manusia. Keuntungan dari pestisida
nabati adalah hanya meninggalkan sedikit residu di lingkungan, dan
zat aktif dalam pestisida terurai lebih cepat di alam, sehingga tidak
menimbulkan resistensi terhadap target.
Tanaman genus Citrus merupakan salah satu tanaman
penghasil minyak atsiri yang merupakan bahan alami yang
diketahui memiliki efek pengusir nyamuk. Minyak atsiri diproduksi
oleh anggota genus Citrus. Tidak hanya pada buah-buahan, tetapi
juga pada bagian tanaman pada kulit jeruk nipis. Jeruk nipis (Citrus
aurantifolia Swingle) merupakan tumbuhan yang termasuk dalam
2.400 tumbuhan insektisida nabati lainnya (Wulandari, dkk, 2016).
Limbah kulit jeruk nipis termasuk dalam kategori limbah
biodegradable, yaitu limbah yang dapat diuraikan secara aerobik
maupun anaerobik secara biologis. Namun yang terbaik adalah
mengolah limbah tersebut menjadi produk yang memiliki nilai
guna, terutama produk yang memiliki nilai jual.
Di beberapa komunitas, limbah kulit jeruk nipis hanya
diolah menjadi campuran mainan anak, pembuat kue atau penyegar
udara. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) mengandung unsur
kimia yang bermanfaat, salah satunya adalah senyawa d-limonene.
Hasil analisis menggunakan spektrometer massa kromatografi gas

2
(GC-MS) 2 menunjukkan bahwa ekstrak limonene pada kulit jeruk
mencapai sekitar 91,15% (Istianto, dkk, 2001). Senyawa d-
limonene ini telah dibuktikan dalam beberapa penelitian dengan
memberikan efek insektisida pada beberapa jenis kutu. Minyak
atsiri jeruk dapat digunakan sebagai penyegar udara, bahan bumbu
dan penambah rasa pada makanan. Minyak esensial jeruk juga baik
untuk kesehatan yaitu aromaterapi.
Aromaterapi adalah metode pengobatan dengan
mengekstraksi tanaman yang dapat digunakan dari daun, bunga,
kulit kayu, batang, biji atau akar yang dapat digunakan untuk
penyembuhan atau relaksasi. Menurut Sharma (2009), aromaterapi
merupakan terapi yang menggunakan wewangian. Istilah
aromaterapi mengacu pada penggunaan minyak esensial dalam
rehabilitasi holistik untuk meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan emosional guna memulihkan keseimbangan tubuh.
Pada awalnya aromaterapi hanya muncul dalam bentuk air mani.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, aromaterapi terbagi
menjadi banyak jenis, salah satunya adalah lilin aromaterapi Lilin
aromaterapi merupakan aplikasi lain dari aromaterapi melalui
inhalasi (inhalasi) yaitu menghirup uap aroma yang dihasilkan oleh
beberapa tetes minyak atsiri (Rusli & Rerung, 2018). Dalam wadah
berisi air panas. Lilin beraroma menghasilkan aroma saat terbakar
dan memberikan efek penyembuhan (Primadiati, 2002).
Dari hasil penelitian yang dilakukan Kartika dkk (2014),
megenai Pemanfaatan Limonen dari Kulit Jeruk Nipis dalam
Pembuatan Lilin Aromatik Penolak Serangga didapatkan hasil,
50% kecoa meninggalkan area yang sudah diberi lilin aromatik
dengan penambahan atsiri 0,3%, 100% kecoa meninggalkan area
yang sudah diberi lilin aromatik dengan penambahan atsiri 0,4%,
dan 100% kecoa meninggalkan area yang telah diberi lilin aromatik
dengan penambahan atsiri 0,5%.
Hasil Penelitian Murdani (2014) yang berjudul Efektivitas
Ekstrak Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dalam Membunuh
Larva Nyamuk Aedes aegypti, pada konsentrasi 0,40% terjadi
kematian larva 21 ekor (82%), konsentrasi 0,45% sebanyak 23 ekor
(92%), konsentrasi 0,50% sebanyak 24 ekor (96%), dan konsentrasi
0,55% sebanyak 25 ekor (100%).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin melakukan
penelitian mengenai “Pemanfaatan Ekstrak Kulit Jeruk Nipis
(Citrus aurantifolia Swingle) Dalam Pembuatan Lilin Aromaterapi
Sebagai Penolak Lalat Rumah (Musca domestica)”.

3
Pembahasan
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rika dan
Karmini (2018) mengenai Perbedaan Berbagai Konsentrasi Ekstrak
Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Dalam Bentuk Lilin
Aromatik terhadap Jumlah Lalat Rumah (Musca Domestica) yang
Tertolak, dilakukan untuk mengetahui perbedaan berbagai
konsentrasi ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dalam
bentuk lilin aromatik terhadap jumlah lalat rumah (Musca
domestica) yang tertolak, dengan konsentrasi 0,4%, 0,6%, 0,8%,
dan kontrol yang tidak menggunakan ekstrak daun jeruk nipis. Pada
penelitian ini mereka menggunakan metode yang bersifat
eksperimen, sampel dalam penelitian ini adalah lalat musca
domestica sebanyak 525 ekor, dengan jumlah pengulangan 6 kali
dan perlakuan 3 buah, masing-masing perlakuan berisi 25 ekor lalat
pada kandang, teknik pengambilan sampel secara random
sampling, dan teknik pengumpulan data dengan menghitung
presentase jumlah lalat yang tertolak serta mengukur suhu dan
kelembaban udara ruangan selama 60 menit. Hasil Penelitian
menunjukan bahwa presentase jumlah lalat rumah yang tertolak
pada masing-masing konsentrasi ekstrak daun jeruk nipis yaitu
pada konsentrasi 0,4% sebesar 81,98%, pada konsentrasi 0,6%
sebesar 86,43%, dan pada konsentrasi 0,8% sebesar 92,82%.
Sehingga disarankan masyarakat bisa menggunakan lilin
aromaterapi dengan konsentrasi ekstrak 0,8 % untuk mengusir lalat.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rusli dan
Rerung (2018) mengenai Formulasi Sediaan Lilin Aromaterapi
Sebagai Anti Nyamuk Dari Minyak Atsiri Daun Nilam
(Pogostemon cablin Benth) Kombinasi Minyak Atsiri Buah Jeruk
Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) Penelitian ini bertujuan untuk
membuat sediaan lilin aromaterapi sebagai anti nyamuk dari
minyak atsiri daun nilam kombinasi minyak atsiri buah jeruk nipis.
Penelitian dilakukan secara eksperimen dengan membuat sediaan
lilin aromaterapi dengan uji evaluasi fisik lilin meliputi uji
organoleptik yaitu warna dan aroma, uji kualitas lilin yaitu titik
leleh dan waktu bakar, uji efektifitas lilin terhadap nyamuk, dan uji
kesukaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan yang
dibuat memiliki warna sama dan aroma berbeda, karena konsentrasi
minyak atsiri yang bervariasi, titik leleh antara 44 C̊ – 57 C̊ sesuai
syarat evaluasi fisik lilin menurut SNI 42 ̊C – 60 C ̊ , waktu bakar
formula A yang paling lama karena konsentrasi minyak atsiri lebih
sedikit, efektifitas lilin cukup optimal dalam mengusir nyamuk.

4
Dari penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa lilin aromaterapi
dengan ekstrak jeruk nipis sangat ampuh mengusir nyamuk selain
mengusir serangga.
Rika &Karmini (2018), Fitria, Anggraini, Hidayati &
Luhtitisari (2020) dan Rusli dan Yolanda (2018) juga memaparkan
bagaimana proses pembuatan lilin aromaterapi dari ekstrak, sebagai
berikut.
1. Melakukan pembuatan ekstrak dari kulit jeruk nipis
(Citrus aurantifolia)
Adapun langkah membuat ekstrak dari kulit jeruk nipis
(Citrus aurantifolia),
a. Kulit buah jeruk nipis dipisahkan dari daging
buah yang kemudian dipotong menjadi
berukuran kecil.
b. Mencuci kulit buah jeruk nipis sampai bersih
c. Mengeringkan kulit buah jeruk nipis sampai
kering
d. Menghaluskan kulit buah jeruk nipis hingga
berbentuk serbuk
e. Mencampurkan bahan aromaterapi dengan
alkohol 70% dengan perbandingan bahan :
alkohol = 1 : 10
f. Merendam selama 3 x 24 jam
g. Menyaring dan menyimpan campuran alkohol
dan minyak
h. Memanaskan hasil saring hingga mendidih
dengan suhu tetap 1000C.
2. Pembuatan Lilin Aromaterapi
Adapun langkah membuat lilin aromaterapi,
a. Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan
dalam pembuatan lilin aromaterapi.
b. menyiapkan pewarna yang digunakan dalam
pembuatan lilin aromaterapi. Pewarna yang
digunakan dalam pembuatan lilin aromaterapi
adalah pewarna crayon. Hal ini disebabkan,
crayon tidak bersifat beracun dan memiliki
tekstur padat sehingga dapat mudah larut saat
diproses dengan lilin.
c. Selanjutnya, crayon yang dipotong kecil-kecil.
Proses pemotongan ini bertujuan agar pewarna
cepat bereaksi dengan lilin yang sesuai dengan

5
laju reaksi dimana semakin luas permukaan
benda, maka benda tersebut akan lebih cepat
bereaksi dibandingan dengan luas permukaan
benda yang kurang luas atau berbentuk
bongkahan.
d. Tahap selanjutnya adalah pemanasan lilin. Lilin
yang digunakan yakni lilin putih yang tersedia di
pasaran. 1,5 batang lilin putih digunakan untuk
membuat 1 gelas kecil lilin aromaterapi. Proses
pemanasan bertujuan agar lilin dapat mencair dan
dapat direaksikan dengan aromaterapi dan juga
pewarna. Pada saat lilin melalui proses
pemanasan, disisakan sumbu dari lilin putih.
e. Sembari menunggu lilin yang mencair, sumbu
diikat dengan batang lidi dan disusun diatas
wadah yang nantinya digunakan untuk lilin
aromaterapi.
f. Lilin yang telah mencair dicampurkan dengan
pewarna dan diaduk. Proses pencampuran
dilakukan dengan pemanasan sehingga lilin tidak
cepat mengeras.
g. Selanjutnya, proses pemberian ekstrak dari kulit
jeruk nipis ke dalam lilin.
h. Proses selanjutnya adalah memasukkan lilin
aromaterapi yang sudah bercampur kedalam
wadah yang telah disiapkan beserta lidi dan
sumbunya. Lilin yang sudah dimasukkan ke
wadah ditunggu hingga dingin sehingga lilin
dapat mengeras.
3. Uji repelensi dilakukan dalam kotak kaca berukuran 33
x 23 x 21 cm dalam suhu ruangan
a. Permukaan dalam kotak kaca dibagi kedalam dua
area yang sama besar yaitu area A dan area B.
b. Lilin aromatik hasil percobaan digoreskan pada
permukaan dalam dan dinding bagian A
sedangkan area B dibiarkan sebagai kontrol.
c. Kemudian, tutup botol berisi gula dan air
diletakan pada area A yang terdapat bahan uji.
Gula dan air sebagai atraktan. Seterusnya, kotak
– kotak kaca tersebut ditutup diatasnya

6
menggunakan kasa dawai untuk mencegah lalat
rumah terbang keluar.
d. Masukkan 10 lalat kedalam kotak kaca yang telah
dipersiapkan.
e. Pengujian dilakukan dengan melihat setiap area
aktivitas lalat.
f. Mencatat aktivitas lalat pada area A dan area B
dalam 5 menit, 10 menit, 15 menit dan 20 menit.
4. Uji penerimaan konsumen/ panelis
Uji hedonik digunakan untuk menguji
penerimaan konsumen/ panelis terhadap lilin aromatik.
Pengujian ini berupa penilaian atas bau dan aroma yang
dilakukan oleh 15 orang panelis.

7
Daftar Pustaka
Fitria, N., Anggraini, R., Hidayati, L.N & Luhtitisari. (2020).
Pelatihan Pembuatan Lilin Aromaterapi Dengan Kulit
Jeruk Pecel (Citrus Aurantiifolia) Dan Daun Kemangi
(Ocimum Sanctum) Menggunakan Metode Ekstraksi Di
Masa Pandemi Covid-19. Semarang: UNNES.
Hastutiek, P. & Fitri, L.E . (2013). Potensi Musca domestica Linn.
sebagai vektor beberapa penyakit. Jurnal kedokteran
brawijaya. 23(3), 125-136.
Istianto. M., dkk. (2001). Pengaruh Senyawa Limonen Terhadap
Pertumbuhan dan Perkembangan Panonychus Citri Mc.
(Acarina: Tetranychidae) Pada Kondisi Laboratorium.
Journal Agrosains. 14 (1): 45-57.
Kartika dkk. (2014). Pemanfaatan Limonen dari Kulit Jeruk Nipis
dalam Pembuatan Lilin Aromatik Penolak Serangga.
Bandung : Jurnal.
Murdani, R. (2014). Keefektivan Daya Bunuh Ekstrak Daun Jeruk
Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) Terhadap Kematian
Larva Nyamuk Aedes aegypti Instar III. Fakultas Ilmu
Kesehatan: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Primadiati, R. (2002). Aromaterapi : Perawatan Alami Untuk Sehat
dan Cantik. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Rianto, Agus. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan
Cetakan II. Yogyakarta: Muha Medika.
Rika, W & Karmini, M. (2018). Perbedaan Berbagai Konsentrasi
Ekstrak Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Dalam
Bentuk Lilin Aromatik terhadap Jumlah Lalat Rumah
(Musca Domestica) yang Tertolak. Jurnal Riset
Kesehatan. 10(1), 9-14.
Rusli, N & Yolanda, Y.W.R. (2018). Formulasi Sediaan Lilin
Aromaterapi Sebagai Anti Nyamuk Dari Minyak Atsiri
Daun Nilam (Pogostemon cablin Benth) Kombinasi
Minyak Atsiri Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
Swingle). Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia. 4(1), 68-
73.

8
Sharma, S. (2009). Aroma Terapi (Aroma Therapy). Tangerang:
Karisma Publishing Group
Wulandari, Mutiara Juni, dkk. (2015). Jenis-Jenis Komponen
Minyak Atsiri yang Diisolasi dari Daun Citrus aurantifolia
dan Citrus nobilis. Seminar Nasional XII Pendidikan
Biologi FKIP UNS 2015, 662-666.

Anda mungkin juga menyukai