PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
daerah.
hidup. Di Indonesia local wisdom tidak hanya berlaku pada budaya atau
generasi melalui satra lisan (antara lain dalam bentuk pepatah dan
1
diajarkan turun-temurun tersebut patut dijaga oleh masing-masing wilayah
Kearifan lokal memiliki arti sebagai tata aturan tidak tertulis yang
yang gaib, misalnya Tuhan dan roh-roh gaib. Kearifan lokal dapat berupa
2
warga dari suatu nasion, merupakan kontinyuitas sejarah dari zaman
masyarakat adat dan kearifan lokal yang dapat bertahan dalam terjangan
pemerintah pada Tahun 1978 dan 1985, jumlah suku yang aslinya
dari Jepang, jumlah tersebut pada tahun 2012 menjadi 900 jiwa. Data
Penelitian (LPMP) Air Mata Air, Belitung Timur pada 2015, jumlah suku
yang diabadikan dalam novel Laskar Pelangi ini sisa 130 jiwa saja, dan
80% tidak lagi bisa berbahasa Sawang (Tribunnews, 30 Juni 2015). Hal ini
baru terjadi pada satu kasus, yaitu di masyarakat adat Sawang. Bagaimana
ini perlu diperhatikan serius dan dicari solusi lebih tepat oleh pemerintah
3
yang berbudaya dan menangkal ajaran-ajaran dari luar yang dapat merusak
dengan kemajuan zaman. Ada pula yang berubah secara total dengan
tujuan agar tetap eksis keberadaannya di zaman serba teknologi ini dan ada
pula yang menutup diri dari dunia luar dengan tujuan agar tidak diketahui
kearifan lokal dari leluhur tetap terjaga dan lestari. Sistem budaya lokal
4
tepatnya di Kabupaten Brebes, Kecamatan Ketanggungan, Desa Cisereuh,
berada di pedalaman hutan dan akses jalan yang belum memadai sehingga
pantai utara yang cukup panjang sehingga dikenal dengan kawasan pantura
mempunyai daerah dengan dataran tinggi. Selain itu, terdapat dua bahasa
Namun, hal yang terpenting dalam penelitian ini, yaitu ingin menggali
B. Rumusan Masalah
5
Kampung Adat Jalawastu di Kabupaten Brebs Tahun 2018) yang telah
C. Tujuan Penelitian
untuk mengungkap:
Jalawastu
lokal di Jalawastu
D. Manfaat Penelitian
manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoristis dalam penelitian ini,
6
bahan pustaka sebagai acuan dan pertimbangan bagi penelitian
pada era saat ini, serta sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah
E. Studi Terdahulu
7
Kagungan , D Kawasan Wisata menghasilkan Model
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
hukum/hukum adat,
sederhana/mandiri,
8
demokratis, pekerja
tinggi kejujuran.
masyarakat peladang.
Masyarakat Sunda
Kanekes sangat
alamnya.
9
Kampung Kuta sampai saat ini, berupa
diyakini akan
kebenarannya. Ajaran
berikutnya, yang
merapi kabupaten
Yogyakarta
menggunakan metode
dan wawancara.
10
Sedangkan data diambil
sampling dengan 40
responden di masing-
Teknik analisisnya
adalah deskriptif
Gresik menggunakan
metode deskriptif
11
religi. Hasil
penelitiannya
menunjukkan pemetaan
pariwisata secara
sosiologis terdapat 3
melestarikan budaya,
sedangkan ancamannya
persamaan pariwisata
12
yang indah, sejuk dan
strategi pengembangan
produk.
strategy menggunakan
Ministry of Tourism of
Hasil penelitiannya
menunjukkan Lombok
13
destinasi halal tourism
berpotensi dijadikan
branding di dunia
internasional.
infrastructure and
promotion.
pemerintah hanya
14
dalam pembangunan
pariwisata.
dilakukan Pemerintah
Daerah Kabupaten
Bulukumba dalam
diharapkan menjadi
Daerah Kabupaten
Bulukumba dalam
merumuskan kebijakan-
15
kebijakan terhadap
perlindungan,
pengembangan, dan
pelestarian masyarakat
diharapkan dapat
bermanfaat bagi
perkembangan ilmu
pemerintahan terutama
mengenai peranan
pemerintah dalam
pelestarian kebudayaan
lokal.
collanorative governance
dengan memberikan
16
Pengelola untuk menjadi
penggerak transformasi
merupakan alternatif
pariwisata-bencana dapat
berlanjut.
melainkan tetapi, terdapat pula perbedaan, antara lain tempat (objek) dan
merahnya bahwa karakter manusia pada era saat ini perlu pembenahan,
kearifan lokal yang berkembang pada era saat ini, sudah mulai jarang
tujuan agar tetap terjaga dan lestari dalam bentuk pendidikan karakter
penelitiannya.
17
F. Kerangka Teori
tiga cakupan:
masyakarat.
18
pembangunan demi terciptanya suatu kemakmuran (Ryaas Rasyid,
masyarakat1.
1
Thanabharta Jaiyen, dkk, 2020, “How Do Ethics and Transparency Work in Thailand’s Local
Government”, Int.J. Public Sector Performance Management, vol. 6, no. 3, hal 364.
19
stabilisasi ini melibatkan suatu proses pembuatan undang-undang
pembangunan.
2. Masyarakat Adat
sosial budaya yang diatur oleh hukum adat, dan lembaga adat yang
20
sumberdaya alam. Sistem-sistem lokal ini berbeda satu sama lain
atas tanah dan air bagi semua anggotanya. Keraf A.S dalam buku
yaitu:
21
2. Mereka mempunyai garis keturunan yang sama, yang berasal dari
hasil hutan dan hasil air, ditambah sedikit dengan perburuan binatang
22
dalam sistem pemerintahan negar, dan hak-hak asal-usul dalam
kepulauan dari kecil hingga besar, serta kelebihan dimana negara ini
setiap provinsi seharusnya hal yang patut dibangga kan, hal ini
seluruh benua, yang secara jelas disinilah letak salah satu manfaat
23
3. Local Wisdom
lokal juga bersifat lintas budaya, artinya kearifan lokal tidak hanya
G. Definisi Konsepsional
24
negara, mencapai tujuan negara.
2. Masyarakat Adat
3. Local Wisdom
lingkungannya.
25
H. Definisi Operasional
pariwisata adalah:
26
b. Peran Pemerintah sebagai Regulator
pembangunan.
1. Masyarakat Adat
sosial budaya yang diatur oleh hukum adat, dan lembaga adat yang
27
2. mempunyai garis keturunan yang sama, yang berasal dari
2. Local Wisdom
satu jua).
28
mereka. Tiap daerah mempunyai kebudayaannya masing-
beda.
I. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
29
local wisdom yang menjadi ciri khasnya. Adapun jenis
2. Lokasi Penelitian
Kabupaten Brebes.
3. Informan Peneliti
30
Daerah Kabupaten Brebes.
dilakukan.
Brebes
31
penelitian.
32