ABSTRAK
Jeruk nipis termasuk salah satu jenis citrus dengan famili Rutaceae. Minyak atsiri dari kulit
jeruk banyak yang digunakan sebagai antioksidan dan antikanker. Metode untuk mendapatkan
minyak atsiri salah satunya dengan menggunakan destilasi uap-air. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui kualitas minyak atsiri, karakteristik komponen senyawa minyak atsiri dengan GC-
MS, dan kadar senyawa limonen. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi standardisasi
mutu simplisia, isolasi minyak atsiri dengan metode destilasi uap-air, parameter mutu minyak
atsiri dan identifikasi senyawa minyak atsiri menggunakan GC-MS. Karakteristik mutu
simplisia minyak atsiri kulit buah jeruk nipis segar berwarna kuning pucat, bau khas jeruk nipis,
bobot jenis 0,7277 b/v, larut dalam alkohol 90% (1:4), tidak terdapat lemak yang memadat,
sedangkan kulit buah jeruk nipis kering berwarna kuning pucat, bau khas jeruk sedikit
memudar, bobot jenis 0,8707 b/v, larut dalam alkohol 90% (1:4,5), tidak terdapat lemak yang
memadat. Hasil analisis dengan GC-MS menunjukkan bahwa pada minyak atsiri kulit buah
jeruk nipis segar terdapat 76 komponen senyawa, sedangkan yang kering 12 jam terdapat 89
komponen. Dari hasil spektrum MS didapat limonen (BM=136), Sitronelal (BM=154), linalool
(BM=154) dan α-Terpineol (BM = 154). Dan senyawa yang mempunyai kadar paling besar
adalah senyawa limonen, dimana pada kulit buah jeruk nipis segar 21,85%, sedangkan kering
17,56%.
Kata kunci : Destilasi, GC-MS, kulit buah jeruk nipis, Citrus aurantifolia Swingle
ABSTRACT
Lime is one type of citrus from Rutaceae. Essential oil from the peel of citrus is usefull for
antioxidant and anticancer. The method used the steam-water distillation. The purpose of this
research is to known the quality of essential oil, the components of essential oil by GC-MS, and
the level of limonene compound. The research was conducted isolation of essential oil with
steam-water distillation, the parameter quality of essential oil and the identification of essential
oil used GC-MS. The result showed a fresh lime peel has a pale yellowish colour, the special
aromatic freshy citrus smelt, 0,7277 b/v heavy weight, was disolven alcohol 90% (1:4), no of the
fatter solid. While a dried lime peel was yellowish colouring, the aromatic citrus gets dimly,
0,8707 b/v heavy weight, disolven alcohol 90% (1:4,5), no of the fatter solid. The GC-MS
analysis result showed that a fresh lime peel has 76 compound, and dried (12 hours) lime peel
has 89 compound. Based on the MS spectrum theres a limonene (MW=136), citronelal
(MW=154), linalool (MW=154), and α-Terpineol (MW=154). A limonene is a biggest
compound in lime peel where a fresh peel was 21,85%, and a dried peel was 17,56%.
segar dan kulit jeruk nipis untuk dikeringkan seperti Wiley dan Nasional Institute of
dengan oven pada suhu 40oC selama 12 jam. Standards and Technology (NIST).
Penapisan Fitokimia Simplisia banyak senyawa aktif pada kulit buah jeruk
nipis yang terekstraksi dalam pelarut air dan
Tabel 1. Hasil Penapisan Fitokimia Simplisia etanol. Kadar sari larut air telah memenuhi
Golongan Senyawa Keterangan standar mutu Suplemen II Farmakope Herbal
Alkaloid - Indonesia edisi-I, dimana disyaratkan harus
Flavonoid + memiliki kadar sari larut air tidak kurang dari
23,8%, sedangkan untuk kadar sari larut etanol
Tanin & Polifenol -
sebesar 15,54%. Sehingga senyawa aktif pada
Steroid + kulit buah jeruk nipis yang digunakan dalam
Triterpenoid - penelitian ini banyak yang teresktraksi dalam
Monoterpen/seskuiterpen + pelarut air, dari pada dengan pelarut etanol.
Saponin - Untuk penetuan kadar abu dilakukan
Kuinon + untuk memberikan gambaran kandungan
mineral internal dan eksternal yang berasal
Keterangan : (+) = Terdeteksi, (-) = Tidak
dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak.
terdeteksi
Kadar abu total yang diperbolehkan menurut
Suplemen II Farmakope Herbal Indonesia ed-I
Golongan senyawa pada kulit buah
untuk simplisia kulit buah jeruk nipis tidak
jeruk nipis juga telah dilaporkan oleh peneliti
lebih dari 7,0% dan kadar abu tidak larut asam
sebelumnya, yaitu : flavonoid (Kurnia, 2014),
tidak lebih dari 0,40%. Dari hasil yang
steroid (Tarigan, et al., 2008), dan monoterpen
diperoleh, kadar abu total kulit buah jeruk
atau seskuiterpen (Zain, 2012). Senyawa
nipis 4,27%, sedangkan untuk kadar abu larut
monoterpen atau seskuiterpen merupakan
air 3,96%, dan untuk kadar abu tidak larut
golongan senyawa yang menandakan adanya
asam 0,30%, Sehingga kadar abu total serta
senyawa minyak atsiri pada kulit buah jeruk
kadar abu tidak larut asam sudah memenuhi
nipis, maka penelitian dapat dilanjutkan pada
persyaratan.
tahapan yang berikutnya.
Isolasi Minyak atsiri Kulit Buah Jeruk
Karakteristik Mutu Simplisia
Nipis
Tabel 2. Hasil Karakteristik Mutu Simplisia
Masing – masing kulit buah jeruk nipis
Karakteristik Mutu
Hasil segar dan kering sebanyak 2250 gram
Simplisia dilakukan isolasi dengan menggunakan
Susut pengeringan 41,44% metode destilasi uap–air. Hasil minyak atsiri
Kadar air (segar) 72,08% yang masih mengandung air, dilakukan
Kadar air (kering 12 jam) 38,69% penambahan Na2SO4 anhidrat supaya minyak
Kadar sari larut air 26,95% atsiri kulit buah jeruk nipis yang dihasilkan
murni bebas dari air.
Kadar sari larut etanol 15,54%
Hasil dari destilasi didapatkan rendemen
Kadar abu total 4,34% minyak atsiri kulit buah jeruk nipis segar
Kadar abu larut air 4,27% 0,07%, sedangkan kering 0,21%. Rendemen
Kadar abu tidak larut asam 0,30% kulit buah jeruk nipis kering lebih banyak
dibandingkan yang segar, hal ini dikarenakan
Susut pengeringan dilakukan untuk proses pengeringan menyebabkan pori-pori
memberikan batasan maksimal (rentang) pada kulit buah jeruk nipis membesar atau
besarnya senyawa yang hilang pada proses terbuka dan minyak atsiri pada permukaan
pengeringan tetapi senyawa yang hilang tidak kulit buah jeruk akan lebih mudah menguap.
hanya air, bahkan senyawa yang mudah
menguap seperti minyak atsiri yang terdapat Parameter Mutu Minyak Atsiri
pada kulit buah jeruk nipis juga ikut menguap.
Sehingga hasil yang didapat lebih besar, dari Parameter mutu minyak atsiri kulit buah
pada hasil kadar air pada kulit buah jeruk jeruk nipis yang dilakukan meliputi uji
nipis. organoleptik, bobot jenis, kelarutan dalam
Untuk penetuan kadar sari larut air dan alkohol dan penentuan lemak. Untuk uji
etanol, dilakukan untuk mengetahui berapa organoleptik pada minyak atsiri kulit buah
Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 236
Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik
Sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia
ISBN : 978-602-73060-1-1
jeruk nipis segar yang dihasilkan dari proses segar dan kering, senyawa limonen merupakan
isolasi atau destilasi uap-air memiliki warna komponen dengan kadar yang paling besar.
kuning pucat, bau khas jeruk, sedangkan pada Menurut Mulyani, et al (2009) limonen
minyak atsiri kulit buah jeruk nipis kering 12 merupakan senyawa utama dalam minyak
jam berwarna kuning pucat dan bau khas jeruk atsiri kulit buah jeruk, dan juga sebagai
sedikit memudar. penentu kualitas minyak atsiri kulit buah jeruk
Bobot jenis pada minyak atsiri, nipis, hal ini dikarenakan senyawa limonen
dilakukan karena merupakan salah satu kriteria merupakan senyawa yang memberikan aroma
penting dalam menentukkan mutu dan khas jeruk nipis. Pada penelitian kadar
kemurnian pada minyak atsiri. Bobot jenis limonen pada kulit buah jeruk nipis segar
minyak atsiri pada jeruk yang diperbolehkan 21,85% dengan waktu retensi 4,435 menit,
adalah 0,850 – 0,856 b/v, dan dari hasil sedangkan kering 17,56% dengan waktu
penentuan bobot jenis diperoleh bobot jenis retensi 4,577 menit. Kadar limonen yang
untuk kulit buah jeruk nipis segar 0,7277 paling besar terdapat pada kulit buah jeruk
b/vdan kering 12 jam 0,8707 b/v. nipis segar dari pada kering.
Kelarutan dalam alhokol, dilakukan Berdasarkan dari hasil spektra massa,
untuk mengetahui kualitas minyak atsiri yang limonen merupakan senyawa golongan
dihasilkan. Hasil dari kelarutan dalam alkohol monoterpen dengan struktur molekul C10H16,
90% untuk minyak atsiri kulit buah jeruk nipis senyawa limonen menghasilkan puncak ion
segar 1 : 4,5 mL , sedangkan kering 12 jam 1 : molekul induk (M+) 136, yang merupakan
4 mL. Dan untuk penentuan lemak, pada berat molekul dari limonen.
minyak atsiri kulit buah jeruk nipis segar
H3C CH2
maupun kering 12 jam tidak terdapatnya lemak
yang memadatseperti pada minyak kelapa.
(a) (b)
Gambar 2.Kromatogram dan fragmentasi spektrofotometer massa senyawa limonen (a) Minyak
atsiri kulit buah jeruk nipis segar, (b) minyak atsiri kulit buah jeruk nipis kering 12 jam