Anda di halaman 1dari 7

ISBN : 978-602-73060-1-1

ISOLASI MINYAK ATSIRI


KULIT BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia Swingle)
SEGAR DAN KERING MENGGUNAKAN DESTILASI UAP-AIR

Yesi Nurfenti Yustini1, Ira Rahmiyani1, Saeful Amin1


1
Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
Corresponding author email: ira_rahmiyani@yahoo.com

ABSTRAK

Jeruk nipis termasuk salah satu jenis citrus dengan famili Rutaceae. Minyak atsiri dari kulit
jeruk banyak yang digunakan sebagai antioksidan dan antikanker. Metode untuk mendapatkan
minyak atsiri salah satunya dengan menggunakan destilasi uap-air. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui kualitas minyak atsiri, karakteristik komponen senyawa minyak atsiri dengan GC-
MS, dan kadar senyawa limonen. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi standardisasi
mutu simplisia, isolasi minyak atsiri dengan metode destilasi uap-air, parameter mutu minyak
atsiri dan identifikasi senyawa minyak atsiri menggunakan GC-MS. Karakteristik mutu
simplisia minyak atsiri kulit buah jeruk nipis segar berwarna kuning pucat, bau khas jeruk nipis,
bobot jenis 0,7277 b/v, larut dalam alkohol 90% (1:4), tidak terdapat lemak yang memadat,
sedangkan kulit buah jeruk nipis kering berwarna kuning pucat, bau khas jeruk sedikit
memudar, bobot jenis 0,8707 b/v, larut dalam alkohol 90% (1:4,5), tidak terdapat lemak yang
memadat. Hasil analisis dengan GC-MS menunjukkan bahwa pada minyak atsiri kulit buah
jeruk nipis segar terdapat 76 komponen senyawa, sedangkan yang kering 12 jam terdapat 89
komponen. Dari hasil spektrum MS didapat limonen (BM=136), Sitronelal (BM=154), linalool
(BM=154) dan α-Terpineol (BM = 154). Dan senyawa yang mempunyai kadar paling besar
adalah senyawa limonen, dimana pada kulit buah jeruk nipis segar 21,85%, sedangkan kering
17,56%.

Kata kunci : Destilasi, GC-MS, kulit buah jeruk nipis, Citrus aurantifolia Swingle

ABSTRACT

Lime is one type of citrus from Rutaceae. Essential oil from the peel of citrus is usefull for
antioxidant and anticancer. The method used the steam-water distillation. The purpose of this
research is to known the quality of essential oil, the components of essential oil by GC-MS, and
the level of limonene compound. The research was conducted isolation of essential oil with
steam-water distillation, the parameter quality of essential oil and the identification of essential
oil used GC-MS. The result showed a fresh lime peel has a pale yellowish colour, the special
aromatic freshy citrus smelt, 0,7277 b/v heavy weight, was disolven alcohol 90% (1:4), no of the
fatter solid. While a dried lime peel was yellowish colouring, the aromatic citrus gets dimly,
0,8707 b/v heavy weight, disolven alcohol 90% (1:4,5), no of the fatter solid. The GC-MS
analysis result showed that a fresh lime peel has 76 compound, and dried (12 hours) lime peel
has 89 compound. Based on the MS spectrum theres a limonene (MW=136), citronelal
(MW=154), linalool (MW=154), and α-Terpineol (MW=154). A limonene is a biggest
compound in lime peel where a fresh peel was 21,85%, and a dried peel was 17,56%.

Keywords : Distillation, GC-MS, lime peel, Citrus aurantifolia Swingle

Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI


233
Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik
Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
ISBN : 978-602-73060-1-1

PENDAHULUAN Penelitian mengenai komponen kulit


buah jeruk nipis telah pernah dilakukan oleh
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia peneliti sebelumnya tetapi hanya meneliti kulit
Swingle) termasuk salah satu jenis citrus buah jeruk nipis segar (Astarini et al, 2010),
dengan famili Rutaceae. Jeruk nipis biasanya sedangkan menurut Muhtadin et al (2013)
ditanam di perkarangan atau dikebun dilakukannya pengeringan pada kulit buah
(Dalimartha, 2006), sehingga sering kali jeruk dapat membuka pori - pori lebih besar
menjadi pilihan bagi keluarga dalam sekitar 288 - 363 µm sehingga dapat
mengobati suatu penyakit yang diderita oleh mempermudah minyak yang tersimpan
tubuh misalnya batuk, flu, masuk angin dan dibawah permukaan kulit buah jeruk menguap.
bisa sebagai penyedap makanan (Kurnia, Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
2014). tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
Jeruk nipis tergolong tanaman yang isolasi minyak atsiri dari kulit buah jeruk nipis
memiliki fungsi beragam. Buah, daun dan akar segar dan kering dengan menggunakan metode
tanamannya pun dapat di manfaatkan sebagai destilasi uap-air.
bahan pengobatan (Kurnia, 2014). Bahkan
kulit buah jeruk mengandung minyak atsiri, BAHAN DAN METODE
atau di kenal juga sebagai minyak eteris
(aetheric oil) (Chemat dan Lucchesi, 2008), Alat
berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan Alat yang digunakan pada penelitian ini
bahwa minyak atsiri yang dihasilkan dari kulit adalah seperangkat destilasi uap-air,
buah tanaman genus citrus, salah satu seperangkat alat kromatografi gas-
diantaranya adalah limonen (Chutia et al, spektrofotometer massa (2010 QP Ultra Merk
2009). Senyawa limonen bersifat neurotoksik Shimadzu), oven, tanur, timbangan digital, dan
terhadap serangga dan sangat efektif sebagai alat - alat gelas yang umum digunakan.
insektisida (Handayani dan Nurcahyanti,
2014). Serta minyak atsiri dari kulit jeruk Bahan Tumbuhan
banyak juga dimanfaatkan oleh industri kimia Bahan penelitian yang digunakan adalah
parfum, menambah aroma jeruk pada Kulit buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia
minuman dan makanan, dan di bidang Swingle) yang diambil dari perkebunan
kesehatan digunakan sebagai antioksidan dan Manoko, Lembang.
antikanker (Chemat dan Lucchesi, 2008).
Tetapi bagi mereka yang kurang mengetahui, Bahan Kimia
biasanya kulit jeruk nipis di buang begitu saja Bahan kimia yang digunakan adalah
tanpa ada manfaatnya (Kartasapoetra, 2006). kloralhidrat LP, amonia, kloroform,
Mengingat besarnya potensi minyak amilalkohol, HCl, FeCl3, serbuk Mg, NaOH,
atsiri dari kulit buah jeruk, maka perlu KOH, vanilin, H2SO4 pekat, natrium sulfat
dilakukan isolasi untuk mendapatkan minyak anhidrat, gelatin, toluen, etanol, pereaksi
atsiri dari kulit buah jeruk. Sebagian besar Mayer, Dragendorff, Wagner, dan
minyak atsiri di peroleh dengan cara Liebermann-Burchard.
penyulingan atau destilasi, metode destilasi
telah secara luas digunakan untuk mengambil METODE PENELITIAN
minyak atsiri dari tanaman baik secara utuh
atau merupakan bagian dari tanaman (Assagaf Determinasi Tumbuhan
et al, 2012). Metode destilasi terdiri dari Determinasi buah jeruk nipis dilakukan
beberapa macam, salah satunya adalah di Institut Teknologi Bandung Sekolah Tinggi
destilasi uap-air. Keuntungan destilasi uap-air Ilmu dan Teknologi Hayati.
dibandingkan dengan metode yang lain yaitu
penetrasi uap terjadi secara merata kedalam Pengolahan Bahan
jaringan bahan, lama penyulingan relatif lebih Buah jeruk nipis diseleksi dan diambil
singkat, rendemen minyak lebih besar, dan bagian kulit buahnya. Bahan hasil seleksi
mutunya lebih baik jika dibandingkan dengan dibersihkan dengan air yang mengalir,
minyak hasil dari sistem penyulingan dengan kemudian dirajang. Selanjutnya bahan dibagi
air (Armando, 2009). menjadi dua bagian ; kulit jeruk nipis yang

Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 234


Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik
Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
ISBN : 978-602-73060-1-1

segar dan kulit jeruk nipis untuk dikeringkan seperti Wiley dan Nasional Institute of
dengan oven pada suhu 40oC selama 12 jam. Standards and Technology (NIST).

Penapisan Fitokimia Simplisia HASIL DAN PEMBAHASAN


Penapisan fitokimia simplisia dilakukan
terhadap serbuk kulit buah jeruk nipis, Determinasi Tumbuhan
meliputi pemeriksaan alkaloid, flavonoid, Determinasi dilakukan dengan tujuan
tanin, polifenolat, monoterpen atau untuk memastikan bahwa suatu tumbuhan
seskuiterpen, steroid atau triterpenoid, saponin sesuai dengan jenisnya, dengan menetapkan
dan kuinon. identitas atau jati diri tumbuhan tersebut.
Hasil determinasi yang dilakukan oleh
Penetapan Karakteristik Mutu Simplisia Institut Teknologi Bandung Sekolah Tinggi
Penetapan karakteristik mutu simplisia Ilmu dan Teknologi Hayati menyatakan bahwa
dilakukan terhadap kulit buah jeruk nipis sampel yang digunakan pada penelitian ini
kering 12 jam, meliputi susut pengeringan, adalah kulit buah jeruk nipis dengan nama
kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut latin Citrus aurantifolia (Christm & Panzer)
etanol, kadar abu total, kadar abu larut air, dan Swingle dari famili Rutaceae.
kadar abu tidak larut asam.
Pengolahan Bahan
Isolasi Minyak Atsiri Kulit Buah Jeruk Kulit buah jeruk nipis yang telah
Nipis dengan Metode Destilasi Uap-air dibersihkan dan dicuci dengan air yang
Isolasi minyak atsiri dilakukan terhadap mengalir kemudian dibagi menjadi dua bagian
kulit buah jeruk nipis segar dan kering 12 jam. untuk kulit buah jeruk nipis segar dan kering.
Masing–masing kulit buah jeruk nipis Untuk kulit buah jeruk nipis kering, dilakukan
ditimbang, kemudian dimasukkan kedalam pengeringan menggunakan oven pada suhu
ketel yang berisi sarangan. Air yang ada dalam 40oC selama 12 jam, perlakuan pendahuluan
dasar ketel, dipanaskan sampai suhu 100oC terhadap bahan dapat mempertinggi rendemen
dan dibiarkan mendidih. Kemudian bahan dan mutu minyak yang dihasilkan, salah satu
didestilasi sampai minyak tidak menetes lagi cara diantaranya adalah dilakukannya
(waktu disesuaikan sesuai dengan bahan yang pengeringan. Pengeringan dimaksudkan untuk
digunakan). Minyak atsiri hasil destilasi menguapkan sebagian air dalam bahan,
ditambahkan N2SO4 anhidrat, kemudian sehingga penyulingan lebih mudah dan lebih
didekantasi. Minyak atsiri yang telah diperoleh singkat (Ketaren, 1985). Kulit buah jeruk nipis
selanjutnya dihitung jumlah rendemennya. dilakukan pengeringan pada suhu 40oC karena
kulit buah jeruk ini mengandung bahan aktif
Parameter Mutu Minyak Atsiri Kulit Buah yang tidak tahan panas atau mudah menguap
Jeruk Nipis sehingga pengeringannya dilakukan pada suhu
Parameter mutu minyak atsiri dilakukan 40oC (Agoes, 2007).
terhadak minyak atsiri dari hasil destilasi uap- Serta menurut hasil penelitian Ahmad
air, meliputi uji organoleptik, bobot jenis, dkk (2013), bahwa dilakukannya pengeringan
kelarutan dalam alkohol dan penentuan lemak. kulit buah jeruk selama 12 jam dapat
membuka pori-pori kulit buah jeruk lebih
Identifikasi Senyawa Minyak Atsiri Kulit besar sekitar 288 – 363 µm, dibandingkan bila
Buah Jeruk Nipis Menggunakan tanpa pengeringan sekitar 140 – 165 µm.
Kromatografi Gas-Spektrometri Massa Sehingga semakin besar pori – pori yang
Minyak atsiri kulit buah jeruk nipis terbuka tentunya semakin mudah untuk
yang telah melalui proses destilasi uap, minyak yang tersimpan di bawah permukaan
kemudian dianalisis dengan menggunakan alat kulit buah jeruk menguap, hal ini didukung
kromatografi gas - spektrometri massa. Hasil dengan hasil uji SEM (Scanning Electron
analisis komponen minyak atsiri yaitu berupa Microscope) dengan perbesaran 85x dari
kromatogram yang terdiri dari puncak – permukaan kulit buah jeruk.
puncak komponen dengan persen (%) area dan
waktu retensi (tR), serta spektrum massa
komponen yang didapat akan dibandingkan
dengan spektrum massa pada database library
Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 235
Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik
Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
ISBN : 978-602-73060-1-1

Penapisan Fitokimia Simplisia banyak senyawa aktif pada kulit buah jeruk
nipis yang terekstraksi dalam pelarut air dan
Tabel 1. Hasil Penapisan Fitokimia Simplisia etanol. Kadar sari larut air telah memenuhi
Golongan Senyawa Keterangan standar mutu Suplemen II Farmakope Herbal
Alkaloid - Indonesia edisi-I, dimana disyaratkan harus
Flavonoid + memiliki kadar sari larut air tidak kurang dari
23,8%, sedangkan untuk kadar sari larut etanol
Tanin & Polifenol -
sebesar 15,54%. Sehingga senyawa aktif pada
Steroid + kulit buah jeruk nipis yang digunakan dalam
Triterpenoid - penelitian ini banyak yang teresktraksi dalam
Monoterpen/seskuiterpen + pelarut air, dari pada dengan pelarut etanol.
Saponin - Untuk penetuan kadar abu dilakukan
Kuinon + untuk memberikan gambaran kandungan
mineral internal dan eksternal yang berasal
Keterangan : (+) = Terdeteksi, (-) = Tidak
dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak.
terdeteksi
Kadar abu total yang diperbolehkan menurut
Suplemen II Farmakope Herbal Indonesia ed-I
Golongan senyawa pada kulit buah
untuk simplisia kulit buah jeruk nipis tidak
jeruk nipis juga telah dilaporkan oleh peneliti
lebih dari 7,0% dan kadar abu tidak larut asam
sebelumnya, yaitu : flavonoid (Kurnia, 2014),
tidak lebih dari 0,40%. Dari hasil yang
steroid (Tarigan, et al., 2008), dan monoterpen
diperoleh, kadar abu total kulit buah jeruk
atau seskuiterpen (Zain, 2012). Senyawa
nipis 4,27%, sedangkan untuk kadar abu larut
monoterpen atau seskuiterpen merupakan
air 3,96%, dan untuk kadar abu tidak larut
golongan senyawa yang menandakan adanya
asam 0,30%, Sehingga kadar abu total serta
senyawa minyak atsiri pada kulit buah jeruk
kadar abu tidak larut asam sudah memenuhi
nipis, maka penelitian dapat dilanjutkan pada
persyaratan.
tahapan yang berikutnya.
Isolasi Minyak atsiri Kulit Buah Jeruk
Karakteristik Mutu Simplisia
Nipis
Tabel 2. Hasil Karakteristik Mutu Simplisia
Masing – masing kulit buah jeruk nipis
Karakteristik Mutu
Hasil segar dan kering sebanyak 2250 gram
Simplisia dilakukan isolasi dengan menggunakan
Susut pengeringan 41,44% metode destilasi uap–air. Hasil minyak atsiri
Kadar air (segar) 72,08% yang masih mengandung air, dilakukan
Kadar air (kering 12 jam) 38,69% penambahan Na2SO4 anhidrat supaya minyak
Kadar sari larut air 26,95% atsiri kulit buah jeruk nipis yang dihasilkan
murni bebas dari air.
Kadar sari larut etanol 15,54%
Hasil dari destilasi didapatkan rendemen
Kadar abu total 4,34% minyak atsiri kulit buah jeruk nipis segar
Kadar abu larut air 4,27% 0,07%, sedangkan kering 0,21%. Rendemen
Kadar abu tidak larut asam 0,30% kulit buah jeruk nipis kering lebih banyak
dibandingkan yang segar, hal ini dikarenakan
Susut pengeringan dilakukan untuk proses pengeringan menyebabkan pori-pori
memberikan batasan maksimal (rentang) pada kulit buah jeruk nipis membesar atau
besarnya senyawa yang hilang pada proses terbuka dan minyak atsiri pada permukaan
pengeringan tetapi senyawa yang hilang tidak kulit buah jeruk akan lebih mudah menguap.
hanya air, bahkan senyawa yang mudah
menguap seperti minyak atsiri yang terdapat Parameter Mutu Minyak Atsiri
pada kulit buah jeruk nipis juga ikut menguap.
Sehingga hasil yang didapat lebih besar, dari Parameter mutu minyak atsiri kulit buah
pada hasil kadar air pada kulit buah jeruk jeruk nipis yang dilakukan meliputi uji
nipis. organoleptik, bobot jenis, kelarutan dalam
Untuk penetuan kadar sari larut air dan alkohol dan penentuan lemak. Untuk uji
etanol, dilakukan untuk mengetahui berapa organoleptik pada minyak atsiri kulit buah
Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 236
Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik
Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
ISBN : 978-602-73060-1-1

jeruk nipis segar yang dihasilkan dari proses segar dan kering, senyawa limonen merupakan
isolasi atau destilasi uap-air memiliki warna komponen dengan kadar yang paling besar.
kuning pucat, bau khas jeruk, sedangkan pada Menurut Mulyani, et al (2009) limonen
minyak atsiri kulit buah jeruk nipis kering 12 merupakan senyawa utama dalam minyak
jam berwarna kuning pucat dan bau khas jeruk atsiri kulit buah jeruk, dan juga sebagai
sedikit memudar. penentu kualitas minyak atsiri kulit buah jeruk
Bobot jenis pada minyak atsiri, nipis, hal ini dikarenakan senyawa limonen
dilakukan karena merupakan salah satu kriteria merupakan senyawa yang memberikan aroma
penting dalam menentukkan mutu dan khas jeruk nipis. Pada penelitian kadar
kemurnian pada minyak atsiri. Bobot jenis limonen pada kulit buah jeruk nipis segar
minyak atsiri pada jeruk yang diperbolehkan 21,85% dengan waktu retensi 4,435 menit,
adalah 0,850 – 0,856 b/v, dan dari hasil sedangkan kering 17,56% dengan waktu
penentuan bobot jenis diperoleh bobot jenis retensi 4,577 menit. Kadar limonen yang
untuk kulit buah jeruk nipis segar 0,7277 paling besar terdapat pada kulit buah jeruk
b/vdan kering 12 jam 0,8707 b/v. nipis segar dari pada kering.
Kelarutan dalam alhokol, dilakukan Berdasarkan dari hasil spektra massa,
untuk mengetahui kualitas minyak atsiri yang limonen merupakan senyawa golongan
dihasilkan. Hasil dari kelarutan dalam alkohol monoterpen dengan struktur molekul C10H16,
90% untuk minyak atsiri kulit buah jeruk nipis senyawa limonen menghasilkan puncak ion
segar 1 : 4,5 mL , sedangkan kering 12 jam 1 : molekul induk (M+) 136, yang merupakan
4 mL. Dan untuk penentuan lemak, pada berat molekul dari limonen.
minyak atsiri kulit buah jeruk nipis segar
H3C CH2
maupun kering 12 jam tidak terdapatnya lemak
yang memadatseperti pada minyak kelapa.

Identifikasi Senyawa Minyak Atsiri Kulit


Buah jeruk Nipis Menggunakan CH3
Kromatografi Gas – Spektrofotometri Gambar 1.Rumus Struktur Senyawa Limonen
Massa
Fragmentasi pada m/z 121 menunjukkan
Minyak atsiri kulit buah jeruk nipis adanya pelepasan 15 satuan massa, yaitu
segar dan kering 12 jam yang diperoleh dari lepasnya CH3 menghasilkan fragmen [C9H13]+.
hasil destilasi uap-air dimasukkan ke dalam m/z 107 sesuai dengan pelepasan 29 satuan
vial injeksi, kemudian dianalisis menggunakan massa, yaitu lepasnya C2H5 menghasilkan
Kromatografi gas-spektrofotometri massa fragmen [C8H11]+. m/z 93 sesuai dengan
dengan kondisi analisis yang digunakan adalah pelepasan 43 satuan massa, yaitu lepasnya
: Sampel di injekan ke dalam septum dengan C3H7 menghasilkan fragmen [C7H9]+,
cara split injeksi sebanyak 1 µL pada suhu kemudian mengalami pelepasan 14 satuan
280oC, dengan rasio perbandingan 100:1; jenis massa yaitu lepasnya CH2, sehingga menjadi
kolom kapiler type RT-X 5MS (5% Phenyl- m/z 79 yang menghasilkan fragmen [C6H7]+,
methyl-silox); gas pembawa helium dengan dan juga mengalami pelepasan kembali 26
laju alir 1 mL/menit; suhu kolom terprogram satuan massa yaitu lepasnya C2H2, sehingga
(Temperature progamming) dengan suhu awal menjadi m/z 53 yang menghasilkan fragmen
80oC selama 1 menit, lalu dinaikkan perlahan- [C4H5]+. Dan pada m/z 68 sesuai dengan
lahan dengan kenaikan 10oC/menit sampai pelepasan 68 satuan massa, yaitu lepasnya
suhu akhir 220oC selama 16 menit dan C5H8 menghasilkan fragmen [C5H8].
detektor yang digunakan MS (Massa
Spektrometer) dengan suhu 250oC.
Dari hasil analisis dengan kromatografi
gas yang berupa kromatogram pada kulit buah
jeruk nipis segar diperoleh 76 puncak,
sedangkan pada kulit buah jeruk nipis kering
diperoleh 89 puncak yang terdeteksi.
Dari data hasil pemisahan kromatografi
gas antara minyak atsiri kulit buah jeruk nipis
Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 237
Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik
Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
ISBN : 978-602-73060-1-1

(a) (b)

Gambar 2.Kromatogram dan fragmentasi spektrofotometer massa senyawa limonen (a) Minyak
atsiri kulit buah jeruk nipis segar, (b) minyak atsiri kulit buah jeruk nipis kering 12 jam

KESIMPULAN UCAPAN TERIMAKASIH


Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Kualitas minyak atsiri kulit buah
Program Studi Farmasi STIKes Bakti
jeruk nipis Citrus aurantifolia (Christm &
Tunas Husada yang telah memberikan
Panzer) Swingle) segar yang diperoleh dari
sarana dan prasarana yang dibutuhkan
hasil destilasi uap-air selama 4 jam
selama penelitian ini.
berwarna kuning pucat, bau khas jeruk
nipis, bobot jenis 0,7277 b/v, larut dalam
DAFTAR PUSTAKA
alkohol (1:4), tidak terdapat lemak yang
memadat, sedangkan kulit buah jeruk nipis
kering 12 jam berwarna kuning pucat, bau Assagaf M, Hastuti P, Hidayat C, dan
khas jeruk sedikit memudar, bobot jenis Supriyadi. 2012. Perbandingan
0,8707 b/v, larut dalam alhokol (1:4,5), Ekstraksi Oleoresin Biji Pala (Myrictica
tidak terdapat lemak yang memadat. fragrans Houtt) Asal Maluku utara
Karakteristik komponen kimia minyak Menggunakan Metode Maserasi dan
atsiri dari hasil kromatografi gas pada kulit Gabungan Distilasi-Maserasi. Agritech,
buah jeruk nipis segar tedapat 76 Vol. 32, No. 3.
komponen senyawa, sedangkan pada Chemat, and Lucchesi. 2008. Microwave-
kering 12 jam terdapat 89 komponen Assisted Extraction of Essential Oils in
senyawa. Dari hasil spektrum MS didapat Microwaves in Organic Synthesis, A.
limonen (BM=136), Sitronelal (BM=154), Loupy, Ed.Weinheim. Germany:
linalool (BM=154) dan α-Terpineol Wiley-VCH.
(BM=154). Dan senyawa yang mempunyai Chutia M., et al. 2009. Antifungal Activity
kadar paling besar adalah limonen, dimana and Chemical Composition oF Citrus
pada kulit buah jeruk nipis segar 21,85%, reticulata Blanco Essential Oil Against
sedangkan kering 12 jam 17,56%. Phytopathogens from North East India.
Food Science and Technology, 42 : p
777-780.

Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI


238
Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik
Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
ISBN : 978-602-73060-1-1

Handayani, P dan Nurcahyanti, H. 2014. Tri P, Pratjojo W, dan Kusumastuti E.


Ektraksi Minyak Atsiri Daun Zodia 2014. Efektivitas Penggunaan Kulit
(Evodia suaveolens) Dengan Metode Jeruk Nipis Sebagai Penghilang Bau
Maserasi dan Destilasi Air. Jurnal amis Pada Ikan. Indonesia Journal of
Bahan Alam Terbarukan, Vol. 3, Edisi Chemical Science, Vol. 3, No. 2, ISSN
1, ISSN : 2303-0623. 2252-6951.
Kurnia, A. 2014. Khasiat Ajaib Jeruk Nipis Zain, D M. 2012. Formulasi Krim
dari A-Z Untuk kesehatan & Antibakteri dengan Kombinasi Ekstrak
Kecantikan. Yogyakarta : Rapha. Propolis Lebah Lokas (Trigona spp)
Muhtadin A, Ricky W, Pantjawarni P, dan dan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
Mahfud. 2013. Pengambilan Minyak Swingle). [Skripsi]. Bandung : Prodi
Atsiri dari Kulit Jeruk Segar dan Kering farmasi FMIPA UIB.
dengan Menggunakan Metode Steam Agoes, G. 2007. Teknologi Bahan Alam.
Distillation. Jurnal Teknik Pomits, Vol. Bandung : ITB.
2, No. 1, ISSN 2337-3539 : h 98-100. Armando, R. 2009. Memproduksi 15
Tarigan, et al. 2008. Skrining Fitokimia Minyak Asiri Berkualitas. Jakarta :
Tumbuhan Yang digunakan oleh Penebar Swadaya.
Pedagang jamu Gendong Untuk Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan
Merawat Kulit Wajah Di Kecamatan Obat Indonesia. Jilid 2. Jakarta : Trubus
Medan Baru. Jurnal Biologi Sumatera, Agriwidya.
Vol. 3, No. 1, ISSN 1907-5537 : h 1-6. Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi
Minyak Atsiri. Jakarta : Balai Pustaka.

Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI


239
Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik
Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai