Anda di halaman 1dari 6

Tugas Sains, Teknologi dan Perubahan Sosial (KPM 53D)

Refleksi Pembelajaran :

Perkembangan Teknologi dan Inovasi Untuk Perilaku Sehat Komunitas


dan Perkembangan Prasarana Kesehatan Desa

Peran Tekonologi dan Lokal Wisdom dalam Perubahan Pengelolaan


Sumberdaya Alam

Hani Fajrah I3503221002

Dosen Pengajar

Prof.Dr.Rilus A.Kinseng
Dr.Lala M.Kolopaking
Dr.Titik Sumarti
Dr.Saharudin
Dr.Nuraini W.Prosodjo

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI PEDESAAN


FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2022
REFLEKSI TOPIK : Perkembangan Teknologi dan Inovasi Untuk Perilaku Sehat
Komunitas dan Perkembangan Prasarana Kesehatan Desa dan Peran Tekonologi dan
Lokal Wisdom dalam Perubahan Pengelolaan Sumberdaya Alam

A.Pendahuluan

Refleksi topic perkuliahan “perkembangan teknologi dan inovasi untuk perilaku sehat
komunitas dan perkembangan prasarana kesehatan desa” dan topic perkulihan “peran tekonologi
dan lokal wisdom dalam perubahan pengelolaan sumberdaya alam” akan saya sampaikan dalam
bentuk artikel dengan judul Partisipasi Komunitas Desa Penglipuran, Bali dalam Menjaga
Kearifan Lokal. Saya berharap artikel ini dapat dikembangkan menjadi topic penelitian saya nanti
saat menulis thesis.

PARTISIPASI KOMUNITAS DESA PENGLIPURAN, BALI DALAM MENJAGA


KEARIFAN LOKAL

1. Latar Belakang.

Bali adalah daerah destinasi wisata baik lokal maupun mancanegara. Desa Penglipuran
adalah salah satu desa adat di Bali yang menjadi daya tarik wisatawan. Desa Penglipuran terletak
di Kabupaten Bangli. Berdasarkan informasi dari Dinas Kabupaten Bangli data jumlah
pengunjung Desa Penglipuran selama lima tahun terakhir adalah sebagai berikut; 2018 sebanyak,
2019 sebanyak, 2020 sebanyak 2021 sebanyak dan 2022 sebanyak. Keberadaan Desa Penglipuran
sebagai desa adat dan desa wisata dapat konsisten menjaga kearifan lokal merupakan hal yang
menarik untuk diteliti.

Untuk menganalisis studi kasus ini penulis melakukan studi relevan pada penelitian yang
dilakukan oleh (Januariawan, 2021) tentang Fungsi Kearifan Lokal Dalam Menjaga Kelestarian
Lingkungan Hidup di Desa Penglipuran. Hasil penelitian ini menunjukkan dalam hal pelestarian
lingkungan hidupnya desa adat sebagai sebuah system berfungsi dengan baik sehingga Desa
Penglipuran masih bisa mempertahankan kearifan lokalnya. Perbedaan penelitian ini dengan
artikel yang saya tulis adalah pada kerangka analisis. Penelitian ini menggunakan teori
fungsionalisme sedangkan analisis pada artikel saya menggunakan teori hbitus dan lingkungan
khususnya pada konsep modal sosial oleh Pierre Bourdie.

Penelitian (Nurjaya, 2015) tentang Keunikan Desa Penglipuran Sebagai Pendorong


Menjadi Desa Wisata Berbasis Kerakyatan menunjukkan hasil penelitian bahwa berbagai
keunikan ini mencakup sejarah desa, tata letak desa, system organisasi dan keunikan lainnya.
Keunikan yang dimiliki Desa Penglipuran menjadi daya dukung yang sangat baik dalam
mengembangkan desa wisata berbasis kerakyatan. Perbedaan artikel saya dengan penelitian ini
adalah pada focus kajian, saya focus mengalisis partisipasi komunitas dalam menjaga kearifan
lokal, sedangkan penelitian ini focus pada analisis factor keunikan yang mendorong Desa
Penglipuran sebagai desa wisata.
Dari analisis studi relevan diatas saya mengerucutkan analisis masalah pada artikel ini
adalah untuk mengkaji partisipasi komunitas Desa Penglipuran dalam menjaga kearifan lokal dari
perspektif teori modal sosial, Bourdie. Analisis pada artikel ini dilakukan dengan metode studi
pustaka dan metode kualitatif. Teori yang digunakan dalam analisis ini adalah teori habitus dan
jaringan dengan konsep modal sosial.

2. Batasan Masalah
Dalam artikel ini pembahasannya terbatas pada kajian studi pustaka berkaitan dengan
topik partisipasi komunitas Desa Penglipuran, Bali dalam menjaga kearifan lokal akan dianalisis
dengan perspektif modal sosial (aktor, jaringan dan trush/kepercayaan). Dalam artikel ini
konsep-konsep yang akan dianalisis adalah perkembangan teknologi dan inovasi untuk perilaku
sehat komunitas dan perkembangan prasarana kesehatan desa serta peran tekonologi dan lokal
wisdom dalam perubahan pengelolaan sumberdaya alam, di Desa Penglipuran.

3. Kerangka Analisis

Partisipasi Komunitas Desa Penglipuran dalam


menjaga kearifan lokal

Perilaku Sehat Komunitas

Berbasis Kearifan lokal Teknologi inovasi

Analisis Modal Sosial

Menjaga kearifan lokal


4. Pembahasan
Komunitas adalah mayarakat setempat yang merujuk pada masyarakat desa, kota, suku
atau bangsa dan anggota-anggota kelompok tersebut baik besar atau kecil hidup bersama,
sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-
kepentingan hidup yang utama, kelompok tersebut disebut komunitas. (Soejono Soekanto, 2013).
Komunitas menurut (Soemardjan, 1962) merujuk pada masyarakat yang bertempat tinggal
disuatu wilayah geografis dan mempunyai batas-batas tertentu serta factor utama yang menjadi
dasar adalah interaksi yang lebih besar diantara anggotanya dibandingkan dengan penduduk
diluar batas wilayahnya. Merujuk pada dua definisi diatas dapat diartikan bahwa komunitas desa
adalah masyarakat desa yang tinggal disuatu wilayah geografis, yang saling berinteraksi dan
membutuhkan satu sama lain.
Komunitas Desa Penglipuran adalah masyarakat yang secara geografis tinggal di Desa
Penglipuran, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Luas wilayahnya sekitar 112
Ha1. Desa Penglipuran sebagai suatu komunitas satu sama lain saling berinteraksi, saling
membutuhkan dan menjaga awik-awik2 desa yang menjadi basis kearifan lokal masyarakat.
Penduduk Desa Panglipuran berjumlah 1.111 orang per Januari 2021, KK 277 dan mata
pencarian penduduk Desa Panglipuran bekerja sebagai pengrajin, pedagang souvening, kuliner,
pertanian, pengelola home stay, kariawan, PNS dan pemandu wisata dan pelaku pariwisata lain 3.
Hasil penelitian (Tina, 2020) tentang kajian kepedulian masyarakat berbasis kearifan lokal dalam
upaya pelestarian lingkungan di Desa Panglipuran Bali menunjukkan bahwa masyarakat
memiliki kesadaran yang tinggi akan konservasi berdasarkan kearifan lokal yang berlansung
dalam waktu lama dan ditunjukkan dalam sikap atau kebiasaaan. Dalam hal ini masyarakat desa
Panglipuran yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan bisa disebabkan karena adanya
pengetahuan lokal dan hukum adat yang turut mendukung kelestarian lingangan. Dari hasil
penelitian diatas menunjukkan adanya partisipasi komunitas Desa Panglipuran dalam menjaga
kearifan lokal.

Kearifan lokal komunitas Desa Panglipuran dapat diamati pada upaya masyarakat
berpartisipasi mempertahankan tata letak bangunan, system organisasi dan aturan-aturan adat.
Hasil penelitian (Nurjaya, 2015) menunjukkan bahwa berbagai keunikan ini mencakup sejarah
desa, tata letak, sistem organisasi dan keunikan lainnya. Keunikan yang dimiliki Desa
Penglipuran menjadikan daya dukung yang sangat baik dalam mengembangkan Desa
Penglipuran sebagai desa wisata yang berbasis kerakyatan.
Resiliensi komunitas Desa Panglipuran dalam mempertahankan kearifan lokal dari
analisis teori modal sosial adalah arena dalam mempertahankan kekuasaaan seperti kepercayaan
atau teras, aktor dalam hal ini adalah elemen-elemen masyarakat dilibatkan dan keterhubungan
antar jaringan sehingga Desa Panglipuran tetap eksis sebagai desa adat karena mampu
mempertahankan kearifan lokalnya ditengah masuknya pengaruh budaya lain ke Bali sebagai
tujuan utama destinasi baik lokal maupun mancanegara.

1
(Desa Wisata Panglipuran.JADESTA)http://jadesta.kemenparekraf.go.id diakses pada 24 Oktober 2022
2
Peraturan adat https:kbbi.web.id
3
Ibit (Desa Wisata Panglipuran.JADESTA)http://jadesta.kemenparekraf.go.id diakses pada 24 Oktober 2022
Teknologi berbasis kearifan lokal yang ada di Desa panglipuran salah satunya adalah
bambu sebagai bahan material bangunan pemukiman masih tetap eksis meskipun sudah ada
bahan material lain. Selain itu arsitektur tradisional rumah di Desa Panglipuran masih tetap
dipertahankan.
5. Penutup
hasil refleksi dari pembelajaran yang telah disampaikan oleh Dr.Saharudin berkaitan
dengan analisis artikel yang saya tulis adalah teknologi yang berkembang di komunitas
masyarakat desa mengalami inovasi dan temuan-temuan baru dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat. Namun masyarakat tidak serta menerta mengubah budaya yang telah mengakar.
Maka tradisi yang telah adalah akan tetap dipertahankan dengan penyesuaian-penyesuaian. Desa
Panglipuran sebagai desa wisata tetap menerima perubahan modernisasi dengan meningkatkan
perekonomian melalui industry pariwisata, namun tetap menjadi desa adat dengan
mempertahankan kearifan lokal.
Daftar Pustaka

(n.d.). Retrieved from Desa Wisata Panglipuran.JADESTA: https://jadesta.kemenparekraf.go.id

Januariawan, I. G. (2021). Fungsi Kearifan Lokal Dalam Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup di Desa
Panglipuran. Denpasar: Universitas HIndu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.

Nurjaya, M. S. (2015). Keunikan Desa Panglipuran Sebagai Pendorong Menjadi Desa Wisata Berbasis
Kerakyatan. Jurnal Sosial dan Humaniora, Hal.183-193.

Soejono Soekanto, B. S. (2013). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soemardjan, S. (1962). Social Changes in Yogyakarta. New York: Cornel University Press.

Tina, M. Q. (2020). Kajian Kepedulian Masyarakat Berbasis Kearifan Lokal Dalam Upaya Pelestarian
Lingkungan di Desa Panglipuran. Pendidikan lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai