Anda di halaman 1dari 13

Peran Tradisi Slametan di Punden Terhadap Pasangan yang Menikah di desa Candiharjo

Kec Ngoro Kab Mojokerto

Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Metode Penelitian Sosial Keagamaan

Dosen Pengampu : Ridho Afifudin, M.A

PROPOSAL

Disusun Oleh :

1. M Edo Sya’af J 20105028

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia di kenal sebagai negara yang kaya memiliki budaya berbeda beda di
dalamnya serta adat istiadat yang beranekaragam. Budaya merupakan kompleks dari
segala informasi, keyakinanan, kesenian, aturan, norma istiadat, serta setiap kapasitas dan
kecenderungan lainnya yang dimiliki oleh orang-orang menjadi warga negara.
Setiap masyarakat yang mendiami suatu wilaya memiliki kepercayaan maupun
tradisi yang khas dan selalu dilestarikan secara turun-temurun. Kepercayan atau tradisi
tersebut dianggap memiliki nilai-nilai yang bermakna dalam kehidupan masyarakat yang
menganutnya. Makna tersebut selalu digali dan dipelajari agar tidak bias atau hilang oleh
setiap generasi penerusnya, meskipun pada zaman yang modern ini oleh sebagaian
masyarakat kepercayaan atau tradisi tersebut hanya dilakukan sebagai bentuk penghargan
pendahulu tanpa mengerti arti nilai yangterkandung.
Seorang individu dalam masyarakat mengalami proses belajar dan bertindak
sesuai dengan nilai-nilai budaya yang terdapat dalam masyarakatnya. Nilai budaya yang
menjadi pedoman dalam bertingkah laku bagi masyarakat adalah warisan yang telah
regenerasi. Proses regenerasi ini menyerahkan nilai-nilai budaya tertentu menjadi tradisi
yang akan selalu dipertahankan oleh masyarakat. Masyarakat jawa yang mayoritas Islam
hingga sekarang belum bisa meninggalkan tradisi dan budaya jawanya, meskipun
terkadang tradisi dan budaya itu bertetangan dengan ajaran-ajaran Islam.
Salah satu kepercayaan atau tradisi yang masih ada di tengah-tengah masyarakat
indonesia khususnya Jawa Timur yang berada di Dusun Kesono Desa Candiharjo
Kecamatan Ngoro Mojokerto terdapat satu kepercayaan atau tradisi Slametan dimana jika
ada seorang penganti yang akan menikah harus di slameti di punden. Untuk menghargai
pendiri desa atau seng mbaur rekso acara slametan harus dijalankan. Pelaksanaan
slametan diharapkan beliau tidak mengganggu dan terciptanya kelancaran bagi calon
pasangan yang akan menikah.
Masyarakat pada zaman sekarang memakai hal tersebut hanya terpacu pada
sejarah yang merka dengar dari orang tua yang ada di dusun ini, tanpa mereka sadari hal
ini sudah menjadi kebiasan yang mereka lakukan dan sulit dihilangkan dari masyarakat.
Pemaknaannilai sudah mulai tidak lagi dipahami di masyarakat, hanya sebatas mengikuti
apa yang telah dilakukan orang- orang terdahulu.
Berdasarkan uraian diatas, sangat menarik untuk dikaji dan di pelajari lebih
dalam. Halini menjadi penting dikarenakan kepercayaan atau tradisi tersebut telah
menyatu dalam kehidupan masyarakat Dusun Kesono. Manfaat dan perubahan apa yang
terjadi di masyarakat dengan adanya kepercayaan tersebut menjadi menarik untuk
dikembangkan dalam sebuah penelitihan. Dengan demikian hal ini akan dikaji alam
penelitihan yang berjudul “Peran Tradisi Slametan di Punden Terhadap Pasangan
yang Menikah di desa Candiharjo Kec Ngoro Kab Mojokerto”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Kontruk sosial Masyarakat tentang Slametan di punden dalam
pernikanan?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui lebih lanjutan lebih dalam hal slametan dan mitos yang
dipraktekan dengan penelitihan tentang slametan dipunden.
2. Untuk membuktikan hipotesis, bwasannya slametan di punden itu dibuktikan an
dapat dianalisis dengan kajian teori dari Peter L. Biger.
3. Untuk mendapatkan pengalaman baru pada saat proses penelitihan dan lebih
berbaur dengan masyarakat Dusun Kesono Desa Candiharjo
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Masyarakat
Masyarakat menyikapi Tradis selametan sebagai bentuk ritual, yang kaitannya
dengan kepentingan spritual sebagai media penghubung antar leluhur sesama
manusia.
2. Bagi peneliti
Mengetahui wawasan terkait dakwah menggunakaan kesenian jaranan dan untuk
memenuhi tugas mata kuliah metodologi penelitihan Kualitatif .

E. TINJAUAN PUSTAKA
Pertama, oleh Noviandri ( JOM FISIP Vol.4 No.1.Februari 2017) Jurnal
yang berjudul “ KONTRUKSI SOSIAL TRADISI MANGGILANG GHOMPAH
PAA ACARA PERKAWINAN DIKECAMATAN CERENTI KABUPATEN
KUANTAN SINGINNGI PROVINSI RIAU, junal ini memfokuskan tentang
tradisi yang ada di riau tentang Manggilang Ghompah ( kegiatan gotong royong
dalam hal memasak yang dilakukan oleh masyarakat Cerenti sehubungan dengan
akan diadakan pernikahan) yang diadakan setiap ada acara perkawinan dan
menggunakan teori eksternalisasi, objektivikasi, dan internalisasi, untuk
menganalisi penelitihan tersebut. Dalam penelitihan ini, hanya meneliti tentang
tradisinya an tidak ada benda yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat.
Kedua.oleh Nining Nur aini dkk, jurnal berjudul”TRADISI UPACARA
NYADRI PADA MASYARAKAT NELAYAN CEREBON DIKELURAHAN
KANKUNG BANDAR LAMPUNG” jurnal ini mefokuskan pada tradisi nyudran
yang dilakukan didaerah Nelayan dicerebon dan tradisi yang dilakukan oleh
masyarakat setempat yang dipercayaai masyarakat sebagai bentuk rasa syukur
kepada Tuhan YME yang telah melimahkan ekayaaan alam laut kepada
masyarakat Nelayan di Cerebon. Tradisi Nyadran yang dilakuka engan diawali
pemotongan kepala kerbau dan pemotongan tumpeng yang sudah dipersiapkan
sebelumnya untuk dilarung dilaut. Penelitihan ini hanya ingin mengetahui proses
dari nyadran tersebut dan tidak mengamati perilaku masyarakat setempat.
Ketiga, oleh : Vita Ey Oktaviany ( JUSPI : Jurnal Sejarah Peradapan
Islam) Vol. 1 No. 2 Tahun 2017, Jurnal yang berjudul “PENGULTUSAN DAN
TRADISI SELIKURAN MAKM SUNAN GESENG DUSUN TIRTO, DESA
TIRTO, KECAMATAN GRABAG, KABUPATEN MAGELANG, JAWA
TENGAH, jurnal ini fokus ppengkultusan atau mendewakan makam Sunan
Geseng dan tradisi selikur, masyarakat Jawa memagsangat kental dengan tradisi
mendewakan makam atau mengagungkan sebuah makam orang-orang yang
dihormati, misalnya, makam wali, makam sesepuh desa, dan lain-lain.
Pertama, penelitihan saya memfokuskan pada pemaknaan masyarakat
terhadap aanya tradisi slametanyang dilakukan masyarakat di punden sebagai
bentuk rasa hormat dan patuh terhadap tradisi yang ditinggalkan oleh para leluhur
Dusun Kesono Desa candiharjo. Persamaan dengan penelitihan saya adalah sama-
sama meneliti tentang kontruksi sosial masyarakat dan tradisi masyarakat,
perilaku kebiasaan apa yang dilakukan masyarakat tersebut, perbedaan
penelitihan saya dengan penelitihan terdahulu adalah objek pada penelitihan,
penelitihan terdahulu melihat makna tradisi Mangilang Ghompah yang
dilaksanakan oleh masyarakat Cerenti. Penelitihan saya menelitih tentang
emaknaan terhadap tradisi nyandra dimakam di punden sesepuh desa candiharjo.
Kedua, perbedaan dengan penelitihan saya dengan penelitihan terdahulu
adalah penelitihan saya fokus pada kontruksi sosial masyarakat terhadap tradisi
slametan, sya tidak membahas tengtang peng kultusan atau mendewakan sebuah
punden disini saya membahas tentang prilaku masarakat yang mempercayai
sebuah tradisi yang diadakan di punden yang berada di desa candiharjo. Sebagai
bentuk rasa hormat sebuah punden disini saya membahas tentang prilaku
masarakat yang mempercayai sebuah tradisi yang diadakan di punden yang
berada di desa candiharjo. Sebagai bentuk rasa hormat dan patuh terhadap tradisi
dari peninggalan para leluhur, dalam hal ini masyarakat candiharjo hanya
melakukan tradisi slametan di punden hanya hal-hal tertentu pada saat ada
pasangan yang mau menikah di desa candiharjo . Bahkan teori yang digunakan
berbeda penelitihan saya menggunakan teori kontruksi sosial Pieter L Berger,
sedangkan dalam jurnal tersebut menggunakan teori pengkultusan untuk
mengamati dan menanalisis punden tersebut. Persamaan dengan penelitihan saya,
yaitu sama-sama mempercayai dan mengkramatkan oleh masyarakat dusun
Candiharjo dan mengadakan tradisi slametan terhadap punden dan kepercayaan
masyarakat desa candiharjo terhadap puden sebagai bentuk rasa hormat dan patuh
terhadap tradisi yang ditinggalkan oleh para leleluhur. Persamaan dengan
penelitihan terahulu adalah sama-sama menggunakan metode penelitihan
kualitatif deskripsi.

BAB II

TINJAUAN TEORITIK

Kontruksi sosial peter L. Berger

Berger dan Luckman mengatakan institusi masyarakat tercipta dan dipertahankan


atau dirubah melalui tindakan dan interaksi manusia. Walauun institusi sosial dan
masyarakat terlihat jelas secara obyektif, namun kenyataannya semua dibangun dalam
definisi subjektif melalui proses interaksi. Obyektivitas baru bisa terjadi melalui
penegasan berulang-ulang yang diberikan orang lain yang memiliki definisi subyektif. 1
Peter L. Berger dan Thomas Luckman melihat masyarakat sebagai sebuah proses yang
berlangsung dalam tiga momen dialetika sekaligus yaitu proses yang disebut internalisasi,
objektivitasi, dan eksternalisasi yang terkait dengan persoalan legitimasi yang bersifat
kognitif annormatif yang disebut dengan realitas sosial. 2 Internalisasi adalah suatu
individu dalam mengidentifikasi diri di tengah lembaga-lembaga sosial atau organisasi
organisasi sosial di mana individu tersebut menjadi anggotanya.3 Proses internalisasi
adalah penyerapan kembali bagi dunia obyektif ke dalam kesadaran sehingga subyektif
individu yang dipengaruhi oleh struktur dunia sosial. Melalui internalisasi, manusia
menjadi hasil dari masyarakat. Menurut Berger, realitas itu tidak dibentuk secara Ilmiah,

1
Frans M Parera, “Tafsir Sosial atas Kenyataan: Sebuah risalah tentang Sosiologi Pengetahuan Peter L Berger dan
Thomas Luckman”, (Jakarta: LP3ES, 2018), 28.
2
I.B Wirawan, Teori-teori Sosial dalamTiga Paradigma ( Fakta Sosial., Definisi Sosial, dan Perilaku Sosial), (Jakarta
: PT Kharisma Putra Utama, 2012), 106.
3
Ibid, 1
tidak sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan. Dengan pemahaman bahwa, setiap orang bisa
mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas. Setiap orang mempunyai
pengalaman, preferensi, pendidikan tertentu dan lingkungan pergaulan atau sosial tertentu
yang akan menafsirkan realitas sosial dengan kontruksi masing-masing. 4 Objektivitasi
suatu hasil yang telah dicapai baik mental maupun fisik dari salah satu kegiatan
eksternalisasi manusia. Hasil tersebut menghasilkan realitas obyektif yang bisa
menghadapi penghasil itu sendiri sebagai suatu faktisitas yang berada di luar berlainan
dari manusia yang menghasilkannya. Melewati proses objektivasi, masyarakat menjadi
suatu realitas suigeneris. Hasil dari eksternalisasi kebudayaan misalnya, manusia
menciptakan alat demi kemudahan hidupnya dan kebudayaan non-materiil dalam bentuk
bahasa. Baik alat maupun bahasa yang merupakan suatu kegiatan ekternalisasi manusia
ketika berhadapan dengan sebuah dunia, ialah hasil dari kegiatan manusia. 5 Sedangkan
eksternalisasi adalah suatu usaha pencurahan atau ekspresi diri seorang manusia di dalam
dunia, baik dalam sebuah kegiatan mental maupun fisik. Ekspresi tersebut menjadi sifat
dasar dari manusia, yang akan mencurahkan diri ke tempat dimana mereka berada.
Manusia tidak dapat mengerti sebagai ketertutupan yang lepas dari dunia luarnya.
Manusia berusaha menangkap dirinya, dalam proses inilah akan dihasilkannya suatu
dunia dengan kata lain, manusia menemukan dirinya sendiri dalam suatu dunia. 6 Berger
menyatakan bahwa dalam proses seperti itu merupakan suatu kontruksi sosial masyarakat
dalam sejarah perjalanan panjang dimana silam hingga masa kini, dan masa yang akan
datang.7 Berger juga berupaya untuk memadukan banyak perspektif dari berbagai
mazhab dan teori sosiologi. Dengan lebih memusatkan pada satu aspek dan mengabaikan
aspek lainnya. Sehingga menjadi kontruksi teoritis yang memadai. Penjelasan yang
dihasilkan menunjukan hakikat masyarakat yang bercorak pluralis, dinamis, dan
kompleks. Dengan demikian realitas sosial menurutnya senantiasa diwarnai oleh proses
kontruk individu terhadap dunianya melalui beberapa tahapan atau moment, yaitu
obyektifikasi (pengobyektifikasi dari proses-proses dan makna-makna subyektifikasi
yang dari situ mulai dipakai oleh indiviu membangun akal sehat intersubjeknya). 8 Inti
4
Ibid, 2
5
Ibid, 3
6
Bungin, Sosiologi Komunikasi, 198
7
Ibid, 4
8
Maliki Zainuddin, Rekontruksi Teori Sosial Moern, ( Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2012), 294
dari teori berger ialah realitas sosial terbentuk bukan hanya tanpa sebab ada pengaruh
sosial yang mempengaruhi terbnetuknya realitas tersebut hal ini dibuktikan dengan
ringkasan dari berger dan Luckman mereka menyatakan “realitas terbentuk secara sosial
dan sosiologi ilmu pengetahuan (sociology of knowledge) harus menganalisis proses
bagaimana hal itu terjadi. Selanjutnya berger berpendapat bahwa ada realitas kehidupan
sehari-hari yang diabaikan, yang sebenarnya merupakan realitas yang lebih penting.
Realitas ini dianggap sebagai realitas yang teratur dan terpola, biasanya di terima begitu
saja dan non problematis, sebab dalam interaksi-interaksi yang terpola (typified) realitas
sama-sama dimiliki oleh orang lain. Berger juga penghasil itu sendiri sebagai suatu
fektisitas yang berada di luar dan berlainan dari manusia yang menghasilkannya.9

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan antropologi kognitif. Antropologi
kognitif adalah bidang antropologi budaya yang mengkaji hubungan antar bahasa,
kebudayaan, dan kognisi.10 Antropologi kognitif merupakan rancangan dalam
antrolologi budaya yang memandang kebudayaan sebagai kognisi manusia. Sehingga,
peneliti menggunakan pendekatan ini untuk mengamati, memahami, dan menuliskan
mengenai kebudayaan yang terkandung dalam masyarakat, yaitu dengan mempelajari
segala keanekaragaman budaya manusia dan mencoba memberikan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan.11 Antropologi memberi bahan prehistoris sebagai pangkal bagi

9
Siti Rohmatul Ftihah, Konstruksi sosial Keislaman Pada Jamaah Majelis Taklim Mafia Sholawat Di Semarang.
Tesis Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Program Studi S-2 Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang 2019, hal 55-56
10
Nur Syam, Madzab 2 Antropologi (Yogyakarta: LKIS, 2007), 52.
11
Harsojo, Pengantar Antropologi, (Bandung: Bina Citra, 1977), 19-20.
setiao peneliti sejarah. Konsep-konsep tentang kehidupan masyarakat dikembangkan
oleh antropologi, dan akan memberikan pengertian untuk mengisi latar belakang dari
peristiwa sejarah yang menjadi pokok penelitian.12 Dan cara yang baik untuk memulai
studi tentang hubungan antara kesenian dan kebudayaan adalah meneliti secara kritis
generalisasi tertentu yang pernah dibuat tentang kesenian tertentu.13
Jenis penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah penelitian
lapangan (field research), adalah “suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis
dan mendalam dengan mengangkat data-data yang ada di lapangan. Sehingga dalam
pelaksanaan penelitian ini mengharuskan peneliti untuk terjun langsung ke lapangan
guna mencari data dan fakta yang terjadi secara langsung.14

B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 10 orang Desa candiharjo , 10 orang tersebut
penduduk asli yaitu Desa Candiharjo dan dalam merupakan pelestari dan yang suah
melaksanakan tradisi slametan di dea tersebut.
jumlah yang ditetapkan sebanyak 10 orang. Disamping itu peneliti juga
menetapkan dari beberapa tokoh agama dan tokoh masyarakat yang dijadikan sebagai
informan dalam arti sebagai pelengkap data.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian


Tempat yang kita gunakan dalam penelitihan kita Desa Candiharjo kecamatan
Ngoro Kabupaten Mojokerto.. Karena di desa tersebut mempunyai tradisi slametan
dan kita memilih kota Kediri memang objek penelitihan melestarikan budaya
slametan. Target untuk penelitihan ini di lakukan 3 april 2023 – 20 mei 2023.

D. Teknik Pengumpulan Data


Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluru data yang tersedia dari
berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah ditulis dalam catatan
lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Data

12
Koentjoroningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: Pt. Gramedia Pustaka Utara, 1991, 5.
13
Haviland, Antropologi edisi keempat jilid 2, 228-229.
14
Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), h.41.
tersebut banyak sekali, sekitar segudang. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah,
langka berikutnya ialah mengatakan reduksi data yang dilakukan engan jalan
melakukan abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkumman yang inti,
proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di
dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusun dalam satuan-satuan. Satuan-satuan
itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori- kategori itu dibuat
sambil melakukan koding. Tahap akhir dari analisis data ini ialah mengadakan
pemeriksaan keabsahan data. Setelah selesai tahap ini, mulailah kini tahap penafsiran
data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori substantif dengan menggunakan
beberapa metode tertentu.15

Dalam mendapatkan data dari sebuah penelitihan, di butuhkan adanaya teknik


pengumpulan data, memetode pengumpulan data pada p[enelitihan kualitatif lebih
banyak pada observasi partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi.16
Teknik yang digunakan mengumpulkan data : tekni yang kita gunakan untuk
mengumpulkan data penelitihan menggunakan indeph interview, sebagai pendukung
kika menggunaakan observasi dan analisis menggunakan dokumen.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam metode penelitihan kualitatif dilakukan secara terus-


menerus dari awal hingga akhir penelitihan; dengan induktif; dan mencari pola, model,
tema, serta teori. Sedangkan, dalam metode penelitihan kuantitatif, analisis datanya
dilakukan selesai pengumpulan data, dengan deduktif, dan mengunakan statistik.

Analisis data yang digunakan adalah deskriptif naratif. Bogdan dan Biklen
mengatakan bawasanya analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, menorganisasi data, memilah-milah menjadisatuan dikelola,
mensistesiskanya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yan penting dan apa
yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceriktakan kepada orang lain.17

15
Buku metodelogi penelitihan kualitatif . prof.dr.lexy j moleong,M.A
16
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Alfabeta, 2005), 62.
17
Lexy J Meleong, Metode Penelitihan, (Jakarta : RINEKA CIPT,2000),116.
18
Dalam penjelasan Sanafiah Faisal untuk penelitihan kualitatif karena
penelitihan ini tidak menggunakan logika deduktif-verivikasi semacam itu. Penelitihan
ini menggunakan logika induktif-abstraktif-suatu logika yang bertitik tolak
dari”khusus ke umum”, bukan dari”umum ke khusus” sebagaimana dalam logika
deduktif verivikatif. Konseptualisasi, kategorisasi, dan deskripsi dikembangkan atas
dasar kejadan (incidencei) yang diperboleh ketika kegiatan lapangan berlangsung
Teoretisasi yang memperlihatkan bagaimana hubungan antarkategori ( atau hubungan
antarvariabel dalam terminologi penelitihan kualitatif juga dikembangka atas dasar
data yang diperoleh ketika kegiatan lapangan berlangsung. Oleh karenanya, antara
kegiatan pengumpulan data dan analisis data berlangsung secara simultan atau
berlangsung serempak. Proses berbentuk siklus, yang dalamnya terlihat sifat interaktif
pengumpulan (koleksi) daa dengan analisis ata. Bahkan, pengumpulan data juga
ditempatkan sebagai komponen integral dari kegiatan analisis data.19

Pola analisis data yang akan digunakan dalam penelitihan ini menggunakan
etnografik, penelitihan dengan catatan lapangan (field note) kemudian akaan dilakukan
kategoresasi atau klarifikasi lalu disusun secara sistematis dan kemudian akan di susun
berdasarkan hasil analisis data tersebut. Untuk menganalisis kita menggunakan pisau
analisis bila perlu digunakan teori-teori yang relevan dan hasil penelitihan terdahulu
yang sekirannya sama dan mendukung.

F. Validasi Data
Validasi data merupakan alat untuk mengukur kebenaran dalam proses
penelitian. dalam penelitian kualitatif validasi data adalah deret ketetapan antar data
yang terjadi pada objek dengan daya yang dilaporkan peneliti. Yang didasarkan pada
kepastian hasil penelitian, apakah sudah akurat baik dari sudut pandang peneliti,
pastisipan, atau pembaca secara umum. Terdapat dua standart validasi data yaitu,
secara internal yakni yang berkaitan dengan seberapa jauh alat ukur berhasil
mencerminkan objek, dan secara eksternal yaitu terkait dengan keberhasilan suatu alat
ukur untuk diaplikasikan pada penelitian yang berbeda.20
18
Bungin {e.d}, 2005:68
19
Bungi {ed}, 2010:9).
20
http://tulungagung.ac.id/7300/14/BAB14_Validitas%20dan%20Reliabilitas%20Penelitian%20Kualitatif_3.pdf
Bergantung pada perspektif filosofi penelitian, sebagai penelitian kualitatif
menolak kerangka kerja validasi yang pada umumnya diterima dalam penelitian
kuantitatif limu-ilmu sosial. Mereka menolak asumsi dasar realis yang merupakan
suatu realitas esternal untuk persepsi kita tentang itu. Akibatnya, tidak masuk akal
untuk peduli dengan kebenaran atau kepalsuan tentang sebuah observasi terhadap
realitas eksternal ( yang menjadi perhatian utama dari validasi). Para penelitian
kualitatif mempunyai alasan yang berbeda untuk menilai kualitas penelitian kualitatif.
Untuk menghindari kesalahan data yang akan kita analisi, makavalidasi data perlu
di uji dengan beberapa cara sebagai berikut:
1. Pengumpulan data secara terus menerus pada subjek penelitihan yang sama
2. Pengecekan oleh subjek penelitihan.

DAFTAR PUSTAKA
Lexy J Meleong, Metode Penelitihan, (Jakarta : RINEKA CIPT,2000),116.
Aripun Acep, Sambas Syukriadi, Dakwah Damai(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007).
Endraswara Suwardi, AGAMA JAWA : Ajaran, Amalan, dan Asal-usul Kejawen
(Yogyakarta:Narasi, 2015).
Wirawan, I.B, Teori-teori Sosial dalamTiga Paradigma ( Fakta Sosial., Definisi Sosial, dan
Perilaku Sosial), (Jakarta : PT Kharisma Putra Utama, 2012).
Zainuddin Maliki, Rekontruksi Teori Sosial Moern, ( Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press, 2012).
Siti Rohmatul Ftihah, Konstruksi sosial Keislaman Pada Jamaah Majelis Taklim Mafia Sholawat
Di Semarang. Tesis Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Program Studi S-2 Komunikasi
Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang 2019.
Maliki, Zainudidin, REKONSTRUKSI TEORI SOSIAL MODERN,( Yogyakara :GADJAH
MADA UNIVERSITY PRESS, 2012).
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Alfabeta, 2005),
http://tulungagung.ac.id/7300/14/BAB14_Validitas%20dan%20Reliabilitas%20Penelitian
%20Kualitatif_3.pdf
Prastowo,Andi.2012. metode penelitihan kualitatif dalam presepsi rancanagn
penelitian.Jogyakarta
Moleong,Lexy j . 2012.METODOLOGI PENELITIHAN KUALITATIF. BANDUNG

Anda mungkin juga menyukai