Anda di halaman 1dari 9

Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali E-ISSN: 2723-4274

Vol III No I Edisi Mei 2022

FUNGSI TRADISI MAGOAK-GOAKAN


BAGI MASYARAKAT DI BANJAR SURAKARMA,
DESA KINTAMANI, KECAMATAN KINTAMANI,
KABUPATEN BANGLI
Oleh :
Gek Diah Desi Sentana , Made Susila Putra2, I Kadek Ruminten3
1

Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar 1,3, STAHN Mpu
Kuturan Singaraja2
Email:,geksentana@uhnsugriwa.ac.id 1, silavanblog@gmail.com 2,
rumintenkadek@gmail.com 3

Abstrak
Agama Hindu memiliki tiga kerangka dasar yaitu tattwa/filsafat,
etika/susila, dan upacara/ritual yang digunakan oleh umat Hindu sebagai landasan
untuk mengamalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Keyakinan
umat Hindu diwujudkan dalam bentuk upacara sebagai bentuk sembah bhakti
kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Tradisi magoak-goakan merupakan tradisi
turun-temurun yang sangat sakral dan unik yang masih dilestarikan oleh masyarakat
di Banjar Surakarma, Desa Kintamani, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
Tradisi Magoak-goakan dilaksanakan saat perayaan Nyepi Desa yang diawali
dengan Ngeker Desa. Ngeker Desa merupakan suatu pantangan yang harus
dilaksanakan atau dipatuhi saat akan menjelang perayaan nyepi Desa. Adapun
fungsi yang terdapat dalam tradisi Magoak-goakan yaitu fungsi kebersamaan,
fungsi social, fungsi pelestarian budaya, dan fungsi religius. Keunikan dan
kesakralan tradisi Magoak-goakan, terkandung nilai-nilai sosio religius sehingga
tradisi ini secara rutin dilaksanakan oleh masyarakat guna mengwujudkan
hubungan yang harmonis antara manusia dengan tuhan, manusia dengan manusia,
dan manusia dengan lingkunngan yang disebut dengan istilah Tri Hita Karana..
Teori yang diguunakan penulis untuk membedah masalah ini yaitu teori religi, teori
fungsional structural, dan teori nilai. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi socio cultural. Teknik pengumpulan
data melalui observasi, wawancara dan studi kepustakaan yang bersumber dari
buku, jurnal, dan skripsi.
Kata Kunci: fungsi, tradisi Magoak-goakan

Abstract
Hinduism has three basic frameworks, namely tattwa/philosophy,
ethics/ethics, and rituals/rituals used by Hindus as a basis for practicing its
teachings in daily life. Hindu faith is manifested in the form of ceremonies as a form
of devotional worship before Ida Sang Hyang Widhi Wasa. The Magoak-
goakan tradition is a very sacred and unique hereditary tradition that is still
preserved by the community in Banjar Surakarma, Kintamani Village, Kintamani
District, Bangli Regency. The magoak-goakan tradition is held during the Nyepi
Desa celebration, which begins with Ngeker Desa. Ngeker Desa is a taboo that
must be implemented or obeyed when it will be ahead of Nyepi Village celebrations.
The functions contained in the magoak-goakan tradition are togetherness, social

56
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali E-ISSN: 2723-4274
Vol III No I Edisi Mei 2022

functions, cultural preservation functions, and religious functions. The uniqueness


and sacredness of the Magoak-goakan tradition, contained socio-religious values
so that this tradition is routinely carried out by the community in order to create a
harmonious relationship between humans and gods, humans and humans, and
humans with the environment called Tri Hita Karana. The theory used by the author
to dissect this problem are religious theory, structural functional theory, and value
theory. This research uses qualitative research with social,
cultural phenomenology approach. Data collection techniques through
observation, interviews and literature studies sourced from books, journals, and
theses.
Keywords: fungtion, Magoak-goakan tradition
I. PENDAHULUAN Uraian di atas dapat
Penyebaran agama Hindu di memaparkan keunikan dalam tradisi
pulau Bali selain melalui ritual, juga Magoak-goakan dalam rangkaian
melalui media lainnya seperti tradisi Nyepi Desa. Hal ini dapat menambah
yang terdapat pada masyarakat. keunikan dalam melaksanakan tradisi
Agama Hindu merupakan agama magoak-goakan yang mengandung
yang universal yang ajarannya nilai keagamaan yang dipandang
memberikan ruang seluas-luasnya memiliki nilai pendidikan tattwa,
kepada umat untuk mewujudkan nilai pendidikan etika, nilai
bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi pendidikan upacara dan nilai
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa. Agama pendidikan religi yang terkandung
Hindu di dalam melaksanakan dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan
ajarannya selalu didasarkan pada tiga tradisi ini bernilai sakral, sehingga
kerangka dasar yaitu tattwa kehadirannya dalam rangkaian Nyepi
(pendidikan), etika (susila), dan Desa sangat dinantikan.
upacara ritual/religi. Ketiga kerangka Dalam kamus besar bahasa
ini tidak dapat dipisahkan dan selalu Indonesia kata tradisi berarti
di pakai pedoman bagi umat Hindu. kebiasaan secara turun-temurun dari
Tattwa/filsafat merupakan kerangka nenek moyang yang masih
agama Hindu, Etika/Susila aturan- dilaksanakan oleh masyarakat.
aturan yang patut dilaksanakan untuk Tradisi adalah kebiasaan yang
mencapai tujuan tersebut; diwariskan oleh satu generasi
Upacara/ritual merupakan kegenerasi berikutnya secara turun-
pelaksanaannya, dan alat temurun. Tim penyusun, 2008.
pelengkapan yang dipergunakan (dalam skripsi Santariadi,2015:12).
disebut upakara (Mas Putra, 2002). Tradisi Magoak-goakan
Tradisi Magoak-goakan di merupakan tradisi yang sakral karena
Banjar Surakarma, Desa Kintamani, dilaksanakan serangkaian dengan
Kecamatan Kintamani, Kabupaten nyepi desa di Banjar Surakarma, Desa
Bangli merupakan pelaksanaan Kintamani, Kecamatan Kintamani,
tradisi yang sangat unik dan sakral. Kabupaten Bangli. Berdasarkan
Adapun tradisi Magoak-goakan ini keterangan para tokoh masyarakat
diwariskan oleh leluhur terdahulu dan tradisi Magoak-goakan ini
hingga sampai sekarang masih dilaksanakan saat perayaan nyepi
dilaksanakan. Pelaksanaan tradisi desa di Desa Kintamani, pelaksanaan
Magoak-goakan hingga kini menjadi kegiatan Magoak-goakan di Desa
(dresta) adat setempat.
57
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali E-ISSN: 2723-4274
Vol III No I Edisi Mei 2022

Kintamani dilaksanakan pada sasih Sunarta (2016) dalam


kesanga. penelitiannya yang berjudul “Tradisi
Sebelum penelitian ini Mapag Toya di Desa Muncan
dilakukan telah banyak terdapat Kecamatan Selat Kabupaten
penelitian-penelitian yang serupa. Karangasem (Persefektif Pendidikan
Penelitian-penelitian tersebut Agama Hindu) menguraikan tentang
digunakan sebagai kajian Pustaka tradisi Mapag Toya yang
untuk memberikan gambaran dan dilaksanakan oleh masyarakat di Desa
pedoman pekasanaan kegiatan yang Muncan untuk melestarikan
serupa di berbagai daerah. Adapun kebudayaan dan nilai-nilai agama.
penelitian yang sudah pernah Persamaan dalam penelitian ini
dilaksanakan seperti berikut ini. adalah sama-sama menguraikan
Santariadi (2015) dalam tentang tradisi sedangkan
penelitiannya yang berjudul “Tradisi perbedaannya adalah dalam
Ngelabain dalam Upacara Pujawali di penelitian tradisi magoak-goakan
Pura Penataran Banjar Banda Desa menggunakan manusia dalam
Saba Kecamatan Blahbatuh pelaksanaannya sedangkan dalam
Kabupaten Gianyar (Persepektif penelitian ini menggunakan kerbau
Pendidikan Sosio Religius)” sebagai sarana mecaru.
menguraikan tentang pelaksanaan Dalam penelitian ini, untuk
tradisi ngelabain dan fungsi nilai membedah masalah digunakan dua
pendidikan sosio religius. Penelitian teori yaitu teori fungsional struktural
ini membantu peneliti untuk dan teori nilai. Teori Fungsional
mengarahkan penelitian yang akan Struktural merupakan suatu system
dilakukan. Persamaan penelitian ini social yang terdiri dari bagian-bagian
dengan penelitian yang peneliti satu sama lain yang saling
lakukan di Banjar Surakarma, Desa berhubungan, menyatu dalam
Kintamani, Kecamatan Kintamani, keseimbangan. Menurtut Triguna,
Kabupaten Bangli adalah sama-sama dasar berfikir setiap struktur dalam
membahas tradisi melalui persepektif system social fungsional, maka
pendidikan sosio religius. Perbedaan struktur dalam sistem sosial itu akan
antara kedua penelitian ini adalah hilang denngan sendirinya (Sunarta,
dalam segi lokasi penelitiannya dan 2016).
objek penelitian. Teori nilai atau value termasuk
Penelitian yang dilakukan oleh bidang kajian filsafat. Persoalan-
Iva Santariadi terfokus pada proses persoalan tentang nilai dibahas dalam
pelaksanaan tradisi ngelabain dalam filsafat nilai (Aksiologi, theory of
upacara pujawali di Pura Penataran value). Nilai merupakan harga
Banjar Banda Desa Saba Kecamatan dimana sesuatu mempunyai nilai
Blahbatuh Kabupaten Gianyar harga atau suatu yang sama belum
Sedangkan penelitian yang dilakukan tentu memiliki harga yang sama.
di Banjar Surakarma, Desa Teori nilai membahas dua masalah
Kintamani, Kecamatan Kintamani, yakni masalah etika dan estetika.
Kabupaten Bangli lebih terfokus pada Etika membahas tentang baik
tradisi Magoak-goakan di Banjar buruknya tingkah laku manusia
Surakarma, Desa Kintamani, sedangkan estetika membahas
Kecamatan Kintamani, Kabupaten tentang keindahan. Teori nilai
Bangli. digunakan untuk mengkaji masalah

58
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali E-ISSN: 2723-4274
Vol III No I Edisi Mei 2022

terkait dengan nilai pendidikan sosio Observasi adalah salah satu hal
religius pada pelaksanaan tradisi terpenting untuk dapat
magoak-goakan di Banjar Surakarma, mengumpulkan data dalam sebuah
Desa Kintamani, Kecamatan penelitian. (Redana, 2006), dijelaskan
Kintamani, Kabupaten Bangli bahwa metode observasi adalah
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yang
jenis penelitian kualitatif dengan paling ilmiah dan yang paling banyak
pendekatan fenomenologi socio digunakan dalam bidang keilmuan
cultural. Muhadjir 2005 dijelaskan serta dalam penelitian sebagai
bahwa, fenomenologi dalam studi aktifitas kehidupan yang dibantu
agama mengakui empat kebenaran denga n metode pencatatan dengan
empiris sensual, empiris logic, empris tujuan agar tidak terlupakan.
etik, dan empris transcendental. Wawancara merupakan salah satu hal
Kebenaran empiris sensual dapat terpenting dalam penelitian. Dengan
dijangkau dengan ketelitian indra melakukan wawancara, peneliti dapat
manusia menangkap gejala, menanyakan secara langsung kepada
kebenaran logic hanya dapat informan terkait hal yang tidak
dijangkau dengan ketajaman fikir diketahui.
manusia, kebenaran empiris etik Pengumpulan data dengan
dapat ditangkap oleh manusia apabila menggunakan sumber kepustakaan
menajamkan pikiran sekaligus hati ada beberapa cara , diantaranya
nuraninya dengan akal budi manusia termasuk hasil penelitian, abstrak
dan kebenaran empiris transcendental penelitian, majalah ilmiah, surat
dapat dijangkau dengan hati nurani kabar, jurnal, buku yang relevan,
dan keimanan manusia dengan tuhan. hasil-hasil seminar, artikel ilmiah,
Penelitian ini dilaksanakn di narasumber, surat-surat keputusan,
Banjar Surakarma, Desa Kintamani, dan internet. Sedangkan studi
Kecamatan Kintamani, Kabupaten dokumen dalam penelitian kualitatif
Bangli. Sumber data dilihat dari segi dapat berbentuk banyak hal. Ada
bentuknya dapat dibagi menjadi dua, dalam bentuk hasil karya, tulisan,
yakni sumber data primer dan sumber maupun dalam bentuk foto.
data sekunder. Data primer II. PEMBAHASAN
dikumpulkan dari Lapangan dengan A. Gambaran Umun Lokasi
cara wawancara dan juga observasi Penelitian
yaitu melihat langsung secara empirik Penelitian ini mengambil lokasi
di Lapangan. wawancara dilakukan di Banjar Surakarma, Desa
dengan informan seperti tokoh Kintamani, Kecamatan Kintamani,
masyarakat, pemangku, bendesa adat Kabupaten Bangli. Kintamani
dll. Sedangkan Sumber data sekunder merupakan salah satu Desa yang ada
berupa dokumentasi dan arsip-arsip di Kabupaten Bangli. Kintamani
penelitian. Data sekunder ini sendiri memiliki wilayah yang cukup
berfungsi sebagai penunjang data luas dan dengan jumlah penduduknya
primer dalam pembahasan materi yang cukup padat. Berdasarkan hasil
penelitian. Data sekunder diperoleh wawancara tanggal 23/10/2019
dari berbagai literatur yang kepada Jro Mangku Nugama jumlah
berhubungan dengan penelitian ini. Desa adat Kintamani 2.493 yang
Teknik pengumpulan data yang tersebar di enam Banjar yaitu Banjar
digunakan oleh penulis yaitu Wanasari, Banjar Wanaprasta, Banjar

59
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali E-ISSN: 2723-4274
Vol III No I Edisi Mei 2022

Wanagiri, Banjar Surakarma, Banjar B. Bentuk Pelaksanaan Tradisi


Jaya Maruti, Banjar Wiradarma. Magoak-goakan
Wilayah Desa Kintamani sendiri
terkenal dengan pertaniannya, salah
satunya yang cukup terkenal adalah
penghasil jeruknya. Selain terkenal
akan pertaniannya Kintamani juga
memiliki suatu warisan leluhur yang
dijaga dan dilestarikan sampai saat ini
yaitu kebudayaan atau tradisi
Magoak-goakan.
https://baliexpress.jawapos.com/read/2019/
Setelah penulis melakukan
02/27/121912/rangkaian-nyepi-desa-warga-
wawancara dan membaca berbagai
kintamani-megoak-goakan (diakses tanggal,
literatur yang terkait dengan tradisi.
3/11/2019)
Tradisi Magoak-goakan merupakan Tradisi Magoak-goakan ini
salah satu tradisi sakral yang ada di dilaksanakan saat perayaan Nyepi
Desa Kintamani. Tradisi ini memiliki Desa, di Desa Kintamani.
nilai-nilai yang cukup menarik Pelaksanaan kegiatan Magoak-
dikalangan masyarakat umum, karena goakan di Desa Kintamani
banyak orang yang hanya dapat dilaksanakan pada sasih kesanga.
menyaksikan tradisi ini namun Berdasarkan keterangan dari
mereka tidak mengetahui makna dan narasumber tanggal 23 Oktober 2019
fungsi dibalik tradisi ini. Meskipun Jro Mangku Nugama, sebelum
begitu, tradisi Magoak-goakan ini kegiatan Magoak-goakan
sangat digemari oleh masyarakat, hal dilaksanakan ataupun karya di Pura
ini dapat dibuktikan saat pelaksanaan Dalem Pingit, kegiatan ini diawali
Magoak-goakan ini, masyarakat dengan pelaksanaan Ngeker Desa.
sangat antusias dalam mengikuti Ngeker Desa merupakan suatu
setiap rangkaian acara ini. Meskipun pantangan yang harus dilaksanakan
rangkaian acara ini cukup lama, atau dipatuhi saat akan menjelang
namun antusiasme masyarakat sangat perayaan Nyepi Desa. Didalam
besar. Tradisi Magoak-goakan ini menjalani kegiatan Ngeker Desa
perlu dilestarikan dan tetap dijaga warga Kintamani mempunyai
keasliannya agar budaya di beberapa pantangan yaitu dilarang
Kintamani tetap ajeg, selain itu membunuh binatang, membeli atau
dengan menjaga dan melestarikan menjual telur, menerima tamu
budaya daerah sendiri berarti telah ataupun bertamu keluar Desa. Jika
menjaga keutuhan dan keberagaman pantangan ini dilanggar maka ia harus
budaya dan tradisi Bali secara umum. membayar sisipan dengan
menggunakan banten pada saat karya
di Pura Bale Agung pada sasih
kadasa. Banten sisipan ini berupa
canang atau banten yang berisi sasari
dan yang bersangkutan meminta maaf
kepada ida sesuhunan atas kesalahan
yang ia perbuat, dari mulai
pelaksanaan kekeran sampai
pelaksanaan nyepi Desa.

60
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali E-ISSN: 2723-4274
Vol III No I Edisi Mei 2022

C. Tujuan Pelaksanaan Tradisi dengan rangkaian awalnya yaitu


Magoak-goakan ngeker Desa, setiap pantangan yang
Dari wawancara yang dilanggar harus dibayar pada
dilakukan tanggal 23 Oktober 2019, pelaksanaan karya ini. Bagi yang
narasumber Jro Mangku Nugama melanggar pantangan biasanya
menyatakan bahwa tujuan membayar menggunakan banten atau
pelaksanaan tradisi Magoak-goakan sesaji sesuai dengan pantangan yang
ini adalah untuk menyambut perayaan dilanggar, saat membayar pantangan
nyepi Desa, di Desa Kintamani serta yang dilanggar ia juga harus meminta
untuk melestarikan budaya maaf kepada Ida Sesuhunan yang
leluhur/pelingsir Desa Kintamani. bersthana disana. Runtutan tradisi
Peserta dalam kegiatan ini tidak magoak-goakan ini merupakan
diwajibkan tetapi keikutsertaan dalam rangkaian dari upacara muse, sebagai
kegiatan ini didasari oleh ketulusan persembahan kepada Ratu Dalem
hati dari masing-masing individu. Pingit yang ada di Desa Kintamani.
Namun kegiatan ini juga dapat Sehari sebelum perayaan Nyepi Desa,
bersifat wajib jika seorang warga dilaksanakan upacara dengan
Kintamani telah mengucap janji atau mempersembahkan ayam merah.
masesangi untuk mengikuti kegiatan Setelah itu juga dihaturkan berupa
Magoak-goakan ini, jika ia tidak segehan iringan dari Ratu Dalem
mengikuti kegiatan ini dalam Pingit, berupa sapi yang disembelih
kepercayaan masyarakat Kintamani dan diolah sedemikian rupa. Upacara
bahwa ia akan mendapat sanksi atau ini dilaksanakan ditempat yang
ganjaran secara niskala dari disebut kalang Beten (I Putu, 2019)
sesuhunan. Selain itu dengan Rangkaian pelaksanaan upacara
mengikuti tradisi ini maka mereka selanjutnya yaitu ketika tengah
juga menanamkan dan mengamalkan malam, dilaksanakan pengrupukan
nilai-nilai yang terkandung yang gunanya untuk menyomia bhuta
didalamnya baik itu nilai religius atau kala. Setelah semua rangkaian
ketuhanan, nilai sosial atau upacara itu dilaksanakan, baru
kemasyarakatan dan interaksi pelaksanaan Nyepi Desa dan
terhadap lingkungan masyarakat. dilanjutkan dengan Magoak-goakan
D. Rangkaian Pelaksanaan Tradisi selama sehari penuh. Tradisi ini
Magoak-Goakan dilakukan di Lapangan Desa yang
Rangkaian awal dari kegiatan terletak dipojok Desa atau yang biasa
ini adalah pelaksanaan Ngeker Desa. disebut Karang Suci. Tradisi ini
Dalam ngeker desa ini banyak hal diikuti oleh semua lapisan masyarakat
yang harus ditaati oleh masyarakat mulai dari prajuru Desa, peduluan,
Kintamani setempat seperti dilarang masyarakat baik anak-anak, remaja
bepergian bertamu, menjual telur maupun dewasa.
menerima tamu dan masih terdapat Sejak pagi hari ratusan warga
pantangan-pantangan lainnya. Jika mulai dari anak-anak hingga orang
ada yang melanggar maka harus tua berbondong-bondong ke
dibayar setelah pelaksanaan ngeker Lapangan setempat atau Karang Suci
Desa ini yaitu pada karya di pura dengan mengenakan pakaian adat
Dalem Pingit. Setelah ngeker Desa ini madya untuk mengikuti tradisi
baru melaksanakan karya di Pura Magoak-goakan ini. Konon jika
Dalem Pingit Desa setempat, sesuai seseorang yang sedang sakit lalu

61
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali E-ISSN: 2723-4274
Vol III No I Edisi Mei 2022

masesangi atau mengucap janji untuk fungsi kebersamaan hal ini tercermin
ikut dalam kegiatan Magoak-goakan dalam proses pelaksanaannya karena
ini maka ia akan sembuh ketika telah ketika tradisi Magoak-goakan ini
melaksanakan kegiatan ini, hal ini dilaksanakan, masyarakat sangat
telah terbukti karena telah dialami antusias untuk mengikutinya dari
oleh beberapa warga Desa Kintamani. anak-anak hingga dewasa. Selain itu
peserta yang ikut Magoak-goakan
perlu adanya kebersamaan dan
kekompakan sehingga menjadi
pemenang dalam pelaksanaan tradisi
tersebut.
Manusia dikatakan makhluk
individu dan sosial sebagai makhluk
https://www.fajarbali.com/bali-timur/bangli/3821-unik- sosial manusia tidak dapat hidup
dan-menarik-tradisi-megoak-goakan-di-desa-kintamani- sendiri karena manusia selalu hidup
bangli (diakses tanggal 3/11/2019)
Pelaksanaan kegiatan tradisi saling membantu. Dalam proses
Magoak-goakan ini para peserta pelaksanaan tradisi Magoak-goakan
dibagi menjadi dua kelompok yaitu yang serangkaian dengan Nyepi
kelompok pria dan kelompok wanita, Desa, masyarakat secara gotong
baris paling depan menjadi inan goak royong yang dilandasi dengan rasa
atau induk goak, inan goak bertugas tanggung jawab bersama ikut
mencari baris yang paling belakang mempersiapkan segala yang
lawan atau yang disebut dengan ikut diperlukan dalam pelaksanaan tradisi
(ekor) apabila inan goak itu tersebut. Fungsi sosial yang
mendapatkan ikut (ekor) dari terkandung dalam tradisi Magoak-
kelompok lawannya berarti kelompok goakan di Banjar Surakarma, Desa
yang mendapatkan ikut itu yang Kintamani, Kecamatan Kintamani,
menang sedangkan kelompok yang Kabupaten Bangli yaitu dapat
didapatkkan ikutnya merupakan mendidik angggota masyarakat untuk
kelompok yang kalah. memupuk rasa kekeluargaan,
E. Fungsi Pelaksanaan Tradisi kerjasama dan saling hormat-
Magoak-goakan di Banjar menghormati antar sesama demi
Surakarma, Desa Kintamani, terwujudnya masyarakat yang
Kecamatan Kintamani, harmonis, damai tentram dan
Kabupaten Bangli sejahtera.
Tradisi Magoak-goakan yang Agama dan budaya adalah dua
dilaksanakan oleh masyarakat di hal yang dapat dibedakan namun
Banjar Surakarma, Desa Kintamani, tidak dapat dipisahkan, seperti
Kecamatan Kintamani, Kabupaten bagaikan diri manusia, agama adalah
Bangli mengandung berbagai macam jiwanya dan budaya adalah badannya.
fungsi yaitu fungsi kebersamaan, Ngurah (dalam skripsi Iva
fungsi social, fungsi pelestarian Santariadi,2015:77). Mengandung
budaya, fungsi religius dan fungsi fungsi pelestarian budaya karena
pemertahanan bahasa Bali. melalui pelaksanaan tradisi Magoak-
Pelaksanaan tradisi Magoak-goakan goakan secara tidak langsung dapat
di Banjar Surakarma, Desa mendidik masyarakat di Banjar
Kintamani, Kecamatan Kintamani, Surakarma, Desa Kintamani
Kabupaten Bangli mengandung khususnya generasi muda untuk lebih

62
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali E-ISSN: 2723-4274
Vol III No I Edisi Mei 2022

mencintai tradisi yang yang sudah limau dan lateng, lalu saat
turun-temurun dilakukan. Karena pelaksanaan Magoak-goakan ini,
tradisi Magoak-goakan merupakan salah seorang pesertanya terjatuh
tradisi yang sangat sakral yang kejurang dimana terdapat banyak
memiliki nilai pendidikan sosio pohon lateng dan limau tersebut,
religius yang perlu dilestarikan. namun alhasil peserta yang jatuh
Tradisi Magoak-goakan yang tersebut tidak mengalami cedera sama
serangkaian dengan Nyepi Desa dapat sekali, hal ini juga diyakini oleh
menguatkan keimanan masyarakat di masyarakat sekitar bahwa dalam
Banjar Surakarma, Desa Kintamani, tradisi Magoak-goakan ini ida ratu
Kecamatan Kintamani, Kabupaten sueca dalam kegiatan tersebut.
Bangli. Dalam agama Hindu dikenal Karena jika tidak, bila orang yang
istilah Panca Srada yaitu percaya terjatuh ke dalam jurang tersebut pasti
dengan adanya brahman, percaya akan mengalami cedera yang cukup
adanya atman, percaya adanya karma serius. Hal ini juga menguatkan
phala, percaya adanya punarbhawa keyakinan masyarakat Desa
dan percaya adanya moksa sehingga Kintamani akan nilai religus yang
fungsi religius dalam tradisi magoak- terkandung didalam tradisi magoak-
goakan sangat kental sekali. goakan ini.
Fungsi pewarisan Bahasa Bali Tradisi Magoak-goakan dapat
dalam Tradisi Magoak-goakan dapat mendidik masyarakat khususnya
terlihat dari penggunaan bahasa Bali generasi muda pada era globalisasi
dalam tradisi ini. Penggunaan bahasa saat ini untuk bermoral, beretika dan
Bali mulai dari rangkaian ritual di bertatasusila yang baik seperti dalam
Pura Dalem Pingit, nama sarana ajaran agama Hindu yang dikenal
upakara, waktu pelaksanaan, dengan Tri Kaya Parisudha. Nilai
komunikasi warga, dan nama pemain pendidikan etika dan susila tercermin
dalam tradisi tersebut. dalam pelaksanaan Ngeker Desa.
F. Nilai Pendidikan Sosio Religius Ngeker Desa merupakan suatu
Dalam Tradisi Magoak-goakan pantangan yang harus dilaksanakan
di Banjar Surakarma, Desa atau dipatuhi saat akan menjelang
Kintamani, Kecamatan perayaan nyepi Desa. Apabila ini
Kintamani, Kabupaten Bangli dilanggar maka ia harus membayar
Dalam agama Hindu dikenal sisipan dengan menggunakan Banten
istilah Tri Kerangka Dasar agama pada saat karya di Pura Bale Agung
Hindu yaitu filsafat/tattwa, pada sasih kadasa. Dengan
susila/etika, dan upacara/ritual. menggunakan sarana berupa banten
Tattwa artinya kebenaran sehingga sisipan, ini berupa canang atau banten
tattwa merupakan landasan berpijak yang berisi sasari dan yang
dalam meningkatkan keimanan dan bersangkutan meminta maaf kepada
kepercayaan/keyakinan. Dalam ida sesuhunan atas kesalahan yang ia
tradisi magoak-goakan terdapat nilai perbuat, dari mulai pelaksanaan
pendidikan tattwa yaitu Pada kegiatan kekeran sampai pelaksanaan nyepi
Magoak-goakan terdahulu Desa.
diceritakan oleh prajuru Desa bahwa Tradisi merupakan rangkaian
area disekitaran Karang Suci tempat dari pelaksanaan yadnya. Dalam
pelaksanaan magoak-goakan ini pelaksanaan tradisi Magoak-goakan
dikelilingi atau penuh dengan pohon mengandung nilai pendidikan

63
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali E-ISSN: 2723-4274
Vol III No I Edisi Mei 2022

upacara/yadnya yaitu dapat dilihat Kabupaten Bangli agar terus menjaga


dari runtutan tradisi Magoak-goakan, dan memelihara kelestarian tradisi
ini merupakan rangkaian dari upacara magoak-goakan, selain itu para
muse, sebagai persembahan kepada generasi muda Hindu agar lebih
Ratu Dalem Pingit yang ada di Desa mencintai budaya dan adat sendiri
Kintamani. Sehari sebelum perayaan sehingga tradisi Magoak-goakan akan
nyepi, dilaksanakan upacara dengan tetap ajeg dan lestari di era
mempersembahkan ayam merah. globalisasi.
Setelah itu juga dihaturkan berupa
segehan iringan dari Ratu Dalem, DAFTAR PUSTAKA
berupa sapi yang disembelih dan Anonim. (2019). Unik dan Menarik,
diolah sedemikian rupa. Upacara ini Inilah Tradisi Megoak-goakan di
dilaksanakan ditempat yang disebut Desa Kintamani. Fajar Bali.Com.
Kalang Beten. Upacara yang terdapat https://www.fajarbali.com/bali-
dalam tradisi Magoak-goakan yang timur/bangli/3821-unik-dan-
serangkaian dalam Nyepi Desa menarik-tradisi-megoak-goakan-
merupakan wujud bhakti kehadapan di-desa-kintamani-bangli
Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas I Putu, S. (2019). Rangkaian Nyepi
segala anugrah yang telah diberikan Desa, Warga Kintamani Megoak-
serta menjaga hubungan harmonis goakan. Bali Express.
dengan Tuhan, manusia dengan https://baliexpress.jawapos.com/re
manusia dan manusia dengan ad/2019/02/27/121912/rangkaian-
lingkungan (Tri Hita Karana). nyepi-desa-warga-kintamani-
III. PENUTUP megoak-goakan
Tradisi Magoak-goakan Mas Putra, I. G. N. dkk. (2002).
berdasarkan penelitian di atas, Upacara Yadnya.
merupakan tradisi yang dilaksanakan Muhadjir. (2005). Metodologi
secara rutin oleh masyarakat di Desa Penelitian Kualitatif. Rake
Kintamani dan tradisi ini merupakan Sarasin.
salah satu rangkaian dalam tradisi Peneliti, T. (2019). Konstruksi
Nyepi Desa di Desa Kintamani. Karakter Dalam Pola Asuh Di
Tradisi Magoak-goakan ini Panti Asuhan Tat Twam Asi.
mengandung fungsi dan nilai UKM-PR IHDN Denpasar.
tersendiri bagi masyarakat. Tradisi ini Redana, M. (2006). Panduan Praktis
memiliki makna yang besar bagi Penulisan Karya Ilmiah dan
masyarakat di Desa Kintamani Proposal Riset. IHDN Denpasar.
terutama mereka yang percaya akan Santariadi, I. (2015). Tradisi
kesakralan tradisi ini. Tradisi Ngelabain Dalam Upacara
Magoak-goakan di Banjar Pujawali Di Pura Penataran
Surakarma, Desa Kintamani, Banjar Banda Desa Saba
Kecamatan Kintamani, Kabupaten Kecamatan Blahbatuh Kabupaten
Bangli merupakan bentuk aktualisasi Gianyar (Persepektif Pendidikan
kehidupan yang abstrak yang Sosio Religius). IHDN Denpasar.
mengandung nilai-nilai pendidikan Sunarta. (2016). Tradisi Mapag Toya
sosio religius. Maka dari itu saran Di Desa Muncan Kecamatan Selat
penulis supaya umat Hindu Kabupaten Karangasem. IHDN
khususnya di Banjar Surakarma, Desa Denpasar.
Kintamani, Kecamatan Kintamani,

64

Anda mungkin juga menyukai