2113080123
S1 KIMIA (PROGRAM RPL)
Pendahuluan
Kajian Pustaka
Metode Teori
Pembahasan
Simpulan
1. Pendahuluan
Di Bali cukup banyak nilai kearifan
sosial yang hidup dan dapat dipakai
sebagai inspirasi bagi masyarakat
untuk memelihara keseimbangan
sosial, tidak hanya di Bali tetapi juga
di Indonesia, seperti Tri Hita Karana.
Sumber: https://tarubali.baliprov.go.id/
Di Desa Angantiga, Kecamatan Petang, Kabupaten
Badung, hubungan sosial tersebut berlangsung cair.
Desa ini mempunyai penduduk muslim dan pemeluk
Hindu yang hidup berdampingan keterlibatan
masyarakat muslim dalam ritual yang diselenggarakan
oleh masyarakat Hindu.
2. Kajian Pustaka
2017 : Suryawan.
Riwanto dan Widiastuti dkk : 2019 “Kearifan Lokal Sebagai Modal
Sosial dalam Integrasi antara
“Masyarakat Multibudaya di Desa
Adat Angantiga Kecamatan Petang, Etnik Bali dan Etnik Bugis di
Kabupateng Badung” menyoroti Desa Petang, Badung Bali,”
perihal pembentukan masyarakat menyebutkan bahwa faktor
multibudaya yang diawali oleh pengintegrasi tersebut ada pada
migrasi masyarakat Islam yang Puri Carangsari, perkawinan
kemudian dapat beradaptasi dengan antarwarga, adopsi budaya serta
kebudayaan Bali. kearifan lokal.
“Analisis Faktor Integratif Nyama Bali Nyama Selam: Untuk Menyusun
Buku Panduan Kerukunan Masyarakat di Era Otonomi Daerah”
Pageh, Sugiartha dkk. : 2013 menyebutkan bahwa beberapa faktor integratif enclave masyarakat
Islam di Bali disebabkan oleh faktor sejarah yang memang membuat
mereka berdomisili di pedalaman, sengaja di enclave kan oleh penguasa,
karena faktor patron-klien yang dalam hal ini adalah masalah pernikahan
antara dua suku, diberikan tanah oleh kerajaan serta adanya upaya
memperkuat pasukan kerajaan pada saat itu.
3. Metode dan Teori
Penelitian ini memakai teori
interaksionalisme simbolik dan struktural
fungsional. Dalam konteks keterlibatan
masyarakat muslim Desa Angantiga pada
ritual Hindu Bali, mempunyai keterkaitan
dimana semua kegitan tersebut
merupakan tindakan simbolis yang
mengandung pesan penyesuaian diri
untuk mencapai tujuan utama berupa
keseimbangan sosial.